Anda di halaman 1dari 1

sang mentari mulai menampakan diri

ayam jantanpun berkokok kian kemari


daun-daun nan hijau memberi sapaan pagi
menyambut sepasang manusia yang tengah menghadapi hari
mereka bergegas pergi
walau dengan mata yang masih terkantuk
itu tak berarti mereka suntuk
tuk jalani hari demi hari
dan tuk mengemban amanat suci
yakni….
mengabdi untuk negeri, mengabdi untuk kami

entah sudah 10,20 atau 30 tahun kau bersama kami


kami tak hitung dan tak peduli
singkat atau lamakah itu
namun bagi kami, begitu lama pengabdianmu
dan teramat besar jasamu

bak kapal kayu yang terombang ambing dilautan


diterpa badai dan topan sekalipun
kapal itu tetap kokoh berjuang sampai ke tepian
walau nantinya, ia hanya tinggal sebuah papan
itu..itulah gambaran sifatmu
yang tetap teguh, setia dan pantang menyerah sampai detik ini
walau sejuta terpaan menghadang
dan walau balasan jasamu tak seperti yng kau harapkan

Seiring berjalanya hari


beranjak pula usiamu dan
kini telah datang hari tua mu
Maka telah selesai pengabdianmu
Telah selesai pengorbanan mu
Telah selesai pula tugas suci mu
Namun itu tak berarti telah usai semua jasamu
Dan tak berarti tak ada hasil pengorbanan mu

apa yang bisa kami lakukan tuk membalas semua pengabdian mu?!
Sebelum kau berlalu,
Maaf.
Maafkan raga kami yang tak bisa membalas semua budi
Karena sunggu terpuji pengabdianmu
Hingga lidah ini kaku . tak mampu ucapkan kata-kata rayu

Hanya bisa terucap…..


“Terima kasih.
Terima kasih atas semua pengabdianmu
Sungguh….
Semua jasamu kan selalu melekat di angan
Tak kan sirna di pikiran
Dan tak kan pudar dalam sanubari…

Anda mungkin juga menyukai