Anda di halaman 1dari 21

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I

TAHUN 2014/2015
MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D

UNIVERSITY 089670585040

KADER HmI KOMHUK


UNPAS-BANDUNG
KETUPLAK LK I/2016-II

muh.jamal08 16jamal

7D744149

Muh_Nur_Jamal muh.nurjamaluddin

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 1
Silakan follow ya   

muh.jamal85@yahoo.com

muh.jamal1608@gmail.com

muhnurjamaluddin.blogspot.co.id
mnurjamaluddin.blogspot.co.id
creativityjamal.blogspot.co.id

Muhammad Nur Jamaluddin

ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia

SAAT INI
Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja,
RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 2
Renungan

Ya Tuhan, saya lupa

Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya

Ingat:

Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?

Ya Tuhan, karena saya lupa

Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku

Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone

Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini

Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini

Ingat:

Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?

Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?

Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik

Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya

Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini

Ingat:

Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?

Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?

Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia

Dan juga kebahagiaan di akhirat

Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan

Ingat:

Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu

Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 3
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261
UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2014/2015

MATA KULIAH : PENGANTAR HUKUM INDONESIA


HARI, TANGGAL : KAMIS, 30 OKTOBER 2015
KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G-H-I / I
WAKTU : 90 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK

Soal:
1. Apa pengertian hukum menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja! Mengapa definisi hukum
menurut beliau lebih lengkap dibandingkan definisi hukum dari ahli lainnya? Jelaskan bahwa
Pengantar Hukum Indonesia objek kajianya merupakan hukum positif!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa
pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang pengertian hukum menurut Prof. Mochtar
Kusumaatmadja yang lebih lengkap dibandingkan definisi hukum dari ahli lainnya. Kemudian
dituntut kembali untuk menjelaskan bahwa Pengantar Hukum Indonesia objek kajianya
merupakan hukum positif.
Jawab:
a. Penjelasan tentang pengertian hukum menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja yang lebih
lengkap dibandingkan definisi hukum dari ahli lainnya:
Menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja, S. H. bahwa hukum adalah keseluruhan asas dan
kaidah yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat, juga meliputi lembaga
(institusi) dan proses yang mewujudkan kaidah tersebut dalam masyarakat.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 4
Adapun unsur-unsur yang terkadung dalam pengertian hukum menurut Prof. Mochtar
Kusumaatmadja, S. H., yaitu:
a. Keseluruhan : sekumpulan, segalanya
b. Asas : dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat)
c. Kaidah : rumusan asas yang menjadi hukum, aturan yang sudah pasti,
patokan, dalil
d. Mengatur : membuat (menyusun) sesuatu menjadi teratur (rapi), menata
e. Pergaulan : perihal bergaul dalam kehidupan bermasyarakat
f. Hidup : masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya
(tentang manusia, binatang, tumbuhan, dan sebagainya)
g. Manusia : makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain),
insan, orang
a. Masyarakat : sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama
h. Lembaga : instansi yang menangani perihal
i. Proses : runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu
j. Mewujudkan : menjadikan berwujud (benar-benar ada dan sebagainya)
Sesuai dengan pengertian dan uraian unsur dari pengertiannya bahwa Prof. Mochtar
Kusmuaatmadja, S. H., mengartikan hukum sebagai suatu aturan yang mengatur tindakan
manusia dalam masyarakat dan lembaga-lembaga yang berwenang menegakkan hukum
secara adil menurut hukum itu sendiri. Sehingga hal tersebut yang menjadikan lebih
lengkapnya definisi hukum dibandingkan dari ahli lainnya.
Secara singkat bahwa beliau memandang hukum berdasarkan adanya asas, kaidah,
pergaulan masyarakat, meliputi lembaga sebagai penegak dari kaidah tersebut. Dalam
tatanan mewujudkan hukum beberapa unsur tersebut diperlukan, sehingga sudah jelaslah
bahwa yang dikemukakan oleh Prof. Mochtar Kusmuaatmadja, S. H., tentang hukum lebih
lengkap dibandingkan dari ahli lainnya.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 5
b. Penjelasan bahwa Pengantar Hukum Indonesia objek kajianya merupakan hukum positif:
Pengantar Hukum Indonesia objek kajianya merupakan hukum positif. Memang sudah jelas
bahwa PHI kajian objeknya itu hukum positif atau ius constitutum atau hukum yang saat ini
berlaku di Indonesia.
Lebih jelasnya bahwa hukum positif disini adalah hukum positif Indonesia, yang berarti
kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis dan tidak tertulis yang pada saat ini sedang
berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan ditegakkan oleh atau melalui
pemerintah atau pengadilan dalam negara Indonesia. Penekanan pada saat ini sedang
berlaku, karena secara keilmuan rechtwefenschap, pengertian hukum positif diperluas.
Bukan saja yang sedang berlaku sekarang, melainkan termasuk juga hukum yang pernah
berlaku dimasa lalu. Perluasan ini timbul karena dalam definisi keilmuan mengenai hukum
positif dimasukkan unsur berlaku pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Hukum yang
pernah berlaku adalah juga hukum yang berlaku pada waktu tertentu dan tempat tertentu,
sehingga termasuk pengertian hukum positif, walaupun dimasa lalu.

2. Ada berapa sistem hukum di dunia sistem hukum manakah yang berlaku di Indonesia? Jelaskan
mengapa sistem hukum di atas mempengaruhi terhadap perkembangan hukum positif Indonesia!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa
pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang sistem hukum di dunia sistem dan sistem
hukum yang berlaku di Indonesia. Kemudian dituntut menjelaskan pula alasan sistem hukum di
dunia mempengaruhi terhadap perkembangan hukum positif Indonesia.
Jawab:
a. Penjelasan tentang sistem hukum di dunia sistem dan sistem hukum yang berlaku di
Indonesia:
Pada dasarnya banyak sistem hukum yang dianut oleh berbagai negara-negara di dunia,
namun dalam sejarah dan perkembangannya ada empat macam sistem hukum yang sangat
mempengaruhi sistem hukum yang diberlakukan di bergagai negara tersebut.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 6
Adapun sistem hukum yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Sistem Hukum Eropa Kontinental
a) Berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain civil law/hukum Romawi).
b) Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari kodifikasi hukum
yang berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar Yustinianus
abad ke-5 (527-565 M).
c) Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari berbagai kaidah hukum yang ada
sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis (hukum yg
terkodifikasi)
d) Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam perumusan dan kodifikasi hukum
di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Prancis, Italia, Amerika
Latin, Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan Belanda).
e) Artinya adalah menurut sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan sebagai dasar
berlakunya hukum dalam suatu negara.
Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental:
a) Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah bahwa
hukum itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk
undang-undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi.
b) Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum. Kepastian hukum dapat terwujud
apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur dengan peraturan
tertulis, misalnya UU.
c) Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium yang berbunyi: ”tidak ada hukum
selain undang-undang.”
d) Dengan kata lain hukum selalu diidentifikasikan dengan undang-undang (hukum
adalah undang-undang).
Peran hakim dalam sistem hukum Eropa Kontinental:
 Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam menciptakan hukum baru, karena hakim
hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan yang ada
berdasarkan wewenang yang ada padanya.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 7
Putusan hakim dalam sistem hukum Eropa Kontinental:
 Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat para pihak yang
berperkara saja (doktrins res ajudicata) sebagaimana yurisprudensi sebagai sistem
hukum Anglo Saxon (Mazhab/Aliran Freie Rechtsbegung)
Sumber hukum dalam sistem hukum Eropa Kontinental:
a) Undang-undang dibentuk oleh legislatif (statutes).
b) Peraturan-peraturan hukum (regulation/administrasi negara/PP).
c) Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan diterima sebagai hukum oleh
masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-undang.
Berdasarkan sumber sistem hukum diatas maka sistem hukum Eropa Kontinental
penggolongannya ada dua, yaitu:
a) Bidang Hukum Publik
Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan
wewenang penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara.
Adapun yang termasuk dalam hukum publik ini ialah:
a) Hukum Tata Negara
b) Hukum Administrasi Negara
c) Hukum Pidana
b) Bidang Hukum Privat
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang
hubungan antara individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidup demi
hidupnya. Adapun yang termasuk dalam hukum privat, yaitu:
a) Hukum Sipil
b) Hukum Dagang
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia sekarang, batas-batas yang jelas
antara hukum publik dan hukum privat itu semakin sulit ditentukan. Hal itu disebabkan
faktor-faktor berikut:
a) Terjadinya sosialisasi di dalam hukum sebagai akibat dari makin banyaknya bidang-
bidang kehidupan masyarakat. Hal itu pada dasarnya memperlihatkan adanya unsur
kepentingan umum/masyarakat yang perlu dilindungi dan dijamin, misalnya saja
bidang hukum perburuhan dan hukum agraria.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 8
b) Makin banyaknya ikut campur negara di dalam bidang kehidupan yang sebelumnya
hanya menyangkut hubungan perorangan, misalnya saja bidang perdagangan, bidang
perjanjian dan sebagainya.
2) Sistem Hukum Anglo Saxon
a) Mula-mula berkembang di negara Inggris, dan dikenal dengan istilah Common
Law/Unwriten Law (hukum tidak tertulis).
b) Sistem hukum ini dianut di negara-negara anggota persemakmuran Inggris, Amerika
Utara, Kanada, dan Amerika Serikat.
Sumber hukum dalam sistem hukum Anglo Saxon:
a) Putusan-putusan hakim/putusan pengadilan atau yurisprudensi (judicial decisions).
Putusan-putusan hakim mewujudkan kepastian hukum, maka melalui putusan-
putusan hakim itu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum dibentuk dan mengikat
umum.
b) Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum tertulis yang berupa undang-undang dan
peraturan administrasi negara diakui juga, kerena pada dasarnya terbentuknya
kebiasaan dan peraturan tertulis tersebut bersumber dari putusan pengadilan.
c) Putusan pengadilan, kebiasaan dan peraturan hukum tertulis tersebut tidak tersusun
secara sistematis dalam kodifikasi sebagaimana pada sistem hukum Eropa
Kontinental.
Peran hakim dalam sistem hukum Anglo Saxon:
a) Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan
menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja. Hakim juga berperan besar dalam
menciptakan kaidah-kaidah hukum yang mengatur tata kehidupan masyarakat.
b) Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan-peraturan
hukum dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang berguna sebagai pegangan
bagi hakim-hakim lain dalam memutuskan perkara sejenis.
c) Oleh karena itu, hakim terikat pada prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang
sudah ada dari perkara-perkara sejenis (asas doctrine of precedent).
d) Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan prinsip hukum
yang dicari, hakim berdasarkan prinsip kebenaran dan akal sehat dapat memutuskan
perkara dengan menggunakan metode penafsiran hukum. Sistem hukum Anglo
Amerika sering disebut juga dengan istilah Case Law.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 9
Penggolongan dalam sistem hukum Anglo Saxon:
a) Dalam perkembangannya, sistem hukum Anglo Amerika itu mengenal pula
pembagian hukum publik dan hukum privat.
b) Pengertian yang diberikan kepada hukum publik hampir sama dengan pengertian
yang diberikan oleh sistem hukum Eropa Kontinental.
c) Sementara bagi hukum privat pengertian yang diberikan oleh sistem hukum Anglo
Amerika (Saxon) agak berbeda dengan pengertian yang diberikan oleh sistem Eropa
Kontinental.
d) Dalam sistem hukum Eropa Kontinental hukum privat lebih dimaksudkan sebagai
kaidah-kaidah hukum perdata dan hukum dagang yang dicantumkan dalam
kodifikasi kedua hukum itu.
e) Berbeda dengan itu bagi sistem hukum Anglo Amerika pengertian hukum privat
lebih ditujukan kepada kaidah-kaidah hukum tentang hak milik (law of property),
hukum tentang orang (law of persons), hukum perjanjian (law of contract), dan
hukum tentang perbuatan melawan hukum (law of tort).
f) Seluruhnya tersebar di dalam peraturan-peraturan tertulis, putusan-putusan hakim
dan kebiasaan.
3) Sistem Hukum Adat
a) Berkembang di lingkungan kehidupan sosial di Indonesia, Cina, India, Jepang, dan
negara lain.
b) Di Indonesia asal mula istilah hukum adat adalah dari istilah adatrecht yang
dikemukakan oleh Snouck Hugronje.
Sumber hukum dalam sistem hukum adat:
a) Sistem hukum adat umumnya bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak
tertulis yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran
hukum masyarakatnya.
b) Sifat hukum adat adalah tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek
moyangnya.
c) Hukum adat berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan keadaan sosial yang silih
berganti.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 10
d) Karena sifatnya yang mudah berubah dan mudah menyesuaikan dengan
perkembangan situasi sosial, hukum adat elastis sifatnya. Karena sumbernya tidak
tertulis, hukum adat tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri.
Sistem hukum adat di Indonesia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
a) Hukum adat mengenai tata negara, yaitu tatanan yang mengatur susunan dan
ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum, serta susunan dan lingkungan
kerja alat-alat perlengkapan, jabatan-jabatan, dan penjabatnya.
b) Hukum adat mengenai warga (hukum warga) terdiri atas:
 hukum pertalian sanak (kekerabatan);
 hukum tanah;
 hukum perutangan.
c) Hukum adat mengenai delik (hukum pidana) yang berperan dalam menjalankan
sistem hukum adat adalah pemuka adat (ketua adat), karena ia adalah pimpinan yang
disegani oleh masyarakat.
4) Sistem Hukum Islam
Sistem hukum Islam berasal dari Arab, kemudian berkembang ke negara-negara lain
seperti negara-negara Asia, Afrika, Eropa, Amerika secara individual maupun secara
kelompok.
Sumber hukum dalam sistem hukum Islam:
a) Al-quran, yaitu kitab suci kaum muslimin yang diwahyukan dari Allah kepada Nabi
Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.
b) Sunah Nabi (hadits), yaitu cara hidup dari nabi Muhammad SAW atau cerita tentang
Nabi Muhammad SAW.
c) Ijma, yaitu kesepakatan para ulama besar tentang suatu hak dalam cara hidup.
d) Qiyas, yaitu analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan antara dua
kejadian.
Sistem hukum Islam dalam hukum fiqih terdiri dari dua bidang hukum, yaitu:
a) Hukum rohaniah (ibadat), ialah cara-cara menjalankan upacara tentang kebaktian
terhadap Allah (salat, puasa, zakat, menunaikan ibadah haji).

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 11
b) Hukum duniawi, terdiri atas:
 Muamalat, yaitu tata tertib hukum dan peraturan mengenai hubungan antara
manusia dalam bidang jual beli, sewa menyewa, perburuhan, hukum tanah,
perikatan, hak milik, hak kebendaan dan hubungan ekonomi pada umumnya.
 Nikah (munakahah), yaitu perkawinan dalam arti membetuk sebuah keluarga
yang tediri dari syarat-syarat dan rukun-rukunnya, hak dan kewajiban, dasar-
dasar perkawinan monogami dan akibat-akibat hukum perkawinan.
 Jinayat, yaitu pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap hukum Allah
dan tindak pidana kejahatan.
Sistem hukum Islam menganut suatu keyakinan dan ajaran Islam dengan keimanan
lahir batin secara individual.
Negara-negara yang menganut sistem hukum Islam dalam bernegara melaksanakan
peraturan-peraturan hukumnya sesuai dengan rasa keadilan berdasarkan peraturan
perundangan yang bersumber dari Al-quran.
Dari uraian diatas tampak jelas bahwa di negara-negara penganut asas hukum Islam,
agama Islam berpengaruh sangat besar terhadap cara pembentukan negara maupun
cara bernegara dan bermasyarakat bagi warga negara dan penguasanya.
Di Indonesia sendiri menggunakan beberapa berpaduan sistem hukum. Sistem hukum yang
ada dan hidup di Indonesia meliputi perpaduan dari hukum agama, hukum adat, hukum
negara Eropa, terutama belanda sebagai negara penjajah terlama yang ada di Indonesia.
Dampak dari penjajahan Belanda yang berlangsung sekitar 3,5 abad lamanya tadi
membentuk dan mewariskan hukum negara tersebut pada Indonesia. Bangsa sendiri
sebelumnya juga memiliki kekayaan budaya yang sebenarnya tak kalah dari Belanda sendiri.
Bukti tersebut dapat ditelusuri pada situs-situs peninggalan kerajaan-kerajaan hindu yang
ada di Indonesia seperti Sriwijaya, Kutai, Majapahit, dan lain-lainnya.
Warisan-warisan budaya yang ditinggalkan oleh zaman kerajaan sendiri juga masih terasa
samapi sekarang. Salah satunya dapat disebutkan ialah hukum adat. Hukum adat tersebut
memuat peraturan-peraturan yang dapat bertahan sampai sekarang. Dari nilai-nilai adat
tersebut melahirkan sebuah hukum atau aturan yang dijadikan sebagai sumber hukum di
Indonesia.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 12
Jika dilihat Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama
Islam, oleh sebab itu tak heran jika bangsa Indonesia menggunakan atau lebih
mengutamakan hukum Islam sebagai pedoman untuk menjalani hidup yang baik untuk bekal
di kehidupan abadi kelak atau akhirat.
Seseorang dituntut untuk berbuat baik satu sama lain agar terciptanya sebuah keadaan yang
tertib dalam bermasyarakat. Dari sinilah hukum ikut berperan aktif mengatur segala perilaku
orang dengan orang lain yang dapat disebut dengan kaidah hukum.
Sumber-sumber kaidah hukum dapat berasal dari peraturan masyarakat itu sendiri, yang
dapat berupa:
1. Norma hukum merupakan peraturan yang dibuat oleh penguasa yang berisi perintah dan
larangan yang bersifat mengikat. Contohnya tiap tindakan pidana ada hukumannya.
2. Norma agama merupakan peraturan hidup yang berisi perintah dan larangan yang
bersumber dari Yang Maha Kuasa. Contohnya jangan membunuh, hormati orang tua,
berdoa, dan lain-lain.
3. Norma kesusilaan merupakan peraturan yang bersumber dari hati sanubari. Contohnya
melihat orang yang sedang kesulitan maka hendaknya kita tolong.
4. Norma kesopanan merupakan peraturan yang hidup di masyarakat tertentu. Contohnya
menyapa orang yang lebih tua dengan bahasa yang lebih tinggi atau baik.

b. Penjelasan sistem hukum di dunia mempengaruhi terhadap perkembangan hukum positif


Indonesia:
Perkembangan hukum positif yang ada di Indonesia tidak terlepas dari sejarah yang telah
berjalan cukup lama. Jika melihat sejarah panjang tersebut. Hukum yang ada di Indonesia
tersebut berasal dari negara Belanda, yang dulu pernah menjajah Indonesia. Tidak bisa
dipungkiri, bahwa Indonesia telah mengadopsi hukum yang berasal dari negara Belanda
tersebut. Mengingat karena Indonesia adalah negara kolonial jajahan Belanda, jadi mau atau
tidak Indonesia juga harus menerapkan sistem hukum yang ada di negara Belanda.
Hukum Indonesia secara keseluruhan masih menggunakan hukum yang berasal dari negara
kolonialnya, yaitu negara Belanda. Hampir semua hukum yang berjalan di Belanda juga ikut
diterapkan di Indonesia. Dengan kata lain, hukum Indonesia adalah hukum yang masih
mengacu kepada hukum yang dibuat oleh Belanda.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 13
Sistem hukum Eropa Kontinental adalah sistem hukum yang diterapkan di negara Belanda.
Karena Indonesia adalah bekas jajahan Belanda, jadi sistem Eropa Kontinental juga telah
diterapkan di Indonesia. Sistem hukum Eropa Kontinental lebih menekankan kepada hukum
yang tertulis, dan perundang-undangan menduduki peran penting dalam sistem hukum ini.
Di Indonesia sendiri, dasar hukumnya adalah konstitusi.
Sebagai salah satu dimensi kehidupan bangsa Indonesia, hukum Indonesia adalah suatu
kebutuhan mendasar yang didambakan kehadirannya sebagai alat pengatur kehidupan, baik
dalam kehidupan individual, kehidupan sosial maupun kehidupan bernegara. Kebutuhan
hakiki bangsa Indonesia akan ketentraman, keadilan serta kesejahteraan (kemanfaatan) yang
dihadirkan oleh sistem aturan yang memenuhi ketiga syarat keberadaan hukum tersebut
menjadi sangat mendesak pada saat ini, ditengah-tengah situasi transisional menuju
Indonesia baru.
Sistem hukum Indonesia sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjuk
pada sistem norma yang berlaku dan atau diberlakukan di Indonesia. Hukum Indonesia
adalah hukum, sistem norma atau sistem aturan yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain
yang juga populer digunakan, hukum Indonesia adalah hukum positif Indonesia, semua
hukum yang dipositifkan atau yang sedang berlaku di Indonesia.
Membicarakan sistem hukum Indonesia berarti membahas hukum secara sistemik yang
berlaku di Indonesia. Secara sistemik berarti hukum dilihat sebagai suatu kesatuan, yang
unsur-unsur, sub-sub sistem atau elemen-elemennya saling berkaitan, saling mempengaruhi,
serta saling memperkuat atau memperlemah antara satu dengan yang lainnya dan tidak dapat
dipisahkan.
Sebagai suatu sistem, hukum Indonesia terdiri atas sub-sub sistem atau elemen-elemen
hukum yang beraneka, antara lain hukum tata negara (yang bagian-bagiannya terdiri dari
tata negara dalam arti sempit dan hukum tata pemerintahan), hukum perdata (yang bagian-
bagiannya terdiri atas hukum perdata dalam arti sempit, hukum acara perdata dan hukum
dagang atau hukum bisnis), hukum pidana (yang bagian-bagiannya terdiri dari hukum
pidana umum, hukum pidana tentara, hukum pidana ekonomi serta hukum acara pidana)
serta hukum internasional (yang terdiri atas hukum internasional publik dan hukum perdata
internasional).

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 14
Melihat dari sistem hukum yang saat ini berlaku di Indonesia, tampak adanya perpaduan
antara satu sistem hukum dengan sistem yang lainnya. Indonesia tidak hanya menggunakann
sistem hukum Eropa Kontinental saja, tetapi juga telah mengalami perkembangan dalam
sistem hukumnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya sumbangan dari para
pemikir/filsuf terhadap sistem hukum yang sedang berjalan. Sehingga sistem hukum yang
ada di Indonesia saat ini terlihat mengalami perkembangan dan kemajuan karena adanya
hasil pemikiran dari para filsuf tersebut.

3. Pada perkembangan hukum Indonesia, terjadi pembaruan hukum (konvergensi hukum) yang
ternyata tidak dapat dihindari. Coba saudara jelaskan konvergensi hukum dari hukum privat ke
hukum publik, begitupun sebaliknya. Jelaskan mengapa demikian!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa
pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang konvergensi hukum dari hukum privat ke
hukum publik, begitupun sebaliknya. Kemudian dituntut untuk menjelaskan alasan tersebut
terjadi.
Jawab:
Konvergensi hukum dari hukum privat ke hukum publik:
Realita dalam kehidupan pun kita tahu bahwa perkawinan, waris, wakaf, pertahanan,
perdagangan, perusahaan dan sebagainya yang sebenarnya hal tersebut merupakan urusan
pribadi atau berhubungan dengan hukum privat. Namun, nyatanya sekarang hal tersebut
semuanya diatur oleh pemerintah berdasarkan undang-undang sehingga itulah yang dinamakan
konvergensi hukum, dari hukum privat ke hukum publik.
Konvergensi hukum dari hukum publik ke hukum privat:
KUH Perdata menyatakan usia dewasa 21 tahun dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan menunjuk usia dewasa 18 tahun. Sedangkan UU Penyelenggara Pemilu
menyebutkan usia pemilih (orang dewasa) 17 tahun. Kemudian draf RUU konvergensi
Telematika ini, ternyata hak warga negara tidak menjadi pertimbangan. Hak warga untuk bisa
mengakses telematika dan dengan itu dapat berkomunikasi tidak muncul dalam pertimbangan
RUU. Dua contoh tersebut merupakan konvergensi hukum dari hukum publik ke hukum privat.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 15
Maksudnya bahwa UU Penyelenggara Pemilu menyebutkan usia pemilih (orang dewasa) 17
tahun yang diurus oleh negara dalam pelaksanaanya menjadi hak pribadi begitupun dalam
telematika yang merupakan urusan negara kini menjadi hak pribadi, walaupun masih dalam
RUU.
Alasan terjadinya Konvergensi hukum dari hukum privat ke hukum publik, yaitu:
a. Adanya penemuan hukum diarahkan pada pemberian jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan tentang hukum dan hal pencarian penyelesaian-penyelesaian terhadap sengketa-
sengketa konkret.
b. Fakta-fakta yang terhadapnya hukum harus diterapkan seperti itu.
c. Berkenaan dengan adanya hal yang menemukan penyelesaian-penyelesaian dan jawaban-
jawaban berdasarkan kaidah-kaidah hukum harus diterapkan seperti itu.
d. Terjadinya sosialisasi di dalam hukum sebagai akibat dari makin banyaknya bidang-bidang
kehidupan masyarakat. Hal itu pada dasarnya memperlihatkan adanya unsur kepentingan
umum/masyarakat yang perlu dilindungi dan dijamin, misalnya saja bidang hukum
perburuhan dan hukum agraria.
e. Makin banyaknya ikut campur negara di dalam bidang kehidupan yang sebelumnya hanya
menyangkut hubungan perorangan, misalnya saja bidang perdagangan, bidang perjanjian
dan sebagainya.

4. Apa pengertian hukum pidana dan pengertian dari hukum perdata? Mengapa hukum pidana
masuk ke dalam golongan hukum publik sedangkan hukum perdata termasuk ke dalam
golongan hukum privat? Jelaskan berdasarkan ruang lingkup bahasannya!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa
pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang hukum pidana dan hukum perdata.
Kemudian dituntut untuk menjelaskan alasan hukum pidana masuk ke dalam golongan hukum
publik sedangkan hukum perdata termasuk ke dalam golongan hukum privat berdasaran ruang
lingkup bahasannya.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 16
Jawab:
a. Hukum pidana dan hukum perdata:
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan
kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan mana di ancam dengan hukuman yang
merupakan suatu penderitaan atau siksaan. Hukum pidana juga merupakan hukum yang
mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan yang merugikan kepentingan umum.
Hukum perdata ialah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang
terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan
masyarakat maupun pergaulan keluarga. Hukum perdata dibedakan menjadi dua, yaitu
hukum perdata material dan hukum perdata formal. Hukum perdata material mengatur
kepentingan-kepentingan perdata setiap subjek hukum. Hukum perdata formal mengatur
bagaimana cara seseorang mempertahankan haknya apabila dilanggar oleh orang lain.
Penjelasan alasan hukum pidana masuk ke dalam golongan hukum publik sedangkan hukum
perdata termasuk ke dalam golongan hukum privat berdasaran ruang lingkup bahasannya:
Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW) Indonesia terdiri dari empat buku,
buku I, yang berjudul perihal orang (van persoonen), buku II, yang berjudul perihal benda
(van zaken), buku III, yang berjudul perihal perikatan (van verbintennisen), dan buku IV,
yang berjudul perihal pembuktian dan kadaluarsa (van bewijs en verjaring) yang menjadi
ruang lingkup bahasannya, maka hukum perdata termasuk ke dalam golongan hukum privat.
Selain itu pula bahwa hukum perdata termasuk ke dalam golongan hukum privat didasarkan
karena membahas tentang orang atau hukum perorangan (persoonenrecht), tentang
kekeluargaan atau hukum keluarga (familierecht) dan tentang kekayaan atau hukum harta
kekayaan (vermogensrecht) yang bersifat mengikat secara pribadi atau perorangan.
Berdasarkan sistematika KUHP (WvS) terdiri dari tiga buku dan 569 pasal yang menjadi
ruang lingkup bahasannya yang mengatur tentang kekayaan atau hukum harta kekayaan
(vermogensrecht) dan yang mengatur cara-cara menghukum seseorang yang melanggar
peraturan pidana secara umum atau publik. Maka hukum pidana masuk ke dalam golongan
hukum publik.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 17
5. Jelaskan jenis-jenis delik (penggolongan delik), dan apa yang menjadi ciri khas dari delik
tersebut dan pasal mana yang mengaturnya?
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa
pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang jenis-jenis delik (penggolongan delik,
kemudian menjelaskan ciri khas dari delik tersebut dan pasal yang mengaturnya.
Jawab:
a. Penjelasan tentang jenis-jenis delik (penggolongan delik), yaitu:
1) delik formal adalah kejahatan itu selesai kalau perbuatan sebagai mana di rumuskan
dalam peraturan pidana itu telah dilakukan;
2) delik materil adalah kejahatan yang dilarang oleh UU ialah akibatnya;
3) delicta commissionis, pelanggaran terhadap larangan yang diadakan oleh UU;
4) delicta ommissionis, pelanggaran terhadap keharusan yang diadakan oleh UU;
5) delik yang dilakukan dengan sengaja (dolus);
6) delik yang dilakukan dengan kelalaian (culpa);
7) kejahatan yang berdiri sendiri;
8) kejahatan yang dijalankan terus;
9) kejahatan bersahaja;
10) kejahatan tersusun;
11) kejahatan yang berjalan habis (kejahatan selesai pada suatu saat);
12) kejahatan yang terus;
13) delik pengaduan;
14) delik commune (tidak membutuhkan pengaduan);
15) delik politik adalah kejahatan yang ditujukan pada keamanan negara atau kepala negara
langsung atau tidak langsung;
16) delik umum (commune delict) adalah kejahatan yang dapat dilakukan oleh setiap orang;
17) delik khusus adalah kejahatan yang hanya dapat dilakukan oleh orang tertentu.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 18
b. Ciri khas dari delik, yaitu:
1) berhubungan dengan kejahatan yang diperbuat pelaku secara sengaja, tersusun, berdiri
sendiri, dijalankan terus, bersahaja, berjalan habis, berdasarkan pengaduan;
2) berhubungan dengan kejahatan yang melanggar UU;
3) berhubungan dengan kejahatan yang melanggar larangan dan keharusan;
4) berhubungan dengan kejahatan yang meniadakan oleh dan atau dari UU;
c. Pasal yang mengatur delik, yaitu:
1) delik formal dalam pasal 302 (penganiayaan ringan), 364 (pencurian ringan), 379
(penipuan ringan), 384 (perbuatan curang yang ringan), 407 (perusakan atau
menghilangkan barang yang ringan), 482 (penadahan ringan);
2) delik materil dalam pasal 338 (kejahatan terhadap nyawa)
3) delik yang dilakukan dengan sengaja (dolus) dalam pasal 338, 310, 368
4) delik yang dilakukan dengan kelalaian (culpa) dalam pasal 205, 309
5) kejahatan yang berdiri sendiri dalam pasal 338, 362
6) kejahatan yang dijalankan terus dalam pasal 64
7) kejahatan yang berjalan habis (kejahatan selesai pada suatu saat) dalam pasal 338, 362
8) kejahatan yang terus dalam pasal 221, 261, 333
9) delik pengaduan dalam pasal 284, 351, 367 ayat (2)
10) delik commune (tidak membutuhkan pengaduan) dalam pasal 338, 362
11) delik politik dalam pasal 104, 107
12) delik khusus dalam pasal 308, 346, 449

6. Jelaskan sistematika hukum perdata menurut ilmu pengetahuan dan sistem perdata menurut
Burgeliijk Wet Boek! Jelaskan dasar berlakunya kitab undang-undang perdata (KUH Perdata) di
Indonesia!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa
pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang sistematika hukum perdata menurut ilmu
pengetahuan dan sistem perdata menurut Burgeliijk Wet Boek. Kemudian dituntut untuk
menjelaskan dasar berlakunya kitab undang-undang perdata (KUH Perdata) di Indonesia.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 19
Jawab:
Menurut ilmu pengetahuan, hukum perdata sekarang ini lazim dibagi dalam empat bagian,
yaitu:
1) Hukum tentang orang atau hukum perorangan (persoonenrecht) yang antara lain mengatur
tentang:
a) orang sebagai subjek hukum;
b) orang dalam kecakapannya untuk memiliki hak-hak dan bertindak sendiri untuk
melaksanakan hak-haknya itu.
2) Hukum kekeluargaan atau hukum keluarga (familierecht) yang memuat antara lain:
a) Perkawinan, perceraian beserta hubungan hukum yang timbul didalamnya seperti hukum
harta kekayaan suami dan istri.
b) Hubungan hukum antara orangtua dan anak-anaknya atau kekuasaan orang tua
(ouderlijke macht).
c) Perwalian (voogdij).
d) Pengampunan (curatele).
3) Hukum kekayaan atau hukum harta kekayaan (vermogensrecht) yang mengatur tentang
hubungan-hubungan hukum yang dapat dinilai dengan uang. Hukum harta kekayaan ini
meliputi:
a) Hak mutlak ialah hak-hak yang berlaku terhadap setiap orang.
b) Hak perorangan adalah hak-hak yang hanya berlaku terhadap seorang atau suatu pihak
tertentu saja.
c) Hukum waris (erfrecht) mengatur tentang benda atau kakayaan seseorang jika ia
meninggal dunia (mengatur akibat-akibat hukum dari hubungan keluarga terhadap harta
warisan yang ditinggalkan seseorang.
Penjelasan dasar berlakunya kitab undang-undang perdata (KUH Perdata) di Indonesia:
Pada waktu Belanda menguasai Indonesia, Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan
Burgerlijk Wetboek dan Wetboek van Koophandel di Indonesia. Kemudian, Burgerlijk Wetboek
(KUHPer) dan Wetboek van Koophandel (KUHD) inilah yang ditiru oleh Pemerintah Hindia
Belanda berdasarkan Asas Konkordansi (asas persamaan berlakunya sistem hukum) di dalam
menyusun kodifikasi Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) dan Kitab Undang-
undang Hukum Dagang (KUHD).

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 20
Kodifikasi ini diumumkan pada tanggal 30 April 1847 berdasarkan Staatsblad No. 23 dan mulai berlaku
pada tanggal 1 Mei 1848 di Hindia Belanda. Dengan demikian, berlakunya suatu sistem hukum di
Indonesia yang sama dengan sistem hukum negeri Belanda ini berdasarkan Asas Konkordansi, yang
tercantum dalam Pasal 75 Regerings Reglement jo Pasal 131 Indische Staatsregeling. Menurut pasal ini,
bagi golongan Eropa berlaku hukum yang sama dengan hukum yang berlaku bagi mereka di negeri
Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, Pemerintah Militer Jepang di Indonesia mengeluarkan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1942 yang dalam pasal 2 menetapkan, bahwa semua undang-undang
termasuk KUH Perdata dari Pemerintah Hindia Belanda tetap berlaku sah untuk sementara waktu.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan Undang-
Undang Dasar 1945, KUH Perdata berlaku kembali di Indonesia. Pasal II Aturan Peralihan menyatakan,
bahwa segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan
yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.
Pada waktu pemerintah Republik Indonesia berubah menjadi Pemerintah Republik Indonesia Serikat
(RIS) tanggal 27 Desember 1949, KUH Perdta masih diberlakukan. Hal ini sesuai dengan Pasal 192
ketentuan peralihan Konstitusi RIS yang menyatakan, bahwa peraturan-peraturan dan ketentuan tata
usaha yang sudah ada pada saat konstitusi ini mulai berlaku tetap berlaku dengan tidak berubah sebagai
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan Republik Indonesia sendiri selama dan sekedar peraturan-
peraturan dan ketentuan-ketentuan itu tidak dicabut, ditambah atau diubah oleh Undang-Undang dan
ketentuan-ketentuan tata usaha atas kuasa Konstitusi ini.
Kemudian sawaktu negara RIS kembali berubah menjadi negara kesatuann Republik Indonesia dan
berlakunya Undand-Undang Dasar Sementara (UUDS) tahun 1950, KUH Perdata masih berlaku. Hal ini
sesuai dengan Pasal 142 Ketentuan Peralihan yang menyatakan, bahwa peraturan undang-undang dan
ketentuan-ketentuan tata usaha negara yang sudah ada pada tanggal 17 Agustus 1950, tetap berlaku
dengan tidak merubah sebagai peraturan ketentuan Republik Indonesia sendiri, selama dan sekedar
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan itu tidak dicabut, ditambah atau diubah oleh undang-
undang dan ketentuan tata usaha atas kuasa Undang-Undang Dasar ini.
Akhirnya setelah Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkan, KUH Perdata pun masih dinyatakan
berlaku berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
yang dikodifikasi ini masih berlaku sampai saat ini. Hal ini dimaksudkan adalah untuk mengisi
kekosongan hukum dan untuk menjamin adanya kepastian hukum. Meskipun demikian, Hukum Perdata
yang berlaku di Indonesia hingga sekarang ini masih beraneka ragam dan masih banyak materi hukum
perdata yang belum termuat dalam KUH Perdata, melainkan tercantum dalam berbagai peraturan
perundang-undangan.

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2014/2015


Matakuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI)
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 21

Anda mungkin juga menyukai