Anda di halaman 1dari 23

PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

METODE UMMI

Tahun Pelajaran 2015/2016

)‫علَّ َمهُ (رواه البخارى‬ َ ‫َخ ْي ُر ُك ْم َم ْن تَعَلَّ َم القُ ْر‬


َ ‫آن َو‬
“Sebaik-baik kalian adalah yang
mempelajari al-Qur’an dan
mengajarkannya” (HR. Bukhari)

SEKOLAH ISLAM TERPADU (SIT) IKHTIAR


ISLAMIC FULL DAY SCHOOL
Jl. Sunu Kompleks UNHAS Baraya
Makassar
MENGAPA BERNAMA UMMI

1. Ummi bermakna “ibuku” berasal dari bahasa Arab dari kata “ummun” dengan
tambahan ya’ mutakallim.

2. Menghormati dan mengingat jasa ibu. Tak ada orang yang paling berjasa pada kita
semua kecuali orang tua kita terutama ibu. Ibulah yang telah mengajarkan banyak hal
kepada kita. Orang yang paling sukses mengajarkan bahasa di dunia ini adalah ibu
kita. Semua anak yang berusia 5 tahun bisa berbicara bahasa ibunya.

3. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur’an metode Ummi adalah


pendekatan bahasa ibu. Dan pada hakekatnya pendekatan bahasa ibu itu ada 3 unsur:

a. Direct methode (metode langsung)

Yaitu langsung dibaca tanpa dieja/diurai, atau tidak banyak penjelasan. Atau
dengan kata lain, learning by doing, belajar dengan melakukan secara langsung.

b. Repeatation (diulang-ulang)

Bacaan al-Qur’an akan semakin terlihat keindahan, kekuatan, dan


kemudahannya ketika kita mengulang-ulang ayat atau surah dalam al-Qur’an.
Begitu juga seorang ibu dalam mengajarkan bahasa kepada anaknya. Kekuatan,
keindahan, dan kemudahannya juga dengan mengulang-ulang kata atau kalimat
dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda.

c. Kasih sayang yang tulus

Kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus, dan kesabaran seorang ibu dalam
mendidik anak adalah kunci kesuksesannya. Demikian juga seorang guru yang
mengajar al-Qur’an jika ingin sukses hendaknya meneladani seorang ibu agar
guru juga dapat menyentuh hati mereka.
MOTTO, VISI, DAN MISI

1. Motto

Ada tiga motto metode Ummi, dan setiap guru pengajar al-Qur’an metode
Ummi hendaknya memegang teguh 3 motto ini, yaitu:

a. Mudah

Metode Ummi didesain agar mudah dipelajari bagi siswa, mudah diajarkan
bagi guru, dan mudah diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah formal
maupun lembaga non formal.

b. Menyenangkan

Metode Ummi dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang menarik dan


menggunakan pendekatan yang menggembirakan sehingga menghapus kesan
tertekan dan rasa takut dalam belajar al-Qur’an.

c. Menyentuh hati

Para guru yang mengajarkan metode Ummi tidak sekedar memberikan


pembelajaran al-Qur’an secara material teoritik, tetapi juga menyampaikan
substansi akhlak-akhlak al-Qur’an yang diimplementasikan dalam sikap-sikap
pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.

2. Visi

Visi Ummi Foundation adalah Menjadi lembaga terdepan dalam melahirkan


generasi Qur’ani. Ummi Foundation bercita-cita menjadi percontohan bagi lembaga-
lembaga yang mempunyai visi yang sama dalam mengembangkan pembelajaran al-
Qur’an yang mengedepankan pada kualitas dan kekuatan sistem.

3. Misi

a. Mewujudkan lembaga profesional dalam pengajaran al-Qur’an yang berbasis


sosial dan dakwah.
b. Membangun sistem manajemen pembelajaran al-Qur’an yang berbasis pada mutu.
c. Menjadi pusat pengembangan pembelajaran dan dakwah al-Qur’an pada
masyarakat.
KEKUATAN METODE UMMI

Metode Ummi tidak hanya mengandalkan kekuatan buku yang digunakan anak dalam
belajar al-Qur’an, tetapi lebih pada 3 kekuatan utama, yaitu:

1. Metode yang bermutu

Buku Belajar Membaca al-Qur’an Metode Ummi terdiri dari buku Pra TK,
Jilid 1 – 6, buku Ummi Remaja/Dewasa, Ghorib al-Qur’an, Tajwid Dasar, serta alat
peraga dan metodologi pembelajaran.

2. Guru yang bermutu

Semua guru yang mengajar al-Qur’an metode Ummi diwajibkan minimal


melalui tiga tahapan, yaitu tashih, tahsin, dan sertifikasi guru al-Qur’an. Kualifikasi
guru yang diharapkan metode Ummi adalah sebagai berikut:

a. Tartil baca al-Qur’an (lulus tashih metode Ummi).


b. Menguasai gharâibu al-Qur’an dan tajwid dasar, yaitu seorang guru al-Qur’an
diharapkan mampu membaca gharâibu al-Qur’an dengan baik dan menguasai
komentarnya serta mampu menghafal teori ilmu tajwid dasar dan menguraikan
ilmu tajwid dalam al-Qur’an.
c. Terbiasa baca al-Qur’an setiap hari.
d. Menguasai metodologi Ummi, yaitu guru al-Qur’an harus menguasai cara
mengajarkan pokok bahasan yang ada di semua jilid Ummi.
e. Berjiwa da’i dan murabbi, guru tidak hanya sekedar mengajar atau mentransfer
ilmu tetapi juga hendaknya bisa menjadi pendidik bagi siswa untuk menjadi
generasi Qur’ani.
f. Disiplin waktu, yaitu guru al-Qur’an hendaknya terbiasa dengan tepat waktu di
setiap aktifitasnya.
g. Komitmen pada mutu, yaitu guru al-Qur’an senantiasa menjaga mutu di setiap
pembelajarannya.

3. Sistem berbasis mutu

Sistem berbasis mutu di metode Ummi dikenal dengan 9 pilar sistem mutu.
Untuk mencapai hasil yang berkualitas, semua pengguna metode Ummi dipastikan
menerapkan 9 pilar tersebut. Antara pilar yang satu dengan pilar yang lainnya adalah
satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dalam implementasinya. 9 pilar sistem
mutu metode Ummi adalah sebagai berikut:

a. Goodwill manajemen
Goodwill manajemen adalah dukungan dari pengelola, pimpinan, kepala
sekolah/TPQ terhadap pembelajaran al-Qur’an dan penerapan sistem Ummi di
sebuah lembaga. Dukungan itu antara lain:
1) Support pada pengembangan kurikulum.
2) Support pada ketersediaan SDM.
3) Support pada kesejahteraan guru.
4) Support pada sarana dan prasarana yang menunjang proses KBM.
b. Sertifikasi guru

Sertifikasi guru adalah pembekalan metodologi dan manajemen pembelajaran


al-Qur’an metode Ummi. Sertifikasi ini merupakan standar dasar yang dimiliki
oleh guru pengajar al-Qur’an metode Ummi. Program ini dilakukan sebagai upaya
standarisasi mutu pada setiap guru. Program dasar sertifikasi ini menunjukkan
bahwa hanya guru yang berkelayakan saja yang diperbolehkan mengajar al-
Qur’an metode Ummi. Sertifikasi ini dilaksanakan dengan syarat-syarat sebagai
berikut:
1) Diikuti oleh para guru/calon guru yang telah lulus tashih metode Ummi.
2) Dilaksanakan selama 3 hari dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3) Dilatih oleh trainer Ummi yang telah direkomendasikan oleh Ummi
Foundation melalui Surat Keputusan (SK).
4) Peserta sertifikasi bersedia menjalankan program dasar lanjutan pasca
sertifikasi, yaitu coach (magang) dan supervisi.

c. Tahapan yang baik dan benar

Secara umum proses belajar-mengajar membutuhkan prosedur, tahapan, dan


proses yang baik dan benar yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran
atau bidang studi yang diajarkan agar tujuan pembelajaran tercapai. Demikian
pula dalam pembelajaran al-Qur’an metode Ummi juga membutuhkan tahapan
yang baik dan benar, mengajar anak SD perlakuannya tentu berbeda dengan anak
usia SMP, dan tahapan mengajar al-Qur’an yang baik adalah yang sesuai dengan
problem kemampuan orang dalam membaca al-Qur’an.

d. Target jelas dan terukur

Segala sesuatu yang telah ditetapkan sasaran dan targetnya akan lebih mudah
melihat ketercapaian indikator keberhasilannya. Dalam pembelajaran al-Qur’an
metode Ummi telah ditetapkan target standar yang hendaknya diikuti oleh seluruh
lembaga pengguna metode Ummi karena dari ketercapaian target tersebut dapat
dilihat apakah lembaga pengguna itu dapat menjalankan prinsip-prinsip dasar
yang telah ditetapkan oleh Ummi Foundation atau tidak.
Penetapan target juga penting untuk melakukan evaluasi dan untuk selanjutnya
melakukan dan mengembangkan treatment tindak lanjut hasil pengamatan dalam
evaluasi tersebut.

e. Mastery learning yang konsisten

Sesuai dengan karakteristik guru pengajar al-Qur’an metode Ummi yang


mempunyai komitmen pada mutu, maka semua guru pengajar al-Qur’an metode
Ummi harus tetap menjaga konsistensi mastery learning atau ketuntasan belajar,
karena ketuntasan belajar materi sebelumnya akan mempengaruhi keberhasilan
ketuntasan belajar materi sesudahnya.
Prinsif dasar dalam mastery learning adalah bahwa siswa hanya boleh
melanjutkan ke jilid berikutnya jika jilid sebelumnya sudah benar-benar baik dan
lancar.

f. Waktu memadai

Dalam proses pembelajaran al-Qur’an dibutuhkan waktu yang memadai,


karena belajar al-Qur’an membutuhkan keterampilan untuk melatih skill dalam
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar (tartil). Semakin banyak diulang dan
dilatih semakin terampil pula dalam membaca al-Qur’an. Dalam pembelajaran al-
Qur’an metode Ummi, yang dimaksud dengan waktu memadai adalah waktu yang
dihitung dalam satuan jam tatap muka (60 s.d. 90 menit) per tatap muka, dan
waktu tatap muka per pekan (5 – 6 TM/pekan).

g. Quality control yang intensif

Untuk dapat menjaga dan mempertahankan kualitas dibutuhkan adanya quality


control (kontrol kualitas) terhadap proses maupun hasil dari produk yang hendak
dicapai. Begitu pula dalam menjaga dan mempertahankan kualitas pengajaran al-
Qur’an dibutuhkan adanya quality control yang intensif. Dalam pembelajaran al-
Qur’an metode Ummi ada 2 jenis quality control, yaitu:
1) Quality control internal, yaitu dilakukan oleh koordinator Qur’an. Prinsif
pelaksanaan quality control pada bagian ini adalah hanya ada satu atau
maksimal dua orang di satu sekolah/TPQ yang berhak untuk
merekomendasikan kenaikan jilid seorang siswa. Hal ini dilakukan sebagai
upaya standarisasi pembelajaran al-Qur’an metode Ummi di sekolah/TPQ
tersebut.
2) Quality control external, yaitu hanya dapat dilakukan oleh team Ummi
Foundation atau beberapa orang yang direkomendasikan oleh Ummi
Foundation untuk melihat langsung kualitas hasil produk pembelajaran al-
Qur’an metode Ummi di sekolah/TPQ. Quality control external ini dikemas
dengan program Munaqasah.

h. Rasio guru dan siswa yang proporsional

Capaian tujuan pembelajaran yang berkualitas salah satunya dipengaruhi oleh


faktor komunikasi dan interaksi yang efektif, sementara itu komunikasi dan
interaksi yang efektif akan dipengaruhi oleh perbandingan guru dan siswa.
Dalam pembelajaran al-Qur’an metode Ummi hal ini sangat diperlukan karena
pembelajaran al-Qur’an adalah bagian dari pembelajaran bahasa dan keberhasilan
pembelajaran bahasa sangat dipengaruhi oleh kekuatan interaksi antara guru dan
siswa. Di samping itu, belajar bahasa sangat membutuhkan latihan yang cukup
untuk menghasilkan skill. Hal ini tidak akan tercapai jika perbandingan jumlah
guru dan siswa tidak proporsional.
Perbandingan jumlah guru dan siswa proporsional ideal menurut standar yang
diterapkan pada pembelajaran al-Iqur’an metode Ummi adalah 1 : (10-15); artinya
satu orang guru maksimal bisa mengajar 10 – 15 orang siswa, tidak lebih.
i. Progress report setiap siswa

Progress report dilakukan sebagai bentuk laporan perkembangan hasil belajar


siswa. Progress report ini dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan
kepentingan masing-masing. Bahkan progress report ini bisa digunakan sebagai
sarana komunikasi dan sarana evaluasi hasil belajar siswa. Adapun beberapa
jenisnya, adalah sebagai berikut:
1) Progress report dari guru pada koordinator Qur’an/kepala TPQ; bertujuan
untuk mengetahui frekuensi kehadiran siswa, kontrol keaktifan guru dalam
mengajar, dan perkembangan kemampuan siswa dari halaman semula ke
halaman berikutnya, dari jilid semula ke jilid berikutnya.
2) Progress report dari guru pada orang tua siswa; bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa dan perkembangan kemampuan siswa dari halaman semula
ke halaman berikutnya, dari jilid semula ke jilid berikutnya.
3) Progress report dari koordinator Qur’an pada kepala sekolah (khusus untuk
pengguna Ummi pada sekolah formal); bertujuan untuk mengetahui
perkembangan hasil belajar siswa secara klasikal maupun individual. Pola ini
juga dapat dimanfaatkan sebagai laporan perkembangan kemampuan mengajar
guru kepada kepala sekolah.
4) Progress report dari koordinator/kepala TPQ pada pengurus Ummi Daerah
atau Ummi Foundation; bertujuan untuk mengetahui perkembangan jumlah
pengguna dan untuk kontrol layanan distribusi buku dan alat peraga.

Dari hasil progress report tersebut akan lebih mudah jika dilakukan tindakan
dan pengambilan keputusan strategis jika terdapat masalah.
MODEL PEMBELAJARAN METODE UMMI
Di antara spesifikasi metodologi Ummi adalah penggunaan model pembelajaran yang
memungkinkan pengelolaan kelas yang sangat kondusif, sehingga terjadi integrasi
pembelajaran al-Qur’an yang tidak hanya menekankan ranah kognitif. Metodologi tersebut
dibagi menjadi 4 (empat), yaitu:

1. Privat/Individual

Metodologi privat atau individual adalah metode pembelajaran al-Qur’an yang


dijalankan dengan cara murid dipanggil atau diajar satu persatu sementara anak yang
lain diberi tugas membaca sendiri atau menulis buku Ummi. Metodologi ini
digunakan jika:

a. Jumlah muridnya banyak (bervariasi) sementara gurunya hanya satu


b. Jika jilid dan halamannya berbeda (campur)
c. Biasanya dipakai untuk jilid-jilid rendah (1-2)
d. Banyak dipakai untuk anak usia TK

2. Klasikal Individual

Metode klasikal individual adalah metode pembelajaran baca al-Qur’an yang


dijalankan dengan cara membaca bersama-sama halaman yang ditentukan oleh guru,
selanjutnya setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan
individual. Metode ini digunakan jika:

a. Digunakan jika dalam satu kelompok jilidnya sama, tetapi halamannya


berbeda
b. Biasanya dipakai untuk jilid-jilid 2 atau 3 ke atas

3. Klasikal Baca Simak

Metodologi klasikal baca simak adalah metodologi pembelajaran baca al-


Qur’an yang dijalankan dengan cara membaca bersama-sama halaman yang
ditentukan oleh guru, selanjutnya setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran
dilanjutkan dengan pola baca simak, yaitu satu anak membaca sementara lainnya
menyimak halaman yang dibaca oleh temannya. Hal ini dilakukan walaupun halaman
baca anak yang satu berbeda dengan halaman baca anak yang lain. Metode ini
digunakan jika:

a. Digunakan jika dalam satu kelompok jilidnya sama, halaman berbeda


b. Biasanya banyak dipakai untuk jilid-jilid 3 ke atas atau pengajaran kelas al-
Qur’an
4. Klasikal Baca Simak Murni

Metode klasikal baca simak murni sama dengan metode klasikal baca simak,
perbedaanya kalau klasikal baca simak murni jilid dan halaman anak dalam satu
kelompok sama.

TAHAPAN PEMBELAJARAN METODE UMMI


Tahapan-tahapan pembelajaran al-Qur’an metode Ummi merupakan langkah-langkah
mengajar al-Qur’an yang harus dilakukan seorang guru dalam proses belajar-mengajar.
Tahapan-tahapan ini harus dijalankan secara berurut sesuai dengan herarkinya. Adapun
penjabarannya adalah, sebagai berikut:

1. Pembukaan

Pembukan adalah kegiatan pengkondisian para siswa untuk siap belajar,


dilanjutkan dengan salam pembuka dan membaca do’a pembuka belajar al-Qur’an
bersama-sama.

2. Appersepsi

Appersepsi adalah proses mengulang kembali materi yang telah diajarkan


sebelumnya untuk dapat dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan pada waktu itu.

3. Penanaman Konsep

Penanaman konsep adalah proses menjelaskan materi/pokok bahasan yang


akan diajarkan pada waktu itu.

4. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep adalah proses pemahaman kepada anak terhadap konsep


yang telah diajarkan dengan cara melatih anak untuk membaca contoh-contoh yang
tertulis di bawah pokok bahasan.

5. Latihan/Keterampilan

Latihan/keterampilan adalah proses melancarkan bacaan anak dengan cara


mengulang-ulang contoh/latihan yang ada pada halaman pokok bahasan dan halaman
latihan.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah proses pengamatan sekaligus penilaian melalui buku prestasi


terhadap kemampuan dan kualitas bacaan anak satu persatu.

7. Penutup

Penutup adalah proses pengkondisian anak untuk tetap tertib kemudian


membaca do’a penutup dan diakhiri dengan salam penutup dari Ustadz/Ustadzah.
SPESIFIKASI DAN KOMPETENSI TIAP JILID

Jilid Spesifikasi Kompetensi


 Pengenalan huruf Hijaiyah dari Alif  Mengenal dan mampu membaca huruf
sampai Ya’. Hijaiyah dari Alif sampai Ya’ dengan baik
 Pengenalan huruf Hijaiyah berharakat dan benar.
1
fathah dari Alif sampai Ya’.  Mampu membaca 2 sampai 3 huruf
 Membaca 2 sampai 3 huruf tunggal tunggal yang berharakat fathah dengan
berharakat fathah dari Alif sampai Ya’. tartil/tanpa berpikir lama.
 Mampu membaca Ummi jilid 2 tentang
bacaan berharakat selain fathah dengan
tartil/tanpa berpikir lama.
 Pengenalan tanda baca (harakat) selain
 Memahami nama-nama harakat selain
fathah (kasrah, dhammah, fathatain,
fathah (kasrah, dhammah, fathatain,
kasratain, dan dhammatain).
2 kasratain, dan dhammatain).
 Pengenalan huruf sambung dari Alif
 Mampu membaca bacaan yang
sampai Ya’.
berharakat selain fathah dengan tepat
 Pengenalan angka Arab dari 1 – 99.
atau tidak miring.
 Mengenal dan memahami angka Arab
dari 1 – 99.
 Mampu membaca bacaan panjang/Mad
Thabi’ dibaca panjang 1 ayunan dengan
 Pengenalan bacaan Mad Thabi’ yang
ukuran panjang Mad yang tepat.
dibaca panjang 1 Alif (satu ayunan).
 Menguasai bacaan Mad Wajib Muttashil
3  Mengenal bacaan Mad Wajib
dan Mad Jaiz Munfashil dibaca panjang 2
Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil.
ayunan.
 Mengenal angka Arab dari 100 – 900.
 Faham dan mampu menyebutkan angka
Arab dari 100 – 900.
 Mampu membaca dengan tartil dengan
menitik beratkan pada setiap huruf yang
 Pengenalan huruf yang di-sukun dan di-sukun dan di-tasydid ditekan
huruf yang di-tasydid ditekan membacanya, tidak dibaca kendor, atau
4 membacanya. miring.
 Pengenalan huruf-huruf Fawâtihu al-  Mampu membedakan huruf-huruf yang
Suwar yang ada di halaman 40. mempunyai kesamaan suara ketika di-
sukun atau di-tasydid dengan baik dan
benar.
 Mampu dan lancar membaca
 Pengenalan tanda wakaf.
latihan/ayat-ayat yang sudah ada tanda
 Pengenalan bacaan dengung.
5 waqaf-nya.
 Pengenalan hukum lafadz Allah
 Mampu membaca semua bacaan yang
(Tafhim dan Tarqiq).
dibaca dengung.
 Mampu membaca dan membedakan
lafadz Allah (Tafhim dan Tarqiq).
 Mampu membaca Fawâtihu al-Suwar
dengan baik dan benar.
 Mampu membaca bacaan Qalqalah
(pantul) baik yang dibaca tipis maupun
yang dibaca tebal (sughra dan qubra).
 Pengenalan bacaan Qalqalah.
 Mampu membaca dengan terampil
 Pengenalan bacaan yang tidak
bacaan yang dibaca tidak dengung
dengung.
(Idshar dan Idgham Bila Ghunnah).
 Pengenalan Nun Iwadh (Nun kecil)
6  Menguasai dan memahami bacaan Ana
baik yang di awal ayat maupun yang
yang tulisannya panjang dibaca pendek.
di tengah ayat.
 Menguasai dan memahami tanda waqaf
 Pengenalan bacaan Ana (tulisannya
dan tanda washal yang ada dalam al-
panjang dibaca pendek).
Qur’an.
 Mampu membaca dengan lancar dan
terampil halaman 36 – 39.
 Pengenalan bacaan tartil dalam al-  Mampu menandai al-Qur’an dengan
al-Qur’an
Tadarrus

Qur’an. panduan buku Wakaf dan Ibtida’.


 Pengenalan cara memberi tanda waqaf  Mampu membaca al-Qur’an dengan tartil
(cara berhenti) dan ibtida’ (memulai dan lancar, tidak tersendat-sendat, atau
bacaan) dalam al-Qur’an. terbatah-batah.
 Mampu membaca bacaan gharib dan
 Pengenalan bacaan yang memerlukan musykilat dalam al-Qur’an dengan tartil,
al-Qur’an
Gharâibu

kehati-hatian dalam membacanya. baik, dan benar.


 Pengenalan bacaan yang gharib dan  Mampu mengomentari dan hafal semua
musykilat dalam al-Qur’an. komentar pelajaran gharib yang ada di
buku Gharib dengan lancar dan tepat.
 Faham dan hafal teori Tajwid dasar,
dimulai dari hukum Nun sukun atau
tanwin sampai dengan hukum bacaan
Tajwid Dasar

 Pengenalan teori ilmu Tajwid dasar, Mad, dan mampu menyebutkan contoh-
dimulai dari hukum Nun sukun atau contoh bacaan di setiap materi yang ada
tanwin sampai dengan hukum bacaan di buku Tajwid Dasar.
Mad.  Mampu menguraikan secara praktek
bacaan Tajwid yang ada di dalam al-
Qur’an dengan lancar dan terampil tanpa
berpikir lama.
TARGET TAHFIDZ DAN JILID/KELAS

TARGET JILID
MATERI HAFALAN KET.
JILID/KELAS UMMI

1
‫الفاتحة – النصر – اللهب – اإلخالص – الفلق‬
‫– الناس‬
2 ‫الفيل – قريش – الماعون – الكوثر – الكافرون‬
Kelas I
3
– ‫العاديات – القارعة – التكاثر – العصر‬
‫الهمزة‬
4 ‫البينة – الزلزلة‬
5 ‫التين – العلق – القدر‬
Kelas II 6 ‫الليل – الضحى – اإلنشرح‬
Qur’an ‫البلد – الشمس‬
Gharib ‫األعلى – الغاشية – الفجر‬
Kelas III
Tajwid )‫مراجع (األعلى ↞ الناس‬
Catatan:
 Siswa-siswi muraja’ah hafalan 10 – 20 menit sebelum pengajaran dengan alat peraga
dimulai.
 Guru/pengajar Ummi selalu mengulangi halaman 20 pada setiap pembahasan pada
alat peraga.
 Hafalan bisa saja ditambah/melewati target apabila siswa-siswi dianggap mampu.
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
DAFTAR HADIR PENGAJARAN AL-QUR’AN METODE UMMI
SIT IKHTIAR MAKASSAR

Jilid :
Bulan : Tempat :
Tahun Ajaran : Sesion :

Tanggal
Halaman Alat Peraga

No Nama Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Koordinator Qur’an Ustadz/Ustadzah

Abdul Malik, S.Th.I. _____________________


‫‪LAMPIRAN II‬‬
‫‪DATA EVALUASI PENGUASAAN MATERI GHARIB METODE UMMI‬‬
‫‪SEKOLAH ISLAM TERPADU (SIT) IKHTIAR MAKASSAR‬‬
‫‪Bulan‬‬ ‫‪:‬‬ ‫‪Tempat‬‬ ‫‪:‬‬
‫‪Tahun Ajaran‬‬ ‫‪:‬‬ ‫‪Semester‬‬ ‫‪:‬‬

‫الرسوال وقالوا‬
‫اناب ‪ -‬االنامل‬

‫الظنونا هنالك‬

‫المصيطرون‬

‫ضعف ضعفا‬
‫السبيال ربنا‬
‫‪KELAS‬‬

‫بئس االسم‬
‫عوجا قيما‬
‫انا ‪ -‬فانا‬

‫لن ندعوا‬

‫ءاعجمي‬
‫بمصيطر‬
‫من نبائ‬

‫قواريرا‬

‫مجرها‬

‫ائتوني‬
‫مالئهم‬
‫مائتين‬

‫سلسال‬

‫بصطة‬
‫ونبلوا‬

‫التأمنا‬
‫ليربوا‬
‫‪N‬‬

‫يبصط‬

‫براءة‬
‫ثمودا‬
‫لتتلوا‬
‫ليبلوا‬

‫ام هم‬
‫مالئه‬
‫افائن‬

‫ولكنا‬
‫مائة‬

‫لكنا‬
‫‪NAMA SISWA‬‬
‫‪O‬‬

‫‪1‬‬
‫‪2‬‬
‫‪3‬‬
‫‪4‬‬
‫‪5‬‬
‫‪6‬‬
‫‪7‬‬
‫‪8‬‬
‫‪9‬‬
‫‪10‬‬
‫‪11‬‬
‫‪12‬‬
‫‪13‬‬
‫‪14‬‬
‫‪15‬‬
‫‪16‬‬
‫‪17‬‬

‫‪Koordinator Qur’an‬‬ ‫‪Ustadz/Ustadzah‬‬

‫‪Abdul Malik, S.Th.I.‬‬ ‫_____________________‬


‫مد فرقى‬
‫مد الزم مخفف‬
‫حرفمثقل‬
‫مد الزم‬
‫مخفف‬ ‫حرف‬
‫مد الزم‬
‫كلمى‬
‫مد الزم مثقل كلمى‬
‫_____________________‬

‫مد لين‬
‫‪Ustadz/Ustadzah‬‬

‫مد تمكين‬
‫مد بدل‬
‫‪:‬‬
‫‪:‬‬

‫مد صلة‬
‫مد عوض‬
‫‪Semester‬‬

‫مد عارض‬
‫‪Tempat‬‬
‫‪DATA EVALUASI PENGUASAAN MATERI TAJWID METODE UMMI‬‬

‫للسكون‬
‫مد جائز منفصل‬
‫‪SEKOLAH ISLAM TERPADU (SIT) IKHTIAR MAKASSAR‬‬

‫مد واجب متصل‬


‫مد طبعى‬
‫حرف قمرية‬
‫حرف شمشية‬
‫حكم راء‬
‫اظهار واجب‬
‫‪LAMPIRAN III‬‬

‫قلقلة‬
‫لفظ هللا‬
‫ادغام متقاربين‬
‫ادغام متجانسين‬
‫ادغام متماثلين‬
‫اخفاء شفوى‬
‫ادغام مثلى‬
‫اظهار شفوى‬
‫غنّة‬
‫اخفاء حقيقى‬
‫اقالب‬
‫ادغام بالغنّة‬

‫‪Abdul Malik, S.Th.I.‬‬


‫‪Koordinator Qur’an‬‬
‫ادغام بغنّة‬
‫اظهار حلقى‬
‫‪:‬‬
‫‪:‬‬

‫‪NAMA SISWA‬‬
‫‪Tahun Ajaran‬‬
‫‪Bulan‬‬
‫‪KELAS‬‬

‫‪10‬‬
‫‪11‬‬
‫‪12‬‬
‫‪13‬‬
‫‪14‬‬
‫‪15‬‬
‫‪16‬‬
‫‪17‬‬
‫‪O‬‬
‫‪N‬‬

‫‪1‬‬
‫‪2‬‬
‫‪3‬‬
‫‪4‬‬
‫‪5‬‬
‫‪6‬‬
‫‪7‬‬
‫‪8‬‬
‫‪9‬‬
LAMPIRAN IV
DAFTAR NAMA GURU QUR’AN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

MATERI YANG
NO NAMA KETERANGAN
DIAJARKAN
Muraja’ah, Ummi
1 Abdul Malik, S.Th.I. Jilid 1, 2, 3, 4, 5, 6,
Qur’an, dan Tahfidz 7
Muraja’ah, Ummi
2 Muh. Arfah Jilid 1, 3, 5, 6, dan
Tahfidz 5
Muraja’ah, Ummi
3 Irwandi Jilid 1, 2, 4, dan
Tahfidz 9
Muraja’ah, Ummi
4 Abdul Hakim, S.Pd.I. Jilid 3, 6, Qur’an, dan
Tahfidz 4
Muraja’ah, Ummi
5 Sampara Palili, M.Pd.I. Jilid 1, Tajwid, dan
Tahfidz 8
Muraja’ah, Ummi
6 Tamsil, S.Pd.I. Jilid 1, 3, dan Tahfidz
4
Muraja’ah, Ummi
7 Amiruddin, S.Pd. Jilid 3, 4, 5, Gharib,
dan Tahfidz 3
Muraja’ah dan
8 Masita Dasa, S.Sos., M.Pd.I.
Tahfidz 6

Makassar, 29 Juli 2015

Mengetahui,

Kepala Sekolah Koordinator Qur’an

Masita Dasa, S.Sos., M.Pd.I. Abdul Malik, S.Th.I.


LAMPIRAN V
DATA PERKEMBANGAN PENGAJARAN AL-QUR’AN
METODE UMMI
Nama Sekolah : Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ikhtiar
Alamat : Jl. Sunu Kompleks UNHAS Baraya
Telp. Sekolah : (0411) - 457109
Email : sit_ikhtiar@yahoo.co.id
Koordinator Qur’an : Abdul Malik, S.Th.I.
Telp./HP. : 085242636913
Jumlah Guru : 7 (Tujuh)
Bersertifikat : 5 (Lima)
Belum Bersertifikat : 2 (Dua)
Jumlah Murid : 232 (Dua Ratus Tiga Puluh Dua)

Jumlah Jilid
Kelas
Murid 1 2 3 4 5 6 Qur’an Gharib Tajwid Khatam
IA 27 27 - - - - - - - - -
IB 28 28 - - - - - - - - -
IIA 28 4 2 14 8 - - - - - -
IIB 29 4 12 12 1 - - - - - -
III 25 3 2 10 6 - - 4 - - -
IVA 19 - - 3 4 - - 6 5 - 1
IVB 16 - - 3 1 - - 7 4 - 1
V 20 - - 4 - 2 - 9 - 4 1
VI 15 - - - - 2 - 1 - 3 9
VII 9 - - 4 - - - - - 3 2
VIII 8 - - 2 - 4 - - - 2 -
IX 8 - - 1 - - - 3 - 2 2
Jumlah 66 16 53 220 8 - 30 9 14 16
Makassar, 31 Agustus 2015
Mengetahui,
Kepala Sekolah Koordinator Qur’an

Masita Dasa, S.Sos., M.Pd.I. Abdul Malik, S.Th.I.


LAMPIRAN VI
JADWAL BELAJAR QUR’AN METODE UMMI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

UMMI SESSION I
Ruangan/Tempat
No. Waktu Guru Jilid
Belajar
1 Sampara Palili, M.Pd.I. 1 Kelas IIA
2 Muh. Arfah 1 Ruangan Masjid
3 Pukul Irwandi 1 Kelas IA
4 09.20 - 10.20 Tamsil, S.Pd.I. 1 Koridor Masjid
5 WITA Amiruddin, S.Pd. 3 Kelas IB
6 Abdul Hakim, S.Pd.I. 4 Koridor Masjid
7 Abdul Malik, S.Th.I. Kelas Khusus Perpustakaan
UMMI SESSION II
Ruangan/Tempat
No. Waktu Guru Jilid
Belajar
1 Irwandi 2 Kelas IIB
2 Muh. Arfah 3 Akhwat Ruangan Masjid
3 Pukul Tamsil, S.Pd.I. 3 Ikhwan Koridor Masjid
4 10.20 - 11.20 Amiruddin, S.Pd. 4 Kelas IVA
5 WITA Abdul Hakim, S.Pd.I. 6 Kelas IVB
6 Sampara Palili, M.Pd.I. Tajwid Kelas III
7 Abdul Malik, S.Th.I. Kelas Khusus Perpustakaan
UMMI SESSION III
Ruangan/Tempat
No. Waktu Guru Jilid
Belajar
1 Tamsil, S.Pd.I. 3 Koridor Masjid
2 Irwandi 4 Kelas V
3 Pukul Muh. Arfah 5 Ruangan Masjid
4 13.00 - 14.00 Abdul Hakim, S.Pd.I. Qur’an Kelas VII
5 WITA Amiruddin, S.Pd.I. Gharib Koridor Masjid
6 Sampara Palili, M.Pd.I. Tajwid Kelas VI
7 Abdul Malik, S.Th.I. Kelas Khusus Koridor Sekolah
Makassar, 29 Juli 2015
Mengetahui,

Kepala Sekolah Koordinator Qur’an

Masita Dasa, S.Sos., M.Pd.I. Abdul Malik, S.Th.I.


LAMPIRAN VII
GAMBAR-GAMBAR KEGIATAN

Imtihan Metode Ummi TP. 2014/2015


Imtihan Metode Ummi TP. 2014/2015
BEBERAPA KUNCI SUKSES
KEBERHASILAN MENGAJAR BAGI GURU

Tulus ikhlas karena Allah swt., dan selalu berdoa memohon bantuan-Nya.

Ditentukan oleh seorang guru bagaimana cara


menguasai situasi kelas.

Ciptakan situasi yang sungguh-sungguh namun santai.

Usahakan agar siswa senang dan bergembira dalam


belajar, dan jangan anak merasa tertekan.

Di antara guru dan siswa ada sambung rasa.

Guru harus menanamkan sikap bijaksana dan penuh


kewibawaan serta akhlak yang mulia.

Berilah motivasi/dorongan baik kepada murid yang


berprestasi maupun siswa yang kurang (belum mampu).

Tidak boleh keras dan berbuatlah sesuatu yang


mendukung semangat belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai