Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Caring

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan
(Potter & Perry, 2005).

Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan
seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Caring
adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan
yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien
(Sartika & Nanda, 2011). Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting
terutama dalam praktik keperawatan. Ada beberapa definisi caring yang diungkapkan para
ahli keperawatan:

1. Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas


bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara
pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
2. Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan
filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang 9
memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai
tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et al., 1999).
3. Griffin (1983) membagi konsep caring ke dalam dua domain utama. Salah satu
konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara
konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat
melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin menggambarkan caring dalam
keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan
perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan
menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas
tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong, dan melayani orang
yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan
antara perawat dengan pasien.
4. Hall (1969) mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai
seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara
seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk
klien. Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu.
Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan
terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain.
Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur
ini harus dipadukan (Julia, 1995).
2. Teori keperawatan caring
Menurut :
1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory of Human Caring,
mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi
kesanggupan pasien untuk sembuh.
2. Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik
dan filosofikal.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara
yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan
sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan
klien (Carruth et all, 1999).
3. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam dua domain utama. Salah
satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat,
sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan
perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin
menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses
interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas
peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi
emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas tersebut menurut Griffin
meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai
kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat
dengan pasien.
4. Lydia Hall (1969) , mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya.
Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus
dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan
yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen penting yang berasal
dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri
dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan
terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada
klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).
5. Florence Nightingale (1860), caring adalah tindakan yang menunjukkan
pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan,
memberikan lingkungan bersih, verifikasi yang baik dan tenang kepada
klien.
6. Leinginger (1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan
keputusan yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk meningkatkan status kesehatan.
7. Barnum (1994), caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap
(emosional) dan kehati-hatian. Secara garis besar, dapat dikatakan caring
adalah sentral praktik keperawatan berupa tindakan yang memperhatikan
kesehatan klien dengan menunjukkan perhatian, empati maupun rasa
menyayangi yang berupaya untuk meningkatkan kesehatan klien.
3. Perbedaan antara caring dan curing

Dapat dilihat dari diagnosis interfensi dan tujuannya dalam diagnosis.

Diagnosis caring merupakan suatu kegiatan Mengidentifikasi masalah dan penyebab


berdasarkan kebutuhan dan respon klien sedangkan dalam curing terdapat diagnosis medis
yaitu suatu kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita atau diagnosis penyakit.

Iterfensi caring membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik ,psycologis,sosial,dan
spiritual sedangkan curing hanya menekankan aspek kesehatan dan fisik klien.
Tujuan caring membantu pelaksanaan rencana pengobatan dan membantu klien beradaptasi
dengan masalah kesehatan ,mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya,mencegah penyakit, maka
curing lebih identik dengan dokter.

4. Tujun pengobatan dan perawatan

Tujuan pengobatan :Menentukan dan menyingkirkan penyebab enyakit atau mengubah


problem penyakit dan penanganannya.(kuratif)

Tujuan perawatan :Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi membantu pasien
atau klien beradap tasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan
dasarnya,mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan,dan meningkatkan fungsi
tubuh.(prefentif,promotif,uratif,dan rehabilitative).

5. Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja individu meliputi faktor


individu, psikologis, dan organisasi:
a. Faktor Individu Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan
keterampilan, latar belakang, dan demografis. Sub variabel kemampuan dan
keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku individu. Sub
variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja
individu.
b. Faktor Psikologis Variabel psikologik merupakan hal yang kompleks dan sulit
diukur. Variabel ini terdiri atas sub variabel sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.
Faktor ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman, dan
karakteristik demografis (Gibson, James, & John, 2000).
c. Faktor Organisasi Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungannnya. Variabel organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan meliputi;
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan (Gibson,
James, & John, 2000).

Anda mungkin juga menyukai