Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar
Magister Hukum (M.H.) Program Magister Ilmu Hukum
OLEH
ANTONI SHIDARTA
NPM : 191022166
1
2
3
4
5
6
7
8
9
ABSTRAK
10
ABSTRACT
Key: Indragiri Hilir District, Prisoner, Childern’s Education Right, Class IIA
Tembilahan penal institutions
11
KATA PENGANTAR
Ta’alla, atas segala nikmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis,
sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul
tesis dalam rangka menyelesaikan Program Studi Ilmu Hukum Pasca Sarjana
Oleh karena itu dengan segenap hati penulis ucapkan terima kasih dan
1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi, SH, MCL. Selaku Rektor Universitas
Islam Riau atas bantuan dan respon positif yang diberikan kepada penulis
2. Yth. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Yusri Munaf, SH, MH. selaku Direktur
3. Yth.Bapak Dr. Surizki Febrianto, S.H., M.H. Ketua Program Studi Magister
12
4. Yth. Dr. Musa, S.H., M.H. selaku pembimbing I yang telah banyak
tesis ini.
yang juga telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam upaya
6. Yang sangat saya cintai dan saya sanyangi isteri dan anak-anak yang
perkuliahan.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan tesis ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis berharap akan adanya masukan yang konstruktif
Wassalam
Pekanbaru, Desember2021
ANTONI SHIDARTA
13
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN
SK BIMBINGAN TESIS
ABSTRAK…………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang…………………………………………… 1
c. Tujuan Penelitian…………………………………………. 8
g. Metode Penelitian…………………………………………. 22
Indonesia………………………………….………………. 32
14
BAB III HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan…………………………………………………….. 108
b. Saran…………………………………………………………… 109
DAFTAR PUSTAKA
15
BAB I
PENDAHULUAN
mendapatkan pendidikan; Setiap warga negara wajib meng ikuti pendidikan dasar
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Negara serta dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah untuk memenuhi
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudakn suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
1
Undang- Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesi Tahun 1945
16
Syaiful Sagala dalam bukunya menyatakan bahwa :2 “Dengan pendidikan
dapat membimbing anak kearah suatu tujuan yang kita nilai tinggi. Pendidikan
yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan
Pasal 22 ayat (1) yang menyatakan bahwa: “anak pidana memperoleh hak-hak
sebagai mana dimaksud dalam Pasal 14 tentang hak-hak narapidana kecuali huruf
g”, dan salah satu hak anak pidana adalah hak untuk mendapatkan pendidikan dan
pengajaran”. Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Warga Binaan Pemasyarakatan.
Pasal 1 ayat (3) menyatakan bahwa: “Pendidikan dan pengajaran adalah usaha
pemerintah untuk wajib melaksanakan program pendidikan bagi setiap anak yang
berhadapan dengan hukum dan telah mendapatkan kekuatan hukum yang tetap,
dalam hal ini adalah sanksi pidana yang dijatuhkan oleh pengadilan terhadap
anak.
Sejak Tahun 1964 sistem pemerintahan bagi narapidana dan anak pidana
telah berubah secara mendasar, yaitu dari sistem kepenjaraan menjadi sistem
2
Syaiful Sagala Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Alfabeta.Bandung, 2005 hlm. 11.
17
pemasyarakatan. Begitu pula institusinya yang semula disebut rumah penjara dan
hukum pidana, oleh karena itu pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari
objek melainkan juga subjek yang tidak berbeda dari manusia lainnya yang
mereka masing-masing.3
Anak sebagai sumber daya manusia dan merupakan generasi penerus bangsa
pengadilan.4
3
Sahardjo,Pohon Beringin Pengayoman, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Departemen Kehakiman, Jakarta,2006, hlm. 22.
4
R. Achmad, S. Soemadipradja, et al,Sistem Pemasyarakatan di Indonesia, Bina Cipta,
Bandung, 2010, hlm. 13.
18
Di Indonesia telah dibuat peraturan-peraturan yang pada dasarnya sangat
Konfensi Hak Anak (KHA) dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990.
Indonesia antara lain, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
berupa hak hidup, hak atas nama, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan dasar,
pemikiran mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi hanya sekedar penjeraan bagi
mengulangi untuk melakukan tindak pidana di masa yang akan datang. Pancasila
5
Bahri,Perlindungan Hukum Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan
Negara, Tesis, Perpustakaan FH-UH, Makassar, 2009,hlm. 32.
6
Ibid…hlm 33
19
Di dalam Pasal 23 Undang-Undang Tentang Pemasyarakatan di jelaskan
bahwa:
1. Anak Pidana wajib mengikuti secara tertib program pembinaan dan kegiatan
tertentu.
menyatakan bahwa :
Pasal 1
Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan
Pasal 14
Pemasyarakatan.
pembinaan.
20
3. Kegiatan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diarahkan pada
dengan masyarakat.
menunjang kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap
dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani Narapidana dan Anak
Didik Pemasyarakatan.
yang bertujuan untuk memberikan lebih banyak bekal bagi narapidana dalam
untuk mencapai reintegrasi sosial atau pulihnya kesatuan hubungan antara warga
Di dalam Lapas, para anak pidana akan tetap mendapatkan perlakuan yang
pembinaan. Jadi, yang menjadi salah satu inti dari pemidanaan adalah
7
C.I. Harsono. Sistem Baru Pembinaan Narapidana. Djambatan.Jakarta, 2005, hlm. 5
21
mengintegrasikan pelaku pidana menjadi manusia bermoral dan beretika sesuai
merupakan salah satu poin penting yang patut untuk diangkat salah satu topik
Tembilahan atau atas permintaan lain dari orang tua walinya yang telah
tertentu.
Dari latar belakang permasalahan tersebut diatas maka penulis tertarik ingin
8
Panjaitan dan Pandapotan Simorangkir,Lembaga Pemasyarakatan Dalam Perspektif
Sistem Peradilan Pidana, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,2010 hlm. 74.
22
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang
Hilir ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
23
Pemenuhan Hak Pendidikan Bagi Narapidana Anak Di Lembaga
2. Manfaat praktis
E. Kerangka Teori
Mengenai kerangka teori dalam penelitian ada istilah yang sering digunakan
yaitu Tinjauan Pustaka, Kerangka Konsep dan Teori, Kerangka Pemikiran dan
sebagainya. Berbagai istilah tersebut pada dasarnya sama maksud dan maknanya,
hanya ada yang lebih luas dan yang lain lebih sempit. Akan tetapi isi dari
dari sudut mana masalah yang dipilih akan disoroti. Dalam kerangka teori
berisikan teori-teori yang digunakan penulis sebagai dasar dalam penelitian. Oleh
99
Mukti Fajar ND & Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 92.
24
karena itu teori-teori yang digunakan oleh penulis harus disesuaikan dengan
Undang-Undang dasar, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak
yang menjamin persamaan setiap warga negara dalam hukum, serta menjamin
pihak yang berkuasa. Dalam paham Negara Hukum yang demikian itu, pada
10
Tim Penyusun, Panduan dan Pedoman Penulisan Tesis Fakultas Hukum Universitas
Isalm Riau, Pekanbaru,UIR, 2015, hlm. 22.
11
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV Maju Mundur, Bandung, 1994, hlm.
27
12
Soerjono Soekanto dan Srimamuji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 7.
25
hakikatnya hukum itu sendirilah yang menjadi penentu segalanya sesuai dengan
prinsip nomokrasi (nomocrasy) dan doktrin „the Rule of Law, and not of Man.13
didasarkan pada hadirnya hukum yang baik. Gagasan ini kemudian dipertegas
Aristoteles, dalam bukunya Politica, yang mengatakan bahwa negara yang baik
adalah negara yang diperintah oleh konstitusi dan berkedaulatan hukum. Terdapat
penguasa.14
kekuasaan negara oleh hukum. Konsep negara hukum muncul sebagai reaksi atas
konsep negara legal state atau konsep negara penjaga malam (nachtwakerstaats).
Konsep negara ini memberikan batasan turut campurnya negara dalam bidang
politik, ekonomi dan sosial, sehingga oleh karenanya pemerintah atau administrasi
functions).15
13
Asshiddiqie, Jimly. Struktur Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Keempat
UUD Tahun 1945. Jakarta : Mahkamah Konstitusi. 2014. hlm. 2
14
Lukman Santoso, Negara Hukum dan Demokrasi, Ponorogo : IAIN Po PRESS, 2016.
hlm. 7-8
15
Ibid., hlm. 9
26
Konsep rechsstaat muncul pada abad ke-19, yang diusung oleh Freidrich
sebagai berikut:16
pengadilan) dan warga negara, residen serta aktor swasta lainnya misalnya
formal karena tidak ada hubungannya dengan isi atau substansi dari hukum.
16
Ibid.,hlm 10
17
Raoul Wallenberg, Negara Hukum,The Hague, Belanda : The Hague Institute for the
Internationalisation of Law, 2012. hlm. 6-7
27
kedua adalah mengenai cara bagaimana hukum dibuat. Ada dua pilihan.
Hukum dapat dibuat oleh orang-orang yang telah terpilih dan bertanggungugat
terhadap mereka yang memilih, atau oleh orang-orang yang tidak terpilih.
Hukum daapt dibuat secara demokratis atau dalam sistem yang tidak ada
Tak semua hukum yang ada dalam suatu negara dibuat melalui parlemen
didelegasikan kepada lembaga lain terutama badan regional atau daerah. Dan
memegang kekuasaan legislatif juga diatur oleh hukum dan diawasi sesuai
dengan konstitusi. Hal ini tidak menafikkan bahwa karakteristik formal pada
Negara Hukum dapat diwujudkan juga dalam sistem politik yang tidak
mereka melalui hukum namun biasanya mereka tidak diatur oleh hukum.
Sistem ini dicirikan dengan aturan dengan hukum, bukan Negara Hukum.
Aspek ketiga adalah isi dari hukum itu sendiri. Di sini, unsur utamanya adalah
Negara Hukum mensyaratkan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Hal ini
benar terutama terhadap hak sipil dan politik. Sulit untuk dibayangkan
hak untuk bebas berbicara dan berserikat. Namun hak asasi manusia lainnya
18
Ibid.,hlm.10-11
28
juga bermain di sini termasuk hak ekonomi, sosial dan budaya.19
hukum.
Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupun untuk pejabat.
menyokong kebebasan slpil dan politik yang telah memperoleh status sebagai
hak-hak asasi manusia universal lebih dari setengah abad terakhir. Secara
19
Ibid.,hlm. 11
20
Ibid.,hlm. 11
29
bahwa hukum akan diterapkan pada perilaku mereka sendiri, dan pemerintah
2. Teori Pembinaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti gambar, contoh dan
model.22 Adapun pembinaan adalah usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna untuk memproleh hasil yang baik. 23 Dari defenisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa pola pembinaan adalah suatu usaha atau kegiatan yang
narapidana agar setelah bebas nanti dapat kembali ke masyarakat serta menjadi
warga negara yang baik dan berguna bagi bangsa dan negara. Selain itu agar
bekas narapidana dapat menjalin kesatuan hubungan hukum yang telah retak,
sehingga mereka dapat menolong diri serta dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
21
Mahfud MD, et al., Satjipto Rahardjo dan hukum progresif: Urgensi dan kritik, Jakarta :
HuMA Press, 2016. hlm. 149-150
22
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008. Hlm 1197.
23
Departemen Pendidikan Nasional , Ibid, Hlm 134.
30
penjara di Indonesia sejak bulan April 1964. Sebelum digagas menjadi sistem
yang memiliki potensi dan memiliki harga diri dengan hak-hak dan
24
Abdussalam dan Andri Desasfuryanto, Sistem Peradilan Pidana, (PTIK, Jakarta,
2012), hlm. 294.
31
1. Orang yang tersesat harus diayomi dengan memberikannya bekal hidup
sebagi warga negara yang baik dan berguna bagi kehidupan masyarakat.
bimbingan
4. Negara tidak berhak membuat seorang pidana lebih buruk atau lebih jahat
10. Sarana fisik lembaga merupakan salah satu hambatan pelaksanaan sistem
pemasyarakatan.
32
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan
asimilasi.
bertahap yang harus di jalani oleh narapidana atau warga binaan pemasyarakatan,
tahap pertama dimulai dari sejak sadmisi orientasi /observasi saat menjalani 0-1/3
masa pidana (maximum security). Tahap kedua adalah pembinaan kepribadian dan
25
Dwidja Priyanto, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, Refika Aditama,
Bandung, 2006, hlm. 102.
33
pembimbingan) saat menjalani 1/2 sampai 2/3 masa pidana (medium security).
karena itu perlu di gali bagaimana pendapat narapidana terhadap pembinaan itu
sendiri,bagaimana proses pembinaan taham yang dimulai dari tahap satu sampai
narapidana, gambaran pembinaan juga harus di telaah pada diri petugas, seperti
dalam salah satu kongres Perserikatan Bangsa- bangsa mengenai The Prevention
dasar perbedaan etnis, agama, dan status sosial narapidana”. Dengan demikian
26
Ibid, hlm. 103
34
secara tegas diatur di dalam Undang-undang. Pembinaan narapidana atau warga
menimbulkan hal-hal yang tidak kita harapkan seperti halnya narapidana atau
1. Tahap awal
sebagai narapidana sampai dengan 1/3 dari masa pidana. Pembinaan tahap awal
meliputi :
a. Masa pengamatan
b. Pengenalan
27
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pembinaan
dan Bimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
35
2. Tahap lanjutan
program asimilasi.
c. Tahap akhir
tersebut merupakan salah satu faktor atau cara untuk menentukan jenis pembinaan
yang sesuai dengan latar belakang narapidana, seperti halnya dalam tingkat
pendidikan, sosial dan ekonomi, agar proses pembinaan dapat berjalan dengan
baik.28
28
Alam A.S,Pengantar Kriminologi, Pustaka Refleksi Books, Makassar, 2010, hlm 2
36
kembali rasa percaya diri ketika mereka kembali ke tempat asalnya, dan bisa di
selalu menilai buruk dan memandang dengan rasa curiga yang berlebih terhadap
narapidana dalam bergaul, oleh sebab itu perlu adanya perubahan pola pikir dari
yang pernah menjadi seorang narapidana, masyarakat harus bisa membuka diri
atau bersosialisasi.29
kelakukan baik untuk di jadikan salah satu syarat masuk kerja. Oleh sebab itu,
fungsi dari pembinaan itu, memberikan keterampilan yang baik dan ilmu yang
baru, agar mantan narapidana bisa mengembangkan bakatnya dengan baik serta
adalah sebuah pembinaan yang ada di lembaga pemasyarakatan yang wajib diikuti
oleh semua narapidana yang ada di lapas, tujuan dengan diadakannya pembinaan
ini, para narapidana bisa mengasah kemampuan yang dimilikinya, karena selama
29
Yesmil Anwar, Adang, Kriminologi, Refika Aditama, Bandung, 2013, hlm. 2
37
adapun keterampilan yang diikuti oleh narapidana yaitu pembuatan sandal,
aksesoris, jilbab, mukena, hiasan rumah dan lampu hiasan. Barang yang
diproduksi kemudian di jual kepada pasar serta memiliki mitra kerja sama dengan
hotel city, hotel horison (pembuatan sandal), mereka diajari oleh kepala bagian
pembinaan keterampilan.
pemasyarakatan dan wajib di ikuti oleh semua narapidana yang ada di lapas,
pencerahan tentang keagamaan, kegiatan ini di lakukan setiap hari jum’at selepas
sholat jum’at dan hari minggu untuk narapidana yang non muslim.
berbahaya, sesuatu itu bisa saja berupa kepentingan maupun benda atau barang.
oleh seseorang terhadap orang yang lebih lemah. Dengan demikian, perlindungan
hukum dapat diartikan dengan segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada warga negaranya agar hak-
30
Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, ninth edition, St.Paul: West, 2009,
hlm.1343.
38
haknya sebagai seorang warganegara tidak dilanggar, dan bagi yang
terhadap subyek hukun dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat
preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum,
tersebut.34
31
Pemegang Paten Perlu Perlindungan Hukum”, Republika, 24 Mei 2004, hlm. 89.
32
Rahayu, Pengangkutan Orang, Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Tata Cara Perlindungan Korban dan Saksi Dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yang Berat
Undang-Undang RI, Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga, 2009, hlm. 210.
33
Setiono, “Rule of Law”, Disertasi, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, 2004, hlm.3
34
Satjipto Rahardjo, Sisi-Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Kompas, Jakarta, 2003,
hlm. 121.
39
Perlindungan hukum adalah kegiatan untuk melindungi individu dengan
sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup
35
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Disertasi,
Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2003, hlm. 14.
36
Hetty Hasanah, “Perlindungan Konsumen dalam Perjanjian Pembiayaan
Konsumenatas Kendaraan Bermotor dengan Fidusia”, Artikel diakses pada 1 Juni 2021
darihttp://jurnal.unikom.ac.id/vol3/perlindungan.html.
37
Hilda Hilmiah Diniyati, “Perlindungan Hukum bagi Investor dalam Pasar Modal
(Studi pada Gangguan Sistem Transaksi di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, h. 19
38
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbaini, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis
dan Disertasi”, cet. 1, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.261.
40
F. Kerangka Konseptual
ini, maka penulis memberikan batasan terhadap judul penelitian ini dan yang
peraturan.40
3. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
39
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, PT. Raja Grafindo Persada,
2002, hlm.70
40
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak. diakses di Tembilahan pada tanggal 12 November
2021 jam 10.00PM
41
https://saintif.com/pengertian-pendidikan/ diakses di Tembilahan pada tanggal 12
November 2021 jam 10.30PM
42
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
41
5. Lembaga Permasyarakatan adalah Tempat membina Narapidana dan Anak
oleh tembok.43
G. Metode Penelitian
sistematis :44 Untuk melakukan penelitian dalam proposal tesis ini, penulis
Dilihat dari jenisnya, penelitian hukum ini adalah penelitian hukum empiris
atau sosiologis. Suatu penelitian hukum yang memperoleh data dari data primer
ketentuan yang bersifat normatif (das sollen) dengan kenyataan (das sein) yang
Dilihat dari sifatnya, penelitian bersifat deskriftif analitis yaitu dalam artian
43
Peraturan Pemerintah Pasal 1 ayat 8, Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tatacara
Pelaksanaan Hak warga Binaan Pemasyarakatan
44
Tim Penyusun, Loc. Cit.
45
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimntri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1990, hlm. 52.
46
Tim Penyusun, Op. Cit., hlm. 23.
47
Bambang Sanggono, Metodologi penelitian Hukum, Cetakan kedua, Penerbit Raja
Grafindo Persada, Jakarta 1998, hlm. 36.
42
2. Lokasi Penelitian
lokasi tersebut agar mudah dalam memperoleh data yang dibutuhkan dan
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari obyek yang akan diteliti yang
yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik
metode yang digunakan apabila jumlah sampel yang mewakili dari populasi telah
ditetapkan terlebih dahulu dengan kriteria atau ukuran tertentu yang lebih lanjut
Tabel 1
RPopulasi dan Sampel
48
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Statistik Penelitian Hukum, Pustaka Setia,
Bandung, 2005, hlm. 84.
49
Tim Penyusun, Op. Cit., hlm. 25 – 26.
43
Dengan jumlah populasi di atas bagi penulis sudah dapat menjawab
permasalahan yang akan di teliti. Jadi tidak melihat dari segi kualitasnya tetapi
analisis kualitatif.
a. Data primer
Adalah data utama yang diperoleh oleh peneliti melalui responden. Data
b. Data Sekunder
buku literatur dan karya ilmiah dari kalangan hukum yang berkaitan
50
Ibid, hlm. 26.
44
hukum sekunder. Bahan hukum ini adalah kamus hukum dan Kamus
a. Observasi
oleh peneliti.
b. Wawancara
c. Kuesioner
51
Ibid, hlm. 26-27
45
terbuka kepada responden sebagai yang mewakili, dalam hal ini
dibahas.
6. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisa kualitatif yaitu data yang
diperoleh dari responden baik tertulis maupun lisan dipelajari sebagai suatu yang
utuh dan berkualitas, kemudian disusun secara sistematis agar dapat kejelasan
Setelah analisis data selesai, maka hasilnya diolah dan disajikan dengan cara
membandingkan antara data lapangan dengan pendapat ahli atau dengan peraturan
yakni penarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat
khusus.53
52
Mukti Fahjar ND & Yulianto Achmad, Op,Cit, hlm.192.
53
Ibid, hlm. 27.
46
BAB II
TINJAUAN UMUM
Anak dan generasi muda adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena
anak merupakan bagian dari generasi muda. Selain anak di dalam generasi muda
ada yang disebut juga remaja dan dewasa. Generasi muda, dibatasi sampai anak
berumur 25 tahun. Generasi muda terdiri dari atas masa anak-anak berusia 0-12
tahun, masa remaja 13-20 tahun dan masa dewasa muda berusia 21-25 tahun.
Masa anak-anak dibagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu masa bayi usia 0 sampai
menjelang 2 tahun, masa anak-anak pertama usia 2-5 tahun dan masa anak-anak
terakhir usia 5-12 tahun. Pada masa bayi keadaan fisik anak masih sangat lemah
dicapai lebih awal.54 Pada masa remaja merupakan masa anak mengalami
sikap sosial dan kepribadian. Masa remaja adalah masa goncang karena
banyaknya perubahan yang terjadi dan tidak stabilnya emosi yang kadangkadang
menyebabkan timbulnya sikap dan perbuatan yang oleh orang tua dinilai sebagai
54
Satjipto Raharjo, Perspektif Peradilan Anak, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm 4
47
perbuatan yang nakal, sehingga kenakalan tersebut dapat membuat emosi orang
anak, belum siapnya orang tua untuk mempunyai anak bisa juga menyebabkan
kekerasan terhadap anak. Untuk itu perlu diberikan perlindungan hukum bagi
anak untuk mencegah adanya kekerasan yang menimbulkan kekerasan fisik bagi
hukum bagi anak-anak yang ada di Negara Republik Indonesia. Pengertian anak
yaitu:
Hak Asasi Manusia pengertian Anak yang berbunyi: “ Anak adalah setiap
manusia yang berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah
termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut demi
kepentingannya”;55
55
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 39 Tahun
1999, Pasal 1 angka 5.
56
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perlindungan Anak, UU No. 23 Tahun
2002, Pasal 1 angka 1
48
umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin”.57 Selain itu juga
dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah
juga mengatur tentang pengertian anak. Dalam amarnya menentukan bahwa “15
(lima belas) tahun adalah suatu umur yang umum di Indonesia menurut Hukum
Undang Nomor 12 Tahun 1995 jo. Pasal 13 PP No. 31 Tahun 1999 Tentang
57
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Pokok Kesejahteraan Anak, UU No. 4
Tahun 1979, Pasal 1 angka 1
58
Maidin Gultom. Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Anak di
Indonesia.Bandung; PT. Rafika Aditama. 2008.hlm. 137-138
49
(delapan belas) tahun tetapi belum selesai menjalani pidananya di Lembaga
Pemasyarakatan Anak.
anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun. Status sebagai
paling sedikit selama satu tahun, yang dinilai berkelakuan baik sehingga
3. Anak sipil adalah anak yang atas permintaan orang tua atau walinya
anak, paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun. Paling lama 6
(enam) bulan lagi bagi mereka yang belum berumur 14 (empat belas) tahun
dan paling lama 1 (satu) tahun bagi mereka yang pada saat penetapan
(satu) tahun dengan ketentuan paling lama berumur 18 (delapan belas) tahun
50
B. Tinjauan Umum Tentang Hak-Hak Narapidana Anak di Indonesia
1. Pengertian Anak
Secara umum apa yang dimaksud dengan anak adalah keturunan atau
generasi sebagai suatu hasil dari hubungan kelamin atau persetubuhan (sexual
intercoss) antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan baik dalam ikatan
Tholib Setiadi, dinyatakan bahwa:” kecuali dilihat oleh orang tuanya sebagai
penerus generasi juga anak itu dipandang pula sebagai wadah di mana semua
harapan orang tuanya kelak kemudian hari wajib ditumpahkan, pula dipandang
sebagai pelindung orang tuanya kelak bila orang tua itu sudah tidak mampu lagi
orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umum 8 (delapan)
tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum
pernah kawin.
bahwa anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas)
tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan
59
Tholib Setiady,Perlindungan Hukum Bagi Anak ,Pustaka ,Jakarta,2010 hlm 173
51
3. Undang-undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak dinyatakan
bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak
dengan 18 tahun.
2. Hak-hak Anak
52
h. Hak diberi pelayanan dan asuhan.
anak dalam Undang-Undang ini diatur dalam Bab III bagian kesepuluh,
kehidupannya.
kemanusiaan,
bernegara.
dibimbing.
53
Selain itu, secara khusus dalam Pasal 66 Undang-Undang 39 Tahun 1999
1. Hak untuk tidak dijatuhi hukuman mati atau hukuman seumur hidup.
3. Hak untuk memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif
Anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang yang tertutup untuk
umum.
b. Hak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga hak
54
g. Hak menyatakan dan didengar pendapatnya.
j. Bagi anak yang berada dalam pengasuhan orang tua/ wali, berhak
a. diskriminasi;
c. penelantaran;
e. ketidakadilan; dan
55
b. memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam
9. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang
10. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak
berikut :
56
5. Narapidana harus berada dalam LAPAS untuk jangka waktu tertentu,
Tindak pidana anak adalah tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak.
Tindak pidana anak dapat dihubungkan dengan istilah Juvenile Deliquency, yang
dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan beragam istilah, yaitu kenakalan anak,
kenakalan remaja, kenakalan pemuda, taruna tersesat, ataupun jalin quersi anak.
maka Juvenile Deliquency berarti penjahat anak atau anak jahat.60 Romli
seseorang anak di bawah umur 18 tahun dan belum kawin yang merupakan
60
Tholib Setiady, Op..Cit, hlm 176
61
Wagiati Soetodjo, Pidana Anak, Liberty, Yogyakarta 2010 hlm 11
57
Selain itu, Dr. Fuad Hasan dalam Sudarsono juga merumuskan bahwa
juvenile delinquency, adalah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak
pidana.62 Kartini Kartono dalam Tholib Setiady juga merumuskan bahwa yang
sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian
social sehingga mereka itu mengembangkan bentuk pengabaian tingkah laku yang
menyimpang.63
tingkah laku orang dewasa adalah tingkah laku yang sempurna, sedangkan
perangai anak si anak apabila diselidiki adalah merupakan suatu kritik nilai saja,
karena dalam proses pertumbuhan ke masa remaja, sedang dalam proses mencari
identitas diri.64 Dalam proses pencarian jati diri tersebut, terkadang anak-anak
1. Kejahatan-kejahatan kekerasan
a. Pembunuhan
62
Sudarsono,Tindak Pidana Kejahatan, Liberty, Jakarta,2004 hlm 11
63
Tholib Setiady, Op..Cit hlm 177
64
Rusli Muhammad dan Hanafi, Perlindungan Terhadap Anak, Pustaka, Jakarta, 1994
hlm 91
58
b. Penganiayaan
2. Pencurian
a. Pencurian biasa
3. Penggelapan
4. Penipuan
5. Pemerasan
6. Gelandangan
7. Anak sipil
pidana anak merupakan salah satu dari pelanggaran terhadap pasal 489, 490, 492,
497, 503, 505, 514, 517, 518, 519, 526, 531, 532,536, dan 540, yaitu:
b. Menggelandang.
c. Penadah.
d. Pemalsuan.
65
Sudarsono,Jenis Pidana Anak, Press, Yogyakarta 2004 hlm 32
59
e. Perusakan informasi di muka umum.
(remaja) yaitu:66
4. Anak-anak yang berada (in need of care and protection) atau memberikan
Dr. Wagiati Soetodjo, S.H., M.S yang dikutib oleh Tholib Setiady,
menyatakan bahwa gejala kenakalan anak (remaja) akan terungkap apabila kita
meneliti bagaimana cirri-ciri khas atau ciri umum yang amat menonjol pada
1. Rasa harga diri yang semakin menguat dan gengsi yang terlalu besar serta
luk atau kemewahan, sehingga anak-anak muda usia yang emosi dan
66
Tholib Setiady, Loc Cit hlm 179
60
mentalnya belum matang serta dalam situasi labil maka dengan mudah ia
ikut terjangkit nafsu serakah dunia materiil. Apabila anak tidak mampu
dan pendidikan dari orangtua kurang, maka akan mudah sekali anak muda
raya.
4. Corak hidupnya bercorak asocial dan keluar daripada dunia objektif kearah
sebaya.
identitas maupun identifikasi lama dan mencari aku “ideal” sebagai identitas
transisi dimana tingkah laku anti sosial yang potensial menimbulkan kehilangan
67
Ibid
61
kontrol dan kendali emosi. Apabila tidak diiringi dengan tanpa adanya pembinaan
dan pengawasan yang tepat dari semua pihak, anak gejala kenakalan ini akan
kriminalitas. Lebih tegas lagi dinyatakan oleh Adler yang dikutib oleh Tholib
Setiady, yang menyatakan bahwa tingkah laku yang menjurus kepada masalah
lingkungan.
68
Ibid, hlm 180-181
62
6. Berpesta pora sambil mabuk-mabukkan, melakukan hubungan seks bebas
menganggu sekitarnya.
7. Perkosaan.
Kenakalan remaja dapat terjadi karena beberapa sebab, hal tersebut timbul
karena ada motivasi dari remaja itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu perbuatan dengan tujuan tertentu.
atau kelompok tertentu tergerak untuk melakukan suatu perbuatan karena ingin
perbuatannya.69
intrinsik adalah dorongan atau keinginan pada diri seseorang yang tidak perlu
disertai perangsang dari luar, sedangkan motivasi ektrinsik adalah dorongan yang
a. Faktor intelegensia
b. Faktor usia
c. Faktor kelamin
69
Wagiati Soetodjo, Tindak Pidana dalam persektif Hukum, Press, Yogyakarta, 2010,
hlm 167
70
Tholib SetiadyLoc..Cit hlm 182
63
d. Faktor kedudukan anak dalam keluarga
a. Faktor keluarga
d. Pengaruh mass-media.
Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, dinyatakan bahwa seorang anak dapat
dijatuhi pidana setelah berumur 14 tahun, sedangkan anak yang belum berusia 14
tahun hanya dapat dikenai tindakan. Selanjutnya jenis pidana dan tindakan yang
No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, anak dapat dijatuhi
a. Pidana Pokok
b. pidana peringatan
c. pengawasan.
3. pelatihan kerja
5. penjara.
64
c. Pidana tambahan terdiri atas:
berupa penjara dan denda, pidana denda diganti dengan pelatihan kerja.
Pelaksanaan pidana yang dijatuhkan kepada Anak dilarang melanggar harkat dan
martabat anak.
Tindakan yang dapat dijatuhkan kepada anak menurut Pasal 82 ayat (1)
meliputi:
4. perawatan di LPKS
pidana
ditimbulkan dari adanya presepsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial atau
disebut oleh Aristoteles pada tahun 384-322 sebelum masehi dengan sebutan Zoon
65
hubungan dengan sesama. Hidup berdampingan membutuhkan satu sama lain.
Atau lebih dikenal dengan istilah hidup bermasyarakat yang pada hakikatnya
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang
telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dijelaskan bahwa hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang
telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas
kekeuatan dan yang diberikan oleh tertib hukum atau sistem hukum kepada
yang bersangkutan.
2. Van Apeldoorn, hak adalah sesuatu kekuatan yang diatur oleh hukum.
3. Lamaire, hak adalah sesuatu izin bagi yang bersangkutan untuk berbuat
sesuatu.
4. Leon Duguit, hak adalah diaganti dengan fungsi sosial yang tidak semua
meletakkan makna dari yang sebenarnya tentang anak. Hak anak dapat dibangun
71
Maulana Hassan Wadong. Pengantar Advokasi dan Perlindungan Anak, PT.
Gramedia, Jakarta, 2000 hlm 29.
66
dari pengertian sebagai berikut; “Hak anak adalah suatu kehendak yang dimiliki
oleh anak yang dilengkapi dengan kekuatan dan yang diberikan oleh sistem
Hak Asasi Manusia merupakan hak-hak yang melekat pada manusia yang
hak-haknya dapat efektif apabila hak-hak itu dapat dilindungi hukum. Melindungi
hak-hak dapat terjamin, apabila hak-hak itu merupakan jaminan dari hukum, yang
1. Defenisi Yuridis Hak Asasi Manusia menunjuk pada Hak Asasi Manusia
internasional;
2. Defenisi politis Hak Asasi Manusia, yang menunjuk pada pengertian politik,
tersebut. Hukum merupakan salah satu hasil terpenting dari proses politik,
72
A. Gunawan Setiardja. Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila.
Yogyakarta: Kanisius.1993, hlm. 89-90.
67
3. Defenisi moral Hak Asasi Manusia yang menunjuk pada dimensi moral Hak
Asasi Manusia. Makna etis Hak Asasi Manusia justru menyangkut problem
esensial, klaim individual harus diakui sebagai hak-hak yuridis atau hak-hak
politik.
Bangsa telah menyatakan bahwa setiap orang berhak atas segala hak dan
bedakan suku bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan
politik dan pendapat lainnya, asal usul bangsa, atau tingkatan sosial, kaya atau
miskin, keturunan atau status. Kebutuhan akan perlindungan khusus anak telah
tercantum dalam deklarasi Jenewa tentang Hak Anak-Anak Tahun 1924 dan telah
diakui dalam deklarasi sedunia tentang Hak Asasi Manusia serta undang-undang
yang telah dibuat untuk badan khusus dan organisasi-organisasi internasional yang
Anak-Anak ini dengan maksud agar anak-anak dapat menjalani masa kecil yang
68
peraturan lainnya harus sesuai dengan asas-asas yang diberlakukan, terutama pada
bermain dan berkreasi yang diarahkan untuk tujuan pendidikan, masyarakat dan
Dengan adanya asas ini maka diharapkan bagi pemerintah untuk lebih
pendidikan, agar selalu disediakan wadah dan fasilitas untuk tetap dapat
merasakan hak mereka sebagai anak walaupun mereka dalam keadaan dihadapkan
dengan pengadilan.
73
Wagiati sutedjo. Hukum Pidana Anak. Cetakan III. PT. Refika Aditama. Bandung,
2010, hlm. 78
69
Pemasyarakatan Indonesia. Hak-hak anak pidana di atur oleh Pasal 22 ayat (1)
5. Menyampaikan keluhan;
6. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang
tidak dilaranag;
lainnya;
keluaraga;
berlaku;
mendapatkan apa yang dimaksud oleh UUP tersebut termasuk hak untuk
mendapatkan pendidikan.
70
F. Tinajaun Umum Tentang Lembaga Pemasyarakatan
atau usaha.
yang dalam tindak pidana diajukan kedepan pengadilan dan dinyatakan ikut
dan atau anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di
(WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan, maksudnya orang tersebut masih
71
berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan bersalah atau tidak oleh
hakim.
Sahardjo pada Tahun 1962, di mana disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan
bukan hanya melaksanakan hukuman, namun tugas yang jauh lebih berat adalah
Pemasyarakatan lahir dari suatu realitas yang kedengarannya sangat angker yaitu
penjara.
(bahasa jawa) yang artinya tobat, atau jera di penjara dibuat tobat atau di buat
yang bersifat mengayomi masyarakat dari gangguan kejahatan dan segaligus pula
mengayomi warga binaan itu sendiri yang dianggap telah salah jalan hidupnya,
wajar.75
mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan
72
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara
pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif
berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang
baru mengenai fungsi pemidanaan yang tidak lagi sekedar penjeraan tetapi
juga merupakan suatu usaha rehabilitasi dan registrasi sosial warga binaan
76
Dwidja Priyatno.Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia. PT. Refika
Aditama. Bandung, 2006, hlm. 102.
73
pemasyaraktan telah melahirkan suatu sistem pembinaan yang lebih dari 30
penghukuman terhadap anak (Pasal 45, 46, dan 47 KUHAP), namun pada
3. Sistem pemenjaraan yang sangat menekankan pada unsur balas dendam dan
angsur dipandang sebagai suatu sistem dan sarana yang tidak sejalan dengan
narapidana dan anak pidana telah berubah secara mendasar, yaitu dari sistem
disebut rumah penjara dan rumah pendidikan negara berubah menjadi Lembaga
74
Pemasyarakatan berdasarkan Surat Instruksi Kepala Direktorat Pemasyarakatan
berikut :
1. Asas Pengayoman.
3. Asas Pendidikan.
masing-masing.
4. Asas Pembimbingan.
75
menanamkan jiwa kekeluargaan, keterampilan, pendidikan kerohanian, dan
pakaian, tempat tidur, latihan keterampilan, olah raga atau rekreasi. Warga
dengan masyarakat serta tidak boleh diasingkan dari masyarakat. Untuk itu ,
76
dan kesempatan berkumpul dengan bersama sahabat dan keluaraga seperti
Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, bahwa Anak didik
pendidikan dan latihan baik formal maupun informal sesuai bakat dan
yang berlaku.
77
Melalui pelaksanaan pembinaan dengan sistem pemasyarakatan maka Anak
tidak mengulangi tindak pidana lagi. Pada akhirnya diharapkan dapat diterima
kembali oleh lingkungan masyarakat, dan dapat ikut aktif berperan dalam
pembangunan, dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung
jawab.77
yang dijatuhkan, jenis kejahatan, dan kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan
terpidana dewasa berbeda dengan terpidana anak dengan ciri khas yang masih
bersifat labil dan belum memiliki kematangan jiwa, sehingga terhadap terpidana
anak perlu diterapkan metode pendekatan yang tepat dan terbaik bagi
berikut:
77
Darwan Print.Hukum Anak Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung 2005 hlm. 58.
78
1. Pembinaan berupa interaksi langsung yang bersifat kekeluargaan antara
memiliki potensi dan harga diri dengan hak-hak dan kewajiban yang sama
pembinaan terbagi ke dalam dua bidang yaitu bidang pembinaan kepribadian dan
79
pembinaan kemandirian. Pembinaan dan pendidikan kepribadian yang ada di
sebagai berikut:
pertanian.
Setiap Warga Binaan atau anak didik wajib mengikuti semua program
dan tradisional).
78
Gasti Ratnawati. Pola Pembinaan NAPI Anak sebagai Salah Satu Upaya Pemenuhan
Kebutuhan Pendidikan di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Malang.PDF.2010, hlm.21-22
80
e. Kegiatan Rekreasi, diarahkan pada pemupukan kesegaran jasmani dan
Pemasyarakatan Anak dengan dibantu dan mendapat daya dukung dari pihak-
pihak yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan bidang yang ada dalam
lembaga lain.
hukum pidana, oleh karena itu pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari
penerapan dan bagian yang tak terpisahkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
81
Tujuan dari sistem pemasyarakatan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2
1. Seutuhnya;
2. Menyadari kesalahan;
3. Memperbaiki diri;
7. Dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
VISI
individu.
MISI
82
b. Menciptakan kondisi Lapas yang kondusif dan produktif
Umum dan Kepala Urusan Kepegawaian & Keuangan. Kepala Seksi Bimbingan
membawahi Kasubsi Keamanan dan Kasubsi Pelaporan & Tata Tertib. Kepala
Seksi Kegiatan Kerja membawahi Kasubsi Sarana Kerja dan Kasubsi Bimbingan
83
KALAPAS
AGUS PRITIATNO, BC.IP, S.H., M.H.
Kasi Binadik Kasi Adm Kamtib Kasi Kegiatan Kerja Ka. KPLP
Marjohan S.H Dahrul, S.Sos Jonter Aritonang Armaita S.H
3. Sejarah Singkat
M. Boya Tembilahan dengan luas tanah kurang lebih 20 x 34,5 M 2. Baru berganti
lagi menjadi Binana Tuna Warga yang masa dulu berdampingan dengan Gedung
Bioskop atau Gedung Hiburan karna berada didalam kota dibangun semenjak
Zaman Belanda, karna bangunan sudah tua dan tidak layak dihuni (ditempati)
84
Pada tahun 1979/1980 dibangunlah gedung baru yang terletak di Jalan Prof.
M. Yamin, SH Tembilahan Hilir dengan luas tanah kurang lebih 22,971 M x 693
2004 Kantor Lapas Klas IIB Tembilahan berubah menjadi Kantor Lapas Klas IIA
4. Jumlah Pegawai
adalah 81 Orang.
IIA Tembilahan Adalah 17 Orang, tahun 2018 ada 21 orang anak, tahun 2019 ada
43 orang anak dan 2020 sampai saat ini ada 26 orang anak yang bermasalah
dengan hukum.
85
BAB III
tahun;
3. Anak sipil yaitu anak yang atas pemintaan orang tua atau walinya
dan
anak–anak yang berhadapan dengan hukum yang mereka itu ada yang
86
mayarakat. Mereka ini ditempatkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA).
Peradilan pada Anak, dijelaskan bahwa: ”Pidana penjara untuk anak hanya
digunakan sebagai upaya terahir dan pidana penjara yang dapat dijatuhkan pada
anak paling lama separo dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang
dewasa. Jika tindak pidana yang dilakukan anak merupakan tindak pidana yang
diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, pidana yang
pisahkan sesuai dengan status masing–masing dan penggolongan atas dasar umur,
jenis kelamin, lama pidana dijatuhkan, jenis kejahatan, serta kriteria lainnya sesuai
dilakukan oleh anak dengan tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa bila
Perbedaan akan terlihat bila dilihat dari persoalan motivasi atas tindak
pidana yang dilakukannya. Tindak pidana yang dilakukan oleh anak pada
umumnya bukan didasarkan kepada motif yang jahat (evil will atau evil mind),
maka anak yang melakukan penyimpangan dari norma-norma sosial oleh para ahli
79
Nandang Sambas,Peradilan Piadana Anak di Indonesia dan Instrument International
Anak serta Penerapannya, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013 hlm. 19
87
dipelihara oleh negara ayat 1. Negara mengembangkan sistem Undang-undang
Dasar 1945, pada pasal 34 mengamanatkan bahwa: Fakir miskin dan anak-anak
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan fasilitas pelayanan umum yang layak ayat 3. Amanat ini merupakan jaminan
bagi anak karena ia belum memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri baik secara
rohani, jasmani maupun sosial menjadi kewajiban baik dari orang tua, keluarga,
dan negara.80
Pasal 66. Pasal 52 ayat 1 menyatakan bahwa: Hak anak adalah hak azasi manusia
dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan
sejak dalam kandungan. Ayat 2. Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk
80
R Abdussalam dan Andri Desasfuryanto, Hukum Perlindungan Anak, PTIK, Jakarta,
2014 hlm. 22-23
88
manusiawi ayat 1. Hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat
hukum ayat 3. Penagkapan, penahanan atau pidana penjara anak hanya boleh
dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilaksanakan
sebagai upaya terahir ayat 4. Setiap ank yang dirampas kebebasannya berhak
pengembangan pribadi sesuai dengan usianya dan harus dipisahkan diri dari orang
Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk membela diri dan
memperoleh keadilan didepan pengadilan anak yang obyektif dan tidak memihak
sampai dengan Pasal 38. Pertama, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 1, 2, 3,
adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan
pembina dan yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga
89
Binaan pemasyrakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara
wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Kedua, Bab II
a. pengayoman;
c. pendidikan;
d. pembimbingan;
orang tertentu.
Anak prosedurnya telah diatur pada bagian dua paragraf 1 dan 2 Undang-undang
Pasal 38. Pelaksanaan pembinaan ini sejalan dengan tujuan pemidanaan anak
melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban , dan pihak lain yang terkait
pemulihan kembali pada keadaan semula dan bukan pembalasan). Sebelum anak
90
melalui pengadilan untuk membuktikan perbuatannya. Proses peradilan anak
tentunya berbeda dengan peradilan orang dewasa. Di Indonesia telah ada Undang-
pemidanaan anak, hakim yang menanganinya adalah hakim khusus bagi anak dan
tatacaranya berbeda Mengacu pada: rule 10.2 The Beijing Rules: A judge or other
competent official or body shall, without delay, consider the issue of release.
rule 14.1 The Beijing Rules: Where the case of a juvenile offender has not
been deverted (under rule 11), she or he shall be dealt with by the competent
rule 14.2 The Beijing Rules: The proceedings shall be condicive to the best
standing, which shall allow the juvenile to participate there in and to express
pejabat lain yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung atas usul ketua
81
Sri Sutatiek, Hakim Anak Indonesia: Siapa dan bagaimana Figur Idealnya pada Masa
Depan, Aswaja Pressindo,Yogyakarta, 2013 hlm. 16
91
dapat ditetapkan sebagai Hakim sebagaimana dimaksud pada (ayat (1) meliputi: a.
Telah mengikuti pelatihan teknis tentang peradilan Anak. (2) Dalam hal belum
(2), tugas pemeriksaan di sidang Anak dilaksanakan oleh hakim yang melakukan
tugas pemeriksaan bagi tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa.
perkara Anak dalam tingkat pertama dengan hakim tunggal; (2) Ketua pengadilan
negeri dapat menetapkan pemeriksaan perkara Anak dengan hakim majelis dalam
hal tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih
atau sulit pembuktiannya; (3) Dalam setiap persidangan Hakim dibantu oleh
ketua pengadilan tinggi yang bersangkutan. Pasal 46: Untuk dapat ditetapkan
(ayat (2). Pasal 47: (1) Hakim Banding memeriksa dan memutus perkara Anak
dalam tingkat banding dengan hakim tunggal (2) Ketua pengadilan tinggi dapat
menetapkan pemeriksaan perkara Anak dengan hakim majelis dalam hal tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih atau sulit
92
Pasal 48 menyebutkan: Hakim Kasasi ditetapkan berdasarkan Keputusan
Ketua Mahkamah Agung. Pasal 49: Untuk dapat ditetapkan sebagai Hakim
Kasasi, berlaku syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43(ayat (2). Pasal 50:
(1) Hakim Kasasi memeriksa dan memutus perkara Anak dalam tingkat kasasi
pemeriksaan perkara Anak dengan hakim majelis dalam hal tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih atau sulit
a. Tindakan
b. Kurungan.
a. Non diskriminasi,
b. Kepentingan yang terbaik bagi anak adalah dalam semua tindakan yang
93
c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan adalah hak
azasi yang paling mendasar bagi anak yang dilindungi oleh negara,
sebagai berikut: Pasal 4 s/d 19 menjelaskan: (1) Setiap anak berhak untuk dapat
hidup, tumbuh, kembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
diskriminasi (Pasal 4); (2) Seorang anak berhak atas suatu nama sebagai identitas
diri dan status kewarganegaraan Pasal 5 ayat (3) Setiap anak berhak untuk
kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua Pasal 6 ayat (4) :
1. Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh
2. Dalam hal suatu sebab orangtuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang
anak, atau anak dalam keadaan terlantar, maka anak tersebut berhak diasuh
94
atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai
dan bakatnya.
2. Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam (ayat (1), khusus bagi anak
pendidikan khusus Pasal 9 ayat (7) Setiap anak berhak menyatakan dan
sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatuhan Pasal 10 ayat (8) Setiap
dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan
3. Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali atau pihak lain
95
perlindungan dari diskriminasi, eksploitasi ekonomi maupun seksual,
4. Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk
pemberatan hukuman (Pasal 13); (11) Setiap anak berhak untuk diasuh oleh
orangtuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau aturan hukum yang sah
(Pasal 14); (12) Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan dari:
Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: Pasal (13) a. Setiap anak berhak
pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku
dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir (Pasal 16); (14) a. Setiap anak
96
bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya
hukum yang berlaku; dan membela diri dan memperoleh keadilan didepan
pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam setiap sidang tertutup
untuk umum. b. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual
atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan (Pasal 17); (15) Setiap
anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan
hukum dan bantuan lainnya (Pasal 18); (16) Setiap anak berkewajiban untuk: a.
Menghormati orang tua, wali, dan guru; b. Mencintai keluarga, masyarakat, dan
ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan e. Melaksanakan etika dan ahlak yang
yang berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana, merupakan
Ayat (2) menyatakan sebagai berikut: Perlindungan khusus bagi anak yang
melalui
1. perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak
anak;
97
2. penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini;
keluarga;
meghidari labelisasi.
berikut:
dengan wajar.
98
Bila Perlindungan Anak ini dilalaikan maka sanksi bagi orang tua bisa
dicabut hak perwaliannya dan jika sifatnya kriminal maka dapat dipidanakan.
Pada 26 Januari 1990 di New York, Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia telah
Tahun 1990 tentang ”Pengesahan Convention on the Rights of the Child”. Dengan
dengan hukum melalui sistem pidana dapat melindungi masa depan anak. Salah
satu faktor penting dalam sistem peradilan anak adalah hakim anak. Berkaitan
– kejahatan yang dilakukan oleh orang berusia dibawah delapan belas tahun;
82
Lukman Hakim Nainggolan, Masalah Perlindungan Hukum terhadap Anak, Jurnal
Equality, Vol. 10 No. 2, 2005
99
2. Tidak seorang anakpun akan kehilangan kebebasannya secara tidak sah dan
langkah terakhir dan untuk masa yang paling singkat dan layak;
setiap anak yang dirampas kebebasannya akan dipisahkan dari orang dewasa
dari anak yang bersangkutan dan anak akan mempunyai hak untuk terus
segera mendapat bantuan hukum dan bantuan – bantuan lain yang layak, dan
tersebut.
Convention on the Rights of the Child” dan telah diterjemahkan kedalam Bahasa
sebagai berikut:
100
1. Negara-negara Pihak mengakui hak setiap anak yang dinyatakan sebagai
kebebasan dasar orang-orang lain, dan yang memperhatikan umur anak dan
a. Tidak seorang anak pun dapat dinyatakan, dituduh, atau diakui telah
melanggar hukum pidana, karena alasan berbuat atau tidak berbuat yang
tuduhan terhadapnya, dan kalau tepat, melalui orang tuanya atau wali
101
3. Masalah itu diputuskan tanpa penundaan, oleh suatu penguasa yang
hukum atau bantuan lain yang tepat, dan kecuali dipertimbangkan tidak
syarat keadilan;
5. Kalau dianggap telah melanggar hukum pidana, maka putusan ini dan
penguasa lebih tinggi yang berwenang, mandiri dan adil atau oleh
itu tidak dapat mengerti atau berbicara dengan bahasa yang digunakan;
persidangan.
secara khusus pada anak-anak yang dinyatakan sebagai, dituduh, atau diakui
102
a. mempunyai kemampuan untuk melanggar hukum pidana;
ditangani dalam suatu cara yang sesuai dengan kesejahteraan mereka dan
1. Non diskriminasi
Asas non diskriminasi adalah setiap anak harus dilindungi dari segala
perlakuan diskriminasi baik dari suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik,
budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik
dan/atau mental.
Asas kepentingan yang terbaik bagi anak adalah bahwa dalam semua
103
badan legislative, dan badan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak
hidup,dan perkembangan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi anak yang
Asas-asas tersebut juga berlaku terhadap narapidana anak sebab walaupun mereka
oleh para
memenuhi hak-hak yang dimiliki oleh narapidana anak maka dilakukan penelitian
berkewajiban untuk menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa
104
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan
bahasa, status hukum anak, kondisi fisik maupun mental. Negara dan Pemerintah
Tabel III.1
Jawaban responden atas pertanyaan Apakah Anak
Mengetahui Tentang Perlindungan Anak
NO Responden Jumlah Responden
1 Mengetahui 0
2 Tidak Mengetahui 6
Jumlah 6
dari jumlah keseluruhan yang mengetahui, sedangkan yang menjawab ada tidak
sebarkan melalui angket quisioner. Artinya masih banyak lagi Pelaku anak yang
83
Hasil Kuisioner dengan Orang Tua dan Anak Pecandu Shabu, Tembilahan 1 Desember
2019, pada Pukul 12.30 Wib
105
Undang nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak pasal 2
a. pelindungan;
b. keadilan;
c. nondiskriminasi;
h. proporsional;
j. penghindaran pembalasan
Dari asas tersebut pemerintah dan negara wajib untuk melindungi setiap
narapidana anak dari perlakuan yang tidak manusiawi, memberi keadilan bagi
terhadap anak adalah agar si anak tidak menjadi pelaku tindak pidana di kemudian
hari. Tujuan dari asas tersebut sesuai dengan isi dari pasal 3 yaitu memperlakukan
106
Tabel III.2
Jawaban responden atas pertanyaan Apakah Anak
Mengetahui Tentang Sitem Peradilan Anak
% yang peneliti sebarkan melalui angket quisioner. Artinya masih banyak lagi
Tembilahan adalah 6 anak. Berikut adalah rincian tindak pidana yang mereka
84
Hasil Kuisioner dengan Orang Tua dan Narapidan Anak, Tembilahan 1 Desember
2019, pada Pukul 12.30 Wib
107
Lama mereka menjalani masa pidana dari kisaran 3 bulan sampai dengan
10 tahun. Diperlukan pembinaan yang baik agar kelak setelah menjalani masa
pidana mereka berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dan dari hasil
Pendidikan.
bangsa sehingga program pendidikan wajib dijalankan dengan baik lalu ada dua
pengajar dari luar agar kegiatan belajar mengajar berjalan lancar. Program
wajib belajar dua belas tahun sudah dijalankan disini. Anggaran pendidikan
108
2. Kegiatan Pendidikan Informal
yang sesuai dengan minat dan bakat mereka agar setelah mereka bebas mereka
apabila ada anak binaan yang mempunyai bakat olahraga bisa tersalurkan
dengan baik dan bahkan pihak Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II A
Tembilahan akan mendukung dan mendampingi apabila sang anak binaan ikut
lomba.
109
4. Kegiatan Pendidikan Agama
sangat diutamakan agar anak binaan menjadi pribadi yang lebih baik.Bagi anak
binaan yang beragama islam sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk
menjalankan salat 5 waktu dan salat jumat bagi yang melanggar maka akan
diberikan sanksi dan saat memasuki bulan suci ramadhan anak binaan yang
beragama islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa dan ada sanksi
bagi yang tidak menjalankannya. Sanksi berupa teguran akan diberikan dengan
harapan tidak mengulangi perbuatan tersebut. Anak binaan yang bukan muslim
diperhatikan juga hak untuk beribadahnya dan mereka diajarkan untuk toleransi
Bagi anak binaan yang mempunyai minat dan bakat di bidang kesenian maka di
mengadakan acara selain tampil karya lukis dan karya kerajinan tangan bisa
juga diperdagangkan dan hasilnya bisa dijadikan modal untuk membuat karya
110
kemasyarakatan, pekerja social professional, tenaga kesejahteraan sosial.
anak.
kekurangan dokter pihak klinik dapat meminta bantuan kepada dokter dari Rumah
Sakit Setempat. Klinik buka setiap hari dan ada 2 shift yaitu shift pagi jam 8-3 dan
shift sore jam 12-6 kemudian klinik tutup pada malam hari namun walaupun tutup
pekerja klinik tetap siaga apabila ada anak binaan yang sakit mendadak. Apabila
ada anak binaan yang memerlukan perawatan khusus maka bisa dirawat di rumah
sakit diluar Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II A Tembilahan dan akan
diantar oleh ambulan milik pihak Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II A
Tembilahan namun apabila keadaan mendesak anak binaan yang sakit bisa diantar
program penyuluhan tentang bahaya HIV dan AIDS, bahaya Narkoba,dll yang
diadakan empat kali dalam setahun. Selanjutnya setiap anak yang baru masuk
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II A Tembilahan akan dicek medis lalu
setiap hari sebelum para petugas pulang. Petugas klinik juga memberi ilmu
111
pengetahuan medis kepada anak binaan agar bisa menolong temannya. Walaupun
sudah mendapat anggaran dari dinas kesehatan dan sudah disediakan fasilitas
seperti alat-alat medis, ruang perawatan, ruang periksan, dan ruang inap.
mereka masih kekurangan dokter umum, psikolog, dokter gizi, dokter tht, dan
adalah data dari anak binaan yang akan diwawancarai berhubung narasumber
ingin dirahasiakan namanya maka yang akan ditampilkan hanya umur dan
Dari hasil wawancara dengan anak binaan tersebut yang berada di Lembaga
mereka dibimbing oleh rohaniawan yang ada disana. Mereka bisa berolahraga dan
112
mereka tinggal pergi ke klinik, diperhatikan waktu makan dan nutrisi yang
terkandung di makanannya.
mereka juga tidak pernah mendapat perlakuan kasar dari petugas Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Klas II A Tembilahan dan dari sesama anak binaan
sebab mereka diajarkan untuk saling menghargai dan menghormati antar sesama
kebebasan mereka, tidak bisa bermain dengan teman-teman yang tidak berada di
mengikuti aturan yang ada sebab apabila tidak diikuti mereka akan mendapat
hukuman, hiburan yang terbatas hanya sekedar tv dan radio tidak bisa main video
game atau internetan. Sehingga mereka masih berharap agar segera bebas.
untuk membina anak agar kemudian bisa memperbaiki diri sehingga bisa kembali
113
ketaqwaan kepada Tuhan, intelektual, sikap dan perilaku, professional, kesehatan
Klas II A Tembilahan juga melaksanakan pemenuhan hak anak binaan yang diatur
untuk beribadah, hak untuk akses kesehatan, hak untuk akses pendidikan, hak
mendapatkan kunjungan keluarga, hak remisi, hak untuk bebas bersyarat, hak
Tabel III.3
Jawaban responden atas pertanyaan Apakah Anak
Mengetahui Tentang Peraturan Pemasyarakatan
114
menjawab ada yang tidak mengetahui sebanyak 0 responden dengan jumlah
banyak lagi Pelaku anak yang belum mengetahui akan keberadaan peraturan
tersebut.85
anak binaan yang ada di pasal 4 Undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang
dilanjutkan dengan dzikir dan ceramah begitu juga dengan anak-anak binaan
yang beragama non muslim saat waktunya mereka ibadah mereka segera
mereka pergi rumah ibadah untuk melakukan ibadah. Kita bisa melihat bahwa
pemenuhan atas hak ibadah bagi setiap anak binaan yang menjadi penghuni
85
Hasil Kuisioner dengan Orang Tua dan Narapidan Anak, Tembilahan 1 Desember
2020, pada Pukul 12.30 Wib
115
Tersedianya dokter dan petugas kesehatan, alat-alat medis, obat-obatan,
IIA Tembilahan dapat meminta bantuan rumah sakit umum apabila ada anak
binaan yang sakit parah. Semua pelayanan kesehatan yang ada di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Klas II A Tembilahan tidak dikenai biaya dan setiap
Steam Motor. Tujuannya adalah setelah bebas anak binaan tidak hanya
mendapatkan ijazah saja tetapi punya keahlian untuk mencari uang dan
116
nomor 32 tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
Binaan Pemasyarakatan.
dan cerpen kemudian terdapat buku-buku dari hasil hibah. Kemudian terdapat
televise sehingga anak binaan bisa mendapat akses informasi yang menghibur
dan edukatif.
Seorang anak binaan dalam menjalani masa pidananya masih perlu dukungan
Anak Klas II A Tembilahan tidak boleh melarang setiap anak binaan untuk
Remisi adalah pengurangan masa pidana dan itu merupakan hak setiap anak
binaan. Remisi diberikan kepada anak binaan yang berkelakuan baik dan telah
Indonesia dan hari raya keagamaan. Pihak Lembaga Pembinaan Khusus Anak
pidana sekurangnya 2/3 dari masa pidananya dengan ketentuan 2/3 masa
117
9. Hak untuk cuti mengunjungi keluarga
Setiap anak binaan yang berkelakuan baik dan telah menjalani ½ masa
Diberikan kepada setiap anak binaan yang telah menjalani 2/3 masa pidana
sekurangnya 9 bulan dan lama cuti sama dengan remisi terakhir yang
segala aktivitas yang menjamin dan melindungi anak dan haknya agar tetap hidup,
serta mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan. Berikut adalah hak-
hak anak yang disebutkan oleh Undang-undang nomor 23 tahun 2002 jo Undang-
undang nomor 35 tahun 2014 dan yang sudah dilaksanakan oleh Lembaga
yang diberikan dan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang tumbuh
kembang anak.
2. Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya. Hak ini sudah
86
hasil wawancara dengan anak binaan dan petugas LPKA. Anak-anak binaan LPKA
Kelas IA Tembilahan pada 2 Januari 2021 pukul 11.30wib
118
3. Setiap anak berhak memperoleh layanan kesehatan. Hak ini sudah dipenuhi
kepribadiannya dan tingkat kecerdasan sesuai minat dan bakatnya. Hak ini
pendidikan keterampilan.
kepatutannya. KPAI dan Komnas anak terbuka terhadap pendapat setiap anak
Tembilahan.
manusiawi.
yang berlaku, narapidana anak harus ditempatkan di Lapas Anak. Untuk di daerah
119
Kabupaten Indragiri Hilir, Lapas Anak terdapat di kota Tembilahan yaitu
bagi narapidana anak yang berada di Tembilahan. Pemisahan tempat seperti ini
dewasa ini. Untuk keperluan tersebut, pihak Lapas menyediakan suatu Blok
khusus untuk anak agar terpisah dari narapidana dewasa. Namun, tetap saja hal ini
Lapas Klas II A Tembilahan. Klein Anak87 menjelaskan bahwa alasan utama yang
kunjungan dari orang tua dan orang-orang terdekatnya untuk menemaninya dalam
masa-masa sulit seperti ini. Apabila dia (anak) di tempatakan di Lapas Pekanbaru,
pendampingan rutin terhadap anaknya. Ini disebabkan karena jarak tempuh yang
jauh. Karena sebagian besar narapidana anak yang terdapat di dalam Lapas Klas II
87
Wawancara dengan Klien Anak., sebagai staf seksi bimbingan kemasyarakatan Lapas
Klas II A Tembilahanr, 1 Januari 2021 pukul 10.30wib.
120
Menurut Surya Wijaya 88, pelaksanaan pendidikan di dalam Lapas Klas II A
kegiatan tersebut tidak diatur secara mendetail. Keadaan ini yang membuat
tersebut.
Keadaan ini tentu saja membuat para narapidana tidak dapat melakukan
pemerintah.
88
Wawancara dengan Bagian BINADIK sebagai staf seksi bimbingan kemasyarakatan
Lapas Klas II A Tembilahan, 1 Januari 2021 Pukul 12.30 wib
89
Wawancara dengan Pembimbing Klein Anak, sebagai staf seksi bimbingan
kemasyarakatan Lapas Klas II A Tembilahan, 2 Januari 2021
121
3. Kurangnya motivasi para narapidana anak untuk melakukan dan mengikuti
pelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh. Keadaan ini tentu saja sangat
sejalan lurus dengan minat para narapidana untuk mendapatkan apa yang
Tembilahan. Hal ini juga dirasakan memberi pengaruh yang besar bagi
pendidikan yang merata bagi seluruh anak yang terdapat di dalam Lapas.
hal tersebut belum bisa terlaksana dengan baik. Banyak tenaga pendidik
seperti guru yang enggan untuk hadir di Lapas dalam rangka pemberian
122
karakter landasan berfikir, serta kemampuan akademik bagi para narapidana
anak. Hal ini tentu saja harus lebih mendapatkan perhatian dari pihak Lapas
dalam Lapas. Hal ini juga merupakan sesuatu yang urgen. Terdapat
yang harus dikeluarkan oleh orang tua. Biaya tersebut di gunakan untuk
sebagainya.
123
Pemasyarakatan. Kurangnya partisipasi dari instansi terkait ini seperti
Anak Pidana. Pihak Lapas selalu menyambut baik kesediaan para pengajar
atau guru. Bukan hanya pengajar, dibutuhkan juga partisispasi aktif dari
mitra kerja yang dapat terlibat langsung dalam pemenuhan hak ini, maka
tersebut.
124
sepatutnya hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan harus selalu di
bangsa kedepannya
disebabkan karena terdapat beberapa narapidana anak tidak mampu baca tulis atau
buta huruf. Sebagian besar anak hanya belajar secara autodidak dan materi
pembinaan praktek oleh para petugas. Sebagai seorang narapidana anak, Yusran90
waktu atau jadwal yang telah ditetapkan oleh petugas lembaga pemasyarakatan
umumnya. Disini kami sering belajar tentang keagaam seperti mengaji, shalat, dan
berfikir.
90
Wawancara dengan Yusran, Narapidana Anak Lembaga Pemasyarakatan Klas II A
Tembilahan
125
Namun akibat adanya kendala-kendala untuk merealisasikan program tersebut,
maka sampai saat ini kegiatan pendidikan di dalam Lapas dilaksanakan dengan
pendidikan bagi para narapidana anak terus dilakukan agar dapat berjalan dengan
maksimal. Namun hal tersebut tidak dapat dilimpahkan secara keseluruhan sistem
belum maksimal, namun ini merupakan suatu upaya maksimal yang dapat
dilakukan.
agar menjadi lebih baik. Yang sesungguhnya sangat penting untuk di bina adalah
tanggung jawab untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan yang tentram dan
91
Wawancara dengan, Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan Lembaga
Pemasyarakatan Klas II A Tembilahan pada tanggal 5 Januari 2021 pukul 10.45wib
126
sejahterah dalam masyarakat, sehingga potensial untuk menjadi manusia yang
Tembilahan memiliki tugas ganda yaitu melayani dan merawat tahanan serta
formal.
instansi- instansi penegak hukum dan istansi lainnya dalam hal pemberian
127
Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, Kantor, Keagamaan, Dinas Tenaga
Kerja dan Dinas Kesehatan serta perlunya kerjasama dengan pihak swasta
maupun industri.
128
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendidikan didalam Lapas. Selain itu terdapat juga kendala dari aspek
129
Nomor 32 Tahun 1999 hanya menerangkan tentang kewajiban
B. Saran
1. Agar pihak lapas dan Kementrian Hukum Dan HAM, melakukan kerjasama
pendidikan.
130
mengatasi kendala-kendala yang terdapat di dalam Lapas. Dinas Pendidikan
Tembilahan.
131
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Statistik Penelitian Hukum, Pustaka Setia,
Bandung, 2005.
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV Maju Mundur, Bandung, 1994.
Mahfud MD, et al., Satjipto Rahardjo dan hukum progresif: Urgensi dan kritik,
Jakarta : HuMA Press, 2016.
Mukti Fajar ND & Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010.
132
Nandang Sambas,Peradilan Piadana Anak di Indonesia dan Instrument
International Anak serta Penerapannya, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013.
Raoul Wallenberg, Negara Hukum,The Hague, Belanda : The Hague Institute for
the Internationalisation of Law, 2012.
133
Setiono, “Rule of Law”, Disertasi, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, 2004.
Sri Sutatiek, Hakim Anak Indonesia: Siapa dan bagaimana Figur Idealnya pada
Masa Depan, Aswaja Pressindo,Yogyakarta, 2013.
Wagiati sutedjo. Hukum Pidana Anak. Cetakan III. PT. Refika Aditama. Bandung,
2010.
B. Jurnal
Hilda Hilmiah Diniyati, “Perlindungan Hukum bagi Investor dalam Pasar Modal
(Studi pada Gangguan Sistem Transaksi di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi,
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2013, h. 19
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbaini, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian
Tesis dan Disertasi”, cet. 1, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013,
hlm.261.
Gasti Ratnawati. Pola Pembinaan NAPI Anak sebagai Salah Satu Upaya
Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan di Lembaga Pemasyarakatan Anak.
Malang.PDF.2010, hlm.21-22
134
Rusman, Pemenuhan Hak-Hak Narapidana Di Rutan Barru Ditinjau Dari
Perspektif Ham, Program Magister Hukum Universitas Hasanuddin
Makassar.
C. Internet
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, PT. Raja Grafindo Persada,
2002, hlm.70
D. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan P Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tatacara Pelaksanaan Hak warga
Biemerintahnaan Pemasyarakatan
135