Anda di halaman 1dari 21

BIMBINGAN KONSELING KEPADA ANAK BERKONFLIK DENGAN

HUKUM DI LPKA KELAS II BANDUNG

Laporan PPM BKI

Irma Erviana Safitri

1174010081

BIMBINGAN KONSELING ISLAM

DAKWAH AN KOMUNIKASI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020 M / 1442 H

I
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Bimbingan Konseling kepada Anak Berkonflik Dengan Hukum di

LPKA Kelas II Bandung

Nama : Irma Erviana Safitri

NIM : 1174010081

Desain Praktik ini telah di setujui oleh:

Diketahui oleh, Disetujui oleh,


Ketua Jurusan Pembimbing

Dr. Dudy Imanuddin E, M. Ag Ucin Mukhsin, M. Ag


NIP: 197201012007101063 NIP: 196004071987031006

II
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan penulis
kesempatan untuk melaksankan PPM dan menyelesaikan laporan PPM. Shalawat
dan salam penulis panjatkan kepada baginda nabi Muhammad SAW.

Penulis sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing PPM yaitu Bapak Ucin
Mukhsin, M. Ag, juga kepada Kemenhukam dan LPKA Kelas II Bandung yang
telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan PPM di LPKA Kelas II Bandung.

Laporan PPM ini ditulis untuk pemenuhan tugas dari PPM, juga menjadi bahan
bacaan untuk kegiatan PPM selanjutnya. Penulis memohon maaf apa bila banyak
kesalahan dalam tulisan ini. Semoga tulisan laporan PPM ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.

Bandung, November 2020

III
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................II
KATA PENGANTAR...........................................................................................III
DAFTAR ISI..........................................................................................................IV
ISI LAPORAN PPM................................................................................................1
Pendahuluan.........................................................................................................1
Tinjauan Pustaka..................................................................................................4
Kondisi Objektif Lokasi.......................................................................................7
Pelaksanaan Program PPM..................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
LAMPIRAN...........................................................................................................12

IV
ISI LAPORAN PPM
A. Pendahuluan
Praktik Profesi Mahasiswa (PPM) merupakan sarana bagi mahasiswa untuk
mengimplementasikan dan meningkatkan keahlian (kompetensi) dan wawasan.
dan mengenai dunia kerja sesuai dengan profesi dari masing-masing prodi.
Karena profil kompetensi setiap jurusan pada dasarnya merupakan gabungan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak serta penerapannya dalam pekerjaan
sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan lapangan kerja. Praktik Profesi
Mahasiswa (PPM) merupakan kegiatan intrakurikuler yang mengikat dan menjadi
salah satu persyaratan dalam mengikuti kegiatan akademis dan menempuh ujian
munaqasyah.

Praktik bimbingan dan konseling Islam adalah melaksanakan secara nyata apa
yang disebut dalam teori yang terkandung dalam ragam mata kuliah yang menjadi
kualifikasi keahlian praktik dan teknik yang merupakan transformasi disiplin Ilmu
Dakwah baik yang berasal dari ilmu teoritis maupun teknis (teknologi irsyad)
yang terkait dengan program studi yang dipilih ke dalam kegiatan praktis (ilmiah
alamiah-alamiah ilmiah) oleh mahasiswa jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam.

Beralihnya sistem perlakuan anak dari Lapas Anak menjadi LPKA merupakan
perwujudan kepedulian nyata negara untuk melindungi dan menghargai hak-hak
anak. Harapannya, mereka menjadi generasi yang selalu optimis, menggapai asa
dan menapaki masa depan. Pemerintah pun menempatkan anak dalam prioritas
pembangunan, sehingga perlindungan anak menjadi salah satu tugas wajib
pemerintah sebagai penyelenggara negara. Kementerian Hukum dan HAM
memiliki tugas dan kewenangan di dalam penanganan anak yang berhadapan
dengan hukum. Tugas dan kewenangan Kementerian Hukum dan HAM antara
lain dengan menyiapkan fasilitas dan prasarana bagi pembinaan, pembimbingan,
perawatan bagi anak yang terdapat di Lembaga Pembinaan Khusus Anak.

1
Pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas, ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap, dan perilaku, pelatihan keterampilan,
profesional, serta kesehatan jasmani dan rohani anak baik di dalam maupun di
luar proses peradilan pidana. Tujuan pembinaan bagi Narapidana dan Anak yang
berkonflik dengan hukum, berkaitan erat dengan tujuan pemidanaan.

Dalam kesempatan praktik profesi lapangan ini saya tertarik dan saya
melaksankan PPM di LPKA Bandung untuk mengimplementasikan ilm yang telah
saya pelajari selama perkuliahan. Berikut adalah laporan kegiatan PPM Saya di
LPKA Kelas II Bandung.

LPKA Kelas II Bandung ini mempunyai program pembinaan antara lain:

1) Pembinaan Mental Rohani

Bagi anak didik yang beragama islam wajib mengikuti secara rutin setiap hari
melalui Pesantren Miftakhul Jannah dengan mengadakan kerjasama dengan
berbagai yayasan dan Pemerintahan yang terkait dengan keagamaan. Bagi anak
didik yang beragama Kristen, dalam pelaksanaannya mengadakan kerjasama
dengan HKBP, BKPFKK, dan setiap hari Jumat didatangkan Pendeta untuk
memberi siraman Rohani kepada Andikpas.

2) Pembinaan Intelektual dan Wawasan Kebangsaan

Untuk meningkatkan Intelektual dan wawasan kebangsaan, diadakan kursus-


kursus yang diselenggarakan atas kerjasama dengan pihak LSM maupun
partisipan yang peduli dengan anak antara lain: kursus bahasa inggris, pelatihan
menulis artikel, dan lain-lain. Untuk wawasan kebangsaan melalui pendidikan
kepramukaan denganbekerjasama dengan Pramuka Gugus Dharma Sukamiskin
Kwartir Arcamanik, LAHA, LPA, LKKS, Ombudsman, BP3AKB, UPI, UNPAD,
ITB, dan lain-lain.

3) Pembinaan Olah Raga dan Kesenian

Secara rutin setiap hari dilakukan kegiatan olah raga seperti futsal, bulu tangkis,
tenis meja dan musik, nasyid, marawis, drumband, angklung, band, dan lain-lain.

2
Secara rutin setiap hari dilakukan kegiatan olah raga seperti Senam pagi,
sedangkan olahraga lainnya seperti futsal, Badminton, dan Tenis Meja yang
diharapkan dilakukan secara bergiliran, sebagian besar belum terlaksana
dikarenakan keterbatasan alat kesenian dan olah raga yang dimiliki oleh LPKA
Bandung, untuk kesenian yang bisa dilaksanakan adalah latihan Drum Band,
Angklung dan Band, Musik, nasyid, marawis, dan lain-lain.

4) Pembinaan Kemasyarakatan/Sosial

Anak yang berkonflik dengan hukum diberikan kesempatan untuk mengikuti


event-event di luar LPKA yang diselenggarakan oleh mitra/LSM dan instansi luar

melalui program Asimilasi, Cuti Menjelang Bebas (CMB), Pelepasan Bersyarat


(PB), dan lain-lain.

5) Pembinaan Kemandirian

Melalui program latihan ketrampilan diantaranya menjahit, peternakan,


montir/bengkel motor dan mobil, pertamanan, perikanan, gunting rambut,
pembuatan kerajinan anak-anak, dan lain-lain.

6) Peredaran Uang

Pada LPKA Bandung diterapkan program Bebas Peredaran Uang (BPU) yaitu
bahwa segala sesuatu yang menyangkut segi keuangan anak didik
(keluar/masuknya uang) semuanya akan di catat dan disimpan dalam bentuk buku

tabungan.

Karena keterbatasan tenaga pengajar dalam melakukan pembinaan terhadap Anak


yang berkonflik dengan hukum, pihak LPKA Bandung melakukan kerjasama
dengan pihak lain, yaitu: (1) Lembaga Advokasi Hak Anak (LAHA) yang
membantu dalam proses pendampingan hukum serta pelatihan keterampilan; (2)
beberapa universitas di Bandung untuk program konseling dan kesehatan Anak
yang berkonflik dengan hukum; (3) Polsek, Polda Jabar, dan Kanwil Kementerian
Hukum dan HAM Jawa Barat dalam hal penyuluhan serta konseling hukum; (4)

3
para instruktur untuk pelatihan keterampilan; dan (5) Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat dan Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam hal pemenuhan
pendidikan Anak yang berkonflik dengan hukum.

B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu


mengoptimalkan individu. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu
agar mereka dapat membantu dirinya sendiri daam menyelesaikan masalah yang
di hadapinya.

Konseling merupakan bagian integral dari bimbingan. Konseling juga merupakan


salah satu teknik dalam bimbingan. Konseling merupakan inti dalam bimbingan
ada yang menyatakan bahwa konseling merupakan “jantung” bimbingan. Sebagai
aktifitas inti atau jantungnya bimbingan, praktik bimbingan dapat dianggap belum
ada jika tidak dilakukan konseling. Secara terminologis konseling juga
didefinisikan sangat beragam oleh pakar bimbingan dan konseling. Arti dalam
konseling setidaknya dapat dilihat dari kata kunci tentang konseling dalam tataran
praktik, dimana konseling merupakan :

a. Proses prtemuan tatap muka atau hubungan atau relasi timbal balik antara
pembimbing atau konselor dengan klien.
b. Selama proses pertemuan atau hubungan timbal baik tersebut terjadi
dialog atau pembicaraan yang disebut wawancara konseling. Dapat dapat
disimpulkan bahwasannya konseling merupakan situasi pertemuan tatap
muka antara konselor dengan klien yang berusaha memecahkan masalah
dengan mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat
memecahkan maslahnya berdasarkan penentuan sendiri.

Tujuan Bimbingan dan Konseling

Secara lebih rinci tujuan bimbingan dan konseling adalah agar klien:

1. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.

4
2. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilkinya kearah
tingkat perkembangan yang optimal.
3. Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.
4. Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang objektif
tentang dirinya.
5. Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya sendiri
maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam
hidupnya.
6. Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
7. Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah suai.

Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbigan dan konseling khususnya di sekolah dan madarasah memiliki


beberapa fungsi yaitu:

1. Pencegahan (prefentif)

Fungsi ini dalam pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk


mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari
berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.

2. Pemahaman

Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka
memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya
dan juga lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang
membantunya.

3. Pengentasan

Diharapkan siswa dapat memecahkan masalah yang dialaminya.

4. Pemeliharaan

5
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik (positif) yang
ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil
perkembangan yang telah di capai selama ini.

5. Penyaluran

Fungsi penyaluran dalam pelayanan bimbingan dan konseling ini berupaya


mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya memberikan
bantuan menyalurkan kearah kegiatan atau program yang dapat menunjang
tercapainya perkembangan yang optimal.

6. Penyesuaian

Melalui fungsi penyesuaian, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa


memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan sebanyak enam kategori.
Kadang-kadang status status ekonomi rendah digambarkan sebagai berpendapatan
rendah, kelas pekerja, atau kerah biru; kadang-kadang kategori menengah
digambarkan sebagai berpendapatan menengah, manajerial, atau kerah putih.
Contoh pekerjaan berstatus sosioekonomi rendah adalah pekerja pabrik, buruh
manual, penerima dana kesejahteraan, dan pekerja pemeliharaan. Contoh
pekerjaan berstatus sosioekonomi menengah mencakup pekerja trampil, manajer,
dan professional (dokter, pengacara, guru, akuntan, dan lain-lain).

Anak Berkonflik Hukum di LPKA Kelas II Bandung

Pemakaian istilah Anak didik Pemasyarakatan (AndikPas) terdapat dalam


Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan peraturan
pelaksanaannya. Istilah Andik Pas pada saat ini sudah tidak digunakan dalam UU
SPPA. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Undang-Undang
SPPA yaitu pada pasal 1 huruf 3 yang berbunyi, “Anak yang Berkonflik dengan
Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua
belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga
melakukan tindak pidana”. Sehingga sesuai dengan ketentuan tersebut istilah
Anak yang Berkonflik dengan hukum yang menjalani pembinaan yang biasanya

6
disebut dengan Anak yang berkonflik dengan hukum, dengan berlakunya Undang-
Undang SPPA disebut sebagai Anak (diawali dengan huruf Kapital).

Dalam pasal 1 butir ke 8 Undang-Undang No. 12 Tahun1995 dijelaskan bahwa


yang dimaksud dengan Andik Pas adalah:

1. Anak Pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani


pidana di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas)
tahun;
2. Anak Negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan
pada negara untuk dididik dan ditempatkan di LAPAS Anak paling lama
sampai berumur 18 (delapan belas) tahun;
3. Anak Sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya
memperoleh penetapan pengadilan untuk dididik di LAPAS Anak paling
lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun.

Ketentuan mengenai syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan hak-hak Anak Pidana
sebagaimana dimaksud diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99
Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan pada Pasal 23 disebutkan bahwa Anak Pidana wajib mengikuti
secara tertib program pembinaan dan kegiatan tertentu. Ketentuan mengenai
program pembinaan dimaksud diatur dalam Peraturan Pemerintah. Anak Pidana
dapat dipindahkan dari satu LAPAS Anak ke LAPAS Anak lain untuk
kepentingan:

1. pembinaan
2. keamanan dan ketertiban;
3. pendidikan;
4. proses peradilan; dan
5. lainnya yang dianggap perlu.

7
C. Kondisi Objektif Lokasi
LPKA Kelas II Bandung terletak diantara Lapas Kelas I Sukamiskin dan Lapas
Perempuan Kelas II Bandung. LPKA Kelas II Bandung mulai beroperasi pada
tanggal 8 April 2013, dengan luas tanah 18.200 m2. Kapasitas hunian dapat
menampung sekitar 408 penghuni, anak yang berkonflik dengan hukum di Jawa
Barat. Visi LPKA Kelas II Bandung adalah memulihkan kesatuan hubungan
hidup, kehidupan dan penghidupan anak sebagai individu, anggota masyarakat
dan mahluk Tuhan Yang Maha Esa; Menjadi institusi yang dibanggakan dalam
memberikan Pembinaan dan Pendidikan yang beriman, berilmu kepada anak yang
berkonflik dengan hukum yang berbasis budi pekerti.

Untuk meraih visi tersebut, tentunya dilakukan dengan misi sebagai berikut:

1. Membentuk Anak yang berkonflik dengan hukum (Anak yang berkonflik


dengan hukum) menjadi manusia yang berguna, beriman, berilmu dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki kecenderungan hidup
dan pandangan positif terhadap masa depan, sadar bahwa mereka sebagai
generasi penerus bangsa;
2. Mewujudkan keseimbangan, kemajuan Anak yang berkonflik dengan hukum
dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang berperan sebagai individu,
anggota keluarga, masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
3. Memulihkan kualitas hubungan anak dengan keluarga dan masyarakat melalui
upaya reintegrasi sosial;
4. Mewujudkan kepentingan terbaik bagi anak, perlindungan, keadilan, non
diskriminasi, dan penghargaan terhadap pendapat anak;
5. Melaksanakan pelayanan, perawatan, pendidikan, pembinaan, pembimbingan,
dan pendampingan dalam tumbuh kembang anak;
6. Meningkatkan ketakwaan, kecerdasan, kesantunan, dan keceriaan anak agar
dapat menjadi manusia mandiri dan bertanggungjawab;
7. Menjadikan lembaga yang layak dan ramah anak berbasis budi pekerti, serta
mempersiapkan Anak yang berkonflik dengan hukum agar mempunyai

8
kemampuan untuk berperan aktif dalam pembangunan setelah kembali lagi ke
masyarakat

Standar-standar Layanan Pemasyarakatan antara lain: Standar Pendidikan


kesetaraan, standar pendidikan layanan khusus, standar pembinaan berbasis budi
pekerti, standar pendampingan, standar litmas, standar pembimbingan, dan
beberapa standar yang masih dalam penyusunan (standar konseling dan standar
psikososial).

D. Pelaksanaan Program PPM


1. Gambaran Proses PPM

Waktu Pelaksanaan : 3-30 September 2020

Hari : Senin - kamis

Jam PPM : 8.30 WIB – 14.00 WIB

Proses Pelaksanaan :

3 September 2020 : Perkenalan system pembinaan di LPKA Kelas II Bandung

7 – 29 September 2020: Bimbingan Belajar

Penyuluhan agama/ceramah

Konseling Individu

Bimbingan Belajar

Dalam pembinaan di LPKA Bandung andik berhak melanjutkan pendidikannya


sesuai dengan pendidikan terakhirnya. Sebelum pandemic Covid-19 pembelajaran
dilakukan secara normal di sekolah dengan guru dari sekolah di luar LPKA
mengajar di LPKA. Selama pandemic ini pembelajaran tidak lagi normal
melainkan dengan pembelajaran daring dan pengerjaan tugas-tugas. Untuk
pembelajaran yang maksimal dalam kesempatan ini praktisi di minta untuk turut
membimbingan andik dalam pembelajaran dan mengerjakan tugas. Dengan begitu
praktisi menjadikan ini sebagai program bimbingan belajar. Bimbingan belajar
berlangsung setiap hari pukul 9.00 WIB – 12.00 WIB.

9
Dalam bimbingan belajar ini praktisi memberi penjelasan mengenai pelajarannya.
Memberi motivasi untuk terrus semangat belajar melanjutkan pendidikan.

Penyuluhan Agama/ Ceramah

LPKA sendiri memiliki program pembinaan rohani dengan adanya pesantren al-
huda setia senin sampai kamis ada kegiatan kajian ceramah di masjid dengan
meamanggil ustadz dari luar. Pihak LPKA memberi kesempatan untuk praktisi
mengisi kajian ceramah tesebut sebelum kajian dari ustadznya atau sesudah
ustadznya selesai memberikan kajian. Kegiatan ceramah ini praktisi lakukan
dengan bergantian dengan teman satu kelompok.

Konseling Individu

Program konseling ini program sebelumnya pernah dilakukan disana namanya


adalah program perwalian. Dalam satu minggu andik biasanya melakukan
perwalian satu kali masing-masingnya. Namun sejak pandemic program tersebut
terhenti dan belum berjalan lagi. Dalam kesempatan tersebut praktisi membuat
program konseling individu sejauh mana andik memiliki masalah/gangguan
dengan tujuan membantu menyelesaikan masalah yang andik hadapi dan rasakan.
Program Konseling individu ini terlaksana tujuh kali pertemuan dengan klien
berbebeda-beda dengan masing-masing satu kali pertemuan.

2. Hasil yang dicapai


a. Mengetahui Proses dan pelaksanaan pembinaan di LPKA
b. Mengetahui Prosedur pembinaan di LPKA
c. Mengetahui permasalahan lembaga terkait
d. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan mendapat pengalaman kerja
3. Temuan Masalah Mad’u dan Dakwah
a. Kurang tersusunya kurikulum sekolah dan pembinaan
b. Kurang tenaga ahli untuk melaksanakan pembinaankegiatan bersifat acak
c. Andikpas krisisnya akhlak
4. Solusi permasalahan yang ditemukan
a. Penyusunan kurikulum sekolah dan kurukulum pembinaan

10
b. Adanya penambahan tenaga ahli di dalam bidang terkait, seperti guru,
konselor, penyuluh
c. Sinkronisasi jadwal
d. Penyusunan program yg berfokus pada pembenahan aqidah dan akhlak

11
DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan, Achmad Juntika, 2006. Bimbingan & Konseling, PT.refikaaditama

Panduan Praktik Profesi Mahasiswa Dan Job Training Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Yuliyanto, 2019. Pembinaan Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum Di Lembaga


Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung. Jurnal Penelitian Hukum DeJure,
Vol. 20 No. 1

12
LAMPIRAN
Foto-foto kegiatan PPM

1. Ceramah

2. Bimbingan Belajar

13
14
Penutupan

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai