Skripsi Aw Revisi
Skripsi Aw Revisi
1
2
terus menerus dengan durasi yang lama akan menyebabkan kerentanan pada
pekerja mulai dari tahap ringan sampai tahap berat. Lama kontak dengan
bahan kimia akan meningkatkan terjadinya dermatitis kontak. Semakin lama
kontak dengan bahan kimia, maka peradangan atau iritasi kulit dapat terjadi
sehingga menimbulkan gangguan kulit (Hudyono, 2002).
Bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kulit salah satunya
adalah pestisida yang sering digunakan di masyarakat. Pestisida adalah zat
untuk membunuh atau mengendalikan hama. Beberapa jenis hama yang
paling sering ditemukan adalah serangga dan beberapa di antaranya sebagai
vektor penyakit. Serangga juga dapat merusak berbagai tumbuhan dan hasil
panen. Selain itu gangguan yang amat merugikan bagi petani adalah
tanaman liar. Herbisida dapat dipergunakan untuk mengatasi gangguan ini
(Suma’mur, 2014). Herbisida merupakan salah satu jenis zat yang dapat
menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Beberapa herbisida bersifat korosif
terhadap kulit contohnya aquatol, asure, 2,4 d-d amine, parakuat dan lain-
lain. Toksisitas herbisida tersebut terhadap kulit dibagi menjadi empat
kategori, dimana kategori satu bersifat korosif, kategori dua menimbulkan
iritasi berat dalam 72 jam setelah paparan, kategori tiga menimbulkan iritasi
sedang dalam 72 jam setelah paparan dan kategori empat iritasi ringan
setelah 72 jam paparan (Bissionette, 2008). Pestisida lainnya dapat
mengendalikan hama lain misalnya jamur (fungisida) dan tikus
(rodentisida) (Suma’mur, 2014).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan penggunaan
pestisida antara lain tingkat pengetahuan, sikap/perilaku pengguna pestisida,
penggunaan alat pelindung diri, serta kurangnya informasi yang berkaitan
dengan risiko penggunaan pestisida (Raini, 2007). Faktor yang dapat
merubah perilaku salah satunya adalah faktor predisposisi yang mana,
faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap individu terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan, nilai yang dianut masyarakat,
tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, dan sebagainya.
Faktor pengetahuan menjadi dasar keberhasilan bagi pekerja dalam
3
7
8
Gambar 4. Respirator
E. Alat Pelindung Tangan
Berguna untuk melindungi tangan dan bagian-bagian
dari benda-benda tajam/goresan, bahan-bahan kimia
(padat/larutan), benda-benda panas/dingin atau kontak arus
listrik. Sarung tangan dapat terbuat dari karet (melindungi
tangan dari paparan bahan kimia dan arus listrik), kulit
(melindungi tangan dari benda tajam, goresan), kain/katun
(melindungi tangan dari benda panas/dingin atau goresan).
Sarung tangan untuk mengurangi dari paparan getar yang
tinggi adalah sarung tangan kulit yang dilengkapi dengan
bahan peredam getar.
6. Sepatu boot.
7. Pelindung pernafasan (masker/ respirator).
2.1.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan APD
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku pekerja
sehingga tidak menggunakan alat pelindung diri yang telah
disediakan oleh perusahaan. Bagi pekerja penggunaan APD
akan mengurangi produktivitas malah dan menyulitkan bagi
mereka dalam bekerja. Arahan pemakaian APD seperti yang
telah disediakan oleh pihak manajemen sering tidak dipatuhi
oleh pekerja dan beranggapan bahwa budaya kerja yang biasa
adalah selamat tanpa peduli bahaya kepada mereka. Peralatan
keselamatan yang biasa disediakan oleh pihak manajemen
seperti sepatu, helm, sering tidak dipakai. Pemakaian APD
sering dikaitkan dengan kesulitan dalam bekerja, mengurangi
produktivitas, dan juga dikaitkan dengan peralatan yang tidak
nyaman untuk dipakai dan pemakaiannya menyebabkan
penyakit dan sebagainya merupakan alasan yang biasa diberikan
oleh pekerja untuk tidak memakai APD (Wibowo, 2010).
2.1.3.5 Pekerja Pemberi Pestisida Sawit di PT.ADEI
Perusahaan PT. ADEI PLANTATION & INDUSTRY
Merupakan salah satu perusahaan perkebunan sawit yang berada
di Riau, salah satunya adalah kebun Mandau (KM), kebun
Mandau merupakan nama kebun yang berada di Kecamatan
Pinggir Kabupaten Bengkalis, kebun mandau sendiri memiliki
beberapa divisi berdasarkan lokasi salah satunya kebun Mandau
3 (KM 3), jumlah karyawan di KM 3 adalah 193 orang, untuk
pemberi pestisida sawit sendiri berjumlah 37 orang.
Perkerja pemberi pestisida sawit diberikan alat pelindung
diri secara lengkap, adapun pengawasan terhadap pemakaian
APD yang dilakukan oleh manager, asisten manager, staff, dan
ahli K3, dan sanksi bagi pekerja yang tidak memakai APD
25
2.1.5 Pengetahuan
2.1.5.1 Definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
dengan tersendiri. Pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian presepsi terhadap obyek. Sebagian besar
pengetahuan manusia di peroleh melalui indera pengelihatan
(mata) dan indera pendengaran (telinga) (Notoatmodjo, 2014).
Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior). Berikut ini merupakan
proses seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru)
antara lain adalah:
a. Awareness (kesadaran) yaitu orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek
tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti
sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption yaitu subjek telah berprilaku baru sesuai dengan
Pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui
proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan dan sikap
yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long
28
ketersediaan APD
Dermatitis Perilaku
Faktor fisika kontak penggunaan Pengetahuan
APD tentang APD
Faktor mikro-
Faktor
organisme
Eksogen Undang-undang
Peraturan
Faktor kimia Pengawasan
35
36
Observasi Perilaku
Responden Pemakaian
APD
Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk menentukan distribusi frekuensi
variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabel
distribusi frekuensi atau persentase.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini dilakukan antar variabel penelitian untuk
mengetahui apakah ada hubungan antar variabel yang diteliti. Pada
penelitian ini analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku pemakaian alat
pelindung diri dermatitis kontak pada pekerja pemberi pestisida
sawit di PT.ADEI KM 3 Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis.
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan uji chi-squere,
dimana pada penelitian ini menggunakan skala nominal.
40
41
42
N of Valid Cases 37
N of Valid Cases 37
51
52
c. Keterbatasan Kuesioner
Pada pengisian kuesioner responden harus dijelaskan terlebih dahulu
mengenai pentingnya menjawab kuesioner dengan sejujur-jujur nya,
walaupun demikian kejujuran dari responden tidak dapat dipercaya
sepenuhnya sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.
d. Keterbatasan desain penelitian
Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang hanya
mampu menyajikan hasil suatu kejadian penyakit saja tanpa tahu benar
seberapa besar pengaruh paparan faktor risiko terhadap penyakit.
e. Keterbatasan variabel
Pada penelitian ini hanya meneliti dua faktor risiko yang digunakan
sebagai variabel independen, padahal masih terdapat faktor risiko lainya
yang kemungkinan bahwa dapat mempengaruhi variabel dependen yang
tidak diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini.
54
55