113 184 1 SM PDF
113 184 1 SM PDF
Absrak
The objective of this research is to analyze the role of extension worker on the
strengthening, independence of farmer groups and succession of farmers and to analyze the
effect of strengthening, independence of farmer groups to succession of farmers. The research
was conducted in the working area of Agricultural, Fishery and Forestry Extension Center, at
Caringin, Bogor Regency from June to November 2017. The population was young farmers
who were members of farmer groups as many as 60 people taken using simple random
technique. Data were collected using questionnaires with rating scale instruments. The
research variables consisted of the role of agricultural extension worker (X1), strengthening
of farmer group (X2), independence of farmer group (X3) and succession of farmer (Y). Data
analysis uses descriptive statistics, correlation and regression. The results concluded that the
role of agricultural extension worker significantly influence the strengthening of farmer
groups. The role of extension worker and the strengthening of farmer groups has a significant
effect on the independence of farmer groups. The role of extension worker, group
strengthening and independence of farmer groups have no significant effect on the succession
of farmers.
untuk mengembangkan usaha tani. Selain pendekatan survai. Penelitian ini merupakan
itu pembinaan kelompok tani diharapkan penelitian eksplanatoris untuk menjawab
dapat membantu menggali potensi, apakah suatu variabel berhubungan dengan
memecahkan masalah usaha tani variabel yang lain (Muljono, 2012).
anggotanya secara lebih efektif, dan Populasi dalam penelitian ini adalah
memudahkan dalam mengakses informasi, anggota kelompok tani yang berusia
pasar, teknologi, permodalan dan sumber maksimal 40 (empat puluh) tahun di
daya lainnya. Kegiatan ini merupakan wilayah kerja BP3K Caringin yang meliputi
upaya membentuk kemandirian kelompok 3 (tiga) kecamatan Caringin, Cigombong
tani sebagai wadah petani dalam melakukan dan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
aktivitasnya. Upaya ini merupakan tindak Jumlah sampel sebanyak 60 orang.
lanjut dari Peraturan Menteri Pertanian Besarnya sampel mempertimbangkan
Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016. keragaman individu dalam populasi
Permentan nomor tersebut. Sampel dipilih menggunakan
67/Permentan/SM.050/12/2016 tersirat teknik acak sederhana (simple random
bahwa penguatan kelompok tani diharapkan sampling). Setiap kecamatan dipilih secara
mampu meregenerasi petani melalui acak empat desa dan setiap desa diambil 5
meningkatnya motivasi, minat dan aksi orang petani muda.
generasi muda pada bidang pertanian. Variabel penelitian terdiri atas peran
Regenerasi petani sangat penting dilakukan penyuluh (X1), penguatan kelompok tani
mengingat jumlah petani yang semakin (X2), kemandirian kelompok tani (X3) dan
menurun. Dalam kurun waktu 10 (sepuluh) regenerasi petani (Y1). Instrumen penelitian
tahun terakhir, telah mengalami penurunan telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas
sekitar 15 persen. BPS tahun 2003 (BPS instrumen penelitian dengan hasil valid dan
2003) menampilkan rumah tangga pelaku reliabel. Data terdiri dari data primer dan
pertanian sebanyak 31.232.184 dari total sekunder. Data primer diperoleh dengan
rumah tangga 56.041.000 atau 55,73 persen. menggunakan kuesioner. Data sekunder
Selanjutnya, data BPS tercatat rumah yaitu data monografi desa, dokumen,
tangga pelaku pertanian sebanyak kondisi desa, gabungan kelompok tani, atau
26.135.469 dari total rumah tangga kelompok tani yang sebelumnya sudah
64.041.200 atau 40,81 persen. Diharapkan tersedia yang mendukung kegiatan
kebijakan pembinaan kelompok tani penelitian. Data diolah dengan teknik
tersebut merupakan angin segar bagi analisis statistik deskriptif, analisis korelasi
terwujudnya regenerasi petani (BPS 2013). dan analisis regresi. Data primer
Penelitian bertujuan (1) menganalisis peran ditransformasi menjadi data interval melalui
penyuluh terhadap penguatan dan metode MSI (Method of Successive
kemandirian kelompok tani serta regenerasi Intervals).
petani; (2) menganalisis peran penyuluh
HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap penguatan, kemandirian kelompok
tani serta regenerasi petani, dan (3) Deskripsi Penilaian Responden
menganalisis pengaruh penguatan,
Penyuluh pertanian memiliki beberapa
kemandirian kelompok tani terhadap
peranan dalam penelitian ini yaitu sebagai
regenerasi petani di wilayah binaan BP3K
pendamping teknis, pelatih, dan transfer
Caringin, Kabupaten Bogor.
teknologi dan informasi. Ketiga peran
METODE PENELITIAN penyuluh pertanian ini merupakan kegiatan
Penelitian dilaksanakan di wilayah yang secara rutin yang dikerjakan oleh
binaan BP3K Caringin, Kabupaten Bogor, penyuluh pertanian di wilayah kerja BP3K
Jawa Barat, pada bulan Juni sampai Caringin Kabupaten Bogor. Tabel 1
November 2017 secara kuantitatif dengan menunjukkan rata-rata penilaian responden
terhadap peran penyuluh berada pada
kategori tinggi (43,33). Petani menilai peran pertanian memiliki determinasi yang tinggi
penyuluh beragam mulai dari sangat rendah pada pendamping teknis, dan Lukuyu et al.
sampai sangat tinggi dan mayoritas petani (2012), peran tertinggi sebagai pelatih.
menilai sangat tinggi (41,67%). Penilaian Perbedaan dikarenakan faktor dari penyuluh
didasarkan pada aktivitas penyuluh pertanian itu sendiri, dimana di wilayah
pertanian menjalankan perannya dan kerja BP3K Caringin kegiatan nyata yang
menyumbang nilai yang merata untuk nilai dilaksanakan oleh penyuluh pertanian
total. Hasil penelitian berbeda dengan hampir merata pada semua perannya.
Indraningsih et al. (2013), peran penyuluh
Tabel 3. Pengaruh peran penyuluh dan penguatan kelompok tani terhadap kemandirian
kelompok tani
No Uraian Nilai Signifikansi Keterangan
2
1. R 0,688
2. r X1 dengan Y1 0,784 0,000 Signifikan
3. r X2 dengan Y1 0,698 0,000 Signifikan
4. Konstanta 2,947 0,623 Tidak signifikan
5. Peran penyuluh 0,727 0,004 Signifikan
6. Penguatan kelompok tani 0,882 0,001 Signifikan
dikemukakan juga oleh Setiawan (2015), sebagai wadah kerjasama dapat membuat
membangun jiwa kewirausahaan petani menjadi bertambah kuat dalam upaya
merupakan proses awal untuk usaha yang meningkatkan keuntungan dan mencegah
berkelanjutan. terjadinya kerugian. Dengan demikian
usaha pertanian menjadi lebih
Pengaruh Peran Penyuluh, Penguatan
menguntungkan dan mempunyai daya saing
Kelompok dan Kemandirian Kelompok
sehingga mengurangi ketergantungan
Tani Terhadap Regenerasi Petani
terhadap tengkulak dan menjadikan petani
Berdasarkan wawancara dengan yang mandiri. Kondisi ini juga didukung
responden diperoleh informasi bahwa Frese dan Gielnik (2014), kelembagaan
hubungan anggota dengan anggota lainnya petani dan tindakan kolektif sering dilihat
dan kelompok tani dapat membantu sebagai faktor kunci dalam meningkatkan
memecahkan masalah yang dihadapi petani akses petani ke pasar. Demikian juga
dan meningkatkan perannya secara Schmidt et al. (2015), kondisi struktural
ekonomi dan sosial. Terjalinnya hubungan petani merupakan dampak karakteristik
yang lebih baik dalam wadah kelompok tani kelompok petani. Penelitian ini mendukung
tersebut menyebabkan petani menjadi dapat Oktarina et al (2012), konsep tentang
menentukan nasibnya sendiri dan strategi penguatan kelembagaan petani
mengurangi ketergantungan terhadap dapat meningkatkan level kemandirian
tengkulak. Kondisi ini selaras dengan petani.
Hamilton et al. (2015), kelompok tani
Tabel 4. Pengaruh peran penyuluh, penguatan kelompok dan kemandirian kelompok tani
terhadap regenerasi petani
No Uraian Nilai Signifikansi Keterangan
2
1. R 0,303
2. r X1 dengan Y2 0,432 0,001 Signifikan
3. r X2 dengan Y2 0,368 0,040 Signifikan
4. r Y1 dengan Y2 0,388 0,020 Signifikan
5. Konstanta 10,193 0,019 Signifikan
6. Peran penyuluh 0,244 0,186 Tidak signifikan
7. Penguatan kelompok tani 0,183 0,349 Tidak signifikan
8. Kemandirian kelompok tani 0,041 0,662 Tidak signifikan
dengan penelitian ini yang merupakan
Tabel 4 menunjukkan hasil analisis
penyuluh pemerintah. Berdasarkan
regresi, peran penyuluh, penguatan
penelitian tersebut, penyuluh swadaya
kelompok dan kemandirian kelompok tani
memiliki kelebihan khusus yaitu dapat
berpengaruh tidak nyata terhadap regenerasi
menjadi contoh dalam bisnis sehingga
petani. Namun demikian melalui uji
kesuksessan mereka dapat memotivasi
korelasi ditemukan hubungan yang nyata
generasi muda. Hal tersebut berbeda dengan
antara peran penyuluh, penguatan kelompok
penyuluh pemerintah yang memang tidak
dan kemandirian kelompok tani dengan
semuanya memiliki usaha dan sukses dalam
regenerasi petani. Adanya pengaruh tidak
berusaha bidang pertanian. Terkait adanya
nyata peran penyuluh terhadap regenerasi
hubungan diantara keduanya tetapi
petani berbeda dengan Anwarudin dan
berpengaruh tidak nyata, diduga bahwa
Haryanto (2018), peran penyuluh
peran penyuluh pemerintah terhadap
berpengaruh nyata terhadap regenerasi
regenerasi petani bukan pengaruh langsung
petani. Namun demikian penelitian
melainkan pengaruh tidak langsung yang
Anwarudin dan Haryanto (2018) berbasis
melalui peran penyuluh swadaya seperti
pada penyuluh swadaya yang berbeda
penelitian terdahulu.