Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

HIDUP SEHAT MELALUI PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA

Sri Siska, S.Kep, Ns, M.Kep


PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT MELALUI PEMANFAATAN TANAMAN OBAT
KELUARGA

OLEH :

Sri Siska, S.Kep, Ns, M.Kep

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

JL GANESHA 1 PURWOSARI KUDUS

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ................................................................................ 1


Kata Pengantar .......................................................................................... 2
Latar Belakang .......................................................................................... 6
Tujuan ........................................................................................................ 6
Sasaran ....................................................................................................... 6
Waktu dan tempat ...................................................................................... 6
Jumlah peserta ............................................................................................ 6
Pelaksana ..................................................................................................... 6
Penutup...............................................................................................................6
Lampiran
1. SAP
2. Materi
3. Dokumentasi
4. Surat Tugas
5. Daftar hadir
HALAMAN PERSETUJUAN

Pengabdian ini dilaksanakan di balai desa Glagah Kulon, dihadiri oleh peserta yang terdiri
dari lansia sebanyak 35 orang

Judul : Hidup Sehat Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga


: SRI SISKA, S.KEP.Ns.M.Kep
Pelaksana : 0607078701
NIDN

Telah disetujui oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdaian Masyarakat di Universitas


Muhammadiyah Kudus

Kudus, 10 Oktober 2020

Mengetahui Mengesahkan
Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus Ka.LPPM

Rusnoto, SKM.,M.Kes(Epid) Noor Cholifah, S.SiT.,M.Kes


NIDN:0621087401 NIDN: 0604017901
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat -Nya, sehingga
dapat terselesaikannya proposal pengabdian masyarakat di balai Desa surodadi dalam bentuk Penyuluhan
hidup sehat melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga.

Pengabdian ini dilaksanakan berkaitan dengan upaya peningkatan pengetahuan hidup sehat
pemanfaatan tanaman obat keluarga

Pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana berkat kerjasama dari semua pihak yang terkait,
untuk itu kami sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus


2. Kepala Desa Surodadi.
3. Para peserta dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan
baik. Kami sadar bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini masih terdapat kekurangan baik dari segi aspek
substansi maupun cara penyampaian. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mohon maaf, kritik
dan saran yang membangun untuk meningkatkan mutu pengabdian kami di masa mendatang.

Kudus, 7 Desember 2020

Pelaksana

SRI SISKA, S.Kep. Ns. M. Kep


I. PENDAHULUAN
Pengelolaan pengobatan dengan obat tradisional merupakan salah satu
bentuk peran dari masyarakat dan sekaligus merupakan beberapa teknologi
yang tepat guna sehingga berpotensi untuk menunjang sebuah pembangunan
kesehatan yang berkelanjutan (Pratiwi et al., 2018) (Andriati & Wahjudi,
2016). Bangsa Indonesia yang sejak dahulu selalu memanfaatkan hasil alam
untuk keberlangsungan hidup sehari-hari sat ini mulai berangsur-angsur
menghilang. Salah satu hasil yang digunakan adalah tanaman yang digunakan
sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Ramuan yang dibuat inilah
yang kemudian dikenal dengan “JAMU”. Jamu berkhasiat untuk menjaga
kesehatan untuk menjaga imunitas tubuh (Viena et al., 2018) (Supriani,
2019). Seiring dengan perkembangan waktu masyarakat perlahan-lahan
melupakan tradisi untuk meminum jamu. Hal ini disebabkan dengan
perubahan pola pikir dengan masuknya kebudayaan barat yang mampu
mempengaruhi gaya hidup masyarakat dan hadirnya produk kesehatan baru
yang lebih praktis (Satriyati, 2016) (Martino et al., 2018).
Pemanfaatan lahan pekarangan warga adalah salah satu upaya untuk
melestarikan kearifan lokal serta mampu memenuhi kebutuhan bumbu dasar
dapur sehari-hari dalam skala rumah tangga. Menurut Erlindawati (2015)
tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya
rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya
adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang
digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat
dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan (Muttaqin et
al., 2018) (Fitriatien et al., 2017). Kebiasaan yang dilakukan oleh para ibu
rumah
tangga di jawa saat ini adalah memanfaatan lahan minim di rumah masing-
masing dengan menanam tanaman obat keluarga (Kusumawaty &
Khaswarina, 2018) (Sari et al., 2015).
Faktor yang mempengaruhi penggunaan TOGA oleh ibu rumah tangga yaitu
berdasarkan pengalaman pribadi, usia, skala pendidikan, informasi dari luar baik dari
televisi, radio, internet bahkan sosial media, pendapatan per kapira serta aspek sosial dan
budaya (Supardi & Herman, 2010). Dalam hal ini kenapa sasaran kami adalah ibu
pemberdayaan kesejahteraan keluarga yang didominasi dengan ibu rumah tangga dimana hal
ini mempengaruhi perilaku konsumsi dari tanaman obat keluarga misalnya tentang aspek
pengaturan keuangan saat memilih dan mengkonsumsi obat-obatan (Kusumawaty &
Khaswarina, 2018). Pemilihan menggunakan obat tradisional yang didapatkan di kebun toga
masing-masing ataupun menggunakan obat modern yang cenderung menggunakan bahan-
bahan kimia (Emilda et al., 2017).
Berdasarkan beberapa pantauan dari analisis yang dilakukan oleh Supardi et al.,
(2011) persentanse dari ibu rumah tangga yang menggunakan produk jamu buatan sendiri
hanya 0,53% dari total 66,672 rumah tangga. Bahan baku yang sering digunakan yaitu
adalah jahe, kencur, kunyit serta temulawak. Penggunaan jamu buatan sendiri lebih
cenderung didominasi oleh kelompok usia lanjut (54 tahun keatas), perempuan menikah,
pendidikan tidak tamat./tamat SD, petani serta nelayan dan dengan skala ekonomi menengah
kebawah dan tinggal di desa yang jauh dari peradaban kota.
Permasalahan saat ini dari program TOGA yang dimiliki oleh ibu pemberdayaan
kesejahteraan di Desa Sidorejo yaitu kendala yang dihadapi adalah rendahnya pemanfatan
tanaman obat keluarga dimana kurangnya pengembangan program sosialisasi serta
pemahaman manfaat TOGA di kalangan masyarakat khususnya pada ibu-ibu pemberdayaan
kesejahteraan keluarga.
Wawancara yang dilakukan pada masyarakat belum bisa memanfaatkan
tanaman obat keluarga oleh karena itu kami mengadakan penyuluhuhan tentang hidup
sehat melalui tanaman obat keluarga

II. ANALISA SITUASI


Masih rendahnya pengetahuan tentang hidup sehat melalui Oleh sebab itu perlu
dilakukan pendidikan kesehatan supaya komplikasi lebih lanjut dapat dihindari.

III. PERMASALAHAN MITRA

Kurangnya pengetahuan pemanfaatan tanaman obat keluarga

IV. SOLUSI YANG DITAWARKAN


A. TUJUAN PEMBINAAN
Untuk meningkatkan pengetahuan pemanfaatan tanaman obat keluarga.
B. ASPEK YANG DITANGANI
Tanaman obat keluarga
C. TEMPAT PELAKSANAAN
Balai Desa Surodadi
D. WAKTU PELAKSANAAN
7 desember 2020
E. JUMLAH PESERTA
35 Orang
F. SASARAN
Masyarakat Desa Surodadi
G. METODE PELAKSANAAN
Ceramah dan diskusi
partisipatif

H. EVALUASI
Dilakukan dengan cara tes lisan mengenai beberapa pertanyaan tentang anemia
V. TARGET LUARAN
Pengetahuan h i d u p s e h a t m e l a l u i pemanfaatan tanaman obat keluaraga meningkat
(70%) dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar

VI. REALISASI BIAYA


NO KEGIATAN SATUAN HARGA TOTAL
1 Transport Rp. 2.300.000,00
Koordinasi kesbangpol 2x1 Rp. 110.000,00 Rp. 220.000,00
Sewa mobil 2x1 Rp. 200.000,00 Rp. 400.000,00
Struk bensin 2x1 Rp. 100.000,00 Rp. 200.000,00
Akomodasi 2x2 Rp 50.000,00 Rp. 100.000,00
Transport enumerator 2x4 Rp. 110.000,00 Rp. 220.000,00
Akomodasi Enumerator 2x4 Rp 50.000,00 Rp. 100.000,00
2 Bahan Habis Pakai Rp. 550.000,00
Cetak Laporan Rp. 350.000,00 Rp. 350.000,00
ATK Rp. 200.000,00 Rp. 200.000,00
3 Transport Peserta 30 Rp. 50.000,00 Rp. 1.500.000,00
4 Souvenir 30 Rp. 20.000,00 Rp. 600.000,00
5 Akomodasi Kegiatan
Snak 35 Rp. 10.000,00 Rp. 350.000,00
Makan siang 35 Rp. 20.000,00 Rp. 700.000,00
Jumlah Rp. 7.000.000,00

VII. PENUTUP
Dengan terselenggaranya kegiatan pendidikan kesehatan hidup sehat melalui pemanfaatan tanaman obat
keluarga sehingga masyarakat dapat memanfaatkan tanaman obat yg ada di desa tersebut.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tanaman Obat Keluarga


Judul : Hidup sehat melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga

Sasaran : Masyarakat desa surodadi


Waktu : 10.00 WIB - selesai
Hari/Tanggal : Kamis, 7 Desember 2020
Tempat : Desa Surodadi

I. Tujuan umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan hidup sehat melalui pemanfaatan
tanaman obat keluarga akan mengetahui tentang manfaat tanaman obat keluarga
II. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang tanaman obat keluarga,
diharapkan dapat
1. Pengertian Tanaman Obat Keluarga

2. Manfaat Adanya Tanaman Toga di Rumah

3. Nama-Nama Tanaman Obat Keluarga

4. Khasiat dan Cara Pengolahan Tanaman Obat Keluarga

III. Materi
Terlampir
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/ tanya jawab
V. Media
1. Media SAP
2. Liftlet
III. Penyaji : SRI SISKA, S.KEP.Ns.M.Kep
Job Description Penyaji: Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
IV. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN


PESERTA
1 5 menit Pembukaan: Mendengarkan
1. Membuka kegiatan dengan pembukaan yang
mengucapkan salam disampaikan oleh
2. Memperkenalkan diri moderator.
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
5. Menyampaikan kontrak waktu
2 15 menit Pelaksanaan: Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan balik
1. Pengertian tanaman obat keluarga tehadap materi yang
2. Manfaat adanya tanaman Toga di disampaikan.
rumah
3. Nama – nama tanaman obat keluarga
4. Khasiat dan cara pengolahan tanaman
obat keluarga

3 10 menit Tanya jawab Mengajukan


Memberikan kesempatan kepada peserta pertanyaan
untuk bertanya tentang materi yang
kurang dipahami
3 5 menit Evaluasi Menjawab
Menanyakan kembali kepada peserta pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab pertanyaan
4 5 menit Penutup Mendengarkan dengan
1. Menjelaskan kesimpulan dari seksama dan menjawab
materi penyuluhan salam
2. Ucapan terima kasih
3. Salam penutup
V. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah salah satu peserta
c) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
VI. Lampiran Materi
A. Pengertian Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman obat merupakan segala jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai khasiat atau
kegunaan sebagai obat sedangkan Tananman Obat Keluarga atau Toga adalah Tanaman obat yang
ditanam baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang untuk membudidayakan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan (Hleyoniemus,
Budi Santoso. 2008).

B. Manfaat Tanaman Obat Keluarga di Rumah


1. Sebagai upaya preventif atau pencegahan penyakit
2. Upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
4. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat

C. Jenis-jenis dan Khasiat Tanaman Obat Keluarga


1. Bawang Putih(Garlic/Allium sativum)
Bawang putih termasuk dalam Familli Lilyacea. Tanaman ini berbentuk rumput dan
mempunyai suing tunas yang timbul pada pangkal batang bentuknya lebih menyerupai umbi-umbi
kecil yang telah berubah bentuk dan fungsinya. Umbi-umbi kecil tersebut disebut suing. Kandungan
Kimia dan Kegunaannya Senyawa yang ada pada bawang putih adalah alisin. Ketika bawang putih
dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengan dorongan
enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan
karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur)
dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap.
Senyawa alisin berkhasiat menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri,
mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah. Selain alisin, bawang putih juga
memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam
bentuk dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-
penyakit degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru. Manfaat bawang putih untuk terapi
antara lain :

a. Obat batuk

1 siung bawang putih + buah belimbing manis diblender dengan air secukupnya, lalu
tambahkan 2 sendok makan madu, aduk rata lalu minum.
b. Sakit gigi:

Ambil bawang putih secukupnya dihancurkan terlebih dahulu lalu sisipkan kedalam gigi yang
sakit kemudian angkat setelah 15 menit. Bila terasa panas membakar jangan diulangi ramuan
ini.
c. Mengurangi gejala pilek dan flu

2 batang daun bawang putih + 10 gram jahe + 2 buah mengkudu / pace yang matang dicuci
bersih lalu dipotong-potong. Semua bahan diblender dengan air secukupnya, lalu direbus
hingga mendidih kemudian airnya diminum selagi hangat.
d. Disentri: Cara mengolah: 10 gram bawang putih dikupas kulitnya tumbuk halus rendam selama
6 jam dalam air hangat yang matang dan tambahkan gula secukupnya. Bagi menjadi 3 bagin
kemudian minum 3x sehari. .

e. menurunkan takanan darah tinggi

1 siung bawang putih + 1 buah pisang + `5 gram jamur hioko yang telah direndam samaoilebut,
lalu dikukus hingga matang. Semua bahan diblender dengan air secukupnya, tambahkan 2
sendok makan madu aduk rata kemudian diminum.

f. meningkatkan system kekebalan tubuh

g. antimikroba(antibakteri, anti jamur, anthelmintic)

h. pengobatan cacing kremi

3 butir bawang putih dikunyah sampai, kemuadian minum air hangat. Dilakukan 1- 2x
sehari(Evennett, Karen. 2006)

Bawang putih memang memiliki banyak khasiat, namun bila di konsumsi berlebihan akan
menimbulkan efek samping seperti bau badan yang menyengat, kembung, mual dan diare. Karena
bersifat antikoagulan, pengonsumsian bawang putih bersamaan dengan pengonsumsian wafarin,
antritrombin, antihipertensi, obat hipoglikemik ataupun pada ibu pasca melahirkan, perdarahan dan
menstruasim disarankan untuk menghentikan, karenan dapat menyebabkan perdarahan (Agoes &
Azwar, 2010).
2. Bengkuang
Bengkuang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang sangat penting untuk kesehatan
terutama vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung dalam bengkuang yang paling tinggi adalah
vitamin C. Sedangkan mineral yang terkandung dalam bengkuang adalah fosfor, zat besi, kalsium
dan lain-lain. Bengkuang juga merupakan buah yang mengandung kadar air yang cukup tinggi
sehingga dapat menyegarkan tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambah cairan tubuh yang
diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak yang mengeras yang terbentuk dalam
beberapa bagian tubuh. Oleh karena itu, bengkuang dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol
dalam darah. Manfaat Bengkuang Unt uk Kesehatan:
a. Mengobati Wasir

Wasir terjadi karena gangguan aliran darah di sekitar dubur sehingga pembuluh darah melebar
dan membengkak. Tidak semua penderita wasir memerlukan pengobatan medis, yakni mereka
yang mengeluhkan pendarahan, adanya tonjolan dan gatal-gatal. Dengan pengobatan apapun
kemungkinan wasir dapat kambuh kembali tergantung dari kebiasaan makan, minum dan
buang air besar. Kandungan serat dalam bengkuang dapat membantu mengatasi wasir. Karena
salah satu fungsi serat yaitu membantu memperlancar saluran pencernaan dan pengeluaran
feses sehingga tidak sulit dan tidak menimbulkan rasa sakit serta mengurangi penekanan ketika
mengeluarkannya.
b. Mengobati Demam: Bengkuang yang mempunyai sifat kimiawi yang berkhasiat mendinginkan
dapat digunakan untuk menurunkan demam. Umbi bengkuang dapat dimakan secara langsung
maupun dibuat dalam bentuk jus yang diminum pagi dan sore.
c. Baik Bagi Penderita Penyakit Diabetes Mellitus: Serat makanan yang terdapat dalam
bengkuang berperan dalam menurunkan kadar gula dalam darah karena diserap secara perlahan
dan tidak semuanya diubah menjadi glukosa. Dengan demikian serat pada bengkuang dapat
mengendalikan gula darah para penderita diabetes mellitus. Dalam upaya mempertahankan
kadar gula dalam darah tetap normal, bengkuang dibuat dalam bentuk jus atau dapat pula
diparut kemudian disaring lalu diambil sarinya dan diminum setiap pagi dan malam hari
d. Mengobati Sariawan: Kandungan vitamin C dalam bengkuang yang bertindak sebagai
antioksidan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penderita
sariawan. Bengkuang dapat diberikan pada penderita sariawan dengan cara dibuat dalam
bentuk jus yang kemudian ditambahkan dengan madu dan air secukupnya.
e. Menurunkan Kadar Kolesterol Darah: Terapi jus bengkuang dapat dilakukan untuk
menurunkan kolesterol dalam darah. Kandungan air dan serat dalam bengkuang dapat
membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain serat dan kadar air yang tinggi,
kandungan vitamin C dalam bengkuang yang berfungsi sebagai antioksidan juga dapat
membantu dalam proses penurunan kadar kolesterol dalam darah (Tan, T. dan Rharja, Kirana,
2006).

3. Temulawak
Penyakit Yang Dapat Diobati , Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk
angin, Maag, Sakit perut, memperlancar produksi ASI, meningkatkan afsu makan; Sembelit, Sakit
cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat (Thomas, A.N.S.2007)

4. Jahe
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah- rempah
dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa
dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Manfaat jahe, berdasar sejumlah
penelitian, antara lain: Merangsang pelepasan hormon adrenalin, memperlebar pembuluh darah,
sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar. Tubuh pun menjadi lebih hangat, kerja jantun
memompa darah lebih ringan. Akibatnya, tekanan darah menjadi turun. Jahe mengandung dua
enzim pencernaan yang penting. Jahe mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek
merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. Jahe merupakan pereda rasa sakit yang
alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3
kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat
Anda membuat soto, semur, atau rendang.

5. Kencur
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong
dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak
atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Kencur juga bersifat stimulant, sehingga
bias sebagai penambah tenaga. Selain itu juga bersifat karminatif atau meluruhkan angina, jadi
menghilangkan kembung di perut. kencur digunakan untuk obat berbagai penyakit, selain sakit gigi
juga memar, nyeri dada, sakit kepala, dan sembelit. Kabarnya, kencur juga bias untuk mengobati
tetanus, radang
lambung, muntah-muntah, panas dalam, serta keracunan. Penyakit Yang Dapat Diobati: Radang
Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi; Masuk angin, Sakit Kepala, Batuk,
Menghilangkan darah kotor; Diare, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah. Bagian batang

6. Tebu (Sacharum officinarum, Linn.)


Penyakit Yang Dapat Diobati : Meredakan Jantung berdebar, Sakit panas, Batuk; Pemanfaatan :
a. Meredakan Jantung Berdebar Bahan: 3 genggam akar tebu hitam; Cara
membuat: dicuci dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas; Cara
menggunakan: diminum 2 kali sehari.
b. Sakit Panas Bahan: tebu hitam secukupnya; Cara membuat: diperas untuk diambil airnya Cara
menggunakan: diminum.
c. Batuk Bahan: 3-5 ruas tebu hitarn; Cara membuat: disesap dan diminum aimya. Cara
menggunakan: dibakar, kemudian dikupas dan diperas untuk diambil aimya; Kandungan
kimia : Batang tebu (Sacharum officinarum) mengandung air gula yang berkadar sampai 20%.

7. Pisang
Satu buah pisang kuning besar memilki kandungan gizi: 11 mg kalsium, 35 mg fosfor, 1 mg zat
besi, 503 mg potassium, 1 mg niasin, dan 14 mg vitamin C. pisang juga merupakan salah satu dari
sedikit buah-buahan yang mengandung sejumlah kromium, yaitu suatu mikronutrisi yang berguna
untuk mendorong aktivitas enzim dalam metabolisme glukosa untuk energi dan sintesis asam
lemak dan kolesterol. Manfaat pisang sebagai berikut:
a. Diverticulitis

Pisang biasa mempercepat penyembuhan peradangan pada kancung kecil dalam dinding usus,
karena pisang bisa melapisi dinding usus dan berfungsi sebagai antiradang.
b. Panas dalam dan Hiatal Hernia

Juice pasang akan menetralkan refluks asam hidrokolik yang terasa di bagian belakang
tenggorokan. Jus pisang juga membantu “menekan” bagian perut yang masuk ke rongga dada,
agar bisa kembali ke posisi semula.

8. Belimbing (Averrhoa carambola)


Belimbing merupakan sumber utama antioksidan polifenol primer dan sekunder yang berfungsi
mencegah kerusakan akibat radikal bebas serta memperbaiki kerusakan yang
sudah terjadi. A mengandung vitamin C yang merupakan substansi yang dibutuhkan tubuh
dalam meregnerasi sel serta imunitas.
Manfaat belimbing

a. Sebagi obat antihipertensi: 2 buah belimbing manis yang masih muda, di parut kemudian
peras dan saring. Minum air saringan sampai habis. Lakukan 1x sehari.
b. Membantu dalam penyebuhan sariawan; cuci bersih kemudian konsumsi buah blimbing
manis yang sudah matang

c. Obat cacingan

d. Obat dermatitis

Pengonsumsian belimbing diharapkan sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan karena


belimbing memiliki sifat isoform cytochrome P450, dimana enzim ini dibutuhkan dalam fase
metabolism obat tertentu sepeerti satin dan benzodiazepines. Jika dikonsumsi bersamaan maka
akan menyebabkan keracunan.

9. Seledri (Apium graveolens L.)


Seldri mengandung androstenon , glikosida apiin (glikosida flavon), isoquersetin, umbeliferon,
asparagin, glutamine, provitamin A, B dan C, minyat atsiri, senyawa kumarin. Manfaat seledri
antara lain:
a. Penambah nafsu makan

b. Peluruh urine

c. Analgetik pada rematik

d. Penurun tekannan darah

10. Lidah Buaya (Aloe vera Linn.)

Mengandung enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakrida, alonin, barbaloin, isobarbaloin,
aloeemodin, aloenin, aloesin. Lidah buaya memiliki rasa pahit dan memiliki sifat dingin sehingga
berhasiat sebagai anti radang, pencahar(laktasif), dan parasitisida. Manfaat lain lidah buaya:

a. Penyubur rambut

Belah daun lidah buaya secukupnya, ambil bagian dalam yang seperti agar-agar, lalu gosokan
ke kulit kepala sesudah mandi sore kemudian bungkus dengan kain, keesokan paginya cuci.
Pakai setiap hari selama 3 bulan untuk hasil memuaskan.
b. Luka terbakar dan tersiram air panas (ringan)

Ambil daun lidah buaya, bersihkan belah dan tempelkan pada kulit yang terkena.

c. Bisul
Lumatkan daun lidah buaya lalu tambahkan sedikit garam, kemudian
tempelkan pada bisul
d. Wasir/ambient Siapkan ½ batang daun lidah buaya, buang durinya,
kemudian cuci bersih lalu parut. Tambahkan ½ cangkir air matang
dan 2 sedok makan madu, aduk rata kemudian saring. Minum 3x
sehari

11. Bawang merah (onion/Allium cepa) termasuk dalam Familli Lilyacea


yang berasal dari Asia Tengah. Manfaat bawang merah:

a. menurunkan lemak darah

b. mencegah pembekuan darah

c. Batuk: 3 siaung bawang putih di lumatkan halus kemudian di campur


dengan air perasasan 1 butir jeruk nipis kemudian tambahkan sedikit
minyak kelapa dan olehkan di bagian leher dan dada.
d. Haid tidak teratur.

e. Obat cacing.

f. Demam pada anak-anak (obat luar): lumatkan bawang merah


secukupnya hingga halu kemudian balur ke seluruh tubuh.
g. Perut kembung pada anak-anak (obat luar): lumatkan bawang merah
secukupnya hingga halu kemudian balur pada permukaan perut anak
h. Hipertensi: 30 gram umbi bawang merah di blender dengan air
secukupnya/ parut hingga halus kemudian dambahkan madu, minum
2-3x sehari

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Andriati, & Wahjudi, R. M. T. (2016). Tingkat penerimaan penggunaan


jamu sebagai alternatif penggunaan obat modern pada masyarakat
ekonomi rendah-menengah dan atas. Masyarakat, Kebudayaan Dan
Politik, 29(3), 133–145. https://doi.org/10.20473/mkp.v29i32016.133-
145
2. Emilda, Hidayah, M., & Heriyati. (2017). Analisis Pengetahuan Masyarakat
Tentang Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Studi Kasus Kelurahan
Situgede, Kecamatan Bogor Barat). Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam, 14(1), 11–21.
https://doi.org/10.31851/sainmatika.v14i1.1106
3. Erlindawati. (2015). Survei Pengetahuan Masayarakat Tentang Tanaman
Obat Keluarga Puskesmas Air Tabit. Jurnal Photon, 6(1), 115–118.
https://doi.org/10.37859/jp.v6i01.490
4. Fitriatien, S. R., Rachmawati, N. E. J., Rahmah, N., Safitri, D. A.,
Pahlevi, M. R., & Natsir, N. M. W. (2017). Kegiatan Penanaman
Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Salah Satu Usaha
Pemberdayaan Siswa Sdn Dermo Guna Dalam Menumbuhkan
Kepedulian Kesehatan Keluarga. Abadimas Adi
Buana, 1(2), 21–28.
https://doi.org/10.36456/abadimas.v1.i2.a949
5. Kusumawaty, Y., & Khaswarina, S. (2018). Peningkatan Motivasi Ibu
Rumah Tangga Untuk Memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (Toga).
Buletin Udayana Mengabdi, 17(1), 7–13.
https://doi.org/10.24843/bum.2018.v17.i01.p02
6. Martino, Y. A., Sulistiowati, E., & Purnomo, Y. (2018). Model
Pemberdayaan Santri Ponpes Al-Hidayah Batu Alang Sebagai Kader
Kesehatan Berbasis Terapi Herbal. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian
Masyarakat (JIPEMAS), 1(2), 86–93.
https://doi.org/10.33474/jipemas.v1i2.1514
7. Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT.
Remaja Rosdakarya.
8. Muttaqin, F. Z., Aligita, W., Muhsinin, S., Juanda, D., & Asnawi, A.
(2018). Desa Mitra dalam Budidaya Tanaman Obat Keluarga Menuju
Desa Cibiru
a. Wetan sebagai Sentra Herbal. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(2), 159–164.
https://doi.org/10.30653/002.201832.59
9. Pratiwi, R., Saputri, F. A., & Nuwarda, R. F. (2018). Tingkat Pengetahuan Dan
Penggunaan Obat Tradisional Di Masyarakat: Studi Pendahuluan Pada Masyarakat Di
Desa Hegarmanah, Jatinangor, Sumedang. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk
Masyarakat, 7(2), 97–100. https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v7i2.19295
10. Sari, I. D., Yuniar, Y., Siahaan, S., Riswati, & Syaripuddin, M. (2015). Tradisi Masyarakat
dalam Penanaman dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Lekat di Pekarangan. Jurnal
Kefarmasian Indonesia, 5(2), 123–132. https://doi.org/10.22435/jki.v5i2.4407.123-132
11. Satriyati, E. (2016). Pola Tradisi Minum Jamu: Upaya Pemertahanan Pengobatan Lokal
Sebagai Identitas Masyarakat Bangkalan Madura. Dimensi, 9(2), 115–122.
a. https://journal.trunojoyo.ac.id/dimensi/article/view/3749
12. Supardi, S., & Herman, M. J. (2010). YANG MEMILIH PENGOBATAN RUMAH
TANGGA DI INDONESIA ( Analisis Data Riskesdas 2007 ). Buletin Penelitian Sistem
13. Supardi, S., Herman, M. J., & Yuniar, Y. (2011). Penggunaan Jamu Buatan Sendiri Di
Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010). Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 14(4), 375–381. https://doi.org/10.22435/bpsk.v14i4Okt.1382
14. Supriani, A. (2019). Peranan Minuman Dari Ekstrak Jahecang Untuk Meningkatkan
Kesehatan Masyarakat. Jurnal SainHealth, 3(1), 30–39.
https://e-journal.umaha.ac.id/index.php/sainhealth/article/view/370
15. Viena, V., Yunita, I., Irhamni, Saudah, & Ernilasari. (2018). Biodiversitas Tumbuhan Obat
oleh Masyarakat Gampong Pulo Seunong Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie. Elkawnie,
4(1), 89–100. https://doi.org/10.22373/ekw.v4i1.3027

21

Anda mungkin juga menyukai