Pada PT. Alis Jaya Ciptatama terdapat struktur organisasi berbentuk garis
lurus yang menunjukan kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab yang dimiliki
oleh setiap bagian di dalam perusahaan. Di dalamnya terdapat pemisahan tugas dan
tanggung jawab yang sudah dilakukan dengan baik oleh seluruh karyawan.
Terdapat karyawan tetap dan kontrak yang bekerja di PT. Alis Jaya
Ciptatama. Bagi karyawan tetap terdapat peraturan yang tertuang dalam dokumen
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB). Kesepakatan kerja bersama diperbaharui setiap
2 tahun sekali. Bagi karyawan kontrak terdapat perjanjian yang didalamnya terdapat
peraturan yang harus dipatuhi selama menjalankan masa kontrak kerja. Peraturan
perusahaan tersebut menjadi acuan bagi setiap karyawan yang bekerja dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Jika terdapat karyawan yang melakukan
tindakan menyimpang yang dapat merugikan perusahaan bagian personalia
memanggil karyawan tersebut dan memberikan teguran. Teguran dapat berupa
teguran lisan, SP1, SP2, SP3, scorsing, sampai PHK.
Kegiatan produksi pada PT. Alis Jaya Ciptatama tiap bulan nya tidak
menentu, hal itu dikarenakan perusahaan hanya memproduksi barang bila ada order
yang diterima saja. Sedangkan setiap bulannya order yang diterima oleh perusahaan
tidak menentu jumlahnya. Tetapi PT. Alis Jaya Ciptatama memiliki buyer tetap, jadi
setiap bulannya selalu ada kegiatan ekspor meskipun hanya sedikit. Hal semacam itu
dapat terjadi karena musim dan situasi perdagangan global. Perubahan kurs mata
uang asing terhadap rupiah juga mempengaruhi kegiatan ekspor tersebut sehingga
mempengaruhi jumlah order yang akan diterima oleh perusahaan.
Pembelian bahan baku yang dilakukan oleh PT. Alis Jaya Ciptatama yaitu
pembelian dalam negeri. Pembelian tersebut tidak dipengaruhi oleh nilai tukar mata
uang asing. Anggaran biaya yang digunakan oleh PT. Alis Jaya Ciptatama juga
menggunakan mata uang rupiah, sehingga tidak menjadi risiko bagi PT. Alis Jaya
Ciptatama.
PT. Alis Jaya Ciptatama pernah menerima barang yang tidak sesuai dengan
standar kualitas yang ditentukan oleh perusahaan. Ketika barang sampai dan
kemudian diterima dan dicek oleh bagian pengecekan/QC, terdeteksi bahwa barang
tidak sesuai dengan standar kualitas bagian pengecekan/QC akan konfirmasi terlebih
dahulu ke bagian pengadaan tentang adanya barang yang tidak sesuai dengan pesanan
yang diminta. Akan tetapi hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab perusahaan
dikarenakan sejak awal pemilihan/pembelian bahan baku kayu tersebut bagian QC
memilih sendiri bahan baku yang akan dibawa ke perusahaan.
Semua prosedur pembelian bahan baku yang dilakukan sesuai dengan SOP
yang berlaku. Syarat untuk melakukan pembelian kepada supplier adalah telah di
otorisasinya purchase order oleh direksi. Setelah barang datang bagian pengadaan
akan membuat faktur pembelian, dan surat perintah pembayaran yang juga harus
meminta otorisasi dari direksi. Setiap dokumen dalam pembelian bahan baku yang
memerlukan otorisasi akan selalu diperiksa oleh internal audit perusahaan. Jika ada
dokumen yang tanda tangan atau otorisasi dari pihak direksi tidak lengkap maka
dokumen dianggap tidak sah, sehingga proses pembelian bahan baku tidak akan
dilanjutkan.
Pada pembelian bahan baku di PT. Alis Jaya Ciptatama tidak semuanya
dilakukan secara komputerisasi. Dalam pembuatan setiap dokumennya masih ada
yang menggunakan cara manual ditulis dengan tangan, pencatatan akuntansi
dilakukan secara manual yang dirangkap dengan pencatatan transaksi secara
komputerisasi. Pencatatan menggunakan program PDE juga berguna untuk
mempermudah segala pencatatan dan informasi yang dibutuhkan.
Daftar kebutuhan bahan baku pada PT. Alis Jaya Ciptatama dibuat setiap
perusahaan menerima pesanan permintaan dari konsumen. Dokumen tersebut
berisikan spesifikasi dan kuantitas bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan
produksi. Kuantitas yang berada di dalamnya merupakan kuantitas yang sudah
disesuaikan dengan permintaan konsumen. Bagian pengadaan hanya perlu membeli
bahan baku dari supplier yang telah disesuaikan dengan jumlah bahan baku yang
tersedia di gudang dengan kebutuhan yang diperlukan untuk permintaan pesanan
yang diterima.
Selain daftar kebutuhan bahan baku, terdapat juga dokumen purchase order.
Purchase order dibuat setiap kali bagian pengadaan melakukan pembelian bahan
baku. Dalam satu purchase order dapat dilakukan beberapa kali pengiriman barang
yang tergantung pada kemampuan perusahaan membeli bahan baku yang akan dibeli
dan juga tergantung pada kemampuan supplier dalam memenuhi kebutuhan yang
diminta oleh bagian pengadaan PT. Alis Jaya Ciptatama. .
Sistem keamanan PT. Alis Jaya Ciptatama cukup efektif dengan adanya
beberapa pegawai keamanan dan CCTV yang terpasang di beberapa sudut
perusahaan. Pemasangan CCTV ini telah memenuhi standard internasional yang
bertujuan untuk memastikan keamanan lingkungan perusahaan. Di PT. Alis Jaya
Ciptatama juga terdapat pengawasan oleh bagian keamanan atau security pada
gerbang depan perusahaan kepada setiap orang yang akan memasuki lingkungan
perusahaan. Untuk setiap orang yang akan memasuki lingkungan perusahaan dan
bukan merupakan karyawan PT. Alis Jaya Ciptatama wajib melapor terlebih dahulu
dan mengisi buku tamu yang tersedia.
Untuk pergantian pada jajaran direksi, PT. Alis Jaya Ciptatama belum pernah
sama sekali mengganti jajaran direksi mereka karena kinerja dari pada jajaran direksi
saat ini sudah maksimal. Perusahaan dalam melakukan recruitment kerja sudah
dengan cara yang profesional dan tidak dilakukan secara kekerabatan. Perusahaan
dalam proses produksinya menggunakan mesin dan juga tenaga manusia. Dalam
memproduksi mebel sudah menggunakan tenaga mesin, sedangkan dalam proses
assembling sudah menggunakan tenaga manual, proses finishing dan sending juga
mengandalkan tenaga manual.
4.1.5 Pemantauan
PT. Alis Jaya CIptatama memiliki seorang internal audit yang membantu
perusahaan dalam melakukan pengendalian pada setiap proses di dalamnya. PT. Alis
Jaya Ciptatama juga memiliki akuntan yang bertugas membuat laporan keuangan
secara tri wulan yang dapat membantu manajemen dalam membuat sebuah
keputusan.
Setiap 3 bulan sekali, audit internal didampingi oleh bagian gudang, bagian
accounting, dan bagian pengadaan akan melakukan stock opname. Stock opname
bertujuan untuk mencocokan antara jumlah fisik yang tersedia di gudang dengan
pencatatan yang terdapat di system. Sehingga data jumlah persediaan bahan baku di
gudang dan catatan selalu menunjukan jumlah yang sesuai.
PT. Alis Jaya Ciptatama juga berusaha menjaga kepuasan pelanggan dengan
menerima keluhan dari penalggan terhadap mutu barang yang diproduksi. PT. Alis
Jaya Ciptatama juga pernah mengalami keluhan dalam hal produk karena kurang
sesuai dengan kemauan pelanggan, perusahaan akan berusaha memperbaiki dan
memberikan ganti barang jika dimungkinkan terhadap pelanggan yang dirugikan
terhadap produk yang di produksi oleh PT. Alis Jaya Ciptatama. Dengan adanya
keluhan dari pelanggan perusahaan dapat mengevaluasi kinerja selama ini dalam
menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Salah saji dapat diidentifikasi untuk asersi yang berhubungan dengan kelas
transaksi. Asersi yang berhubungan dengan kelas transaksi. Asersi yang berhubungan
dengan kelas transaksi terdiri dari asersi Occurrence (O), Completeness (C),
Accuracy (A), Cu-off (Co), Classification (Cl).
Berikut adalah salah saji potensial, pengendalian yang diperlukan, asersi yang
berhubungan dengan kelas transaksi, prosedur pengujian yang dilakukan, dan hasil
yang disajikan dalam table 4.1. Salah Saji Potensial Pengendalian atas Pembelian
Bahan Baku di PT. Alis Jaya Ciptatama :
Tabel 4.1
Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Pengujian Pengendalian atas Pembelian Bahan Baku
Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Salah Saji Potensial, Pengendalian yang Diperlukan, Asersi Kelas Transaksi, dan
Keterangan:
O : Occurence
C : Completeness
A : Accuracy
Co : Cutt-off
Cl : Classification
4.2.2 Uji Kepatuhan
Uji kepatuhan dilakukan dengan attribute sampling. Model attribute sampling yang
digunakan adalah stop-or-go sampling. Langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian
ini adalah sebagai berikut:
1. Penentuan Populasi
Tabel 4.2
3
AUPL =
60
= 0,05
= 5%
yang terpilih. Hasil pemeriksaan atau inspeksi dokumen akan disajikan dalam
adalah mengevaluasi bukti dan membuat penilaian akhir. Evaluasi hasil dari pengujian
DUPL : 5%
Tabel 4.3
Tabel 4.3
Tanda tangan 60 0 5%
otorisasi
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap lima komponen pada pengendalian internal,
secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian internal atas bahan
baku pada PT. Alis Jaya Ciptatama dinilai sudah efektif. Di dalam perusahaan terdapat
adanya pemisahan tugas wewenang yang jelas, kelengkapan dan otorisasi dokumen yang
baik,, SOP yang sudah ditetapkan dan dijalankan dengan baik, serta adanya stock opname
yang dilakukan secara rutin oleh audit internal, bagian gudang, accounting, dan bagian
pengadaan.
5.2 Keterbatasan
1. Penelitian ini hanya terbatas pada sistem pengendalian untuk siklus pembelian
bahan baku yang dilakukan PT. Alis Jaya Ciptatama pada supplier.
2. Peneliti tidak bisa melakukan observasi secara langsung terhadap proses pembelian
bahan baku karena jadwal yang tidak menentu.
5.3 Saran
Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah :
1. Perusahaan sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih bahan baku yang akan
dibeli dan dibawa ke perusahaan agar meminimalisir kesalahan dalam pembelian
bahan baku yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.
2. Perusahaan sebaiknya meminta sample terlebih dahulu kepada supplier sebelum
melakukan pembelian, agar tim QC perusahaan dapat terlebih dahulu menilai
sampel yang diberikan oleh supplier. Hal tersebut dapat meningkatkan keandalan
bagian QC dalam memilih bahan baku yang akan dibeli.