Anda di halaman 1dari 11

Prof. Dr. Tatiek Sri Djatmiati, S.H.,M.

1
I. Arti Penting Argumentasi Hukum

1. Bagi para pihak dalam perkara


2. Bagi hakim
3. Bagi “wetgever” ----- een wettelijk motiveringsplict
4. Bagi “rechtsgeleerdheid” ----- moeten hun
opvattingen verdedigen tegenover vakgenoten.

2
II. Pengertian Argumentasi Hukum

1. Trains of reasoning
2. Human working through (human interactions)
(Universiteit Utrecht, h. 1 – 13)

Note : reasoning is thus not a way of arriving at ideas


but rather a way of testing ideas critically

3
• Argumentasi (argumenten) dan penalaran
(redeneren) :

- Dalam bahasa sehari – hari dua istilah itu sering dipertukarkan;


- Dalam teori argumentasi ------- argumentasi merupakan “de
constellatie van uitspraken” (proposisi) yang diajukan seseorang
untuk mempertahankan pendirian / pendapat ;
- Argumen dihasilkan oleh proses penalaran (redeneerproces);
- Dalam teori hukum, rationalitas putusan hakim dibedakan
atas “de heuristiek” (context of discovery) en “de
legitimatie” (context of adjudication)

Note : Heuristic  besluitvormingproces, het process van


rechtvinding

Legitimate :  verantwoording

4
• Argumentasi dan Logika

1. Apakah logika itu ?


Note : Logika bukan ilmu pengetahuan
Logika  Filsafat
2. Macam – macam logika :
- Logika Kodrat
- Logika Ilmiah
3. Pentingnya belajar logika :
 Berpikir lurus, tepat dan teratur.

5
• Kesalahpahaman Peran Logika :

1. Kesalahpahaman terhadap peran logika berkaitan dengan keberatan


terhadap penggunaan logika silogistik.
2. Kesalahpahaman berkaitan dengan proses pengambilan putusan oleh
hakim dan pertimbangan – pertimbangan yang melandasi keputusan.
3. Kesalahpahaman yang berkaitan dengan alur logika formal dalam
menarik suatu kesimpulan.
4. Kesalahpahaman bahwa logika tidak berkaitan dengan aspek substansi
dalam argumentasi hukum.
5. Kesalahpahaman menyangkut tidak adanya kriteria formal yang jelas
tentang hakekat rasionalitas nilai dalam hukum.

Note : R.G. Soekadijo  logika sebagai istilah dan penalaran sebagai


bentuk pemikiran (mulai konsep, proposisi dan penalaran sendiri).
Tidak ada proposisi tanpa konsep dan tidak ada penalaran tanpa
proposisi.

6
III. Fallacy (Kesesatan)

•Macam – macam kesesatan :


1.Paralogis
2.Sufisme
3.Bentuknya tidak sahih karena pelanggaran kaidah logika
4.Kesesatan Relevansi
5.Kesesatan karena bahasa

•Model kesesatan hukum :


1. Argumentum ad ignorantiam
2. Argumentum ad verecumdiam
3. Argumentum ad hominem
4. Argumentum ad misericordiam
5. Argumentum ad baculum

7
IV. Kekhususan Logika Hukum
1. Argumentasi bermakna hanya dibangun atas dasar logika :
-Logical sequence
-Konsep
-Proposisi  Norma

2. Apakah Kekhususan argumentasi hukum ?


-Tidak ada hakim atau pengacara, yang mulai beragumentasi dari suatu
keadaan hampa. Argumentasi hukum selalu dimulai dari hukum positif
-Argumentasi hukum atau penalaran hukum berkaitan dengan kerangka
prosedural (argumentasi rasional dan diskusi rasional)

Tiga lapisan argumentasi hukum yang rasional :


1.Lapisan Logika
2.Lapisan Dialektik
3.Lapisan Prosedur

8
V. Dasar – Dasar Dalam Argumentasi Hukum

1.Dari logika tradisional :


Aristoteles  Intinya adalah konsistensi dari premis – premis sampai kesimpulan
Dari logika ke dasar dialektika, menuju retorika.
Rasionalitas dan argumentasi 
Apa rasionalitas itu  zonder argumentatie geen rationaliteit.

Kriteria argumentasi rasional :


1.Bentuk argumentasi
2.Substansi
3.Prosedur atau hukum acara

Dengan logika tradisonal, model argumentasinya yang lazim adalah argumentasi


deduksi :
1.Argumentasi deduksi yaitu penerapan suatu aturan hukum pada suatu kasus
(Argumentation based on rules, dalam civil law sistem)
2.Dalam common law sistem, model argumentasi beranjak dari case tertentu
(prinsiples based reasoning)

Bentuk paling lazim dalam argumentasi deduksi adalah silogisme

9
2. Batas Justifikasi Deduksi
Tidak semua aturan hukum dirumuskan dalam bentuk verbal yang tepat
 rumusan terbuka / kabur.

Kebutuhan resvinding :
1.Hakim adalah corong undang – undang
2.Undang – Undang menjadi jiwa atau spirit untuk mencarinya.
3.Interpretasi menurut jiwa undang – undang

Interpretasi 
1.Interpretasi Bahasa
2.Historis Undang – Undang
3.Sistematis
4.Kemasyarakatan

Interpretasi - Prinsip contextualism :


1. Asas Noscitur a Sociis
2. Asas Ejusdem Generis
3. Asas Expressio Unius Exclusio Alterius

10
Sumber :

-E. T. Feteris, Redelijkheid in Juridische Argumentatie.


Een Overzicht van Theorieen Over Het Rechvaardigen
van Juridische Beslissingen, W. E. J. Tjeenk Willink,
Zwolle, 1994
-R. G. Soekadijo, Logika Dasar, Tradisional, Simbolik
dan Induktif, PT. Gramedia, Jakarta, 1985
-A. Soeteman, P. W. Brouwer, Logica en Recht, W. E. J.
Tjeenk Willink, Zwolle, 1982
-E. T. Feteris, et.al. Op Goede Gronden (Bijdragen Aan
Het Tweede Symposium Jurisdiche Argumentatie,
Rotterdam, 14 Juni, 1996), Ars Aqual Libri, Nijmegen,
1997

11

Anda mungkin juga menyukai