Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

A. JUDUL
Transpor Melalui Membran Sel

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang terjadi pada proses difusi?
2. Bagaimana proses osmosis melalui membran sel?
3. Apa yang terjadi jika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonis?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses terjadinya difusi
2. Untuk mengetahui proses osmosis melalui membran sel
3. Untuk mengetahui yang terjadi jika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan
hipertonis

D. LANDASAN TEORI
1. Sistem Endomembran
Sistem endomembran yaitu berbagai jenis membran dari organel-organel yang
dihubungkan melalui sambungan fisik secara langsung atau melalui transfer segmen-
segmen membran berupa vesikula-vesikula. Sistem endomembran meliputi selubung
nukelus, RE, badan golgi, lisosom, dan vakuola. Mekanismenya, yaitu :
a. Selubung nukleus bersinggungan dengan RE kasar dan RE halus.
b. RE menghasilkan membran berbentuk vesikula transpor yang akan bergerak
menuju ke badan golgi.
c. Di badan golgi atau di organel lainnya terjadi modifikasi struktur molekuler
vesikula. Lalu, badan golgi melepas vesikula-vesikula yang menghasilkan
lisosom dan vakuola.
d. Vesikula-vesikula yang dihasilkan RE dapat bergabung untuk memperluas
membran plasma dan menghasilkan protein sekresi/produk lain ke luar sel.
2. Transpor Zat
Organisme multiseluler mempunyai sistem transportasi di dalam tubuhnya.
Transportasi ini melibatkan sel atau membran sel yang memiliki ketebalan 5 - 10 nm
(nano meter; 1 nm = 1 × 10-9m). Membran ini menghalangi gerak ion dan molekul
melewati membran. Hal ini sangat penting untuk menjaga kestabilan pH, menjaga
konsentrasi ion dalam sel, untuk kegiatan enzim, mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme yang bersifat racun, dan memasok ion-ion yang penting dalam kegiatan
saraf dan otot. Transpor zat melalui membran dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Transpor pasif, yaitu transpor zat yang tidak memerlukan energi.
1) Difusi, adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah yang terjadi tidak melalui membran semipermeabel. Aturan
sederhana difusi yaitu jika tidak ada gaya lain, suatu zat akan berdifusi
dari tempat yang konsentrasinya lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah. Dengan kata lain, zat apapun akan berdifusi menuruni gradien
konsentrasi, wilayah gradasi penurunan densitas zat kimia.
2) Osmosis, adalah perpindahan molekul pelarut dari larutan berkonsentrasi
rendah (hipotonik) ke larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui
membran semipermeabel.
Larutan Larutan Larutan
Jenis Sel
Hipertonik Isotonik Hipotonik
Turgid (sel
Plasmolisis
Sel membengkak
(membran sel
Tumbuhan tetapi bentuk
terlepas) Normal
selnya tetap)
Krenasi
Sel Hewan Lisis (pecah)
(mengkerut)

b. Transpor aktif, yaitu transpor membran yang membutuhkan energi karena


melalui membran yang melawan gradien konsentrasi.
1) Pompa ion, yaitu transpor ion melalui membran dengan cara melakukan
pertukaran ion dari dalam sel dengan ion di luar sel, contohnya pompa
ion natrium-kalium.
2) Eksositosis, yaitu proses pengeluaran zat dari dalam sel yang melibatkan
vesikula dan terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sel sekresi.
3) Endositosis, yaitu proses pemasukan zat ke dalam sel.

E. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
a. Gelas ukur
b. Gelas beker
c. Pipet
d. Pelubang gabus
e. Kaca preparat
f. Kaca penutup
g. Stopwatch
2. Bahan :
a. Gula
b. Kentang
c. Daun Rheo discolor
d. Metilen blue
e. Larutan NaCl

F. CARA KERJA
1. Difusi :
3
a. Mengisi gelas beker dengan menggunakan air sebanyak 4 gelas beker.
b. Menyiapkan stopwatch.
c. Menambahkan 1 tetes metilen blue ke dalam gelas beker. Pada saat yang
sama, hitungan stopwatch juga dimulai.
d. Mengamati proses larutnya metilen blue.
e. Menghentikan hitungan waktu pada stopwatch saat metilen blue larut
sempurna.
f. Mencatat lama waktu tersebut.
2. Osmosis :
a. Menyiapkan 4 gelas beker.
b. Mengisi air sebanyak 50 ml ke masing-masing gelas beker.
c. Membuat larutan gula sebanyak 50 ml dengan konsentrasi gelas A = 0%, gelas
B = 15%, gelas C = 30%, dan gelas D = 45%.
d. Menyiapkan irisan kentang sepanjang 1 cm, sebanyak 4 potong.
e. Menimbang berat masing-masing kentang.
f. Memasukkan masing-masing potongan kentang ke dalam gelas beker yang
berbeda selama 15 menit.
g. Setelah 15 menit, mengambil kentang dari masing-masing gelas beker dan
menimbangnya ulang sebagai data percobaan.
h. Menuliskan data berat kentang mula-mula dan berat kentang setelah direndam
dengan air gula ke dalam tabel pengamatan.
3. Plasmolisis sel epitel daun Rheo discolor :
a. Mengiris lapisan bawah daun yang berwarna ungu untuk mendapatkan
epitelnya.
b. Mengamati sel epitel dengan menggunakan perbesaran 100x.
c. Mendapat sampel daun Rheo discolor kemudian digambarkan pada tabel
pengamatan.
d. Menambahkan 3 tetes larutan NaCl pada preparat.
e. Menunggu selama 1 menit.
f. Mengulangi langkah b-d.

G. HASIL PENGAMATAN
1. Difusi :
Lama waktu yang dibutuhkan metilen blue untuk larut sempurna dalam air
3
sebanyak 4 gelas beker adalah 18,08 menit.
2. Osmosis :
Potongan Berat Kentang (gr) Panjang Kentang (cm)
Kentang Awal Akhir Awal Akhir
A 0,8 0,3 1 1,2
B 0,9 0,6 1 0,9
C 0,3 0,6 1 1,1
D 0,8 0,6 1 0,9
Tabel Berat dan Panjang Kentang

3. Plasmolisis sel epitel daun Rheo discolor

H. ANALISIS DATA
Pada percobaan pertama, yakni percobaan tentang difusi sesuai dengan teorinya,
yaitu perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa melalui
membran semipermeabel. Pada percobaan tersebut, bahwa zat yang memiliki konsentrasi
tinggi adalah metilen blue, sedangkan zat yang memiliki konsentrasi lebih rendah yaitu
air. Meskipun jumlah air lebih banyak daripada metilen blue, tetapi tetap saja metilen
3
blue memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada air sebanyak 4 gelas beker. Pada
percobaan kedua, yakni percobaan tentang osmosis, sedikit berbeda dengan teorinya.
Pada landasan teori dikatakan bahwa ketika sel tumbuhan yang dimasukkan ke dalam
larutan hipertonis, maka sel akan mengalami plamolisis atau membran selnya terlepas,
dalam artian selnya mengerut atau berat dan panjangnya berkurang dari mulanya. Akan
tetapi, dalam percobaan yang telah dilakukan, ada kentang yang mengalami penurunan
berat dan panjang setelah direndam di larutan gula, dan ada juga yang berat atau
panjangnya tetap ataupun malah bertambah. Seperti pada percobaan kentang A yang
berat mulanya adalah 0,8 gram dan dengan panjang mula-mula 1 cm. Kemudian, setelah
dimasukkan larutan gula dengan gula sebanyak 0%, berat akhirnya menjadi 0,3 gram dan
panjang akhirnya menjadi 1,2 cm. Seharusnya, jika dimasukkan ke dalam air biasa atau
biasa disebut dengan larutan isotonik, berat dan panjang kentang akan tetap. Pada
percobaan kentang C yang berat mulanya adalah 0,3 gram dan dengan panjang mula-
mula 1 cm. Kemudian, setelah dimasukkan ke dalam larutan gula dengan gula sebanyak
30%, berat akhirnya menjadi 0,6 gram dan panjang akhirnya menjadi 1,1 cm.
Seharusnya, jika dimasukkan ke dalam larutan gula (larutan hipertonis), berat dan
panjangnya akan menurun. Hasil yang saya peroleh berbeda dengan teori yang ada
karena mungkin waktu percobaan kemarin terjadi kesalahan dalam membaca angka,
sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yang ada. Sedangkan, pada
percobaan ketiga hasil sesuai dengan teori yang ada pada landasan teori.

I. KESIMPULAN
Zat akan mengalami difusi apabila dilarutkan dengan zat pelarut yang lebih rendah
konsentrasinya, sehingga zat akan larut tanpa melalui membran semipermeabel. Jika sel
tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipertonis, maka sel tumbuhan tersebut akan
mengalami plasmolisis (membran sel akan terlepas atau sel tumbuhan akan mengkerut).

Anda mungkin juga menyukai