Pasal 1
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Syarat Keanggotaan
Pasal 3
Jenis Keanggotaan
Pasal 4
Berakhirnya Keanggotaan
BAB III
SANKSI ORGANISASI DAN REHABILITASI
Pasal 5
Sanksi Organisasi
Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota dan/atau pengurus BPKPK apabila :
1. Melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Ketentuan-ketentuan
Organisasi
2. Melakukan perbuatan tercela dan tidak terpuji dalam organisasi kemasyarakatan
1. Rehabilitasi atau pemulihan nama baik pengurus/anggota dapat dilakukan apabila yang
bersangkutan mengajukan pembelaan diri dihadapan Komisi Perwakilan setempat secara
lisan maupun secara tertulis.
2. Apabila pembelaan diri di Komisi Perwakilan setempat dirasakan kurang memuaskan, maka
dapat dilanjutkan ditingkat Komisi Nasional hingga terakhir di tingkat Dewan Pendiri.
Ketentuan lebih lanjut tentang Rehabilitasi diatur dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 7
Bentuk Pelanggaran
1. Bentuk perlanggaran yang dapat dikenai Sanksi Organisasi adalah Pelanggaran yang
dilakukan secara individu maupun secara bersama-sama.
2. Bentuk pelanggaran yang dapat dikenai Sanksi Organisasi adalah Pelanggaran yang
dilakukan oleh seorang pengurus/anggota terhadap kewajiban yang dibebankan kepadanya.
Ketentuan lebih lanjut tentang Bentuk Pelanggaran di atur dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 8
Prinsip Pemberian Sanksi
1. Prinsip pemberian sanksi dilakukan melalui proses yang sifatnya terbuka, jujur, adil.
2. Pemberian sanksi yang berkenaan dengan pelanggaran dan pengingkaran terhadap putusan
organisasi ditentukan lebih lanjut dalam Pedoman Organisasi.
Pasal 9
Bentuk dan Mekanisme Pemberian Sanksi
c. Pemberhentian Tetap
1) Usulan pemberhentian tetap anggota dilakukan oleh Dewan Pemutus (K-S-B) setelah
melalui mekanisme dan diputuskan melalui rapat pleno Tim Pelaksana Harian.
2. Bentuk sanksi organisasi dapat berupa peringatan tertulis, pemberhentian sementara dan
pemberhentian tetap.
Ketentuan lebih lanjut tentang Bentuk dan Mekanisme Pemberian Sanksi diatur dalam
Pedoman Organisasi.
BAB IV
LAMBANG
Pasal 10
Lambang
7. Arti Warna :
a. Warna Merah :
Melambangkan Keberanian dan bertanggung jawab
Respon Psikologi : Kekuatan, energi, bahaya, berpendirian, dinamis, dan percaya diri.
b. Warna Putih :
Melambangkan Kesucian dan ketulusan.
Respon Psikologi : Warna suci, bersih dan natural.
c. Warna hitam :
Melambangkan kejujuran, keilmuan dan ketegasan.
Respon Psikologi : Independen, Berwibawa, Disiplin, dan Berkemauan keras.
d. Warna Biru :
Melambangkan hamparan samudra Indonesia dan langit biru, lingkungan bersih
dan sehat.
Respon Psikologi : Kepercayaan, bersahaja, Konservatif,Keteraturan dan
kesabaran.
e. Warna Hijau
Melambangkan Negara kita adalah Negara Agraris
Respon Psikologi ; Kesabaran, Displin dengan kemauan Keras
Ketentuan tentamg lambang akan diatur lebih lanjut dalam Pedoman Organisasi.
BAB V
ATRIBUT
Pasal 11
Atribut
BAB VI
LAGU
Pasal 12
Lagu
1. Lirik dan musik dari Lagu Hymne serta lagu Mars organisasi untuk pertama kalinya
dibuat oleh Dewan Pendiri.
2. Fungsi Lagu :
a. Sebagai media menyampaikan pesan
b. Pengiring dalam prosesi ceremonial organisasi.
c. Menciptakan suana yang harmoni, hikmat dan segar.
Ketentuan tentang lagu akan diatur dalam Pedoman Organisasi
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 13
Struktur Komisi Nasional
1. Komisi Nasional (KOMNAS), yang pertama kali disahkan oleh Tim Khusus yang terdiri
dari Dewan Pendiri untuk masa bakti 7 ( Tujuh ) Tahun dan selanjutnya ditetapkan oleh
Tim Khusus yang terdiri dari Dewan Pendiri untuk periode 2 dan Seterusnya
2. Jabatan Ketua Umum boleh dijabat maksimal 2 periode
3. Jabatan Ketua Umum pertama kali adalah pemarkasa pendirian BPKPK dari Dewan
Pendiri
4. Jabatan Ketua Umum kedua kali adalah lewat MUNAS periode berikutnya
5. Jabatan dalam (K-S-B) dan Pelaksana Harian tidak dibenarkan merangkap Jabatan
Pemutus Kebijakan di Sayap Organisasi
6. Khusus jabatan pimpinan di media cetak/online dijabat oleh Ketua Umum terpilih
b. Dewan Pembina
d. Pelaksana Harian
• Wakil Ketua
• Wakil Sekretaris
• Wakil Bendahara
f. Penasihat Hukum
g. Staf Kesektariatan
h. Biro Informasi Center
i. Satuan Tugas Relawan
Pasal 14
Tugas & Wewenang Komisi Nasional
10. Komisi Nasional (KOMNAS) memiliki kewenangan mengeluarkan Surat Tugas dan
Lencana kepada Tim Investigasi dan Intelejen di tingkat Komisi Nasional serta di Komisi
Daerah, Korwil KOMDA dan Komisi Cabang. Sekaligus KOMNAS berwenang
membekukan Surat Tugas / mengeluarkan Surat Penghentian Investigasi.
13. Komisi Nasional sewaktu – waktu dapat melakukan inspeksi mendadak diberbagai Komisi
. Ketentuan tugas, kewenangan Komisi Nasional akan diatur lebih lanjut dalam Pedoman
Organisasi.
Pasal 15
Struktur Korwil
Pasal 17
Struktur Komisi Daerah (KOMDA)
5. Komisi Daerah (KOMDA) dapat mengusulkan maksimal 7 (tujuh) orang setiap Tim
Investigasi kepada Komisi Nasional untuk mendapatkan Surat Tugas dan Lencana dalam
pengusutan masalah sesuai bidang serta bersifat ad hock. Setiap Tim Investigasi hanya
mengusut 1 (satu) bidang permasalahan di Satuan Kerja instansi kewenangannya
(Provinsi), yaitu :
• Pendidikan
• Kesehatan
• Pertanahan
• Lembaga Legislatif
• TNI/Kepolisian
• Pengadilan/Kejaksaan
• Dan lain-lain sesuai kebutuhan
6. Komisi Daerah (KOMDA) memiliki kewenangan untuk melakukan fit and proper tes
kepada calon Pengurus Komisi Cabang melalui usulan PILKOMCAB, selanjutkan
dikukuhkan oleh Komisi Nasional (KOMNAS) melalui Surat Keputusan yang ditanda-
tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum KOMNAS BPKPK.
7. Komisi Daerah (KOMDA) dilantik oleh Komisi Nasional (KOMNAS) yang dihadiri oleh
KOMCAB , KOMANCAB dan KOMRAT
Ketentuan tugas, kewenangan KOMDA akan diatur lebih lanjut dalam Pedoman
Organisasi.
Pasal 18
Tugas & Wewenang Komisi Daerah
2. Komisi Daerah (KOMDA) dapat mengangkat dan menetapkan dalam Surat Keputusan
perangkat organisasi, bersifat ad-hock terdiri dari :
a. Devisi Organisasi ,
• Devisi Hukum dan HAM / Tipikor
• Devisi Intelgent
4 Komisi Daerah (KOMDA) memiliki kewenangan untuk melakukan fit and proper tes
kepada calon Pengurus Komisi Cabang melalui usulan PILKOMCAB, selanjutkan
dikukuhkan oleh Komisi Nasional (KOMNAS) melalui Surat Keputusan yang ditanda-
tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum KOMNAS BPKPK.
5 Komisi Daerah (KOMDA) Memiliki kewenangan untuk melantik Komisi Cabang
(KOMCAB) di wilayah kewenangannya yang dihadiri oleh Koordinator Wilayah KOMDA
6 Komisi Daerah (KOMDA) dilantik oleh Komisi Nasional ( KOMNAS) dengan ketentuan
tugas, kewenangan KOMDA akan diatur lebih lanjut dalam Pedoman Organisasi
Pasal 19
Struktur Komisi Cabang (KOMCAB)
6. Komisi Cabang (KOMCAB) dapat dipilih kembali atas rekomendasi Rapat Pleno Pemilihan
Komisi Cabang (PILKOMCAB).
7. Ketua Komisi Cabang (KOMCAB) bertanggung jawab kepada Rapat Pleno Pemilihan
Komisi Cabang (PILKOMCAB)
Ketentuan tentang Struktur Komisi Cabang (KOMCAB) akan diatur lebih lanjut dalam
Pedoman Organisasi.
Pasal 20
Tugas & Wewenang Komisi Cabang (KOMCAB)
5. Komisi Cabang (KOMCAB) memiliki kewenangan untuk melakukan fit and propertes
kepada calon Pengurus Harian Komisi Anak Cabang melalui usulan
PILKOMANCAB,selanjutkan dikukuhkan oleh Komisi Daerah (KOMDA) melalui Surat
Keputusan yang ditanda-tangani oleh Ketua dan Sekretaris KOMDA.
6. Komisi Cabang (KOMCAB) dilantik Komisi Daerah (KOMDA) dan dapat dihadiri oleh
Koordinator Wilayah Daerah Wewenangnya
Ketentuan tugas, kewenangan Komisi Cabang (KOMCAB) akan diatur lebih lanjut dalam
Pedoman Organisasi.
Pasal 21
Struktur Komisi Anak Cabang (KOMANCAB)
Pasal 22
Tugas & Wewenang Komisi Anak Cabang (KOMANCAB)
1. Komisi Anak Cabang (KOMANCAB) dapat mengangkat dan menetapkan dalam Surat
Keputusan Perangkat Organisasi, bersifat ad-hock terdiri dari :
1. Devisi Organisasi
• Devisi Hukum dan HAM / Tipikor
• Devisi Intelgent
• Devisi Humas dan Organisasi
• Devisi Narkotika
• Devisi HanKam
• Devisi Koperasi dan Perdagangan
2. Devisi Media
3. Staf Kesektariatan
4. Satuan Tugas Keamanan
Pasal 23
Struktur Komisi Ranting (KOMRAT)
5. Ketua Komisi Ranting (KOMRAT) bertanggung jawab kepada KOMISI ANAK CABANG
(KOMANCAB) melalui Rapat Pleno Pemilihan Komisi Ranting (PILKOMRAT).
Ketentuan tentang Struktur Ranting (KOMRAT) akan diatur lebih lanjut dalam Pedoman
Organisasi
Pasal 24
Tugas & Wewenang Komisi Ranting (KOMRAT)
Pasal 25
Kekayaan BPKPK
Pasal 26
Sayap Organisasi BPKPK
1. Jabatan di sayap BPKPK tidak boleh di rangkap oleh (K-S-B) dan Pelaksana Harian
BPKPK KOMNAS , KOMDA , KOMCAB , KOMANCAB dan KOMRAT
2. Jabatan di Sayap BPKPK khusus untuk pengawas dari masing – masing (K-S-B)
ditingkatnya.
3. Jabatan Pimpinan Umum Redaksi Cetak / OnLine secara automatis dijabat oleh Ketua
Umum BPKPK terpilih
4. ( K – S – B) BPKPK secara otomatis sebagai Dewan Pembina/ Pengawas di seluruh Sayap
BPKPK
• LBH Sapta Darma Nusantara BPKPK
• Koperasi dan Perdagangan Karya Sapta Darma Nusantara BPKPK
• A. Lembaga Pendidikan Sapta Darma Nusantara
( Paud – TK – SD – SMP/MTs – SMA/SMK/MA – Perguruan Tinggi )
B. Lembaga Pendidikan Non-Formal Sapta Darma Nusantara
• Panti Asuhan dan Panti Jompo Sapta Darma Nusantara
• Media Cetak dan Online Sapta Darma Nusantara
• Rumah Sakit/ Poliklinik Sapta Darma Nusantara Husada dan Apoteker Sapta
Darma Nusantara
• Penitipan Anaka Sapta Darma Nusantara
• Pendidiikan dan Pelatihan Gada Pratama Sapta Darma Nusantara
BAB VIII
FUNGSI DAN TUGAS PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 28
Dewan Pendiri
1. Dewan Pendiri BPKPK adalah penggagas berdirinya organisasi dan nama-nama pendiri
tercatat di dalam Anggaran Dasar, sepanjang Organisasi ini berdiri.
2. Dewan Pendiri BPKPK adalah siapa saja diperbolehkan karena merupakan awal berdirinya
Organisasi BPKPK
3. Dewan Pendiri BPKPK adalah penggagas berdirinya Organisasi yang tidak digantikan
siapa pun / bersifat tetap
7. Struktur Dewan pendiri BPKPK bersifat permanen dan dapat dicabut haknya jika:
a. Mendirikan Organisasi yang sejenis
b. Masuk dalam daftar organisasi terlarang
Ketentuan lebih lanjut tentang Dewan Pendiri diatur dalam Pedoman Organisasi.
Pasal 29
Pelindung / Dewan Penasihat
Pasal 30
Staff Ahli
Pasal 31
Penasihat Hukum
Ketentuan lebih lanjut tentang Tim Penasihat Hukum diatur dalam Pedoman Organisasi
Pasal 32
Divisi-Divisi Organisasi
Divisi Organisasi adalah kelengkapan organisasi yang dibentuk oleh Dewan Pemutus K-S-B
masing-masing wilayah hukum yang berfungsi untuk membantu Dewan Pelaksana Harian
berdasarkan Kebutuhan organisasi.
System pengangkatan pengurus Divisi :
1. Masing-masing Pengurus K-S-B (Ketua, Sekretaris,dan Bendahara) BPKPK diseluruh
Indonesia bagi semua tingkatan dapat mengangkat Calon Pengurus Divisi-Divisi sesuai
Kebutuhan Organisasi secara selektif dan tegas dan bersifat AD-HOCK.
2. Para Pengurus Divisi tersebut setelah di seleksi harus mengisi Form A.1 dan A.2 kemudian
diajukan kepada KOMDA BPKPK dan dikirim berkas asli tersebut kepada KOMNAS
BPKPK
3. Setelah Dokumen asli A.1 diterima KOMNAS BPKPK maka dalam kurun waktu 10 hari
KOMNAS akan menerbitkan SK - ST dan ID CARD .
4. Dapat diangkat dan diberhentikan kapan saja namun tetap memakai Prosedur yang berlaku
baik pengangkatannya maupun Peringatan dan pemberhentiannya harus diajukan sesuai
bukti dan hasil rapat kepada KOMNAS BPKPK melalui KOMDA
5. Bahwa Pengurus Divisi berfungsi untuk membantu Kinerja para K-S-B dan Pelaksana
Harian atau sebagai perangkat kerja para K-S-B dan Pelaksana Harian dan berwenang
melakukan Controling, Investigasi, pencarian data dan informasi terhadap dugaan
TIPIKOR atau temuan lainnya ,dan/atau perbuatan yang merugikan Negara dan/atauTugas
pokoknya sesuai Divisinya kemudian seluruh hasil kerjanya wajib diberikan kepada K-S-B
dan Pelaksana Harian untuk dilakukan Penelitian, dan tidak dibenarkan
dikembangkan,diedarkan dilaporkan, di umumkan, diberikan kepada siapa saja sebab wajib
dirahasikan demi keamanan Pengurus dan Lembaga BPKPK.
8. Bahwa seluruh Jajaran Pengurus dan Anggota dalam melaksanakan tugasnya agar
senantiasa berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
Pedoman/Peraturan Organisasi dan Serta Ketetapan - Ketetapan BPKPK lainya.
9. Fungsi dan Tugas :
a) Menyusun pokok-pokok program dari masing-masing Divisi sesuai visi dan misi
organisasi
b) Menyusun agenda kerja,evaluasi dan Laporan kerja
c) Membuat database dari masing-masing divisi
d) Atas rekomendasi K-S-B (Ketua, Sekretaris,dan Bendahara) menyelenggarakan event
tertentu sesuai kebutuhan.
e) Tidak memberikan penjelasan kepublik terhadap masalah /temuan tertentu.
10. Divisi Organisasi bertanggung jawab kepada K-S-B (Ketua, Sekretaris,dan Bendahara)
setempat, dan Pelaksana Harian dapat mengangkat seorang sebagai koordinator semua
Divisi-divisi sebagai central pengaduan dan sharing pendapat.
11. Divisi Organisasi diangkat dan diberhentikan oleh K-S-B (Ketua, Sekretaris,dan
Bendahara) dimasing-masing wilayah hukum dan diajukan kepada Komisi Daerah
selanjutnya Ditetapkan oleh Komisi Nasional BPKPK sebagai pengurus Pelengkap,
dengan ketentuan :
a. Jumlah Devisi Organisasi berdasarkan kebutuhan
b. Masa Tugas Devisi Organisasi sesuai priodisasi kepengurusan setempat.
Ketentuan lebih lanjut tentang Divisi Organisasi diatur dalam Pedoman organisasi/Peraturan
Organisasi.
Pasal 34
Staff Kesekertariatan
Pasal 35
TIM Investigasi – Inteleken TIPIKOR
Pasal 36
Satuan Tugas Keamanan
b. 1 (satu) Grup bernama SATGASMAN Ring Dua yang disingkat SR-2, dengan tugas
pokok :
➢ SR-2 sehari-harinya bersiaga 1 x 24 Jam di sekitar Sekretariat
➢ Jumlah anggota SR-2 sesuai kebutuhan, terdiri dari Seorang Ketua Grup dan
beberapa orang Anggota.
➢ Menjaga dan mengatur kendaraan yang masuk-keluar di area kesektariatan
➢ Menjaga keamanan dan fasilitas kesektariatan
c. 1 (satu) Grup bernama SATGASMAN Ring Tiga yang disingkat SR-3, dengan tugas
pokok :
➢ Menjaga dan menyelamatkan asset-asset organisasi dan public
➢ Sebagai regu anti huru-hara dan untuk kepentingan public
➢ Menjaga dan keselamatan pengurus dan anggota organisasi
➢ Jumlah anggota SR-3 sesuai kebutuhan, terdiri dari Seorang Ketua Grup dan
beberapa orang Anggota.
Pasal 37
Satuan Tugas Relawan
BAB IX
PERMUSYAWARATAN
Pasal 38
Permusyawaratan Komisi Nasional (KOMNAS)
Pasal 39
Rapat Komisi Nasional
Ketentuan lebih lanjut tentang Rapat Informal Meeting akan diatur dalam Pedoman
Organisasi
Pasal 40
Pemilihan Komisi Daerah (KOMDA)
Pasal 41
Rapat Kerja Daerah
2. Rapat Pleno :
a. Merupakan Rapat Pengurus Lengkap yang wajib dihadiri oleh K-S-B dan Pelaksana
harian serta seluruh Perangkat Organisasi.
b. Diadakan guna membahas masalah penting Internal Organisasi yang sifatnya sesuai
perkembangan Organisasi
c. Diadakan guna mengambil Kebijakan Organisasi atas masalah yang dibahas.
d. Dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sesuai kebutuhan
Pasal 44
Pemilihan Komisi Anak Cabang
Pasal 45
Rapat Komisi Anak Cabang
2. Rapat Pleno :
a. Merupakan Rapat Pengurus Lengkap yang wajib dihadiri oleh K-S-B dan Pelaksana
Harian serta seluruh Perangkat Organisasi.
b. Diadakan guna membahas masalah penting Internal Organisasi yang sifatnya sesuai
Perkembangan Organisasi.
c. Diadakan guna mengambil kebijakan Organisasi atas masalah yang dibahas
d. Dilaksanakan setiap 4 (Empat) Bulan sekali atau sesuai kebutuhan
6. Informal Meeting :
a. Dihadiri oleh unsur K-S-B dan Pelaksana Harian yang sah atau atas sepengetahuan
unsur pengurus.
b. Dilakukan antar Pengurus / Anggota dalam rangka Konsolidasi Organisasi
(silaturahmi).
c. Dilakukan antar berbagai Instansi / Lembaga / Perorangan dalam rangka Konsolidasi
Organisasi (silaturahmi).
d. Informal Meeting bukan berfungsi sebagai media pengambilan Keputusan Organisasi.
Ketentuan lebih lanjut tentang Informal Meet Rapat Komisi Anak Cabang akan diatur
dalam Pedoman Organisasi.
Pasal.46
Pemilihan Komisi Ranting
Pasal 47
Rapat Komisi Ranting
2. Rapat Pleno :
a. Merupakan Rapat Pengurus Lengkap yang wajib dihadiri oleh K-S-B dan Pelaksana
Harian serta Perangkat Organisasi.
b. Diadakan guna membahas masalah penting internal organisasi yang sifatnya sesuai
perkembangan Organisasi.
c. Diadakan guna mengambil kebijakan Organisasi atas masalah yang dibahas.
d. Dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sesuai kebutuhan
6. Informal Meeting :
a. Dihadiri oleh unsur K-S-B dan Pelaksana Harian yang sah atau atas sepengetahuan
unsur pengurus.
b. Dilakukan antar pengurus / anggota dalam rangka Konsolidasi Organisasi (silaturahmi).
c. Dilakukan antar berbagai instansi / lembaga / perorangan dalam rangka Konsolidasi
Organisasi (silaturahmi).
d. Informal Meeting bukan berfungsi sebagai media pengambilan keputusan organisasi.
Ketentuan lebih lanjut tentang Rapat Komisi Perwakilan Ranting akan diatur dalam
Pedoman Organisasi
BAB X
MUSYAWARAH LUAR BIASA
Pasal 48
Musyawarah Luar Biasa
BAB XI
PERANGKAT PERATURAN ORGANISASI
Pasal 49
Perangkat Peraturan Organisasi
Pasal 50
Kriteria Pengurus
Kriteria Pengurus :
1) Umur minimal 19 (Sembilan Belas) Tahun s/d maksimal 70 (Tujuh Puluh) tahun atau atas
persetujuan Komisi Nasional masih dibutuhkan untuk berkarya.
2) Sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun aktif sebagai K-S-B dan Pelaksana Harian BPKPK di
wilayahnya.
3) Sekurang-kurangnya 1(satu) periode aktif sebagai Pengurus Perangkat Organisasi serta
wajib mendapat rekomendasi dari K-S-B dan Pelaksana Harian di Wilayahnya
4) Memiliki jiwa kepemimpinan dan waktu yang luang untuk mengurus Organisasi.
5) Pengurus Pusat bersedia berdomisili di wilayah hukum NKRI.
➢ Kantor KOMNAS/ Pusat : diwilayah JABODETABEK
➢ Kantor Perwakilan KOMNAS wilayah timur : di Jawa Timur
➢ Divisi-divisi dapat berdomisili dimana saja, dan wajib menghadiri rapat-rapat penting
KOMNAS BPKPK (5x Absen berturut - turut dapat Di nonaktifkan)
6) Komisi Daerah / Korwil KOMDA / Cabang / Anak Cabang / Ranting berdomisili di
wilayahnya masing- masing.
7) Tidak tercatat sebagai Pengurus/Anggota Partai Politik.
8) Tidak tercatat sebagai tersangka dalam kasus Korupsi atau lainnya.
9) Ketentuan lebih lanjut tentang Kriteria Pengurus akan diatur dalam Pedoman Organisasi.
BAB XIII
KERJA SAMA ANTAR LEMBAGA
Pasal 51
Kerja Sama Antar Lembaga
1. Kerja sama antar lembaga dalam negeri dan luar negeri diwujudkan melalui program
terpadu dan bermanfaat antara kedua bela pihak serta sesuai dengan visi dan misi organisasi
BPKPK.
2. Kerja sama Lembaga dalam negeri dan luar negeri dapat dilakukan sesuai ketentuan yang
berlaku di Indonesia dan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Hanya Komisi Nasional yang dapat melakukan kerja sama dengan lembaga luar negeri.
Kentetuan lebih lanjut tentang hubungan antar lembaga akan diatur dalam Pedoman
Organisasi.
Pasal 52
Quorum Dan Pengambilan Keputusan
1. Musyawarah Nasional dinyatakan mencapai Quorum dan sah apabila dihadiri oleh sekurang
kurangnya 2/3 (dua pertiga).
2. Rapat-rapat dinyatakan memenuhi Quorum dan sah apabila dihadiri oleh sekurang
kurangnya 50 % (lima puluh persen) + 1 (satu) dari jumlah peserta.
3. Apabila quorum tidak tercapai maka musyawarah dapat ditunda untuk melakukan lobby-
lobby :
a. Untuk Musyawarah Nasional paling lama 2 (Dua) jam.
b. Untuk Rapat – Rapat lainnya, paling lama 30 (Tiga Puluh) Menit.
c. Apabila sesudah penundaan Musyawarah dan Rapat - Rapat belum tercapai maka
musyawarah dan rapat-rapat tetap dilangsungkan serta seluruh keputusan yang diambil
adalah sah dan mengikat.
Ketentuan lebih lanjut tentang Quorum dan Pengambilan Keputusan akan diatur dalam
Pedoman Organisasi.
BAB XV
KEUANGAN
Pasal 53
Sumber Keuangan
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 54
Penutup
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) ini, lebih lanjut diatur
dalam Peraturan Organisasi.
2. Perubahan atau revisi Anggaran Rumah Tangga (ART) atas persetujuan Dewan Pendiri
untuk selanjutkan akan dipertimbangkan dalam Musyawarah Nasional / Musyawarah Luar
Biasa.
3. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 24 Agustus 2019
Ketua Sekretaris
ttd ttd
Dirumuskan dan disusun oleh Dewan Pendiri BPKPK dengan persetujuan bersama
ditandatangani diatas materai cukup oleh Anggota Dewan Pendiri BPKPK