Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji syukur, saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia.Nya, sehingga pada akhirnya saya dapat

menyelesaikan tugas ini dengan baik, Dimana tugas akhir ini saya sajikan dalam

bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas akhir, yang saya ambil sebagai

berikut “ Perencanaan Bangunan Rumah tinggal 2 Lantai Type 61/70 ”.

Oleh karena itu pada kesempaan ini, izinkan saya menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rianto Ritonga, M.M, selaku Kepala sekolah SMK Negeri 4

Jakarta.

2. Ibu Erni Asmaryani, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Desain Pemodelan

dan Informasi Bangunan.

3. Ibu Marini Fania Roslan S.Pd selaku Wali kelas DPIB-B

4. Ibu Dian Meliyana, S.T, M.Pd selaku Guru bidang study kompetensi Desain

Gambar

5. Ibu Hana Dwi, S.Pd selaku Guru bidang study kompetensi Perencanaan

Anggaran biaya.

6. Ibu Dra. Dyah Pratiwi Trinowati, selaku Guru bidang study kompetensi

Jalan dan jembatan serta guru pembimbing dalam menyusun laporan.

7. Orang Tua Tercinta dan teman-teman yang selalu memberikan semangat

dan doa yang tidak pernah putus.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 1
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu

sehingga terwujudnya penulisan ini. Saya menyadari bahwa penulisan tugas akhir

ini masih jauh sekali dari sempurna. Untuk itu saya mohon kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimana yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya

bagi para pembaca serta membantu kemajuan dan perkembangan SMK Negeri 4

Jakarta Utara.

Jakarta, 20 Januari 2020


Penyusun

( Johannes Rodo )

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan
Menengah dimana SMK menyediakan lulusan yang siap kerja. Sekolah
Menengah Kejuruan melakukan proses belajar mengajar baik teori
maupun praktik yang berlangsung di sekolah maupun di industri
diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.
SMK Negeri 4 Jakarta merupakan sekolah yang menciptakan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan terampil, sudah
selayaknya mempunyai kurikulum yang dapat mempersiapkan lulusannya
sesuai dengan tujuan tersebut. Salah satu Jurusan yang terdapat di SMK
Negeri 4 jakarta adalah jurusan Desain Permodelan Informasi bangunann
(DPIB), diharapkan output dari jurusan ini akan menghasilkan SDM yang
handal dan terampil dalam dunia industri. Dunia Industri sekarang ini
khusunya perusahaan konsultan bangunan sedang banyak membutuhkan
para pekerja .khusunya dalam membuat perencanan bangunan.

Dengan demikian, SMK Negeri 4 Jakarta yang memiliki jurusan


Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) memberikan tugas
kepada siswa-siswi untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu
syarat mengikuti Ujian Kompetensi Kejuruan (UKK) dengan judul
Perencanaan Rumah Tinggal 2 Lantai type 61/70 yang mengharuskan
siswa mengulang semua materi pelajaran kejuruan yang telah dipelajari
siswa-siswi dan disusun dalam bentuk laporan dan diuji oleh guru-guru
yang profesional dibidangnya.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 3
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Menjabarkan perencanaan rumah tinggal 2 lantai type 61/70
2. Menghitung estimasi biaya rumah tinggal 2 lantai type 61/70 dan
Mengetahui perkembangan pembangunan setiap harinya.
3. Mengembangkan dan mengetahui kelayakan modul pembelajaran
Aplikasi Perangkat Lunak seperti AutoCad, sketchUp, dan lain-lain.
4. Syarat untuk UKK
1.3 MANFAAT
1. Bagi Diri Sendiri
a. Memperoleh pengetahuan baru yang belum pernah didapat dari
hasil penelitian
b. Sebagai pertimbangan untuk meningkatkan pembelajaran pada
Aplikasi Perangkat Lunak seperti AutoCad, SketchUp, Revit, 3D
Max, dan lain-lain.
2. Bagi Sekolah
a. Dapat menjadi media pembelajaran bagi siswa pada mata
pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 4
BAB II
PERENCANAAN RUMAH TINGGAL

2.1 Definisi Rumah Tinggal


Pengertian rumah dalam arti umum adalah salah satu bangunan
yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa
menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, tetapi utuk istilah tempat
tinggal yang khusus bagi hewan adalah sangkar, sarang, atau kandang.
Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-
kemaksyaratan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti
keluarga, hidup, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain.
Dan Rumah dijadikan oleh manusia untuk tempat berteduh,
berlindung, beristirahat, berkumpul dengan keluarga dan sebagainya.
Rumah menjadi kebutuhan setiap manusia hidup, oleh karena itu setiap
orang pasti berusaha untuk mempunyai rumah idamannya masing-masing.
Selain menjadi tempat tinggal rumah dapat dijadikan investasi karena
harga rumah setiap tahunna cenderung selalu meningkat.

2.2 Fungsi Rumah Tinggal


Rumah berfungsi sebagai wadah untuk lembaga terkecil
masyarakat manusia,yang sekaligus dapat dipandang sebagai “shelter”
bagi tumbuhnya rasa aman atau terlindung.
Secara garis besar, rumah memiliki fungsi , yaitu:
1. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
2. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia
3. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
4. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
5. Rumah menunjukan tempat tinggal.
6. Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia
7. Rumah merupakan arsenal, yaitu tempat manusia mendapatkan kekuatan
kembali.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 5
2.3 Uraian Pekerjaan dalam Pelaksanaan Rumah Tinggal
a) PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan lapangan
2. Pasangan Bouwplank
b) PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah Pondasi
2. Urugan Tanah Pondasi
c) PEKERJAAN PONDASI
1. Pasir Urug
2. Pondasi Batu Kali
3. Astamping
4. Plat Setempat
5. Plat Lantai
d) PEKERJAAN PENGECORAN
1. Beton Sloof UK.20 x 20
2. Beton Kolom UK. 15 x 15
3. Beton Kolom UK. 20 x 20
4. Beton RingBalok UK. 15 x 30
5. Pengercoran Tangga
e) PEKERJAAN DINDING
1. Pas.1/2 Bata Merah
2. Plesteran
3. Acian
f) PEKERJAAN TANGGA
1. Pengecoran Tangga
g) PEKERJAAN ATAP
1. Rangka Atap Baja Ringan
2. Penutup Atap Genteng
h) PEKERJAAN KAYU
1. Kusen Pintu dan Jendela

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 6
i) PEKERJAAN KUNCI
1. Pekerjaan Pemasangan Daun Pintu & Jendela
2. Pekerjaan Pemasangan kaca
3. Pekerjaan Pemasangan Engsel
4. Lantai Keramik 40 x 40 cm
5. Lantai keramik 20 x 20 cm
j) PEKERJAAN PLAFOND
1. Rangka Plafond hollow
2. Pemasangan GRC board
k) PEKERJAAN LANTAI
1. Lantai Keramik 40 x 40 cm
2. Lantai keramik 20 x 20 cm
l) PEKERJAAN PENGECATAN/FINISHING
3. Cat Dinding
4. Cat Plafond
5. Cat Kusen, Daun Pintu/Jendela
m) PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pembersihan sisa-sisa material bangunan.

2.4 MATERI PEMBELAJARAN JURUSAN DESAIN PEMODELAN


DAN INFORMASI BANGUNAN

Secara umum Desain Permodelan dan Informasi bangunan


(DPIB) mempelajari ilmu tentang gambar konstruksi bangunan, konstruksi
bangunan, pengukuran tanah, gambar konstruksi menggunakan aplikasi
komputer baik 2D maupun 3D, desain interior dan eksterior, konstruksi
jalan dan jembatan, menghitung RAB, laporan pemangunan, dll.

Berikut tentang penjelasan materi yang di pelajari :


1. Gambar Teknik
Gambar yang terdiri dari simbol, garis, dan tulisan tegak yang
bersifat tegas.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 7
2. Mekanika Teknik
Yang mempelajari keadaan status benda, baik dalam keadaan diam
atau bergerak akibat pengaruh gaya-gaya yang bekerja.

3. Ilmu Ukur Tanah


Yang mempelajari cara melakukan pengukuran (surveying) guna
mendapatkan hasil akhir yakni sebuah peta
4. Rencana Anggaran Biaya
Yang mempelajari perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan
untuk bahan dan upah,serta biaya- biaya lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan bangunan atau proyek.
5. Plumbing / Utilitas Gedung
Yang memepelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan instalasi
pemipaan.
6. Desain Interior dan Eksterior
Yang memepelajari desain yang mencakup semua yang ada di
dalam bangunan di luar bangunan
7. Gambar menggunakan APL (Aplikasi Perangkat Lunak)
Ilmu yang mempelajari tentang menggambar suatu kontruksi
menggunakan aplikasi perangkat lunak. Apikasi yang digunakan yaitu
AutoCad, Sketchup, Dll
8. Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Ilmu yang mempelajari tentang produk yang di hasilkan dari ide
seseorang yang kreatif dan meciptakan produk yang baru.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 8
BAB III
RENCANA KERJA DAN SYARAT BANGUNAN RUMAH TINGAL
BERTINGKAT TYPE 61/70 DAN IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN

3.1 SPESIFIKASI TEKNIS


PASAL 01
URAIAN PEKERJAAN
Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan mempelajari :
1. Lapangan / bahan yang tersedia
2. Gambar-gambar secara menyeluruh
3. Penjelasan-penjelasan yang tertuang dalam Berita Acara
4. Pekerjaan harus dilaksanakan menurut :
a. RKS dan gambar-gambar detail untuk pekerjaan ini
b. RKS dan segala perubahan - perubahannya dalam Berita Acara
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek / unsur teknis
5. Tata cara penyelenggaraan bangunan.
PASAL 02
TEMPAT TITIK DUGA DAN UKURAN-UKURAN

 Lokasi proyek.

 Peil / Titik duga ditetapkan sesuai dengan Bench Mark (BM) terdekat yang
sudah ditentukan oleh perencana.

 Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam


gambar-gambar

 Bila dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubahan, maka


pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian.

 Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubahan, maka


Pemborong harus membuat gambar perubahan (revisi).

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 9
 Gambar perubahan tersebut harus disetujui oleh Pemimpin Proyek

 Di dalam pelaksanaan, Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan-


ketentuan RKS dan ukuran-ukuran gambar.

PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Tempat Pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor dalam keadaan seperti pada
waktu Pemberian Penjelasan.
a. Kontraktor harus membuat bangunan sementara untuk Kantor Pengelola
Proyek, barak kerja dan gudang untuk menyimpan bahan-bahan.
2. Piket-piket bouwplank dan profil :
Piket-piket guna menentukan as, titik duga dan lain-lain sebagainya dibuat
dari kayu tahun yang baik dan kering, ukuran 5 x 7 panjang secukupnya.
3. Bouwplank
a. Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat kedalam
tanah dan tidak dapat digerakkan.
b. Profil untuk pasangan harus dari kayu meranti, kayu kapur/kayu kelapa
yang tua, kering dan lurus.
4. Titik Ikat Lapangan
Kontraktor diminta untuk membuat titik ikat lapangan yang terbuat dari beton
untuk memudahkan dalam pengukuran peil pekerjaan. Pengawas diminta
untuk mengawasi penurunan bangunan terhadap titik ikat bangunan akibat
terjadinya Settlement yang disyaratkan didalam perencanaan dan melaporkan
ke Pemimpin Proyek.
5. Penjagaan & Penerangan.
a. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam)
dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,
gudang dan lain-lain.
b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan
penerangan/lampu pada tempat tertentu.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 10
6. Asuransi
a. Pemborong memberikan asuransi tenaga kerja (Astek).
b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan direksi dan pemimpin Proyek.
c. Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh pemborong dan
wajib dilaksanakan.
7. Keselamatan Kerja
a. Pemborong harus memenuhi / mentaati peraturan-peraturan tentang
perawatan korban dan keluarganya.
b. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-
syarat Palang Merah dan setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi
lagi.
8. Pekerjaan lain-lain
Sesuai petunjuk direksi, jika terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan dalam
pekerjan persiapan, maka kontraktor (Pemborong) wajib untuk melaksanakan
atas biaya Pemborong.
PASAL 04
PERSYARATAN BAHAN
1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja.
2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PUBB, PBI’71, SKSNI – T15 – 1991 – 03, AV, PTC,
AUWI, AVE dan PKKI.
3. Pemborong harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan (shop
drawing), pengiriman kepada Direksi.
4. Pemborong harus menyerahkan hasil tes laboratorium yang berkaitan dengan
mutu bahan yang akan digunakan.
5. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang-
barang yang dipakai (dimaksud).

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 11
6. Direksi berhak untuk meminta keterangan selengkap-lengkapnya tentang
bahan itu.
7. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja
yang ada dilapangan / Basecamp, maka pemborong wajib memberitahu
kepada direksi lapangan.
8. A i r
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan
bebas mineral zat organik tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.
9. Semen Portland
a. Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah
semen sekualitas Nusantara.
b. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di
tempat pekerjaan.
c. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
d. Penyimpanan semen agar tidak kemasukan air hujan dan pengaruh cuaca.
10. K e r i k i l
a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3
cm, bersih dari bahan organis atau kotoran lain sebelum digunakan harus
dicuci terlebih dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil
yang keras tidak berpori.
11. P a s i r
a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan organis dan
bebas dari bahan lumpur.
b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan organis atau garam
atau tidak tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan
organis kasar tajam memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’
71.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 12
12. B e s i
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan.
b. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan tegangan leleh
minimal 2400 kg/cm2 untuk besi beton Ø < 12 dan dengan tegangan leleh
4000 kg/cm2 untuk besi beton Ø > 13, yang dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-kelentuan SKSNI T-15-1991-03.
c. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan
besi tulangan harus menurut SKSNI T-15-1991 - 03.
PASAL 05
AIR KERJA
Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan,
baik dengan sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat, tidak
diperkenankan memakai air rawa atau sesuai dengan petunjuk direksi.
PASAL 06
PEKERJAAN TANAH
1. Umum
Semua pekerjaan tanah dikerjakan sesuai dengan letak, elevasi,
kemiringan dan penampang yang diminta dalam gambar, dengan
memperhitungkan ruang kerja dan ukuran bangunan.
Tanah galian yang memenuhi syarat, setelah memperoleh persetujuan
Direksi dapat dipakai sebagai tanah timbun secepat mungkin sehingga tidak
mengganggu lingkungan.
Termasuk di dalam pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembersihan,
penggalian, penimbunan, pemadatan, membuang ke tempat lain, pekerjaan
menurap, mengeringkan air, dan mengembalikan lapisan tanah yang digali.
Bila pada waktu pelaksanaan penggalian ternyata kondisi tanah galian
kurang baik dan dikhawatirkan akan terjadi kelongsoran, maka harus diadakan

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 13
konstruksi penguat (dengan turap kayu) atau lain-lain cara yang disetujui
Direksi sehingga pekerjaan dapat berlangsung terus.
Jika dasar galian telah mencapai kedalaman sesuai gambar rencana
terdiri dari tanah lumpur, maka galian harus dibuang dan diganti dengan tanah
lainnya yang ditunjuk oleh Direksi atas beban Kontraktor.
Semua galian dan bongkaran yang tidak dipergunakan untuk pengurugan
kembali harus dibuang ke tempat yang ditunjukkan oleh Direksi atas beban
Kontraktor.
2. Pengukuran Elevasi Tanah
Untuk memulai penggalian, Kontraktor harus mengukur elevasi tanah
asli dengan cara yang disetujui oleh Direksi. Direksi harus hadir dalam
pengukuran tersebut.
PASAL 07
PONDASI LAJUR BATU BELAH
1. Yang dimaksud dengan pondasi pasangan batu belah ialah :
a. Semua pondasi selain pondasi dangkal dari material batu belah dengan
pengikat semen.
b. Semua pekerjaan pasangan batu belah yang terletak di bawah tanah
yang menerima langsung beban pasangan batu bata.
2. Pekerjaan galian tanah pondasi.
a. Semua galian tanah pondasi diletakkan minimal 1.50 m dari jarak
lubang galian tanah pondasi, agar tanah hasil galian tidak longsor dan
masuk lagi kedalam galian tanah dan tidak menganggu kedudukan
bouwplank.
b. Kedalaman galian tanah untuk pondasi harus sesuai gambar, dan
mendapatkan persetujuan dari direksi.
c. Hasil galian tanah pondasi boleh digunakan sebagai tanah urug setelah
terlebih dahulu dibuang humusnya dan akar-akar pohon yang ada.
d. Untuk menghindari genangan air dalam lokasi pekerjaan agar
dibuatkan parit-parit sementara untuk mengalirkan air.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 14
3. Pasangan pondasi batu belah
a. Sebelum pasangan pondasi batu belah dimulai terlebih dahulu
kegalaman galian dikontrol terlebih dahulu apakah sudah sesuai yang
diharapkan antara lain kedalamannya, lebar galian.
b. Jika terjadi galian tanah terlalu dalam, tidak diperkenankan mengurug
menggunakan tanah bekas galian agar kedalamannya sesuai dengan
peil yang diinginkan (sesuai gambar), harus menggunakan pasir urug
yang dipadatkan dengan air secukupnya.
c. Setelah kedalaman tanah tidak ada masalah (sesuai gambar), baru
diurug dengan pasir urug. Ketebalan urugan pasir urug dibuat sesuai
gambar.
d. Untuk mencapai kepadatan urugan sirtu harus disiram dengan air
secukupnya.
e. Setelah lapisan urugan pasir urug, baru dilakukan pemasangan lapisan
batu kosong.
f. Untuk mengisi pasangan batu kosong harus diurug dengan pasir urug
dan disiram dengan air secukupnya.
g. Pasangan batu belah bisa dilakukan setelah pasangan batu kosong
selesai secara keseluruhan.
h. Pasangan batu belah menggunakan campuran 1 PC : 5 Pasir
i. Bentuk dan ukuran pondasi agar dibuat sesuai dengan gambar.
j. Dalam pelaksanaan pasangan batu belah tidak boleh saling menempel
harus diberi jarak dengan sepesi 1 PC : 5 Pasir.
k. Batu belah yang digunakan tidak diperbolehkan menggunakan batu
blondos, batu bisa digunakan setelah dipecah terlebih dahulu.
l. Batu belah yang digunakan tidak boleh terlalu besar dan harus
bergrdasi maksimal 20 cm.
m. Setelah selesai pekerjaan pasangan batu belah untuk pondasi, pondasi
tersebut harus di braben menggunakan campuran yang sama

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 15
4. Urugan kembali.
a. Setelah pekerjaan pasangan batu belah selesai tidak diperbolehkan
mengurug sisa bekas galian tersebut sebelum mendapatkan izin dari
direksi lapangan..
b. Pekerjaan urugan kembali tidak boleh mengurug pasangan batu belah.
c. Urugan kembali dapat menggunakan tanah bekas gailan.
PASAL 08
PEKERJAAN BETON
1. Yang termasuk pekerjaan beton ialah :
a. Semua pekerjaan beton tidak bertulang, antara lain neut kaki kusen,
pengisi lobang angkur, rabat beton dan lain-lain seperti pada gambar yang
tertera.
b. Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat konstruksinya
merupakan struktur utamanya antara lain : pondasi dangkal, kolom-kolom
struktur, kolom praktis, balok lantai, plat lantai, tangga, ring balk dan lain-
lain seperti pada gambar.
c. Semua pekerjaan yang dilakukan sebelum, sedang dan sesudah
pengecoran yaitu : pembuatan cetakan, persiapan dan penulangan (stek-
stek), pengecoran, pemeliharaan, pembukaan cetakan dan lain sebagainya.
d. Semua pekerjaan beton yang akan dilakukan sebelum pengecoran harus
dilakukan test beton dengan pemeriksaan test beton yang dilakukan di
lembaga yang biaya pengetesannya ditanggung oleh pemborong.
2. Persyaratan Umum :
a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan peraturan /
normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PBI’71 / SKSNI – T15 –
1991-03, PMI, PKKI dan lain-lain.
b. Peraturan beton
1. Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada
PBI ’71 / SKSNI – T15 – 1991-03.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 16
2. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2 pasal
3.1 sampai 3.9 atau seperti yang tertera dalam SKSNI – T15 – 1991-
03.
3. Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2 bagian 3 bab 4,5,6
berlaku seluruh pasal.
4. Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI ‘71 NI-2 bab 5 pasal 5.3 sampai
5.8.
5. Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan PBI ’71 /
SKSNI – T15 – 1991-03.
6. Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
c. Penggunaan bahan bangunan.
7. Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat K-225 untuk beton
struktur atas (balok, kolom pelat dan tangga) dan untuk beton struktur
bawah (pelat pondasi dan sloof) dengan test beton yang dilakukan di
laboratorium yang resmi.
8. Kualitas baja U-24. untuk tulangan kurang dari atau sama dengan  12
sedangkan U-40 untuk tulangan lebih dari 12.
d. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton pemborong harus meneliti gambar-
gambar kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan segera
memberitahu kepada Direksi.
e. Adukan
Adukan beton tak bertulang dan beton bertulang adalah sesuai dengan mix
design. Dengan mutu beton K-225.
f. Tulangan
9. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin.
10. Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat.
11. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 17
12. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau
tumpuan lain.
13. Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan tekan pada pelat
digunakan cakar ayam
14. Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom / pondasi yang sudah
dicor harus distek dengan overlapping sesuai dengan PBI ‘71.
15. Pemborong harus membuat kotak-kotak takaran untuk adukan beton,
yang disetujui oleh konsultan penngawas.
16. Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan kedudukan dan
bentuknya tetap tidak bergeser maupun bergerak pada waktu dan
setelah pengecoran tetapi mudah dibongkar.
17. Khusus untuk plat lantai dan balok-balok induk dan anak, cetakan
menggunakan multiplek tebal 18 mm.
18. Apabila untuk rangka penyangga bekisting digunakan kayu, maka
bahan kayu harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus.
19. Bila menggunakan bambu sebagai penyangga harus seijin Direksi
Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar
20. Perubahan / penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan
pelaksanaan dengan gambar kerja.
21. Seluruh pipa kabel harus dipasang pada plat lantai dan kolom-kolom
sebelum dicor.
g. Perbandingan Campuran dan Kekuatan
Campuran beton harus mengikuti persyaratan dari tabel campuran beton
yang diberikan. Tes pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran
beton untuk berbagai kelas beton yang direncanakan dan harus mengikuti
NI – 2 (PBI’ 71) bagian 3 bab 4 untuk menentukan perbandingan semen,
agregat dan air yang akan digunakan.
Tes pendahuluan adalah untuk memperoleh adukan dengan kemampuan
pengerjaan (workability) yang diinginkan, dengan kekuatan yang
diperoleh kira – kira 30% - 40% lebih tinggi dari kekuatan yang
direncanakan.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 18
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi bangunan ini
adalah :
 K – 225 untuk komponen struktural dari beton bertulang yang dicor
setempat seperti : plat lantai, balok, kolom dan tangga
 K – 225 untuk struktur bawah pile cap, pelat pondasi dan sloof
 K – 125 untuk lantai kerja.
h. Test Pendahuluan untuk Menentukan Perbandingan Beton
Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasar, air dan bahan –
bahan penambah (admixture) yang diperlukan untuk menghasilkan beton
yang memenuhi persyaratan harus ditentukan oleh Pemborong dari
sejumlah campuran-campuran percobaan yang dilakukan dalam
laboratorium untuk beton yang akan dipakai dalam pekerjaan.
i. Bahan – Bahan Penambah (Admixture)
Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diizinkan Pengawas
Proyek. Dimana penggunaan admixture diizinkan, maka bahan ini harus
ditambahkan pada beton dalam tempat pengadukannya dengan
mempergunakan alat pengukur otomatis, dan petunjuk – petunjuk pabrik
mengenai penggunaannya.
j. Tempat Adukan
Pengadukan dari semua semen, agregat kasar dan halus harus dilakukan
dalam mesin pengaduk beton yang disetujui dan yang mempunyai alat
pengatur/penunjuk berat. Air yang dimasukkan ke dalam mesin pengaduk
ini harus dilakukan dengan tepat. Kadar kelembaban dari agregat harus
diperhitungkan sehingga banyaknya air yang akan dimasukkan dapat
ditentukan dengan tepat. Kadar kelembaban setiap agregat biasanya
ditentukan dua kali sehari yaitu sekali diwaktu pagi dan sekali diwaktu
siang atau pada waktu – waktu lain yang dianggap perlu oleh Pengawas
Proyek. Toleransi untuk pengadukan harus dalam batas 2% untuk semen
dan 3% untuk agregat.
k. Pengecoran

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 19
22. Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.
Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam bestek ini.
23. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam berat
yang ditakar dalam keadaan kering.
24. Takaran harus dibuat baik dan kuat dan sebelum dipakai dimintakan
persetujuan Direksi.
25. Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam
drum pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan
warna yang sama.
26. Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui
oleh Direksi.
27. Bekisting atau tulangan yang tekena percikan beton harus dibersihkan
sebelum pengecoran selanjutnya.
28. Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter
untuk mencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan
pengikatnya.
29. Nilai slump untuk lantai, balok, kolom dan pondasi adalah 7,5 sampai
12 cm.
30. Pasangan batu bata dilakukan dengan campuran 1 Pc : 3 Kp : 10 Ps
untuk semua pasangan batu bata selain pasangan trasram.
31. Batu bata sebelum dipasang harus direndam di dalam air terlebih
dahulu sampai jenuh.
32. Pasangan bata setengah batu dilakukan bertahap, setiap hari setinggi 1
m,tidak boleh melebihi 1 m diikuti dengan cor kolom praktis.
33. Batu bata kurang dari setengah panjang tidak boleh dipergunakan.
34. Siar dikerok sebelum diplester, dan pasangan batu bata tidak boleh
ditembus andang-andang.
35. Pasangan batu bata seluas maksimum 12 m2 harus diperkuat beton
(kolom praktis) 12 x 12 cm dengan tulangan pokok 410, beugel 6
jarak 15 cm kecuali sudah ada perkuatan lain.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 20
36. Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air
selama 14 (empat belas) hari.
l. Pembongkaran Bekisting.
37. Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga
menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor. Bagian
struktur beton vertikal yaitu sisi balok kolom praktis, dapat dibongkar
bekistingnya setelah 72 jam dengan persyaratan bahwa betonnya telah
cukup mengeras sehingga tidak ada kemungkinan cacat, setelah
mendapat ijin dari Direksi. Bagian struktur beton yang disangga
dengan batang penyangga tidak boleh dibongkar begesting maupun
tiang penyangganya sebelum elemen struktur tersebut mencapai
kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-bahan
pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan apapun bekisting tidak boleh
dibongkar sebelum mencapai 14 (empat belas) hari pada beton yang
memakai rawatan begesting baru boleh dibongkar setelah rawatan
berakhir.
38. Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup
air, selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.
m. Pemotongan Contoh Beton untuk Pengujian (Core Drill)
Dalam hal mutu beton yang telah selesai dicor dianggap meragukan dan
dalam hal – hal lain dimana kubus – kubus percobaan tidak memenuhi
syarat pengujian seperti yang telah diutarakan di atas, maka harus
dilakukan pengambilan contoh dari beton yang telah mengeras yang
berbentuk silinder yang mempunyai diameter luar 100 mm untuk diuji.
Peralatan dan cara pemotongan/pengambilan contoh harus disampaikan
kepada Direksi / Engineer sebelum pelaksanaannya dan persiapan –
persiapan dan pengujiannya harus dilakukan sesuai dengan JIS A 1108.
Jika kekuatan contoh silinder yang diambil dari beton yang telah
mengeras ini lebih rendah dari persyaratan kekuatan yang diminta dan
beton tidak memenuhi persyaratan – persyaratan lain yang seharusnya

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 21
dipenuhi, maka pekerjaan beton untuk bagian ini dianggap tidak
memenuhi persyaratan.
1. Hasil Pengujian yang tidak Memenuhi Syarat
Jika persyaratan yang ditentukan tidak dipenuhi, pemborong harus
mengambil langkah – langkah untuk perbaikan seperti yang mungkin
ditunjukkan oleh Pengawas Proyek dan sebelum pelaksanaannya.
Pemborong harus menyampaikan detail pelaksanaan kepada Pengawas
Proyek untuk mendapat persetujuannya dan harus menjamin bahwa
beton yang akan dicor memenuhi persyaratan. Seluruh biaya
mengenai pekerjaan perbaikan ini termasuk pengujian, peralatan
pemotongan dan peralatan lain – lain, menjadi tanggungan Pemborong.
2. Peralatan Pengaduk Beton (Plant)
Peralatan pengaduk beton harus sesuai baik type maupun kapasitasnya
yang direncanakan khusus untuk tujuan tersebut. Kemampuan
peralatan pembuat beton ini harus memenuhi persyaratan teknis yang
telah disetujui oleh Pengawas Proyek.
Waktu pengadukan harus lebih dari 1.5 menit dalam hal penggunaan
pengaduk yang dapat dimiringkan (tikting mixer) dan lebih dari satu
menit dalam penggunaan forced mixer. Jika waktu pengoperasian
mixer harus segera dihentikan, tidak boleh dilakukan penambahan
bahan lagi ke dalam mixer sampai seluruh beton dikeluarkan dan
dibersihkan.
3. Pengangkutan
Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus diangkut secepat
mungkin dari mixer agar dijamin bahwa tidak akan terjadi bleeding
atau segregasi dari campuran agregat dan slump akan sesuai dengan
harga – harga yang ditentukan. Jika dipergunakan kereta dorong atau
trollry maka harus dibuat tempat jalannya yang rata agar beton tidak
bersegregasi selama diangkut. Pemompaan beton dapat diizinkan jika
Pengawas Proyek menyetujuinya.
4. Penempatan dan Pemadatan

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 22
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang – barang
lain yang harus berada didalam beton, harus dibersihkan dari semua
macam kotoran. Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa
dengan teliti dan ruang yang akan diisi beton harus betul – betul
dibersihkan. Penempatan didalam lapisan – lapisan horisontal tidak
boleh melebihi tebal 40 cm (setelah dipadatkan), Pengecoran beton
harus dilakukan terus menerus antara tempat sambungan yang
direncanakan atau disetujui tanpa terhenti termasuk waktu makan. Jika
dipakai corong – corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan
harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus
disediakan selang – selang penyemprot atau pelat – pelat peluncur agar
tidak terjadi segregasi selama pengecoran.
5. Siar Dilatasi
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar dilatasi, letak dan
pengaturannya ditunjukkan dalam gambar – gambar atau seperti yang
disetujui Pengawas Proyek. Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar
yang ditunjukkan oleh gambar, karena kerusakan mesin pengaduk
beton atau keadaan yang tidak terduga, harus dibuat bulk-head
sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan – tegangan
utama.
6. Selimut Beton
Tebal selimut beton untuk seluruh konstruksi pada lantai I dan pondasi
poer karena berhubungan dengan air laut setebal 4 cm, sedang untuk
kontruksi pada lantai II dan keatasnya, tebal selimut beton minimal 3
cm.
7. Pengeringan Beton
Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan beton dengan
cara sebagai berikut :
 Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, atau bahan
sejenis atau lapisan pasir yang harus terus menerus dibasahi
selama 10 hari.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 23
 Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan
lapisan air yang disetujui.
8. Cetakan Beton
Cetakan yang dipakai untuk beton dari kayu bekisting, dilapis dengan
triplex atau multiplex. Konstruksi harus cukup kuat untuk menahan
beban mati dan beban hidup yang bekerja, tekanan beton dalam
keadaan basah, getaran – getaran tanpa mengalami perubahan.
9. Penulangan
Penulangan untuk konstruksi beton harus memenuhi persyaratan –
persyaratan dalam PBI 1971 / SKSNI – T15 – 1991 –03. Pemborong
sebelum melaksanakan pembesian harus membuat gambar kerja yang
mencakup penempatan tulangan, pemotongan dan pembengkokan
besi.
PASAL 12
PEKERJAAN LISPLANK
1. Lisplank bawah genting dibuat dari kayu kamper ukuran tebal 3 cm dan
lebar 30 cm/ sesuai gambar dengan konstruksi dan pelaksanaan sesuai
dengan gambar detail.
2. Kayu yang dipasang harus kayu tua, lurus, kering dan tanpa cacat-cacat dan
disetujui oleh Direksi
3. Pemasangan lisplank bawah genting harus menghasilkan bidang yang rata
dan dijamin kekuatannya, sambungan-sambungan harus betul-betul rapi dan
tidak ada bagian yang bergelombang dan harus waterpass. Kemudian dicat
dengan cat kayu.
PASAL 13
PEKERJAAN PLAFOND & LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan pemasangan plafond dengan pada lantai 2 dan pada kamar
mandi.
b. Pekerjaan pemasangan plafond dengan menggunakan rangka hollow
2. Pelaksanaan Pekerjaan

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 24
a. Pekerjaan plafond dengan menggunakan rangka hollow dan papan harus
dikerjakan sesuai dengan gambar.
b. Sebelum hollow dan papan dipasang terlebih dahulu usuk dan papan
diserut minimal tiga sisi hingga halus dan rata.
c. Pemasangan plafond harus dikerjakan sedemikian rupa hingga sesuai
dengan gambar.
d. Semua rangka yang masuk dalam dinding pasangan batu bata harus diberi
angkur dan di cor dengan menggunakan campuran beton 1 Pc : 2 Ps : 3 kr.
e. Besi IWF yang digunakan sebagai hanger p[lafond harus besi utuh dan
tidak besi bekas.
f. Pemasangan plafond rangka usuk dan papan harus menghasilkan bidang
yang plat, datar dan herizontal
g. Semua rangka plafond difinishing dengan menggunakan melamin.
PASAL 16
PEKERJAAN CAT-CATAN & PELITURAN.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan cat tembok meliputi semua bagian dinding tembok, dan kolom,
kecuali yang di minta di expose.
b. Pekerjaan pelitur kayu meliputi semua kosen kayu, jendela dan daun
rangka daun pintu dan jendela.
c. Pekerjaan memeni kayu meliputi semua kayu pada konstruksi tritisan
(konsol, gording dan listplan).
d. Pekerjaan cat besi meliputi pengecatan konstruksi yang menggunakan
besi, handrill dan daun pintu dari besi.
e. Pekerjaan cat kayu meliputi semua kayu yang kelihatan, selain yang
dipolitur.
2. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Bahan :
 Syarat bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini :
 Untuk cat tembok harus cat yang berkwalitas baik mudah
dibersihkan ( sekwalitas Mowileks).

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 25
 Cat kayu yang digunakan yang berkalitas baik sekwalitas Emco.
 Cat besi yang digunakan sekwalitas Nipont Paint.
b. Cat tembok :
 Bidang yang akan dicat tembok sebelumnya harus dibersihkan dengan
cara menggosok memakai kain yang dibasahi dengan air. Setelah
kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya
rata dan licin yang selanjutnya diplamour secara merata dan di
amplas/diambril, kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan
roller minimal 20 cm sampai baik.
 Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan
pengecatan yang rata dan baik.
c. Memeni kayu
 Bidang yang akan dicat meni harus bersih dan dalam keadaan kering.
Pengecatan harus merata dan tidak lagi terlihat warna serat-serat kayu
yang dicat.
 Sebelum memeni kayu sebelumnya lubang-lubang kayu di dempul
dahulu.
d. Cat kayu
 Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabriknya atau sebelum
pekerjaan cat dimulai, kayu harus kering dan digosok dengan amplas
sampai halus dan didempul pada tempat yang berlubang selanjutnya
diplamour sampai rata dan di ambri/di amplas, kemudian dicat
minimum 2 (dua) kali ,hingga rata sampai tidak kelihatan warna
kayunya lagi. Pengecatan dilakukan pada tempat yang tidak terkena
sinar matahari langsung.
e. Cat besi
 Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi baru boleh dicat setelah
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan
minimum 2 (dua) kali. Pengecatan di luar ketika cuaca mendung dan
hujan tidak diperkenankan.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 26
f. Melamik
 Yang dimaksud dengan pekerjaan polituran / melamin disini ialah
semua pekerjaan kayu yang tidak dicat, meliputi : semua kusen
pintu,jendela daun pintu, jendela dan bovenlicht, sesuai petunjuk
direksi.
 Sebelum kayu yang akan dipolitur/ melamin harus bersih dari kotoran
maupun cat. Kayu yang lubang sebelumnya harus didempul
menggunakan dempul khusus politur hingga rata, setelah itu baru di
kuas dengan oker. Lalu diambril hingga rata dan halus. Setelah kayu
dianggap sudah siap dipolitur, baru dipolitur. Cara politur
menggunakan kain kaos dengan digosok-gosokan hingga rata dan
mengkilat.
g. Coating
 Yang dimaksud dengan pekerjaan coating disini adalah semua
pekerjaan besi termasuk dalam pengecetan. Sesudah pekerjaan anti
karat pada pekerjaan besi diadakan lapisan coating (lapisan pelinding
matrial bahan besi).
PASAL 15
KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE
1. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan claim.
2. Semua kenaikan harga akibat Pemerintah Republik Indonesia dibidang
moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan claim sesuai dengan
Keputusan Pemerintah dan Pedoman resmi dari Pemerintah R.I.
3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain : gempa
bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, dimana
kejadian tersebut dapat dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi
tanggungan pemborong.
4. Untuk kelambatan penyerahan yang disebabkan oleh force majeure maka
pihak pemborong harus segera memberitahukan kepada Pemimpin Proyek,

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 27
selambat-lambatnya 48 (empat puluh delapan) jam setelah kejadian disertai
bukti-bukti yang sah dipihak berwenang.

PASAL 16
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Papan Nama Proyek lengkap dengan tulisan.
2. Jalan masuk dibuat sesuai arahan Direksi Pekerjaan.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini dijelaskan di dalam aanwijzing
dan atau akan diberikan petunjuk Direksi.
4. Contoh BQ yang diberikan, VOLUME MENGIKAT, Pemborong harus
meneliti apabila ada tidak kesamaan antara gambar dan BQ yang diberikan.
5. Surat permintaan ijin bangunan dari pihak Proyek, sedang pengurusannya ke
kantor / kotamadia diserahkan kepada pihak pemborong.

PASAL 17
PENUTUP
1. Sehubungan dengan adanya Bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi,
maka Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar / bestek,
daftar kwantitas barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan
penawaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi
belum masuk dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari dokumen ini, dan harus diikuti / dilaksanakan oleh kontraktor
sebagai bagian dari penawarannya, agar diperoleh penyelesaian pekerjaan
yang baik dan memenuhi persyaratan.
3.2 Izin mendirikan bangunan (IMB)
Izin mendirikan bangunan atau biasa di kenal dengan IMB adalah
perizinan yang diberikan oleh kepala daerah kepada pemilik bangunan untuk
membangun pembangunan baru, mengubah, memperluas, mengurangi dan atau
merawatan bangunan sesuai persyaratan teknis yang berlaku. IMB merupakan
salah satu prosuk hokum untuk mewujudkan tataan tertentu sehingga tercipta

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 28
ketertiban, keamanan, keselamatan, kenyamanan, sekaligus kepastian hokum.
Kewajiban setiap orang atau badan yang akan mendirikan bangunan untuk
memelikiizin mendirikan bangunan di atur pada pasal 5 ayat 1 perda no.7 tahun
2007.
Dasar Hukum IMB
Peraturan dan perundang-undangan yang memuat IMB adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang no.28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
a) Pasal 7 ayat 1. “ setiap bangunan gedung harus memenuhi
persyaratan administrative dan persyaratan teknis sesuai dengan
fungsi bangunan.”
b) Pasal 7 ayat 2. “ persyatan administrative bangunan gedung
sebagaimana di maksud dalam ayat (1) meliputi persyaratan status
hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin
mendirikan bangunan.”
2. Undang-undang no.26 tahun 2007 tentang penataan Ruang
29
3. PP no.36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan undang-undang no 28
tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
Syarat mengurus surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Persyaratan administrative
1. Status hak atas tanah
2. Status kepemilikan bangunan
3. Izin mendirikan bangunan
4. Hasil analisis bangunan
5. Persyaratan keselamatan
6. Persyaratan kesehatan
7. Persyaratan keamanan
8. Persyaratan kemudahan

Persyaratan tata bangunan


1. Peruntukan dan intensitas
2. Arisitekture bangunan gedung
3. Persyaratan pengendalian dampak lingkungan.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 29
BAB IV
GAMBAR BESTEK, GAMBAR EKSTERIOR DAN INTERIOR
SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

4.1 Pengertian Bestek dan Gambar Bestek dalam proyek bangunan


1. Pengertian Bestek
Bestek berasal dari bahasa Belanda yang artinya Peraturan dan syarat-
syarat pelaksanaan suatu pekerjaan bangunan atau proyek. Dalam arti luas, bestek
adalah suatu peraturan yang mengikat, yang diuraikan sedemikian rupa, terinci,
cukup jelas dan mudah dipahami.
Bagian-bagian bestek terdiri dari :

a) Peraturan Umum.
b) Peraturan Administrasi.
c) Peraturan dan Teknis Pelaksanaan.
2. Pengertian Gambar Bestek dalam proyek bangunan
Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar pra rencana,
serta gambar detail dasar dengan skala yang lebih besar. Gambar bestek juga
terdiri atas lampiran dari uraian syarat-syarat (bestek) pekerjaan.
Gambar bestek terdiri dari :

a) Gambar Situasi.

Suatu gambar tenis yang melukiskan letak atau posisi bangunan


pada arah daerah yang akan dibangun, lengkap memperlihatkan
rencana halaman, pagar, jalan masuk dan saluran pembuangan air
serta sempadan.

b) Gambar Denah.

Suatu gambar teknis yang melukiskan tampak atas dari suatu


bangunan suatu bangunan setelah dipotong setinggi 1m dari
permukaan lantai.

c) Gambar Potongan.

Gambar yang menekankan pada permukaan luar yang vertikal atau


dari arah pandang frontal dimana bentuk objek digambar secara 2
dimensi dan dilihat dari luar bangunan.

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 30
d) Gambar Perspektif.

Visualisasi sebuah benda atau ruang nyata pada sebuah bidang


datar dengan memperhatikan horizon dan titik lenyap.

e) Gambar Rencana Atap.

f) Gambar Detail Konstruksi.


g) Gambar Pelengkap.

Bestek dan gambar bestek merupakan kunci pokok (tolok ukur) baik
dalam menentukan kualitas dan scope of work maupun dalam menyusun RAB
(Rencana Anggaran Biaya) proyek.
Dengan adanya bestek dan gambar bestek, maka pemborong / kontraktor dapat
membayangkan bentuk dan macam bangunan yang diingini oleh Pemberi Tugas
dan bagaimana untuk melaksanakannya.

4.2 Desain interior dan eksterior

4.2.1 Desain interior

Desain interior ini memiliki konsep dan gaya interior.

Pengertian desain interior, desain interior adalah ilmu pengatahuan dalam


mendekorasi atau menata objek dalam ruangan. Hal ini dapat berupa furniture dan
aksesoris perangkat furniture seperti lampu, ornamen, pajangan, dan lain
sebagainya

Pengertian konsep desain interior

Konsep desain adalah dasar pemikiran desainer yang digunakan untuk


memecahkan permasalah desain.

 Macam-macam konsep desain interior


a. Konsep rustic

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 31
Gaya adalah desain interior pedesaan yang menggambarkan berbagai
variasi dengan penekanan pada alam dan unsur natural. Desain rustic
adalah desain yang membawa suasana alam kedalam ruangan
b. Konsep klasik

Tugas Jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Nama : Johannes Rodo 32

Anda mungkin juga menyukai