Anda di halaman 1dari 17

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA No Dok

Rev
CHECKLIST K3 KEBAKARAN Tanggal
Hal
Inspetor : 1. Julio Oscar Rasmanjaya
0515040023
2. Rafida Adna Faradibah
0515040027
3. Moh. Akmalul Mustofa
0515040054
4. Elvira Carisma Devi
0515040089
5. Maulida Nur Hidayah Yusuf
0515040093
6. Syifa Ula Hamidya
0515040114
7. Afidya Puspa Wigayana
0515040118
8. Moh. Rofi Ismail
0515040122
Tanggal
Lokasi
Peraturan

ASPEK YANG
NO YA TIDAK N/A DOKUMENTASI KETERANGAN
DIINSPEKSI

A DETEKTOR & ALARM

1. Tersedia sarana deteksi


pemadaman kebakaran
(deteksi, alarm, pemadam
kebakaran, dan sarana
evakuasi)
(KEP-186/MEN/1999.
Pasal 2 ayat 2b)
2. Memiliki buku rencana
penanggulangan keadaan
darurat kebakaran. (KEP-
186/MEN/1999 Pasal 2
ayat 2 dan ayat 4)
3 Terdapat unit
penanggulangan kebakaran
sesuai dengan jumlah
tenaga kerja dan atau
klasifikasi tingkat potensi
bahaya nya. (KEP-
186/MEN/1999 Pasal 3)
4. Terdapat ruangan
tersembunyi yang dipasang
sistem alarm kebakaran
automatik
(PER. 02/MEN/1983 pasal
4 ayat 1)
5. Terdapat detektor untuk
perlengkapan listrik (papan
saklar, papan pengukur
dan sejenisnya) yang
ditempatkan dalam almari
(PER. 02/MEN/1983 pasal
5 ayat 1)
6. Setiap lantai pada gedung
terdapat detektor ? (PER.
02/MEN/1983 pasal 11)
7 Peletakkan detektor
ditempatkan sedemikian
rupa sehingga tidak
terganggu getaran atau
guncangan
(PER. 02/MEN/1983 pasal
18)
8. Panel indikator memiliki :
a. Fasilitas kelompok
alarm (PER.
02/MEN/1983 pasal 20
point a)
b. Sakelar reset alarm
(PER. 02/MEN/1983
pasal 20 point b)
c. Indikator adanya
tegangan listrik (PER.
02/MEN/1983 pasal 20
point g)
9. Panel indikator sudah
ditempatkan pada tempat
yang aman, mudah terlihat
dan mudah dicapai dari
ruang masuk utama (PER.
02/MEN/1983 pasal 21
ayat 1)
10. Setiap alarm dilengkapi
dengan indikator alarm
yang berupa lampu merah
atau sarana lain yang
setara (PER.
02/MEN/1983 pasal 22
point a)
11. Pada panel indikator sudah
dipasang suatu isyarat
yang dapat terlihat dan
terdengar dari jarak jauh
(PER. 02/MEN/1983 pasal
23)
12. Bagian depan panil
indikator terpasang:
a. Ampere meter atau
lampu berwarna
biru
b. Volt meter
dipasang tetap
c. Sakelar penguji
baterai
(PER. 02/MEN/1983 pasal
24)
13. Terdapat titik panggil
manual yang mudah
dicapai dan terlihat jelas
pada panel indikator atau
didekatnya.
(PER. 02/MEN/1983 pasal
28)
14. Lemari panel indikator
kebakaran sudah kedab
debu dan mempunyai pintu
yang dapat dikunci (PER.
02/MEN/1983 pasal 29
ayat 1)
15. Indikator kelompok dan
saklarnya yang berada
didalam lemari sudah
tampak dari luar tanpa
membuka pintu almarinya
(PER. 02/MEN/1983 pasal
29 ayat 2)
16. Panel indikator diberi
tanda secara permanen dan
jelas tentang pabrik
pembuat, type, dan nomer
pengesahannya
(PER.02/MEN/1983 pasal
30)
17. Terdapat gambar instalasi
)letak detektor dan alarm)
pada sistem alarm
kebakaran
(PER. 02/MEN/1983 pasal
31)
18. Terdapat kelompok alarm
kebakaran pada setiap
lantai dan area tertentu
(PER. 02/MEN/1983 pasal
34)
19. Sistem alarm kebakaran
sudah dilengkapi
sekurang-kurangnya
sebuah lonceng atau sirene
(PER. 02/MEN/1983 pasal
44)
20. Letak dan jarak detektor
panas harus sedemikian
rupa sehingga dapat
mencangkup pendeteksian
adanya kebakaran. (PER.
02/MEN/1983 pasal 61)
21. Pemasangan detektor asap
harus memenuhi
persyaratan yang sesuai
(PER. 02/MEN/1983 pasal
69)
22. Detektor nyala api harus
mempunyai kepekaan dan
kestabilan nyala api
sehingga bekerjanya tidak
tergangguoleh cahaya
radiasi.
(PER. 02/MEN/1983 pasal
77)
B APAR / APAB
Tabung alat pemadam api
ringan (APAR) diisi sesuai
1 dengan jenis dan
konstruksinya.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 3
2 APAR ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat,
mudah dicapai dan
diambil.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 4 ayat (1)
APAR dilengkapi dengan
pemberian tanda
3 pemasangan.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 4 ayat (1)
Tinggi pemberian tanda
pemasangan APAR adalah
125 cm dari dasar lantai,
4 tepat di atas satu atau
kelompok APAR.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 4 ayat (3)
Penempatanantar APAR
5 tidak melebihi 15 meter.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 4 ayat (5)
Tabung APAR berwarna
6 merah.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 4 ayat (6)
APAR dipasang
menggantung pada dinding
dengan penguatan
7 sengkang atau ditempatkan
dalam lemari/peti/ box
yang tidak dikunci.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 6 ayat (1)
Pemasangan APAR bagian
paling atas (puncaknya)
berada pada ketinggian 1,2
m dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan
8 tepung kering (dry
chemical) dapat
ditempatkan lebih rendah
dengan syarat.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 8
Jarak pemasangan APAR
dari dasarlantai tidak
9 kurang 15 cm.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 8
Alat pemadam api ringan
yang ditempatkan di alam
10 terbuka harus dilindungi
dengan tutup pengaman
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 10
Petunjuk cara-cara
pemakaian alat pemadam
11 api ringan harus dapat
dibaca dengan jelas.
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 14
Tanggal, bulan dan tahun
pengisian, dicatat pada
12 badan alat pemadam api
ringan
Permenakertrans No.04
Th.1980 Pasal 22 ayat (7)
C HYDRANT
Penunujukan tekanan
(pressure gauge) dalam
keadaan baik ( Permen
1
PU No. 26/PRT/M/2008
Klausul 7.4.5.5.4)
Katup control harus
menjamin bahwa pada
posisi normal terbuka
atau tertutup, disupervisi
secara benar, terkunci
atau supevisi jauh secara
2 elektrik; dapat diakses;
tidak ada kebocoran;
ditandai dengan tandai
dentifikasi yang sesuai
(tag). (Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.7 )
Roda/ tangkai pemutar
tidak hilang atau patah
pada katup pengurang
tekanan yang terdapat
pada sambungan slang
atau kotak hidran, dan
3
semua katup pengurang
tekanan lainnya yang
terpasang pada system
proteksi kebakaran
(Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.8 )
Tidak ada kebocoran
pada katup pengurang
tekanan yang terdapat
pada sambungan slang
atau kotak hidran, dan
semua katup pengurang
4
tekanan lainnya yang
terpasang pada system
proteksi kebakaran
(Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.8 )
Katup slang tutupnya
tersedia dan tidak rusak.
5 (Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.9 )
Ulir tidak terjadi
kerusakan pada katup
6 slang. (Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.9 )
Roda/ Tangkai pemutar
tidak hilang atau patah
pada katup slang.
7
(Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.9 )
Gasket pada katup slang
dalam keadaan baik.
8 (Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.9 )
Katup slang tersumbat.
(Permen PU No.
9
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.9 )
Sambungan pemadam
kebakaran tampak jelas
dan dapat diakses.
10
(Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.10 )
Sambungan pemadam
kebakaran tutupnya ada
dan tidak rusak. (
11
Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.10 )
Sambungan pemadam
kebakaran gasketnya ada
dan dalam kondisi baik.
12
(Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.10 )
Sambungan pemadam
kebakaran ada tanda
13 identifikasi. (Permen PU
No. 26/PRT/M/2008
Klausul 7.4.5.5.10 )
Sambungan pemadam
kebakaran katup
penahan balik (check
14 valve) tidak bocor.
(Permen PU No.
26/PRT/M/2008 Klausul
7.4.5.5.10 )
Kabinet tidak terhalang
oleh benda sekitar (
NFPA “National Fire
15
Protection Association”
25 Tahun 2014 Klausul
7.2.2.7 )
Kondisi cabinet korosi
atau rusak. ( NFPA
“National Fire
16
Protection Association”
25 Tahun 2014 Klausul
7.2.2.1.2 )
Pintu cabinet mudah
dibuka. ( NFPA
“National Fire
17
Protection Association”
25 Tahun 2014 Klausul
7.4.2.1 )
Pintu cabinet dapat
terbuka penuh. ( NFPA
“National Fire
18
Protection Association”
25 Tahun 2014 Klausul
7.3.2.1 )
Kaca pada pintu tidak
pecah atau retak. (
NFPA “National Fire
19
Protection Association”
25 Tahun 2014
Klausul7.2.2.1.2 )
Semua perlengkapan isi
20
cabinet mudah diakses. (
NFPA “National Fire
Protection Association”
25 Tahun 2014 Klausul
7.3.2.1 )
Pilar hydrant dalam
kondisi tidak korosi. (
NFPA “National Fire
21
Protection Association”
25 Tahun 2014 Klausul
7.2.2.1.2 )
Pilar hydrant dalam
kondisi tidak bocor. (
NFPA “National Fire
22
Protection Association”
25 Tahun 2014 Klausul
7.2.2.1.2 )
Pilar hydrant mudah
diakses. ( NFPA
“National Fire
23
Protection Association”
25 Tahun 2014 Klausul
7.2.2.7 )
D SPRINKLER
Tersedia sistem springkler
dimaksudkan untuk
melindungi jiwa dan harta
1 benda dari bahaya
kebakaran
SNI 03-3989- 2000
Klausa 1
Kepadatan pancaran
yang direncanakan 5
mm/menit dan daerah
kerja maksimum yang
2 diperkirakan = 72-360
m2 untuk klasifikasi
bahaya kebakaran
sedang
SNI 03-3989- 2000
klausa 4.1.3
Semua ruang dalam
gedung dilindungi
dengan sistem
springkler, kecuali ruang
3 tertentu (ruang tahan api,
kamar kakus, ruang
panel listrik,ruangan
tangga dan ruangan lain
yang dibuat khusus
tahan api
SNI 03-3989- 2000
klausul 4.3
Terdapat gambar denah
springkel sesuai skala
4 tertentu
SNI 03-3989- 2000
klausul 4.4.2
Kepala springkle dalam
keadaan baik / tidak
5 cacat
SNI 03-3989- 2000
klausul 4.4.3
Tersedia sekurang-
kurangnya satu jenis
sistem penyediaan air
yang bekerja secara
6 otomatis, bertekanan dan
berkapasitas cukup, serta
dapat diandalkan setiap
saat
SNI 03-3989- 2000
klausa 5.1
Air yang digunakan
tidak mengandung serat
atau bahan lain yang
7 dapat mengganggu
bekerjanya springkler
SNI 03-3989- 2000
klausa 5.1
Ukuran pipa sekurang-
kurangnya harus sama
dengan pipa tegak yang
8 disambungkan, dengan
ukuran minimum 100
mm
SNI 03-3989- 2000
klausa 5.1.1
Tangki bertekanan harus
selalu terisi air 3/2
9 penuh
SNI 03-3989- 2000
klausa 5.1.1 c
Penyediaan air harus
mampu mengalirkan air
dengan kapasitas 1100
10 liter/menit,dan tekanan
1,7 kg/cm2 untuk
klasifikasi Bahaya
kebakaran sedang 3
SNI 03-3989- 2000
klausa 5.2.2 c
Air dalam tangki
dibersihkan 3 tahun
11 sekali
SNI 03-3989- 2000
klausa 5.2
Jarak kepala springkler
yang terujung dengan
dinding atau pemisah
adalah ¼ dari jarak yang
12 direncanakan antara
kepala-kepala springkler
dalam satu deretan
SNI 03-3989- 2000
klausa 6.2
Jarak antara dua kepala
springkler terujung
dalam deretan tersebut di
atas adalah ¾ dari jarak
13 yang direncanakan
antara kepala-kepala
springkler dalam satu
deretan
SNI 03-3989- 2000
klausa 6.2
Jarak minimum antara
dua kepala springkler
tidak boleh kurang dari 2
m, kecuali jika
ditempatkan penghalang
pancaran antara kepala
14 springkler untuk
mencegah pembahasan
kepala springklerlain
oleh kepala springkler
yang bekerja
SNI 03-3989- 2000
klausa 6.3
Penghalang pancaran
terdiri dari plat logam
dengan lebar 200 mm
dan tinggi 150 mm dan
apabila dipasang di pipa
15 cabang bagian atas,
penghalang pancaran
harus 50 ~ 75 mm di atas
deflektor kepala
springkler
SNI 03-3989- 2000
klausa 6.3
Jarak antara dinding dan
kepala springkler max
2,3 m. Untuk bahaya
16 kebaran sedang dan
berat tidak lebih 2m
SNI 03-3989- 2000
klausa 6.4.1
gedung tidak dilengkapi
langit-langit, maka jarak
kepala springkler dan
17 dinding tidak melebihi
1,5 m.
SNI 03-3989- 2000
klausa 6.4.1
Gedung yang
mempunyai sisi terbuka,
jarak kepala springkler
18 sampai sisi terbuka tidak
lebih dari 1,5 m.
SNI 03-3989- 2000
kalusa 6.4.1
Jarak maksimum
penempatan kepala
springkler dinding
samping 34,7 m (langit-
langit tidak tahan api)
19 dan 3,7 m (langit-langit
tahan api) sepanjang
dinding untuk Sistem
bahaya kebakaran
sedang
SNI 03-3989- 2000
klausa 6.12.1
Jarak maksimum
penempatan kepala
springkler dinding
samping 1,8 m dari
20 ujung dinding untuk
Sistem bahaya
kebakaran sedang
SNI 03-3989- 2000
klausa 6.12.2
Terdapat alat deteksi
21 aliran air
SNI 03-3989- 2000
klausul 7.6.13
Bulb pada kepala sprinkler
22 masih berfungsi (masih
ada cairan berwarna
sebagai sensor suhu
sprinkler) .
SNI 03-3989- 2000
klausa 7.15.5
E EMERGENCY ROUTE PLAN
Setiap pencahayaan harus
diatur sehingga kegagalan
dari setiap unit
1 pencahayaan tunggal tidak
boleh menyebabkan
ruangan menjadi gelap
(4.1.4)
Setiap lampu darurat harus
dipasang di sepanjang
jalan kearah koridor, lobi
dan jalan keluar dengan
jarak langsung dari titik
masuk gang, lobi atau jalan
2
keluar melebihi 13 meter
dan pada seluruh daerah
yang tidak ada jalan yang
jelas kearah koridor, lobi
dan jalan keluar (4.3.2 (b
& c))
Lampu darurat harus
ditempatkan sedemikian
rupa agar dapat
memberikan pencahayaan
secara otomatis saat
diperlukan pada tempat
fasilitas peralatan proteksi
kebakaran seperti :
sambungan regu pemadam
3 kebakaran (seamese
connection), panel
kebakaran, titik panggil
manual, dan sebagainya.
Hal ini untuk memudahkan
penghuni dan petugas
instansi kebakaran
menemukan lokasi
peralatan proteksi
kebakaran (4.3.3 (c))
Uji fungsi harus dilakukan
pada setiap lampu darurat
yang menggunakan sistem
4
tenaga battery dan
Peralatan harus beroperasi
penuh selama jangka
waktu pengujian pada
(4.3.5)
a. 30 hari, selama 30 detik
b. Uji tahunan harus
dilakukan dengan waktu
uji selama 1½ jam
PMK 48 Tahun 2016
Merencanakan suatu titik
kumpul (Assembly Point)
yang merupakan suatu
Denah Evakuasi yang
5 menunjukkan kemana
pekerja berkumpul bila
terjadi kondisi darurat dan
diperintahkan untuk
evakuasi.
SNI 03-1746-2000
Terdapat Jalur Evakuasi di
6
bengkel / Lab (4.1.2)
Tempat perlindungan harus
7 mudah dicapai dalam
keaadaan darurat (5.12.2.1)
Terdapat penanda yang
8 jelas dan mudah terlihat
menyatakan “EXIT” (13.2)
Lebar pintu untuk sarana
jalan keluar minimal
9
memiliki lebar bersih
80cm (13.1.3)
Tinggi ruangan jalan ke
luar sedikitnya 2,3 m
(7ft,6inci) dengan bagian
10
tonjolan dari langit-langit
sedikitnya 2 m (6ft, 8inci).
Klausa (4.1.5)
Tinggi ruangan di atas
tangga minimal 2 m (6ft,
8inci). Klausa (4.1.5 )
Jalur evakuasi
berhubungan langsung
11
dengan jalan atau ruang
terbuka (3.5)
Perubahan ketinggian
sarana jalan ke luar lebih
dari 50cm (21inci)
12 disediakan tangga dengan
kedalaman anak tangga
minimum 30cm (13inci).
Klausa (4.1.6.1 & 4.1.6.2)
Tersedia pagar pengaman
di sisi bagian terbuka pada
sarana jalan ke luar yang
13
lebih dari 70cm (30inci) di
atas lantai atau di bawah
tanah. Klausa (4.1.7)
Tanda “EXIT” dipasang
pada pintu atau di dekat
14 tepi pintu dengan jarak 10
cm dari rangka pintu
(13.1.5)
Sarana jalan keluar sudah
dipelihara dan bebas dari
hambatan atau rintangan
15
untuk penggunaan
sepenuhnya pada saat
keadaan darurat (4.1.9.1)
Tidak terdapat hambatan
berupa sandaran pagar
16 penghalang atau pintu pada
sarana jalan keluar
(4.1.9.2.2)
Tidak terdapat hambatan
berupa perlengkapan
dekorasi atau benda-benda
17 yang menganggu exit atau
akses kesana atau
mengganggu pandangan
(4.1.9.2.1)
Tidak terdapat cermin pada
pintu exit yang dapat
18
membingungkan arah jalan
keluar (4.1.9.2.3)
Pintu dan setiap jalan
masuk utama sudah
19
dibangun dengan baik
sebagai jalur exit (5.1.1.2)
Bukaan daun pintu
pasangan, salah satu
20
memiliki lebar bersih
80cm. Klausa (5.1.2.1)
Bukaan pintu untuk sarana
jalan ke luar memiliki
21
lebar bersih 80cm. Klausa
(5.1.2.1)
Ketinggian permukaan
lantai pada kedua sisi pintu
22
tidak melebihi 12 mm
(5.1.3)
23 Tinggi ambang pintu yang
menonjol tidak lebih dari
12mm. Klausa (5.1.3)
Pintu sudah membuka
24 kearah jalur jalan keluar
(5.1.4.3)
Pintu sudah disusun untuk
siap dibuka dari sisi jalan
keluar bilamana bangunan
25 itu dihuni dan apabila
terdapat kunci dapat
dibuka dengan mudah
(5.1.5.1)
Gerendel atau alat
pengunci pada sebuah
pintu sudah disediakan
26
dengan alat pelepas yang
mempunyai metode
operasi yang jelas (5.1.5.3)
Tinggi ruangan tidak
kurang dari 200cm untuk
27
semua kelas. Klausa
(5.2.2.1)
Ketinggian maksimum
antar bordes tangga tidak
28 melebihi dari 7,1m untuk
semua kelas. Klausa
(5.2.2.1)
Tangga, panggung sudah
dalam konstruksi bahan
29
yang tidak mudah terbakar
(5.2.3.1.2)
Anak tangga dan bordes
tangga padat, tahanan
gelincirnya seragam, dan
30 bebas dari tonjolan atau
bibir yang dapat
menyebabkan pengguna
tangga jatuh (5.2.3.3)
Sudah disediakan penanda
jalan keluar untuk
31
mencapai jalur exit
(5.2.5.5)
Kemiringan anak tangga
32 tidak melebihi 2cm per
meter. Klausa (5.2.3.4)
Tersedia daya listrik
cadangan untuk peralatan
33
ventilasi mekanik. Klausa
(5.3.12)
34 Generator darurat untuk
menyediakan penerangan
darurat telah diuji. Klausa
(12.2.3)
Semua eksit berakhir
langsung pada jalan umum
35
atau pada bagian luar lepas
eksit. Klausa(10.1)
Terdapat tanda arah
terbaca “EKSIT” dengan
36 indikator arah yang
menunjukkan arah lintasan
dengan jelas (13.4.1.1)
INTRUKSI MENTERI TENAGA KERJA 11/1997
Jarak tempuh mencapai
pintu ke luar tidak
37
melebihi 30 meter untuk
resiko sedang

Anda mungkin juga menyukai