X MIPA 1 – KELOMPOK 4
WELCOME.......
X MIPA 1 – KELOMPOK 4
X MIPA 1
NAMA KELOMPOK IV :
1 . ALIFARA BERLIAN NUN FAJRINA (03)
2 . ARFIANTO AZIZI (05)
3 . M.YUSUF RIZALDY AZMI (20)
4 . SYAHRUL ARDI KRISTANTO (30)
5 . WAHYU SHESAR AGUSTIN (31)
X MIPA 1 | KELOMPOK 4 3
DESENTRALISASI ATAU OTONOMI DAERAH DALAM KONTE
1
KS NKRI
PENGERTIAN SECARA UMUM,TEORI-TEORI,SERT
A MACAM-MACAM MENGENAI DESENTRALISASI
2 USAT
FUNGSI, KEWENANGAN,TUJUAN UMUM,DAN TU
BAB IV
JUAN KHUSUS PEMERINTAH PUSAT
3
KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH DAERAH
KEWENANGAN;DAERAH,DAERAH KHUSUS,DAERAH ISTI
MEWA,DAN OTONOMI KHUSUS;PERANGKAT DAERAH SE
BAGAI PELAKSANA OTONOMI;DPRD;PROSES PEMILU;PE
RDA;KEUANGAN DAERAH
HUBUNGAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL PEMERINTAH
4
PUSAT DAN DAERAH
HUBUNGAN STRUKTURAL SERTA HUBUNGAN F
UNGSIONAL PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
A.DESENTRALISASI ATAU OTONOMI DAERAH DAL
AM KONTEKS NKRI
PENGERTIAN
Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari SECARA
Bahasa Belanda, yaitu de yang berarti lepas, dan “ce UMUM
nterum” yang berarti pusat. Desentralisasi adalah ses
uatu hal yang terlepas dari pusat.
X MIPA 1|KELOMPOK 4 6
MACAM MACAM DESENTRALISASI
LEBIH INOVATIF
LEBIH FLEKSIBEL DALAM MEMENUHI BERBAGAI PERUBAHAN
DAPAT MELAKSANAKAN TUGAS LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN
MENDORONG TUMBUHNYA SIKAP MORAL SERTA KOMITMRN
YANG LEBIH TINGGI DAN LEBIH PRODUKTIF
X MIPA 1 | KELOMPOK 4 8
KELEBIHAN DAN KEKURANAN DESENTR
ALISASI
Add Image Add Image Add Image
KEKURANGA
DAPAT DIADAKAN PEMBEDAAN DAN
KELEBIHAN PENGKHUSUSAN YANG BERGUNA BAGI
KEPENTINGAN-KEPENTINGAN TERTENTU
BAGI ORGANISASI YANG BESAR DAPAT
MEMPEROLEH MANFAAT DARI KEADAAN
DITEMPAT MASING-MASING
N
Add Image
DESENTRALISASI TERITORIAL MENDORONG
TIMBULNYA PAHAM KEDAERAHAN
DESENTRALISASI MEMERLUKAN BIAYA YANG
BESAR DAN SULIT UNTUK MEMPEROLEH
KESERAGAMAN DAN KESEDERHANAAN
UU DEFINISI
NOMOR J.
TENTANG Wajon
9
OTONOMI
TAHUN
DAERAH
g
2015
Ateng
Syarifu
ddin The Power of PowerPoint | thepopp.com 10
OTONOMI DAERAH DALAM KON
TEKS NEGARA KESATUAN
b. Nilai Dasar Desentralisasi Teritorial, yang bersumber dari isi dan jiw
a Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Berdasarkan nilai ini pemerintah diwajibkan untuk melaksanak
an politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraa
n.
DIMENSI OTONOMI DAER
AH DI INDONESIA
1) Dimensi Politik, kabupaten/kota dipandang kurang m
empunyai fanatisme kedaerahan sehingga risiko gera
kan separatisme dan peluang berkembangnya aspira
si federalis relatif minim.
2) Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintaha
n dan pelayanan kepada masyarakat relatif dapat le
bih efektif.
3) Kabupaten/kota adalah daerah “ujung tombak” pela
ksanaan pembangunan sehingga kabupaten/kota-lah
yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daer
ahnya.
PRINSIP OTONOMI DAERAH DI INDONESIA
a. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi
objektif di daerah.
19
3 FUNGSI
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi.
20
Menyediakan Infrastruktur Eko
6 FUNGSI P E nomi
Menyediakan institusi dasar dan peraturan-pera
NGATURAN turan yang diperlukan bagi berlangsungnya sist
em ekonomi modern.
23
KEWENANGAN
24
Ada 2 macam tujuan, yakni :
TUJUAN
Tujuan Tujuan
Umum Khusus
5 TUJUAN UMUM
Tujuan Umum Di
berikannya Kewe 2 Memperhatikan pemerataan dan keadilan.
m Pelaksanaan Ot
onomi Daerah
4 Menghormati serta menghargai berbagai kearif
an atau nilai-nilai lokal dan nasional.
26
7 TUJUAN KHUSUS
27
Kedudukan dan Peran Pemer
intah Daerah
1. Kewenangan Pemerintah Daerah
Pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan peme
rintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas ot
onomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi selua
s-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dima
ksud dalam UUD Tahun 1945. Penyelenggaraan pemerintaha
n daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantua
n.
Tugas pembantuan (medebewind) adalah keikutsertaan pemerintah d
aerah untuk melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya leb
ih luas dan lebih tinggi di daerah tersebut. tugas pembantuan merupaka
n kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan peraturan-peraturan yang r
uang lingkup wewenangnya bercirikan tiga hal berikut.
1 . Materi yang dilaksanakan tidak termasuk rumah tangga daerah-daer
ah otonom.
2 . Dalam menyelenggarakan tugas pembantuan, daerah otonom memil
iki kelonggaran untuk menyesuaikan segala sesuatu dengan kekhusu
san daerahnya sepanjang peraturan memungkinkan.
3 . Dapat diserahkan tugas pembantuan hanya pada daerah-daerah oto
nom saja.
Beberapa urusan yang menjadi kewen 7. Penanggulangan masalah sosial.
angan pemerintah daerah untuk kabup 8. Pelayanan bidang ketenagakerjaa
aten/kota meliputi beberapa hal berik n.
ut. 9 . Fasilitas pengembangan koperasi,
1 . Perencanaan dan pengendalian pe usaha kecil, dan menengah.
mbangunan. 1 0 . Pengendalian lingkungan hidup.
2 . Perencanaan, pemanfaatan, dan p 1 1 . Pelayanan pertanahan.
engawasan tata ruang.
3 . Penyelenggaraan ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat.
4 . Penyediaan sarana dan prasarana
umum.
5 . Penanganan bidang kesehatan.
6 . Penyelenggaraan pendidikan.
Indikator untuk menentukan serta menunjukkan bahwa pelaksanaan kewenanga
n pemerintah daerah dalam menjalankan otonomi daerah tersebut berjalan dengan
baik, dapat diukur dari 3 tiga indikasi berikut.
1 . Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik berskala l
okal maupun nasional.
2 . Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia secara
adil dan merata.
3 . Tersedianya pelayanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien.
Sebaliknya, tolok ukur yang dipakai untuk merealisasikan ketiga indikator di atas,
aparat pemeritah pusat dan daerah diharapkan memiliki sikap-sikap sebagai beriku
t.
4 . Kapabilitas (kemampuan aparatur),
5 . Integritas (mentalitas),
6 . Akseptabilitas (penerimaan), dan
7 . Akuntabilitas ( kepercayaan dan tanggung jawab).
2 . Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 B Aya
t (1) menyatakan negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintaha
n daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-
undang. Adapun yang dimaksud dengan satuan-satuan pemerintahan daerah yan
g bersifat khusus adalah daerah yang diberi otonomi khusus, yaitu Daerah Khusu
s Ibukota Jakarta dan Provinsi Papua. Adapun daerah istimewa adalah Daerah Isti
mewa Aceh dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
a . Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, beberapa h
al yang menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut.
1 . Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2 . Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai ibu kota Neg
ara Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom pada ti
ngkat provinsi.
3 . Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indo
nesia yang memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab ter
tentu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan p
erwakilan negara asing, serta pusat/ perwakilan lembaga internasional.
4 . Wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi dan kabupaten ad
ministrasi.
b . Daerah Istimewa Yogyakarta
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2012, keistimewaan DIY
meliputi (a) tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang gubernur dan
wakil gubernur, (b) kelembagaan Pemerintah DIY, (c) kebudayaan, (d) pertanahan, dan (e)
tata ruang. Syarat khusus bagi calon gubernur DIY adalah Sultan Hamengku Buwono yang
bertahta dan wakil gubernur adalah Adipati Paku Alam yang bertahta.
c. Provinsi Aceh
Status istimewa diberikan kepada Aceh dengan Keputusan Perdana Menteri Republik I
ndonesia Nomor 1/Missi/1959 yang berisi keistimewaan meliputi agama, peradatan, dan
pendidikan. Nama Aceh kemudian berubah lagi menjadi “Provinsi Aceh” sejak dikeluarka
nnya Peraturan Gubernur Aceh No. 46 Tahun 2009 Tentang Penyebutan Nama Aceh dan
Gelar Pejabat Pemerintahan Dalam Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Aceh sa
mpai sekarang. Kewenangan khusus pemerintahan kabupaten/kota meliputi penyelengga
raan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syari’at Islam bagi pemeluknya di A
ceh dengan tetap menjaga kerukunan hidup antarumat beragama. Tambahan kewenanga
n kabupaten/kota dalam hal menyelenggarakan pendidikan madrasah ibtidaiyah dan mad
rasah tsanawiyah dengan tetap mengikuti standar nasional pendidikan.
d . Otonomi Khusus Papua Otonomi
Hal-hal mendasar yang menjadi isi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
1 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah sebagai berik
ut.
1 . Pengaturan kewenangan antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Pap
ua serta penerapan kewenangan tersebut di Provinsi Papua yang dilakuka
n dengan kekhususan.
2 . Pengakuan dan penghormatan hak-hak dasar orang asli Papua serta pem
berdayaannya secara strategis dan mendasar.
3 . Pembagian wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang tegas dan jelas an
tara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta Majelis Rakyat Papua s
ebagai representasi kultural penduduk asli Papua yang diberikan kewena
ngan tertentu.
4 . Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berciriciri s
ebagai berikut.
a ) Rakyat sebesar-besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pen
gawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan p
embangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama, dan kau
m perempuan.
b ) Pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar-besarnya untuk
memenuhi kebutuhan dasar penduduk asli Papua pada khususnya d
an penduduk Provinsi Papua pada umumnya dengan berpegang teg
uh pada prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, pembangunan berke
lanjutan, berkeadilan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.
c ) Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yan
g transparan dan bertanggung jawab kepada masyarakat.
3 . Perangkat Daerah sebagai Pelaksana Otonomi Daerah
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk organisasi adalah a
danya urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Susunan organisasi perangkat
daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah dengan memperhatikan faktor-faktor
tertentu dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Sekretariat daerah dipimp
in oleh sekretaris daerah. Sekretaris daerah mempunyai tugas dan kewajiban me
mbantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas
daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat DPRD dipimpin oleh sekretaris DP
RD. Sekretaris DPRD mempunyai tugas berikut.
a ) Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.
b ) Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.
c) Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
d ) Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPR
D dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan d
aerah.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai uns
ur penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, d
an pengawasan. Adapun hak yang dimiliki DPRD adalah hak interpelasi, angket, dan m
enyatakan pendapat. Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hub
ungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara
bermakna bahwa di antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang
sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi.
5 . Proses Pemilihan Kepala Daerah
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilak
sanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, da
n adil. Calon kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah warga negara Republik Ind
onesia yang memenuhi syarat tertentu. Gubernur dan wakil gubernur dilantik oleh Men
teri Dalam Negeri atas nama presiden dalam sebuah sidang DPRD provinsi. Bupati dan
wakil bupati atau wali kota dan wakil wali kota dilantik oleh gubernur atas nama presid
en dalam sebuah sidang DPRD kabupaten atau kota.
6 . Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan daerah (Perda) ditetapkan oleh daerah setelah mendapat persetujuan DPRD. P
erda dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/kabupaten/kota dan
tugas pembantuan. Peraturan daerah dibentuk berdasarkan asas pembentukan peraturan p
erundang-undangan. Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dala
m rangka penyiapan atau pembahasan rancangan Perda. Perda disampaikan kepada pemeri
ntah pusat paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan. Peraturan daerah diundangkan dala
m lembaran daerah dan peraturan Kepala Daerah diundangkan dalam berita daerah.
7 . Keuangan Daerah
Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan sebagai berikut.
1 . Kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuai dengan urusan pemerinta
h yang diserahkan.
2 . Kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah serta hak
untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di da
erah dan dana perimbangan lainnya.
3 . Hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumbersumber pendapata
n lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan.
Sumber pendapatan daerah terdiri atas sumbersumber keuangan berikut.
1 . Pendapatan Asli Daerah ( PAD), yang meliputi hasil pajak daerah, hasil retribusi d
aerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yan
g sah.
2 . Dana Perimbangan yang meliputi dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana a
lokasi khusus.
3 . Pendapatan daerah lain yang sah.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman
hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama pemerintah pusat setelah mempero
leh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (AP
BD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan p
eraturan daerah. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa sat
u tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Semu
a penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah dianggarkan dalam APBD dan dila
kukan melalui rekening kas daerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah.
D. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
Pemerintah pusat
Pemerintah pusat pada dasarnya merupakan pengatur jalannya nega
ra .
Pemerintah pusat terdiri atas:
Presiden, Wakil Presiden, Menteri negara, DPR, dan DPD, dan lemba
ga negara lainnya.
Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah daerah
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
UUD 1945.
Pemerintah Daerah terdiri atas ;
Gubernur dan DPRD tingkat 1, Walikota/Bupati dan DPRD tingkat 2, Kepala Desa, dan Lurah
42
Hubungan Pemerintahan Daerah dan pusat
A. HUBUNGAN YANG BERSIFAT STRUKTURAL
Secara struktural,pemerintah pusat merupakan penyelenggara urusan
pemerintahan di tingkat nasional.pemerintah daerah merupakan penyele
nggara urusan pemerintahan di daerah masing masing bersama DPRD m
enurut asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam sistem danprinsip N
KRI
B.HUBUNGAN YANG BERSIFAT FUNGSIONAL
Hubungan fungsional antara pemerintahan daerah dan pusat adalah adanya
hubungan atau bagian dari komunikasi karena faktor proses , sebab akibat atau
karena kepentingan yang sama,Hubungan fungsional menyangkut atas
pembagian tugas dan wewenang yang harus di jalankan oleh pemerintah pusat
dan daerah dalam rangka menjalankan pemerintahan yang baik
43
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Berdasarkan
Pasal 18 UUD 1945
1 .Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah pr
ovinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yan
g tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerinta
han daerah, yang diatur dengan undang-undang.
2 .Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota menga
tur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas oton
omi dan tugas pembantuan.
3 .Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memili
ki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipi
lih melalui pemilihan umum.
44
Pasal 18A kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentuk
an sebagai urusan Pemerintah Pusat.UUD 1945