Anda di halaman 1dari 16

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.

id

PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER IV


TAHUN 2016/2017
MATA KULIAH HUKUM ACARA PIDANA

Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D

UNIVERSITY 081223956738

muh.jamal08 D070AF70 16jamal

Muh_Nur_Jamal muh.nurjamaluddin

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 1
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Silakan follow ya   

muh.jamal85@yahoo.com

muh.jamal1608@gmail.com

muhnurjamaluddin.blogspot.co.id
mnurjamaluddin.blogspot.co.id
creativityjamal.blogspot.co.id

Muhammad Nur Jamaluddin

ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia

SAAT INI
Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 28, Gang Senang Raharja,
RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 2
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Renungan

Ya Tuhan, saya lupa

Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya

Ingat:

Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?

Ya Tuhan, karena saya lupa

Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku

Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone

Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini

Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini

Ingat:

Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?

Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?

Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik

Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang

lainnya

Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini

Ingat:

Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?

Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?

Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia

Dan juga kebahagiaan di akhirat

Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan

Ingat:

Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu

Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 3
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG


FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261
UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2016/2017

MATA KULIAH : HUKUM ACARA PIDANA


HARI, TANGGAL : SELASA, 6 JUNI 2017
KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G / IV
WAKTU : 90 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK

SOAL
1. Soalnya, yaitu:
a. Mengapa surat dakwaan yang tidak memuat locus dan tempus delicti batal demi hukum?
Jelaskan jawaban Anda dan sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
Berdasarkan pasal 143 ayat (2) KUHAP menentukan bahwa syarat surat dakwaan yaitu surat
dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi:
a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan tersangka.
b. uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan
menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Syarat yang mutlak dalam surat dakwaan ialah dicantumkannya tempat (locus) dan waktu
(tempus delicti) terjadinya delik yang didakwakan. Penyebutan itu penting untuk menakar
kadaluarsa suatu perkara. Jangan sampai lewat waktu, dan unsur waktu (tempus delicti)
menentukan pula kewenangan negara untuk melakukan penuntutan. Kemudian unsur tempat
(locus) menentukan kompetensi pengadilan untuk mengadili. Dengan demikian surat dakwaan
yang tidak memuat locus dan tempus delicti batal demi hukum karena tidak sesuai dengan
Pasal 143 ayat (2) KUHAP.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 4
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

b. Apa pentingnya pencantuman locus dan tempus delicti dalam surat dakwaan?
Jawaban:
Pentingnya pencantuman locus dalam surat dakwaan, yaitu:
1) Menentukan berlaku atau tidaknya hukum pidana Indonesia sebagaimana diatur dalam
pasal 2 s.d. 8 KUHP.
2) Menentukan kejaksaan dan pengadilan yang harus mengurus perkaranya sebagaimana
diatur dalam pasal 84 (1) KUHAP yang memuat prinsip dasar tentang kompetensi relatif,
yakni pengadilan negeri berwenang mengadili segala perkara tindak pidana yang
dilakukan di dalam daerah hukumnya.
3) Sebagai salah satu syarat mutlak sahnya surat dakwaan sebagaimana diatur dalam pasal
143 ayat (2) KUHAP.
Pentingnya tempus delicti dalam surat dakwaan adalah sebagai berikut:
1) Menentukan ketentuan atau hukum yang digunakan perihal adanya perubahan dalam
perundang-undangan sesudah perbuatan dilakukan sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat
(2) KUHP. Bila dilakukan sebelum perubahan, maka akan memperlakukan perundangan
yang berlaku sebelum tindak pidana dilakukan ataukah setelah tindak pidana dilakukan,
yakni terhadap ketentuan mana yang paling menguntungkan terdakwa. Bila yang
menguntungkan itu adalah aturan yang baru, maka aturan tersebut yang diberlakukan.
2) Menentukan penjatuhan pidana bagi orang yang belum dewasa karena melakukan tindak
pidana sebelum umur 16 tahun sebagaimana ditentukan dalam pasal 45, 46 dan 47 KUHP/
Jika ketika melakukan tindak pidana umurnya belum 16 tahun, maka diberlakukan pasal
45, 46 dan 47 KUHP jo. Undang-undang Nomor 3 tahun 1997 tentang Peradilan Anak,
yaitu pentingnya mengetahui waktu peristiwa pidana sehubungan dengan peradilan yang
akan mengadili si pelaku tersebut, karena apabila saat kejadian terdakwa sekurang-
kurangnya berumur 8 tahun tetapi belum berumur 18 tahun dan belum kawin, maka si
terdakwa tersebut diadili dengan peradilan anak. Apabila saat melakukan tindak pidana
umur pelaku belum sampai 18 tahun dan belum kawin, tetapi pada saat diajukan ke
persidangan umurnya lebih dari 18 tahun dan belum mencapai 21 tahun, maka pelaku
tersebut tetap diadili di peradilan anak sebagaimana diatur dalam pasal 4 Undang-undang
Nomor 3 tahun 1997 tentang Peradilan Anak. Apabila dalam hal ini si pelaku belum
mencapai umur 8 tahun, maka terhadap anak penyidik menyerahkan anak tersebut kepada
orang tuanya atau pengasuhnya tersebut untuk dapat dibina.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 5
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

3) Menentukan kadaluwarsa bagi hak negara untuk melakukan penuntutan pidana


sebagaimana diatur dalam pasal 78 s.d. 81 KUHP. Kadaluarsa yang dimaksud baik
kadaluwarsa mengenai memalsukan pengaduan baik tindak pidana aduan, kadaluwarsa
menjalankan hukuman, maupun kadaluwarsa melakukan penuntutan terhadap si pelaku
tindak pidana tersebut.
4) Menentukan usia korban ketika tindak pidana dilakukan seperti pada kejahatan kesusilaan
yang dilakukan sebelum mencapai usia 15 tahun.
5) Mengetahui sekaligus menentukan keadaan jiwa si pelaku ketika melakukan tindak pidana
sebagaimana diatur dalam pasal 44 KUHP. Misalnya ketika pelaku melakukan tindak
pidana terdapat keadaan jiwa sebagaimana keadaan jiwa yang cacat dalam
pertumbuhannya atau terganggu jiwanya karena penyakit. Akan tetapi, ketika dia sembuh,
tetap ia tidak dapat dipidana. Lain halnya ketika tindak pidana dilakukan saat jiwanya
dalam keadaan normal (sehat), namun kemudian ia sakit, maka selama jiwanya sakit ia
tidak dapat diadili. Akan tetapi, setelah ia sehat, peradilan tetap dilangsungkan, dan
terhadapnya tetap dapat dipidana. Tindak pidana penting mengenai hal yang berhubungan
dengan pengulangan (recidive) beberapa kejahatan sebagaimana ditentukan dalam pasal
486, 487, dan 488 KUHP. Bagi kejahatan tertentu yang disebutkan dalam pasal itu, pidana
yang dijatuhkan pada petindak yang melakukan tindak pidana tersebut belum lima tahun
sejak yang bersangkutan menjalani pidana yang dijatuhkan karena dulu melakukan
kejahatan yang sama, dapat ditambah dengan sepertiga dari pidana yang diancamkan pada
kejahatan tersebut.

c. Dimanakah letak perbedaan antara dakwaan alternatif dengan subsidair?


Jawaban:
Dakwaan alternatif terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis, lapisan yang satu
merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk
dakwaan ini digunakan bila belum didapat kepastian tentang tindak pidana mana yang paling
tepat dapat dibuktikan. Dalam dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri atas beberapa
lapisan, hanya satu dakwaan saja yang dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya dan
jika salah satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi.
Dalam bentuk surat dakwaan ini, antara lapisan satu dengan yang lainnya menggunakan kata
sambung atau.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 6
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Contoh dakwaan alternatif yaitu pertama terdakwa dinyatakan melakukan pencurian (pasal
362 KUHP) atau kedua melakukan penadahan (pasal 480 KUHP), sedangkan dakwaan
subsidair dari beberapa lapisan dakwaan yang disusun secara berlapis dengan maksud lapisan
yang satu berfungsi sebagai pengganti lapisan sebelumnya. Sistematik lapisan disusun secara
berurut dimulai dari tindak pidana yang diancam dengan pidana tertinggi sampai dengan
tindak pidana yang diancam dengan pidana terendah. Pembuktian dalam surat dakwaan ini
harus dilakukan secara berurut dimulai dari lapisan teratas sampai dengan lapisan selanjutnya.
Lapisan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dan dituntut agar terdakwa
dibebaskan dari lapisan dakwaan yang bersangkutan. Contoh dakwaan subsidair yaitu primair
terdakwa dinyatakan melakukan pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP), kemudian
subsidair terdakwa melakukan pembunuhan (pasal 338 KUHP).

d. Dimanakah letak perbedaan antara dakwaan alternatif dengan kumulatif?


Jawaban:
Dakwaan alternatif terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis, lapisan yang satu
merupakan alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk
dakwaan ini digunakan bila belum didapat kepastian tentang tindak pidana mana yang paling
tepat dapat dibuktikan. Dalam dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri atas beberapa
lapisan, hanya satu dakwaan saja yang dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya dan
jika salah satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan lagi.
Dalam bentuk surat dakwaan ini, antara lapisan satu dengan yang lainnya menggunakan kata
sambung atau. Contoh dakwaan alternatif yaitu pertama terdakwa dinyatakan melakukan
pencurian (pasal 362 KUHP) atau kedua melakukan penadahan (pasal 480 KUHP), sedangkan
dakwaan kumulatif terdapat beberapa tindak pidana sekaligus, ke semua dakwaan harus
dibuktikan satu demi satu. Dakwaan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dan
dituntut pembebasan dari dakwaan tersebut. Dakwaan ini dipergunakan dalam hal Terdakwa
melakukan beberapa tindak pidana yang masing-masing merupakan tindak pidana yang
berdiri sendiri. Contoh dakwaan kumulatif yaitu terdakwa dinyatakan melakukan kejahatan
pertama pembunuhan (pasal 338 KUHP) dan kedua melakukan pencurian dengan pemberatan
(pasal 363 KUHP), dan ketiga melakukan perkosaan (Pasal 285 KUHP).

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 7
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

2. Soalnya, yaitu:
a. Membicarakan pokok perkara pidana, berarti membicarakan tentang apa?
Jawaban:
Pokok perkara pidana membicarakan mengenai dasar dari adanya dakwaan. Dalam hal ini ada
hak yang dilanggar atau merasa dirugikan sehingga tertuang di dalam pokok perkara.
Pemeriksaan perkara pidana di persidangan dinyatakan “telah masuk pokok perkara” dimulai
setelah eksepsi ditolak oleh Hakim artinya dari mulai pembuktian sampai dengan putusan
Hakim.

b. Apa yang dimaksud dengan pembuktian? Dan pihak manakah yang dibebani beban
pembuktian menurut KUHP?Jelaskan dan sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
Secara umum, pembuktian berasal dari kata bukti yang berarti suatu hal yang cukup untuk
memperlihatkan kebenaran suatu hal peristiwa terjadi. Pembuktian merupakan perbuatan
membuktikan. Membuktikan sama dengan memberi (memperlihatkan) bukti, melakukan
sesuatu sebagai kebenaran, melaksanakan, menadakan, menyaksikan, dan meyakinkan.
Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan
undang-undang yang boleh dipergunakan Hakim dalam membuktikan kesalahan yang
didakwakan. Sebagaimana dalam Pasal 66 KUHAP menyatakan bahwa pihak yang
mendakwakan merupakan pihak yang harus membuktikan dakwaannya. Berdasarkan pasal
184 ayat (1) KUHAP bahwa alat bukti yang sah adalah keterangan saksi, keterangan ahli,
surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Kemudian barang bukti diatur dalam pasal 39 ayat
(1) KUHAP, yaitu:
1) benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh
dari tindakan pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana;
2) benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk
mempersiapkannya;
3) benda yang digunakan untuk menghalang-halangi penyelidikan tindak pidana;
4) benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana;
5) benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 8
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

c. Apakah terhadap pihak yang dibebani beban pembuktian menurut KUHP tersebut terdapat
terobosan hukum? Jelskan dan sebutkan contoh kasusnya!
Jawaban:
Peranan Penuntut Umum dalam hal pembuktian sangatlah penting, karena pembuktian suatu
perkara tindak pidana di depan persidangan merupakan tanggung jawab Jaksa selaku Penuntut
Umum. Dalam hal ini, sistem pembuktian dalam hukum acara pidana hampir semua negara
di dunia memang meletakkan beban pembuktian di atas pundak Penuntut Umum. Adanya
beban pembuktian pada Penuntut Umum tersebut menyebabkan Penuntut Umum harus selalu
berusaha menghadirkan minimum alat bukti di persidangan. Berdasarkan Pasal 183 KUHAP
dinyatakan bahwa ”Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang, kecuali apabila
dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”.
Dengan demikian, untuk dapat menyatakan seseorang terbukti melakukan suatu tindak
pidana, maka harus ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti ditambah dengan keyakinan Hakim
dan menjadi beban Penuntut Umum untuk dapat menghadirkan minumum dua alat bukti
tersebut di persidangan untuk memperoleh keyakinan Hakim. Bagi Penuntut Umum,
pembuktian merupakan faktor yang sangat determinan dalam rangka mendukung tugasnya
sebagai pihak yang memiliki beban untuk membuktikan kesalahan terdakwa. Hal tersebut
sesuai dengan prinsip dasar pembuktian sebagaimana yang dijelaskan dalam Pasal 66
KUHAP menyatakan bahwa pihak yang mendakwakan merupakan pihak yang harus
membuktikan dakwaannya. Hal tersebut berbeda dengan advokat dalam kapasitasnya sebagai
Penasihat Hukum, maka pembuktian merupakan faktor yang determinan dalam rangka
melakukan pembelaan yang optimal terhadap terdakwa sebagai kliennya.

d. Kapan requisitoir itu dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum?


Jawaban:
Berdasarkan alur persidangan Hukum Acara Pidana bahwa pembacaan tuntutan (requisitoir)
dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum setelah Hakim menanyakan kepada Terdakwa
didampingi atau tidaknya oleh Penasihat Hukum.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 9
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

3. Kasus Budi Gunawan telah diproses menurut hukum acara pidana. Menurut padangan Anda
seharusnya perkara tersebut tepatnya ditangani oleh pihak mana, apakah penyidik polisi, jaksa
atau KPK? Jelaskan dengan memberikan argumentasi!
Jawaban:
Menurut pendapat MNJ bahwa perkara Budi Gunawan seharusnya ditangani oleh KPK. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, Komisi Pemberantasan
Korupsi berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi
yang:
a. melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang ada kaitannya
dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara
negara;
b. mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan/atau;
c. menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Memang, pasal 11 undang-undang KPK maupun Penjelasan pasal 11 undang-undang KPK, tidak
memberi penjelasan mengenai kualifikasi aparat penegak hukum. Selama ini kasus tersebut
dokumen hasil penyelidikan dan penyidikan itu dari KPK sementara ada kesepakatan bersama
(MoU) antara Ketua KPK, Jaksa Agung, dan Kapolri tahun 2012 yang menyatakan salah satu
diantara penegak hukum sudah melakukan penyelidikan, maka penyelesaian diserahkan
sepenuhnya kepada yang melakukan penyelidikan, namun KPK hanya mempunyai kewenangan
sampai penyelidikan.

4. Salah satu paradigma pemberantasan korupsi, yaitu dengan “omkering van het bew” bagaimana
tanggapan Anda terhadap konsep tersebut, jelaskan!
Jawaban:
Dalam Undang-undang Nomor 3 tahun 1971 mulai diperkenalkan pembalikan beban pembuktian
(omkering van bewijslast) hal ini merupakan pergeseran komprehensif terhadap sistem
pembuktian yang ada. Apabila sistem pembuktian dalam Hukum Pidana Formal, menampatkan
Jaksa Penuntut Umum sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk
membuktikan suatu perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak pidana, maka dalam tindak
pidana korupsi beban pembuktian ini diletakan pada Terdakwa. Artinya terdapat suatu reversal
of burden Proof atau omkering van bewijslast, yaitu pembalikan beban pembuktian. Disebut
pembalikan beban pembuktian (omkering van bewijslast) karena dalam sistem pembuktian biasa,
maka yang berkewajiban membuktikan adalah Jaksa Penuntut umum.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 10
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Menurut pendapat saya sistem pembuktian seperti ini cenderung berpotensi tidak memenuhi rasa
keadilan bahkan melanggar hak asasi manusia karena terdakwa mempunyai hak untuk diam (the
right to remain silent), hak untuk dianggap tidak bersalah (presemption of inncence) dan hak
untuk tidak menyalahkan diri sendiri (non-self incrimination), dengan hak-hak ini tentu tidak ada
kewajiban bagi terdakwa untuk membuktikan ketidakbersalahan dirinya. Akan tetapi dalam
undang-undang tindak pidana korupsi telah memperkenalkan sistem pembalikan beban
pembuktian, dimana tidak juga diberi kewajiban untuk membuktikan terhadap sesuatu hal yang
didakwakan kepadanya. Tapi sistem pembalikan beban pembuktian yang diterapkan dalam
undang-undang pemberantasan korupsi ternyata hanya terbatas, yaitu pada suap (gratifikasi) dan
terhadap perampasan harta benda milik terdakwa yang diduga berasal dari tindak pidana korupsi.

5. Seorang pria bernama Syafri (30 tahun) disangka melakukan pencemaran nama baik secara lisan,
terhadap teman kerjanya bernama Vita (27 tahun).
a. Apabila dalam perkara tersebut penyidik merasa sangat khawatir tersangka akan melarikan
diri, menghilangkan barang bukti, dan mengulang perbuatannya, apakah penyidik dapat
menahan tersangka? Jelaskan dan sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
Iya Penyidik dapat menahan tersangka dan mesti memenuhi syarat objektif yang diatur dalam
pasal 21 ayat (4) point a KUAP yaitu diancam pidana penjara 5 tahun atau lebih sebagaimana
diejawantahkan dalam pasal 21 ayat (4) point b KUAP. Kemudian mesti pula memenuhi
syarat subjektif yang diatur dalam pasal 21 KUHAP yaitu dikawatirkan melarikan diri,
menghilangkan alat bukti, dan mengulangi tindak pidana. Selanjutnya yang berwenang dalam
melakukan penahanan terhadap tersangka adalah Penyidik, Penyidik Pembantu, Jaksa
Penuntu Umum dan Hakim sebagaimana diatur dalam Pasal 20 KUHAP.

b. Syafri orang miskin , tetapi ia sangat ingin didampingi oleh Penasihat Hukum. Apakah dalam
perkara tersebut Penyidik wajib menunjuk penasihat hukum bagi Syafri? Jelaskan dan
sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
Tersangka atau terdakwa berhak mendapatkan bantuan hukum oleh seseorang atau beberapa
orang penasihat hukum pada setiap tingkat pemeriksaan, dan dalam setiap waktu yang
diperlukan dan berhak secara bebas memilih penasihat hukum sebagaimana diatur dalam pasal
51 s.d. 57 KUHAP.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 11
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Atas dasar tersebut, maka Syafri dalam semua tingkat pemeriksaan wajib mendapatkan
bantuan hukum dari Penasihat Hukum sebagaiamana kewajibannya terdapat dalam pasal 56
KUHAP yang diacukan pada dua keadaan yaitu Syafri “tidak mampu (miskin)” sehingga tidak
mampu menyediakan sendiri penasihat hukumnya, dan ancaman hukuman pidana yang
bersangkutan atau didakwakan lima tahun atau lebih, sebagaimana dalam hal ini Syafri terjerat
pasal 310 KUHP dengan ancaman hukuman satu tahun empat bulan.

6. Kewenangan penyidikan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia berada pada penyidik Polri, Jaksa
dan KPK. Bagaimana keadaan seperti ini bila dihubungkan dengan integrated criminal justice
system, jelaskan!
Jawaban:
Demi terungkapnya kasus korupsi di Indonesia sekaligus meningkatkan integrated criminal
justice system sudah semestinya penyidikan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia dilakukan oleh
Polri, Jaksa dan KPK sebagaimana hal ini diamanatkan dalam pasal 6 c Undang-undang Nomor
30 tahun 2003 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

7. Seorang tersangka berumur 20 tahun dituduh melakukan perkosaan terhadap temannya berumur
19 tahun. Ditingkat penyidikan tersangka telah ditahan selama 75 hari.
a. Apakah melalui perpanjangan-perpanjangan penahanan, penyidik berhak menahan tersangka
selama 75 hari? Sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
Berdasarkan pasal 24 ayat (1) dan (2) KUHAP bahwa ditingkat penyidikan maksimal jangka
waktu penahanan itu selama 20 hari dan perpanjangan waktu penahanan selama 40 hari. Oleh
sebab itu ditingkat penyidikan Penyidik tidak berhak menahan tersangka selama 75 hari,
karena batas maksimal penahanan melalui perpanjangan-perpanjangan penahanan itu selama
60 hari. Tersangka boleh ditahan selama 75 hari atau lebih bila tingkat penahan dalam
pemerikasaan di Pengadilan Negeri sebagaimana diatur dalam pasal 26 ayat (1) dan (2)
KUHAP maksimal 90 hari, di Pengadilan Tinggi sebagaimana diatur dalam pasal 27 ayat (1)
dan (2) KUHAP maksimal 90 hari, dan di Pengadilan Tingkat Kasasi sebagaimana diatur
dalam 28 ayat (1) dan (2) KUHAP maksimal 110 hari. Selanjutnya yang berwenang dalam
melakukan penahanan terhadap tersangka adalah Penyidik, Penyidik Pembantu, Jaksa
Penuntu Umum dan Hakim sebagaimana diatur dalam Pasal 20 KUHAP.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 12
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

b. Apabila tersangka orang miskin, apakah penyidik wajib menunjuk Penasihat Hukum bagi
tersangka? Jelskan dan sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
Tersangka atau terdakwa dalam keadaan tidak mampu (miskin) berhak mendapatkan bantuan
hukum oleh seseorang atau beberapa orang penasihat hukum pada setiap tingkat pemeriksaan,
dan dalam setiap waktu yang diperlukan dan berhak secara bebas memilih penasihat hukum
sebagaimana diatur dalam pasal 51 s.d. 57 KUHAP.

8. Seorang terdakwa dihadapkan ke muka sidang dengan dakwaan melakukan tindak pidana
pencurian dengan kerugian korban sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
a. Dengan acara pemeriksaan apa terdakwa diadili? Sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
Berdasarkan pasal 98 s.d. 101 KUHAP menentukan bahwa jika suatu perbuatan yang menjadi
dasar dakwaan di dalam suatu pemeriksaan perkara pidana oleh pengadilan negeri
menimbulkan kerugian bagi orang lain, maka hakim ketua sidang atas permintaan orang itu
dapat menetapkan untuk menggabungkan perkara gugatan ganti kerugian kepada perkara
pidana itu, dalama hal ini tindak pidana pencurian dengan kerugian korban sebesar
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) sehingga terdakwa dapat diadili sebagaimana mestinya.

b. Apakah dalam perkara tersebut hakim yang mengadilinya berupa hakim tunggal atau hakim
majelis? Jelaskan dan sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
Berdasarkan pasal 2 ayat (2) Perma No. 2 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak
Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP karena ganti kerugian kurang dari
Rp2.500.000,00 hanya Hakim Tunggal yang memerikasi, mengadili dan memutus perkara
tersebut dengan Acara Pemeriksaan Cepat yang diatur dalam Pasal 205 s.d. 210 KUHAP.

9. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan mengapa menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dan sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
Dalam rangka menegakan hukum, memberikan balasan dan mencegah terdakwa melakukan
tindak pidana lagi sehingga perlindungan ketertiban masyarakat dapat terwujud, penjatuhan
pidana sangat diperlukan untuk terdakwa sebagaimana hal ini diatur dalam pasal 10 KUHP.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 13
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

b. Sebutkan dan jelaskan macam-macam eksepsi?


Jawaban:
Macam-macam eksepsi, yaitu:
1) Eksepsi kewenangan mengadili, eksepsi ini memberikan bantahan atau tangkisan perihal
kewenangan mengadili dari pengadilan. Terdapat dua jenis eksepsi ini, pertama yaitu tidak
berwenang secara absolut (kompetensi absolut) yang didasarkan pada faktor perbedaan
lingkungan peradilan berdasarkan undang-undang kekuasaan kehakiman. Kedua, tidak
berwenang secara relatif (kompetensi relatif) yang didasarkan pada faktor daerah atau
wilayah hukum dari suatu pengadilan dalam lingkungan peradilan yang sama.
2) Eksepsi dakwaan batal demi hukum. Dalam hal ini dakwaan tidak memenuhi syarat yang
diminta dalam Pasal 142 ayat (2) KUHAP sehingga dianggap kabur, membingungkan,
sekaligus menyesatkan yang berakibat sulit bagi terdakwa untuk melakukan pembelaan
diri.
3) Eksepsi kewenangan menuntut gugur. Dalam ini terjadi karena tindak pidana yang
didakwakan telah pernah diputus dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau dalam
Bahasa Latin ne bis in idem atau terjadi karena penuntutan yang diajukan telah melampau
tenggang waktu atau daluarsa sebagaimana diatur dalam pasal 78 s.d. 82 KUHP.
4) Eksepsi dakwaan tidak dapat diterima dengan memuhi syarat formal yang ditentukan
dalam pasal 72 s.d. 75 KUHAP.

c. Beri contoh putusan hakim yang berbunyi vrijspraak!


Jawaban:
Putusan bebas (vrijspraak) merupakan tindak pidana yang didakwakan jaksa/penuntut umum
dalam surat dakwaannya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum. Dengan
kata lain, tidak dipenuhinya ketentuan asas minimum pembuktian yaitu dengan sekurang-
kurangnya 2 alat bukti yang sah dan disertai keyakinan hakim sebagaimana diatur dalam pasal
183 KUHAP. Adapun contohnya terdapat dalam putusan No. 155/Pid.B/2011/PN.Slmn
tentang Penipuan yang berbunyi “Membebaskan oleh karena itu Terdakwa I. Ardhityo
Murhadi dan Terdakwa II. Ir. Rumintarto, MS. dari seluruh dakwaan Penuntut Umum”.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 14
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

d. Beri contoh putusan hakim yang onstlag van alle recht vervolging!
Jawaban:
Putusan lepas (onslag van recht vervolging) yaitu segala tuntutan hukum atas perbuatan yang
dilakukan terdakwa dalam surat dakwaan jaksa/penuntut umum telah terbukti secara sah dan
meyakinkan menurut hukum, akan tetapi terdakwa tidak dapat dijatuhi pidana, karena
perbuatan tersebut bukan merupakan tindak pidana. Contohnya yaitu putusan No. 1036 K/Pid
Sus/2010 yang berbunyi “Menyatakan Terdakwa Ferdinando Bin Giles Adrian telah terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, akan
tetapi tidak dapat dijatuhi pidana karena didasarkan pada bela paksa (noodweer) dan
melepaskan Terdakwa tersebut oleh karena itu dari segala tuntutan hukum.

e. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fakta hukum!


Jawaban:
Fakta hukum adalah hasil pergulatan hakim dalam mengkonstatir, yaitu melihat, mengetahui
dan membenarkan telah terjadinya peristiwa memalui proses pembuktian di dalam
persidangan.

10. Soalnya, yaitu:


a. Jelaskan mengapa terhadap permohonan banding tidak disyaratkan adanya memori banding,
sedangkan permohonan kasasi wajib mengajukan memori kasasi?
Jawaban:
Berdasarkan pasal 237 KUHAP bahwa pengajuan memori banding tidak bersifat wajib karena
terdakwa dan dan penasihat hukum tidak sepakat dengan fakta hukum, sedangkan
permohonan kasasi wajib mengajukan memori kasasi karena Mahkamah Agung akan
menetapkan kententuan atau hukum yang salah dalam penetapan saat banding.

b. Bagaimana pandangan Mahkamah Konstitusi terhadap ketentuan pasal 268 ayat (3) KUHAP?
Jawaban:
Berdasarkan Keputusan Nomor 34/PUU-XI/2013 Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi
menyatakan bahwa Pasal 268 ayat (3) KUHAP bertentangan dengan Undang-undang Dasar
1945 karena membatasi Peninjauan Kembali oleh terdakwa hanya sekali, dengan keluarnya
keputusan tersebut diperbolehkannya Peninjauan Kembali diajukan lebih dari 1 kali.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 15
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

c. Apakah untuk mengajukan herziening atau peninjauan kembali terhadap putusan hakim yang
inckracht ditentukan tenggang waktu untuk mengajukannya?
Jawaban:
Menurut Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Pidana Umum dan Pidana
Khusus, Buku II, Edisi 2007, Mahkamah Agung RI, Jakarta, 2008, hlm. 8-11 bahwa
Permohonan Peninjauan Kembali tidak dibatasi jangka waktu. Adapun dasar hukum
permohonan peninjauan kembali diatur dalam pasal 263 ayat (1) KUHAP.

PREDIKSI Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2016/2017


Mata Kuliah Hukum Acara Pidana
Halaman 16

Anda mungkin juga menyukai