Anda di halaman 1dari 8

Analisis Penjualan Buku Bajakan di Marketplace Online Berdasarkan PP

Nomor 80 Tahun 2019


KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, daninayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Hukum dagang ini sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Tak lupa pula, kami kirimkan shalawat beriring salam kepada junjungan kita semua,
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.Makalah Hukum Adat yang kami susun
ini berjudul Analisis Penjualan Buku Bajakan di Marketplace Online Berdasarkan PP Nomor 80 Tahun
2019.

Makalah ini hadir untukmemenuhi tugas Hukum dagang yang diberikan dosen pengampu Bapak
Iron Fajrul Aslami SH, MH . Selain itu,Banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
makalah ini. Oleh karena itu, kami ucapkan banyak terimakasih. Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian.Besar
harapan kami, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan sumbangsih yang berarti demikemajuan ilmu
pengetahuan bangsa.

Serang, 17 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………… 2


B. Rumusan Masalah …………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan …………………………………………….. 3
D. Manfaat Penulisan ………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. ……………………………………………. 5
B. ……………………………………………… 6
C. ……………………………………………….. 12
D. …………………………………………………. 16
E. ……………………………………… 20
F. …………………………………. 25

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………… 30
B. Saran ……………………………………………………………… 31

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan suatu negara hukum, sebagai negara hukum semua hal
termasuk Hak Kekayaan Intelektual di atur di dalamnya. Hak Kekayaan Intelektual
atau disingkat “HKI” adalah hak yang timbul atas hasil olah pikir otak manusia yang
menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Secara umum dapat
dikatakan bahwa obyek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir
karena kemampuan intelektual manusia dan hal ini diatur dalam UU Nomor 28 tahun 2014
tentang Hak Cipta, UU Nomor No 13 Tahun 2016 Tentang Paten, PP 36 Tentang Pencatatan
Perjanjian lisensi, dan UU No 31 Tentang Desain Industri.

Melihat realitas yang ada banyak sekali perdagangan online dewasa ini yang
dirasa menyentuh atau melakukan tindakan hokum yang sangat serius sebagaimana kita
fokuskan pada hak cipta, banyak sekali di onlineshop melakukan kegiatan perdagangan
barang barang yang sifatnya illegal, dalam artian banyak sekali barang banjakan yang
dijual, mengingat adanya aturan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 12
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (“UU Hak Cipta”),
Penggandaan adalah "proses, perbuatan, atau cara menggandakan satu salinan Ciptaan
dan/atau fonogram atau lebih dengan cara dan dalam bentuk apapun, secara permanen
atau sementara."

Salah satu cara penggandaan yang banyak terjadi di sekitar kita adalah dengan
fotokopi salinan dari buku asli . salinan buku tersebut dijual secara online melalui
berbagai platform onlineshop dengan harganya yang jauh lebih murah daripada buku asli.
Apakah tindakan ini melanggar hak cipta?

Pasal 9 ayat (3) UU Hak Cipta memang menyebutkan,


“Setiap Orang yang tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta dilarang
melakukan Penggandaan dan/atau Penggunaan Secara Komersial Ciptaan.”

Bahkan, Pasal 46 menyebutkan,

“Penggandaan untuk kepentingan pribadi atas Ciptaan yang telah dilakukan


Pengumuman hanya dapat dibuat sebanyak 1 (satu) salinan dan dapat dilakukan tanpa
izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta”.

Permasalahan selanjutnya justru timbul dari tempat penyalinan buku itu sendiri, di
mana ada tempat penyalinan yang menggandakan buku-buku untuk kemudian dijual
kembali. Tindakan ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta, karena
dilakukan untuk Penggunaan Komersial. Terkait dengan hal ini, Pasal 10 UU Hak Cipta
menyebutkan,

“Pengelola tempat perdagangan dilarang membiarkan penjualan dan/atau


penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat
perdagangan yang dikelolanya.”

Pelanggar pasal 10 tersebut dapat dikenai pidana denda paling banyak Rp 100 juta
(Pasal 114 UU Hak Cipta)..

Pasal 99 UU Hak Cipta menjelaskan bahwa pemegang Hak Cipta dapat


mengajukan gugatan ganti rugi atas pelanggaran Hak Cipta atau produk Hak Terkait.
Akan tetapi, dalam situasi penggandaan buku-buku lama, tidak ada lagi pihak yang dapat
mengajukan gugatan.
BAB II

PEMBAHASAN
BAB III

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai