Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Memahami Pengendalian Internal

Pemahaman mengenai komponen-komponen pengendalian internal atas


pembelian bahan baku pada PT. Alis Jaya Ciptatama diperoleh melalui wawancara
pada karyawan, observasi, dan inspeksi pada tiap-tiap dokumen yang terkait dalam
prosedur pembelian bahan baku yang dilakukan PT. Alis Jaya Ciptatama. Penjelasan
mengenai kelima komponen pengendalian internal akan dijelaskan ke dalam poin-
poin dibawah ini:

4.1.1 Lingkungan Pengendalian Internal

Pada PT. Alis Jaya Ciptatama terdapat struktur organisasi berbentuk garis
lurus yang menunjukan kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab yang dimiliki
oleh setiap bagian di dalam perusahaan. Di dalamnya terdapat pemisahan tugas dan
tanggung jawab yang sudah dilakukan dengan baik oleh seluruh karyawan.

Terdapat karyawan tetap dan kontrak yang bekerja di PT. Alis Jaya
Ciptatama. Bagi karyawan tetap terdapat peraturan yang tertuang dalam dokumen
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB). Kesepakatan kerja bersama diperbaharui setiap
2 tahun sekali. Bagi karyawan kontrak terdapat perjanjian yang didalamnya terdapat
peraturan yang harus dipatuhi selama menjalankan masa kontrak kerja. Peraturan
perusahaan tersebut menjadi acuan bagi setiap karyawan yang bekerja dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Jika terdapat karyawan yang melakukan
tindakan menyimpang yang dapat merugikan perusahaan bagian personalia
memanggil karyawan tersebut dan memberikan teguran. Teguran dapat berupa
teguran lisan, SP1, SP2, SP3, scorsing, sampai PHK.

Kegiatan produksi pada PT. Alis Jaya Ciptatama tiap bulan nya tidak
menentu, hal itu dikarenakan perusahaan hanya memproduksi barang bila ada order
yang diterima saja. Sedangkan setiap bulannya order yang diterima oleh perusahaan
tidak menentu jumlahnya. Tetapi PT. Alis Jaya Ciptatama memiliki buyer tetap, jadi
setiap bulannya selalu ada kegiatan ekspor meskipun hanya sedikit. Hal semacam itu
dapat terjadi karena musim dan situasi perdagangan global. Perubahan kurs mata
uang asing terhadap rupiah juga mempengaruhi kegiatan ekspor tersebut sehingga
mempengaruhi jumlah order yang akan diterima oleh perusahaan.

Terdapat Standar Operational Procedure (SOP) pada setiap departemen yang


ada di dalam PT. Alis Jaya Ciptatama. SOP tersebut menjadi acuan bagi karyawan
dalam melakukan kegiatan pembelian bahan baku. Berdasarkan hasil wawancara,
setiap karyawan yang bekerja di PT. Alis Jaya Ciptatama telah menjalankan kegiatan
pembelian bahan baku sesuai dengan prosedur yang tercantum pada SOP.

4.1.2 Penilaian Risiko

Pembelian bahan baku yang dilakukan oleh PT. Alis Jaya Ciptatama yaitu
pembelian dalam negeri. Pembelian tersebut tidak dipengaruhi oleh nilai tukar mata
uang asing. Anggaran biaya yang digunakan oleh PT. Alis Jaya Ciptatama juga
menggunakan mata uang rupiah, sehingga tidak menjadi risiko bagi PT. Alis Jaya
Ciptatama.

PT. Alis Jaya Ciptatama pernah menerima barang yang tidak sesuai dengan
standar kualitas yang ditentukan oleh perusahaan. Ketika barang sampai dan
kemudian diterima dan dicek oleh bagian pengecekan/QC, terdeteksi bahwa barang
tidak sesuai dengan standar kualitas bagian pengecekan/QC akan konfirmasi terlebih
dahulu ke bagian pengadaan tentang adanya barang yang tidak sesuai dengan pesanan
yang diminta. Akan tetapi hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab perusahaan
dikarenakan sejak awal pemilihan/pembelian bahan baku kayu tersebut bagian QC
memilih sendiri bahan baku yang akan dibawa ke perusahaan.

Dalam mencegah terjadinya risiko yang mungkin terjadi selama pelaksanaan


prosedur pembelian bahan baku, PT. Alis Jaya Ciptatama sudah melakukan adanya
otorisasi dokumen. Otorisasi dokumen yang ada di PT. Alis Jaya Ciptatama sudah
dilakukan dengan baik.

Semua prosedur pembelian bahan baku yang dilakukan sesuai dengan SOP
yang berlaku. Syarat untuk melakukan pembelian kepada supplier adalah telah di
otorisasinya purchase order oleh direksi. Setelah barang datang bagian pengadaan
akan membuat faktur pembelian, dan surat perintah pembayaran yang juga harus
meminta otorisasi dari direksi. Setiap dokumen dalam pembelian bahan baku yang
memerlukan otorisasi akan selalu diperiksa oleh internal audit perusahaan. Jika ada
dokumen yang tanda tangan atau otorisasi dari pihak direksi tidak lengkap maka
dokumen dianggap tidak sah, sehingga proses pembelian bahan baku tidak akan
dilanjutkan.

4.1.3 Sistem Informasi dan Komunikasi

Dalam suatu organisasi sistem informasi merupakan kebutuhan guna


menunjang fungsi operasi harian perusahaan, menyajikan informasi kepada pihak-
pihak yang membutuhkan, dan membantu manajemen dalam mengambil sebuah
keputusan.

PT. Alis Jaya Ciptatama menggunakan program PDE yang disesuaikan


dengan kebutuhan perusahaan. Fungsi dari program ini bagi PT. Alis Jaya Ciptatama
adalah untuk mengintegrasikan segala pencatatan pembelian bahan baku yang
dilakukan oleh perusahaan.

Pada pembelian bahan baku di PT. Alis Jaya Ciptatama tidak semuanya
dilakukan secara komputerisasi. Dalam pembuatan setiap dokumennya masih ada
yang menggunakan cara manual ditulis dengan tangan, pencatatan akuntansi
dilakukan secara manual yang dirangkap dengan pencatatan transaksi secara
komputerisasi. Pencatatan menggunakan program PDE juga berguna untuk
mempermudah segala pencatatan dan informasi yang dibutuhkan.
Daftar kebutuhan bahan baku pada PT. Alis Jaya Ciptatama dibuat setiap
perusahaan menerima pesanan permintaan dari konsumen. Dokumen tersebut
berisikan spesifikasi dan kuantitas bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan
produksi. Kuantitas yang berada di dalamnya merupakan kuantitas yang sudah
disesuaikan dengan permintaan konsumen. Bagian pengadaan hanya perlu membeli
bahan baku dari supplier yang telah disesuaikan dengan jumlah bahan baku yang
tersedia di gudang dengan kebutuhan yang diperlukan untuk permintaan pesanan
yang diterima.

Selain daftar kebutuhan bahan baku, terdapat juga dokumen purchase order.
Purchase order dibuat setiap kali bagian pengadaan melakukan pembelian bahan
baku. Dalam satu purchase order dapat dilakukan beberapa kali pengiriman barang
yang tergantung pada kemampuan perusahaan membeli bahan baku yang akan dibeli
dan juga tergantung pada kemampuan supplier dalam memenuhi kebutuhan yang
diminta oleh bagian pengadaan PT. Alis Jaya Ciptatama. .

4.1.4 Kegiatan Pengendalian

Sistem keamanan PT. Alis Jaya Ciptatama cukup efektif dengan adanya
beberapa pegawai keamanan dan CCTV yang terpasang di beberapa sudut
perusahaan. Pemasangan CCTV ini telah memenuhi standard internasional yang
bertujuan untuk memastikan keamanan lingkungan perusahaan. Di PT. Alis Jaya
Ciptatama juga terdapat pengawasan oleh bagian keamanan atau security pada
gerbang depan perusahaan kepada setiap orang yang akan memasuki lingkungan
perusahaan. Untuk setiap orang yang akan memasuki lingkungan perusahaan dan
bukan merupakan karyawan PT. Alis Jaya Ciptatama wajib melapor terlebih dahulu
dan mengisi buku tamu yang tersedia.

Untuk pergantian pada jajaran direksi, PT. Alis Jaya Ciptatama belum pernah
sama sekali mengganti jajaran direksi mereka karena kinerja dari pada jajaran direksi
saat ini sudah maksimal. Perusahaan dalam melakukan recruitment kerja sudah
dengan cara yang profesional dan tidak dilakukan secara kekerabatan. Perusahaan
dalam proses produksinya menggunakan mesin dan juga tenaga manusia. Dalam
memproduksi mebel sudah menggunakan tenaga mesin, sedangkan dalam proses
assembling sudah menggunakan tenaga manual, proses finishing dan sending juga
mengandalkan tenaga manual.

Prosedur dalam menjalankan aktivitas pembelian bahan baku sudah memadai,


setiap prosedur pada pelaksanaan system pembelian bahan baku sudah tertulis secara
formal pada SOP. SOP dibutuhkan dalam menilai seberapa efektif dan efisien
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Setiap perusahaan bagaimanapun bentuk
dan apapun jenisnya membutuhkan sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan
fungsi setiap unit perusahaan. Sistem ini berisi urutan proses pekerjaan dari awal
sampai akhir.

Kebijakan yang dimiliki PT. Alis Jaya Ciptatama dalam menjalankan


aktivitasnya sudah memadai. Perusahaan melakukan kegiatan pengendalian seperti
pemisahan tugas, penetapan tugas, wewenang yang jelas, dan menjaga bukti transaksi
baik dokumen tercetak maupun database. Dokumen-dokumen yang ada di
perusahaan selalu memiliki tanggal dan nomor urut dokumen. Selain itu perusahaan
juga mengandalkan kelengkapan dan otorisasi dokumen, sehingga memudahkan
dalam melakukan pengendalian dalam aktivitas pembelian bahan baku.

4.1.5 Pemantauan

PT. Alis Jaya CIptatama memiliki seorang internal audit yang membantu
perusahaan dalam melakukan pengendalian pada setiap proses di dalamnya. PT. Alis
Jaya Ciptatama juga memiliki akuntan yang bertugas membuat laporan keuangan
secara tri wulan yang dapat membantu manajemen dalam membuat sebuah
keputusan.

Setiap 3 bulan sekali, audit internal didampingi oleh bagian gudang, bagian
accounting, dan bagian pengadaan akan melakukan stock opname. Stock opname
bertujuan untuk mencocokan antara jumlah fisik yang tersedia di gudang dengan
pencatatan yang terdapat di system. Sehingga data jumlah persediaan bahan baku di
gudang dan catatan selalu menunjukan jumlah yang sesuai.

PT. Alis Jaya Ciptatama juga berusaha menjaga kepuasan pelanggan dengan
menerima keluhan dari penalggan terhadap mutu barang yang diproduksi. PT. Alis
Jaya Ciptatama juga pernah mengalami keluhan dalam hal produk karena kurang
sesuai dengan kemauan pelanggan, perusahaan akan berusaha memperbaiki dan
memberikan ganti barang jika dimungkinkan terhadap pelanggan yang dirugikan
terhadap produk yang di produksi oleh PT. Alis Jaya Ciptatama. Dengan adanya
keluhan dari pelanggan perusahaan dapat mengevaluasi kinerja selama ini dalam
menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

4.2 Uji Kepatuhan Pengendalian Internal

4.2.1. identifikasi Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, dan


Pengujian Pengendalian

Salah saji dapat diidentifikasi untuk asersi yang berhubungan dengan kelas
transaksi. Asersi yang berhubungan dengan kelas transaksi. Asersi yang berhubungan
dengan kelas transaksi terdiri dari asersi Occurrence (O), Completeness (C),
Accuracy (A), Cu-off (Co), Classification (Cl).

Berikut adalah salah saji potensial, pengendalian yang diperlukan, asersi yang
berhubungan dengan kelas transaksi, prosedur pengujian yang dilakukan, dan hasil
yang disajikan dalam table 4.1. Salah Saji Potensial Pengendalian atas Pembelian
Bahan Baku di PT. Alis Jaya Ciptatama :
Tabel 4.1

Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan

No Fungsi Salah Saji Potensial Pengendalian yang Asersi Pengujian Pengendalian


O C A Co CI Prosedur Hasil Pengujian
Diperlukan
Pengendalian
1. PPC (Planning Membuat daftar kuantitas Bagian PPC mengecek ulang √ Melakukan Berdasarkan
Product Control) bahan baku yang salah daftar permintaan konsumen wawancara pada wawancara pada bagian
dan tidak sesuai dengan setiap akan membuat daftar bagian PPC PPC, PPC akan
kebutuhan untuk kebutuhan bahan baku membuat dokumen
memenuhi permintaan daftar kebutuhan bahan
konsumen baku yang sesuai
dengan daftar
permintaan dari
konsumen.
Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku

Di PT. Alis Jaya Ciptatama

Tabel 4.1 (lanjutan)

Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan

Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku


Di PT. Alis Jaya Ciptatama

No Fungsi Salah Saji Potensial Pengendalian yang Asersi Pengujian Pengendalian


O C A Co CI Prosedur Hasil Pengujian
Diperlukan
Pengendalian
Melakukan inspeksi Dokumen daftar
terhadap dokumen kebutuhan bahan baku
daftar kebutuhan akan diberikan pada
bahan baku bagian pengadaan
untuk dimintai otorisasi
oleh bagian pengadaan
sebagai tanda bahwa
bagian pengadaan
sanggup untuk
memenuhi produksi
sesuai permintaan
konsumen.

Tabel 4.1 (lanjutan)

Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku

Di PT. Alis Jaya Ciptatama

No Fungsi Salah Saji Potensial Pengendalian yang Asersi Pengujian Pengendalian


O C A Co CI Prosedur Hasil Pengujian
Diperlukan
Pengendalian
2. Pengadaan Membeli bahan baku Bagian pengadaan meminta √ Melakukan wawancara Bagian pengadaan
yang tidak sesuai dengan sample barang setiap akan pada administrasi akan membawa tim
standard kualitas dan membeli bahan baku dari bagian pengadaan QC untuk memilih
kebutuhan supplier. langsung bahan baku
yang akan dibeli.
Bagian pengadaan membeli √ Melakukan wawancara Administrasi bagian
bahan baku sesuai dengan pada administrasi pengadaan
permintaan konsumen bagian pengadaan melakukan pembelian
didasarkan jumlah
kebutuhan untuk
memnuhi permintaan
dan ketersediaan
bahan baku yang
masih ada di gudang.
Tabel 4.1 (lanjutan)

Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan

Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku


Di PT. Alis Jaya Ciptatama

No Fungsi Salah Saji Potensial Pengendalian yang Asersi Pengujian Pengendalian


O C A Co CI Prosedur Hasil Pengujian
Diperlukan
Pengendalian
Melakukan inspeksi Administrasi pada
dokumen purchase bagian pengadaan
order selalu membuat
purchase order
dengan jumlah dan
harga yang disetujui
dan otorisasi direksi.

Tabel 4.1 (lanjutan)

Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan

Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku

Di PT. Alis Jaya Ciptatama


No Fungsi Salah Saji Potensial Pengendalian yang Asersi Pengujian Pengendalian
O C A Co CI Prosedur Hasil Pengujian
Diperlukan
Pengendalian
3. Pengecekan / QC Membeli bahan baku Melakukan pengecekan √ √ Melakukan wawancara Bagian
yang kualitas nya tidak kuantitas dan kualitas bahan mengenai prosedur Pengecekan/QC akan
sesuai dengan standar baku yang diterima dengan pengecekan barang dating langsung
perusahaan standar kualitas perusahaan. bersamaan dengan
bagian pengadaan
untuk memilih bahan
baku yang akan
dibawa ke gudang
perusahaan.

Tabel 4.1 (lanjutan)

Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan

Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku

Di PT. Alis Jaya Ciptatama


No Fungsi Salah Saji Potensial Pengendalian yang Asersi Pengujian Pengendalian
O C A Co CI Prosedur Hasil Pengujian
Diperlukan
Pengendalian
4. Gudang Menerima bahan baku Menghitung dan mencocokan √ √ Melakukan wawancara Berdasarkan hasil
yang jumlahnya tidak jumlah bahan baku yang mengenai prosedur wawancara bagian
sesuai dengan pesanan diterima dengan purchase penerimaan barang gudang selalu
order. mencocokan barang
yang datang dengan
purchase order.
Melakukan inspeksi Bagian gudang akan
dokumen pada selalu menyesuaikan
prosedur penerimaan jumlah barang yang
barang diterima dengan
purchase order,
setelah barang yang
diterima sesuai
dengan jumlah yang
Tabel 4.1 (lanjutan)

Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan

Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku

Di PT. Alis Jaya Ciptatama

No Fungsi Salah Saji Potensial Pengendalian yang Asersi Pengujian Pengendalian


O C A Co CI Prosedur Hasil Pengujian
Diperlukan
Pengendalian
Melakukan inspeksi Bagian gudang akan
dokumen pada selalu menyesuaikan
prosedur penerimaan jumlah barang yang
barang diterima dengan
purchase order,
setelah barang yang
diterima sesuai
dengan jumlah yang
tertera dalam
dokumen bagian
gudang akan
membuat dokumen
laporan penerimaan
barang.
Tabel 4.1 (lanjutan)

Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan

Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku

Di PT. Alis Jaya Ciptatama

No Fungsi Salah Saji Potensial Pengendalian yang Asersi Pengujian Pengendalian


O C A Co CI Prosedur Hasil Pengujian
Diperlukan
Pengendalian
Adanya selisih antara Melakukan stock opname √ √ Melakukan wawancara Bagian gudang
brang yang terdapat di secara berkala mengenai mengenai prosedur bersama dengan audit
gudang dengan catatan kesesuaian catatan pada kartu penyimpanan barang internal melakukan
pada kartu gudang gudang dengan jumlah fisik pengecekan secara
yang terdapat di gudang berkala mengenai
jumlah persediaan
yang ada di gudang
dan memperbarui
informasi pada
catatan kartu gudang
jika terdapat selisih

Tabel 4.1 (lanjutan)

Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan

Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku

Di PT. Alis Jaya Ciptatama

No Fungsi Salah Saji Potensial Pengendalian yang Asersi Pengujian Pengendalian


O C A Co CI Prosedur Hasil Pengujian
Diperlukan
Pengendalian
5. Accounting Utang dicatat pada akun Pencatatan berdasarkan √ Melakukan wawancara Bagian accounting
yang salah dokumen pendukung pada mengenai prosedur sudah melakukan
pembelian bahan baku yang pencatatan utang pengelompokan
dikelompokkan berdasar supplier dalam
supplier tertentu pencatatan utangnya.

Keterangan:
O : Occurence
C : Completeness
A : Accuracy
Co : Cutt-off
Cl : Classification
4.2.2 Uji Kepatuhan

Uji kepatuhan dilakukan dengan attribute sampling. Model attribute sampling yang
digunakan adalah stop-or-go sampling. Langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian
ini adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen dalam


transaksi pembelian bahan baku yang terdiri dari daftar kebutuhan bahan baku,
purchase order, surat jalan, laporan penerimaan barang, faktur pembelian, pada
tahun 2019

2. Penentuan Atribut yang akan Diperiksa


Atribut yang digunakan untuk menguji kepatuhan pengendalian internal
perusahaan. Atribut-atribut dalam dokumen transaksi pembelian bahan baku
yang diuji adalah sebagai berikut :
a) Pengujian kepatuhan terhadap dokumen daftar kebutuhan bahan baku:
1. Daftar kebutuhan bahan baku yang diperlukan
2. Jumlah bahan baku yang diperlukan
3. Tanda tangan otorisasi
b) Pengujian kepatuhan terhadap dokumen purchase order:
1. Nama supplier
2. Nomor dokumen purchase order
3. Tanggal pemesanan
4. Jenis barang yang akan dibeli
5. Jumlah kuantitas barang yang akan dibeli
6. Harga barang yang akan dibeli
7. Tanda tangan pembuat dokumen
8. Tanda tangan persetujuan
c) Pengujian kepatuhan terhadap nota angkutan:
1. Nomor kendaraan pengirim
2. Nama barang yang dikirim supplier
3. Jumlah barang yang dikirim supplier
4. Nomor purchase order yang dibuat oleh PT. Alis Jaya Ciptatama
5. Tanggal pengiriman
6. Tanda tangan otorisasi
d) Pengujian kepatuhan terhadap dokumen laporan penerimaan gelondong :
1. Nomor dokumen laporan penerimaan barang
2. Tanggal penerimaan barang
3. Nama dan spesifikasi barang
4. Jumlah kuantitas barang
5. Harga barang yang diterima
6. Tanda tangan otorisasi
e) Pengujian kepatuhan terhadap dokumen faktur pembelian:
1. Nomor dokumen faktur pembelian
2. Tanggal dokumen dibuat
3. Nomor dokumen laporan penerimaan barang yang berkaitan
4. Tanggal jatuh tempo pembayaran
5. Nama dan spesifikasi barang
6. Jumlah kuantitas yang dibeli
7. Harga barang yang dibeli
8. Tanda tangan otorisasi
9. Jurnal manual dari pembelian
3. Menentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) dan Tingkat Keandalan
(Confidence Level)

Berdasarkan pemahaman di atas komponen pengendalian internal dan


pengamatan yang dilakukan di PT. Alis Jaya Ciptatama maka tingkat keandalan yang
ditetapkan adalah sebesar 95%. Peneliti menetapkan keandalan pada tingkat tersebut
karena peneliti memiliki keyakinan bahwa pengendalian internal atas sistem pembelian
bahan baku pada perusahaan dapat diandalkan. Namun, peneliti tidak sepenuhnya yakin
bahwa pengendalian internal atas sistem pembelian bahan baku pada perusahaan benar-
benar baik karena tetap ada keterbatasan dan risiko yang dihadapi perusahaan. Dengan
tingkat keandalan sebesar 95% maka Desired Upper Precision Limit atau ketetapan atas
yang diterima adalah sebesar 5%.

4. Menentukan Ukuran Sampel


Peneliti menggunakan table besarnya sampel minimum untuk menentukan
ukuran sampel yang akan diuji. Berdasarkan tingkat keandalan 95% dan Deisred
Upper Precision Limit sebesar 5% maka besarnya sampel pertama yang harus
diambil adalah 60 sampel dari masing-masing populasi. Sampel dipilih secara acak
selama periode 2019.

Tabel 4.2

Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan

Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan


Desired Upper Besarnya Sampel atas Dasar Pengujian Kepatuhan
Precision Limit 90% 95% 97,50%
10% 24 30 37
9 27 34 42
8 30 38 47
7 35 43 53
6 40 50 62
5 48 60 74
4 60 75 93
3 80 100 124
2 120 150 185
1 240 300 370

5. Menentukan Achived Upper Precision Limit (AUPL)


Achived Upper Precision Limit (AUPL) dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

Confidencelevel factor at desired reliability for


occurence observed
AUPL=
Sample ¿ ¿ ¿

Dengan tingkat kesalahan = 0 pada tingkat keandalan = 95% adalah 3.

Dengan demikian besarnya AUPL dapat dihitung sebagai berikut:

3
AUPL =
60

= 0,05

= 5%

6. Melakukan sampling pengujian dan menetapkan efektivitas

Pemeriksaan atribut masing-masing dokumen dilaksanakan pada 60 sampel

yang terpilih. Hasil pemeriksaan atau inspeksi dokumen akan disajikan dalam

lampiran. (Data terlampir)


4.2.2.1 Evaluasi Bukti dan Membuat Penilaian

Setelah melakukan pengujian dengan attribute sampling maka langkah selanjutnya

adalah mengevaluasi bukti dan membuat penilaian akhir. Evaluasi hasil dari pengujian

attribute sampling dapat dilihat pada Tabel 4.3. dibawah ini :

Model attribute sampling : stop-or-go sampling

Reliability level : 95%

DUPL : 5%
Tabel 4.3

Evaluasi Hasil Pengujuan Pengendalian dengan Attribute Sampling

No. Sampel Atribut Jumla Kesalahan AUPL


h
Samp
el
1. Daftar Daftar bahan baku 60 0 5%
kebutuhan yang diperlukan
bahan baku
Jumlah bahan baku 60 0 5%
yang diperlukan
Tanda tangan 60 0 5%
otorisasi

2. Purchase Order Nama supplier 60 0 5%


Nomor dokumen 60 0 5%
purchase order
Tanggal pemesanan 60 0 5%
Jenis barang yang 60 0 5%
akan dibeli
Jumlah kuantitas 60 0 5%
barang yang akan
dibeli
Harga barang yang 60 0 5%
akan dibeli
Tanda tangan 60 0 5%
pembuat dokumen
Tanda tangan 60 0 5%
persetujuan

3. Laporan Nomor dokumen 60 0 5%


Penerimaan laporan penerimaan
Gelondong barang
Tanggal penerimaan 60 0 5%
barang
Nama dan spesifikasi 60 0 5%
barang
Tabel 4.3

Evaluasi Hasil Pengujuan Pengendalian dengan Attribute Sampling

No. Sampel atribut Jumla Kesalahan AUPL


h
sampel
Jumlah kuantitas 60 0 5%
barang
Harga barang yang 60 0 5%
diterima
Tanda tangan 60 0 5%
otorisasi

4. Faktur Nomor dokumen 60 0 5%


Pembelian faktur pembelian
Tanggal dokumen 60 0 5%
dibuat
Nomor dokumen 60 0 5%
laporan penerimaan
barang
Tanggal jatuh tempo 60 0 5%
pembayaran
Nama dan spesifikasi 60 0 5%
barang
Jumlah kuantitas 60 0 5%
barang yang dibeli
Harga barang yang 60 0 5%
dibeli
Tanda tangan 60 0 5%
otorisasi
Jurnal manual dari 60 0 5%
pembelian yang
dilakukan

5. Nota Angkutan Nomor kendaraan 60 0 5%


pengirim
Nama barang yang 60 0 5%
dikirim supplier
Jumlah barang yang 60 0 5%
dikirim supplier

Tabel 4.3

Evaluasi Hasil Pengujuan Pengendalian dengan Attribute Sampling


No Sampel Atribut Jumlah Kesalahan AUPL
sampel
Nomor purchase 60 0 5%
order yang dibuat
PT. Alis Jaya
Ciptatama
Tanggal pengiriman 60 0 5%

Tanda tangan 60 0 5%
otorisasi

Sumber data : Diolah (2019)


Berdasarkan hasil inspeksi 60 sampel dokumen pembelian bahan baku pada PT.
Alis Jaya Ciptatama dapat diketahui bahwa tidak ada penyimpangan yang ditemukan dari
setiap atribut yang diperiksa. Tidak adanya penyimpangan menunjutkan bahwa tingkat
kesalahan adalah 0 dan nilai AUPL yang diperoleh adalah sebesar 5%.
Setelah mendapat nilai AUPL, peneliti melakukan perbandingan antara AUPL dan
DUPL. Nilai DUPL yang telah ditetapkan sebelumnya adalah sebesar 5%. Dengan
demikian nilai AUPL=DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal atas
pembelian bahan baku pada PT. Alis Jaya Ciptatama sudah efektif sehingga pelaksanaan
pengendalian internal telah dipatuhi.
Dari hasil wawancara yang dilakukan ditemukan bahwa masih memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam setiap aktivitas pembelian bahan baku yang dilakukan. Hal ini
dikarenakan kemungkinan mendapatkan bahan baku yang tidak sesuai dengan standar
perusahaan, dikarenakan bagian pengadaan dan bagian QC sendiri yang memilih bahan
baku yang akan dibawa dari supplier, sehingga bahan baku yang diperlukan tidak dapat
dipenuhi pada waktu tertentu. Dengan adanya solusi yang tepat untuk mengatasi bahan
baku yang tidak sesuai standar pada prosedur pembelian bahan baku dapat meminimalisir
kesalahan yang mungkin terjadi, yang menyebabkan permintaan konsumen tidak dapat
terpenuhi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap lima komponen pada pengendalian internal,
secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian internal atas bahan
baku pada PT. Alis Jaya Ciptatama dinilai sudah efektif. Di dalam perusahaan terdapat
adanya pemisahan tugas wewenang yang jelas, kelengkapan dan otorisasi dokumen yang
baik,, SOP yang sudah ditetapkan dan dijalankan dengan baik, serta adanya stock opname
yang dilakukan secara rutin oleh audit internal, bagian gudang, accounting, dan bagian
pengadaan.

Namun, terdapat kelemahan pada perusahaan yang teridentifikasi, yaitu perusahaan


memungkinkan mendapatkan bahan baku yang tidak sesuai dengan standar perusahaan
dikarenakan pemilihan bahan baku yang akan dibawa dari supplier dipilih sendiri oleh
pihak perusahaan, yang dapat menyebabkan perusahaan gagal memenuhi kebutuhan yang
diminta oleh konsumen.

Berdasarkan hasil pengujian kepatuhan yang dilakukan terhadap dokumen-dokumen


pembelian bahan baku pada PT. Alis Jaya Ciptatama yang berasal dari arsip perusahaan
pada tahun 2019 dan diambil 60 sampel, maka diperoleh hasil bahwa pengendalian internal
perusahaan sudah efektif. Hal tersebut dilihat dari nilai AUPL = DUPL.

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya terbatas pada sistem pengendalian untuk siklus pembelian
bahan baku yang dilakukan PT. Alis Jaya Ciptatama pada supplier.
2. Peneliti tidak bisa melakukan observasi secara langsung terhadap proses pembelian
bahan baku karena jadwal yang tidak menentu.

5.3 Saran
Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah :

1. Perusahaan sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih bahan baku yang akan
dibeli dan dibawa ke perusahaan agar meminimalisir kesalahan dalam pembelian
bahan baku yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.
2. Perusahaan sebaiknya meminta sample terlebih dahulu kepada supplier sebelum
melakukan pembelian, agar tim QC perusahaan dapat terlebih dahulu menilai
sampel yang diberikan oleh supplier. Hal tersebut dapat meningkatkan keandalan
bagian QC dalam memilih bahan baku yang akan dibeli.

Anda mungkin juga menyukai