Anda di halaman 1dari 6

Pada zaman dahulu kala dari hutan yang lebat, subur dan hijau.

Nan jauh disana terdapat


sebuah kerajaan yang kuat dan kokoh dan dikawal oleh prajurit yang gagah berani dan perkasa.
Sebuah desa yang damai, nyaman, dan penduduk yang ramah. Berdirilah sebuah kerajaan dengan
kokoh, yaitu Kerajaan Prambanan yang indah dan megah. Dalam kemewahan dan kemakmuran,
didalamnya hiduplah seorang raja yang bijaksana dan berwibawa ialah Prabu Baka, pemimpin
Kerajaan Prambanan. Ia juga memiliki seorang putri yang cantik, anggun, dan penyayang
bernama Roro Jongrang.
Namun, dikerajaan lain terdapat seorang raja yang kejam, egois, angkuh, dan sombong,
dialah Raja Pengging, seorang raja dari Kerajaan Pengging. Raja Pengging pun memiliki seorang
putra yang sakti mandraguna. Dia bernama Bandung Bondowoso. Raja Pengging yang selalu
haus akan kekuasaan dan ingin memperluas wilayah kekuasaannya, memutuskan untuk
berperang menghancurkan kerajaan prambanan, untuk membalas apa yang telah diperbuat oleh
kerajaan prambanan.

Bimaar : Raden Bondowoso, putraku... kemarilah!


Bimsam : iya Gusti, ada apa memanggil saya?
Bimaar : Segeralah engkau bersiap-siap. Baru saja prajurit kerajaan memberi kabar bahwa
ada warga desa yang dianiyaya oleh prajurit kerajaan prambanan.
Bimsam : Apa yang harus saya perbuat wahai Gusti?
Bimaar : Sebaiknya kita atur strategi utuk menyerang kerajaan prambanan terlebih
dahulu. Barulah esok kita serang kerajaan itu.

Keesokan harinya berangkatlah Raja Pengging, Bandung Bondowoso, dan para prajuritnya ke
kerajaan prambanan. Saat di depan gerbang prambanan, Bandung Bondowoso menantang
kerajaan prambanan. Para prajurit kerajaan prambanan tidak terima dengan apa yang dikatakan
oleh Bandung Bondowoso. Mereka pun membalas serangan dari kerajaan pengging.

Didalam kerajaan prambanan


epen : Wah ada apa ini di kerjaanku?
devi : Sepertinya ada yang menyerang kerajaan kita wahai ayahku.
Kavita : Iya baginda... kerajaan kita sedang diserang oleh kerajaan pengging.
Putri : Kita kekurangan prajurit, baginda.
Tante : Prajurit kerajaan banyak yang sudah terbunuh.
epen : Baiklah, segera buat pertahanan!

Prabu Baka pun keluar menemui pasukan kerjaan pengging.


epen : Hei kalian! Mau apa tiba-tiba datang dan menyerang kerajaanku?
bimaar : Aku akan menguasai seluruh kerajaanmu! Agar aku menjadi orang terkuat dan terhebat
disemua kerajaan! Hahaha
epen : Tidak semudah itu! Apabila kau ingin menguasai kerajaanku, langkahi dulu mayatku!
bimsam : Aku tidak takut! Akan ku kalahkan kalian semua!
bimaar : Kau benar anakku! (anggep ae epen ditawur ambek bimsam & bimaar, prajurite ghaib)

Lama terlibat dalam peperangan. Akhirnya pasukan Raja Prabu Baka pun kalah. Dan Prabu
Baka pun tewas saat perang. Kerajaan prambanan pun hancur. Dan Raja Pengging beserta
pasukannya menempati kerajaan itu.

bimaar : Akhirnya kita menang!


bimsam : Iya ayahku...

Pasukan kerajaan pengging bersenang-senang atas kemenangannya. Tetapi di dalam kerajaan


prambanan terdapat Roro Jongrang yang sedang bersedih.
devi : Apakah benar Ayahanda telah tiada?
tante : Iya benar putri... Baginda Raja telah tiada. Ia dibunuh oleh Bandung Bondowoso.
devi : Benarkah?
putrid : Iya putri... Raja Pengging beserta putranya, Bandung Bondowoso dan pasukannya telah
menghabisi kerajaan prambanan yang mulia ini.
devi : Lihat saja pembalasanku nanti! Aku tidak terima!!

Di tengah-tengah percakapan antara Roro Jongrang dan Dayang, tiba-tiba masuklah seorang
pemuda.
bimsam : Rupanya masih ada orang di dalam sini.
devi : Siapa kau?
kavita : Dialah Bandung Bondowoso, putri. Dia yang membunuh baginda raja.
devi : Kau sungguh kejam!
bimsam : Kau ternyata sangat cantik. Kau pantas untuk jadi permaisuriku. Maukah kau
jadi permaisuriku wahai putri?
Tanpa berkata-kata Roro Jongrang langsung meninggalkan Bondowoso karena kekesalannya
terhadap Bondowoso yang telah membunuh ayahnya.

Semakin lama Bondowoso tinggal di kerajaan prambanan, ia semakin terpesona dengan


kecantikan Roro Jongrang. Tapi disisi lain, Roro Jongrang masih terpukul akan peperangan yang
membuat ayahnya meninggal karena terbunuh.

kavita : Tuan putri... Apakah tuan putri masih bersedih?


devi : Tentu dayang. Aku benci sekali dengan Bondowoso yang telah membunuh ayahku.
putri : Apakah tuan putri ingin teh hangat? Mungkin dapat sedikit menenangkan tuan putri.
devi : Boleh, aku mau
tante : Baiklah, tunggu sebentar tuan putri biar kami buatkan tehnya
Putri : kami permisi dulu tuan putri (devi mengangguk)

Dayang pun pergi ke dapur istana untuk membuatkan teh. Ia mengambil cangkir, lalu ia
masukan satu sendok teh serbuk daun teh. Ia mengambil air panas lalu ia tuang ke dalam cangkir
yang sudah berisi serbuk daun teh. Saat sedang mengaduk teh, Bandung Bondowoso datang
menghampiri Roro Jongrang.
Bimsam : Wahai Roro Jongrang, mengapa kau hanya sendiri? Dimana dayangmu?
devi : Dia sedang membuatkan teh untukku.
Bimsam : Tuan putri... kutanya sekali lagi, maukah kau menjadi permaisuriku?
devi : (terdiam)
Lalu datanglah dayang dayang sambil membawa nampan berisi secangkir teh untu Roro
Jongrang. Ia memberikan secangkir teh itu kepada Roro Jongrang.
devi : Dayang.. apa yang haru kulakuan? Aku sudah muak mendengar pertanyaan itu.
kavita : Tuan putri... kalau boleh saya beri saran, sebaiknya tuan putri memberi syarat
yang mustahil ia penuhi, kalau dia gagal dia tidak dapat menikahi tuan putri
devi : Kira-kira apa syarat yang harus saya berikan?
tante : Lebih baik ikuti kata hati tuan putri
bimsam : Bagaimana putri? Bersediakah kau menjadi permaisuriku?
devi : Baiklah, aku mau. Tapi ada syarat yang harus kau penuhi terlebih dahulu
Bimsam : Syarat? Apa syaratnya tuan putri?
devi : Kau harus membuatkanku 1000 candi dan 2 buah sumur. Dan itu harus sudah
selesai saat matahari terbit.
Bimsam : Baik, aku terima persyaratanmu itu

Setelah menyetujui persyaratan yang diberikan oleh Roro Jongrang, Bandung Bondowoso
segera menghampiri ayahnya di ruangnya. Sang ayah memiliki kekuatan magis dan dapat
memanggil jin. Bondowoso akan meminta bantuan ayahnya untuk memanggil jin-jin agar
membantunya memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Roro Jongrang.

Bimsam : Wahai Gusti.. boleh kah saya meminta bantuanmu?


bimaar : Bantuan apa anakku?
Bimsam : Bisakah gusti memangilkan beberapa jin untukku?
bimaar : Untuk apa jin-jin itu?
Bimsam : Untuk membantuku membangun 1000 candi dan 2 buah sumur. Aku harus
memenuhi persyaratan itu untuk dapat menikahi Roro Jongrang.
bimaar : Baiklah.. akan kupanggilkan untukmu, anakku
Raja Pengging pun melakukan beberapa ritual dan mengucapkan beberapa patah kata untuk
memanggil jin-jin.
Bahri : Ada apa kau memanggilku?
Bimsam : Bisakah kau membantuku?
bahri : Kau ingin aku melakukan apa?
Bimsam : Tolong buatkan 1000 candi dan 2 buah sumur dalam waktu semalam dan harus
sudah selesai saat terbitnya matahari
bahri : Baiklah akan kulaksanakan!
Jin itu pun memanggil beberapa temannya lagi untuk membantunya membangun 1000 candi dan
2 buah sumur. Jin-jin itu melakukan pekerjaan dengan sangat cepat. Hingga tengah malam sudah
setengah jumlah candi yang sudah selesai. Dayang yang mengetahui pembuatan candi hampir
selesai segera melapor kepada Roro Jongrang.
putri : Tuan putri.. pembuatan 1000 candi sudah hampir selesai
devi : Apa? Aku harus mencegahnya untuk berhasil menyelesaikannya!
kavita : Tenang tuan putri.. pasti ada jalan keluarnya
devi : Baiklah dayang, sebelum fajar. bakar jerami dan Tumbuklah padi dilesung, serta
taburkan bunga-bunga yang harum baunya!
tante : Baik tuan putri!

Dayang dayang pun membakar jerami dan menumbuk padi dilesung serta menaburkan bunga-
bunga yang harum baunya, seperti diperintahkan Roro Jongrang.
Kukuruyuukk kukuruyuukk!!!
cl : Kawan! Sepertinya matahari sudah mau terbit.
Jihan : bagaimana ini ?
Dinda : Apa yang harus kita lakukan ?
Eka : Apa kita harus pergi ?
Prad : Lihatlah para gadis-gadis juga sudah mulai menumbuk padi dilesung.
Kai : Mari kita pergi!
MP : Benar, ditambah lagi ayam sudah berkokok.
Ceguk : Ayo semuanya kita pergi.

Para jin pun pergi meninggalkan pekerjaan mereka. Candi-candi tinggal sedikit lagi selesai dan
sumur juga tinggal sedikit lagi. Roro Jongrang terlihat senang karena rencananya berhasil dan
Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya. Dilain pihak, Bandung Bondowoso
sangat kecewa karena tidak dapat menjadikan Roro Jongrang sebegai permaisurinya. Tetapi
Bondowoso tambah kecewa dan marah setelah mengetahui rencana Roro Jongrang yang sengaja
menggagalkan usahanya.
devi : Bagaimana? Apa permintaanku sudah terpenuhi?
Bimsam : Wahai Roro Jongrang, mengapa kau sangat licik? Kau telah menggagalkan
usahaku untuk mewujudkan 1000 candi yang tinggal kurang 1 candi lagi karena kelicikanmu dan
dayang-dayangmu! Jadilah kau sebagai arca dalam candi yang ke-1000 dan dayang-dayangmu
tidak akan menikah hingga mereka tua!
Akhirnya roro jonggrang pun mencadi arca menggenapi candi yang keseribu atas akibat janji
yang di ucapkan dan kelicikan yang dilakukan roro jonggrang.

Anda mungkin juga menyukai