Kandungan Cairan Lensa Kontak PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lensa Kontak
1. Definisi
Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada
kornea mata dimana memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu
mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi dan kosmetik.6
Lensa kontak dapat terbuat dari gelas atau bahan plastik, untuk
menutupi kornea dan sebagian sklera. Ruang di antara lensa kontak dan
kornea diisi dengan larutan garam fisiologis. Sistim ini dapat
menghilangkan astigmatisme kornea dan mengadakan koreksi ametropia.
Lensa kontak mulai dipakai pada tahun 1930-an, di mana lensanya besar
dan terbuat dari gelas. Pada tahun 1947 mulai dikenal lensa kontak yang
terbuat dari plastik yang lebih kecil dan lebih tipis dari yang semula.
2. Bentuk Lensa Kontak
a) Lengkung belakang terdiri dari :
(1) PPC : Peripheral Posterior Curve (lengkung datar atau Base
curve).
(2) Intermediate Posterior Curve.
(3) CPC : Central Posterior Curve.
b) Lengkung depan terdiri atas :
(1) CAC : Central Anterior Curve (lengkung depan tengah).
(2) Intermediate Anterior Curve.
(3) PAC : Peripheral Anterior Curve.7


 
3. Jeenis- jenis Lensa
L Kontaak
a Hard Con
a) ntact Lens ((Lensa Konttak Keras)

mbar 2.1. Hard


Gam H Conta
act Lens
Sumber : Marazzi,
M 20
010.

Lensaa kontak keeras merupaakan jenis lensa


l kontaak pertama yang
dikeluark
kan pada tahhun 1960-an ontak ini terrbuat dari bahan
n. Lensa ko b
PMMA (polymethylm
(p methacrylate) yang memberikan
m oksigen melalui
pinggir leensa kontak .
(1) Keleb
bihan :
(a) Tahan
T lamaa.
(b) Harga
H lebihh murah.
(2) Keku
urangan :
(a) Kurang
K nyaaman digunaakan.
(b) Memiliki
M baahan yang sukar
s ditem
mbus oksigeen sehingga mata
mudah
m kekuurangan okssigen.
b Soft Conttact Lens (L
b) Lensa Kontaak Lunak)

Gambar 2.2. Soft Coontact Lenss dan Rigid


d Gas Permeeable
Sumber : Coleman Opticians,
O 2010.
2


 
Lensaa kontak lunnak tersediaa untuk pem
makaian jang
ngka panjang dan
pemakaiaan harian. K
Kedua jeniss lensa konttak ini mem
miliki kadar lalu
oksigen (kemampua
( an dilalui oksigen)
o yang berbedaa dengan bahan,
b
kadar airr, disain ddan keteballannya. Sofft contact lens, mem
mbawa
oksigen dengan
d perrantaraan air
a yang dikandungnyaa. Makin tinggi
t
kandungaan air, makaa makin baanyak oksigen yang daapat sampai pada
kornea.
bihan :
(1) Keleb
(a) Masa
M adaptaasi yang sin
ngkat biasan
nya hanya bbeberapa harri.
(b) Lebih
L kecil kemungkin
nan akan terrlepas padaa saat melak
kukan
aktivitas
a yanng berlebihan.
(c) Tersedia
T nis warna serta jangkka waktu masa
beerbagai jen
pemakaian.
p
(d) Mudah
M uuntuk mem
mperolehny
ya serta lebih murah
m
dibandingka
d an dengan RGP.
R
(2) Keku
urangan :
(a) Karena
K kadaar air yang tinggi
t sehin
ngga lebih m
mudah kotorr.
(b) Mudah
M robeek.
c) Rigid Gass Permeablee (RGP) Leens

Gam
mbar 2.3. P
Pemakaian Rigid Gas Permeable
P
Sumbber : Marco
oeyes, 2008.

Lensaa kontak inii merupakan


n polimer dari
d polymetthylmethacrrylate
dan siliko
on. Silikon terkenal dengan
d sifatt tembus gaas. RGP teerbuat
dari plasttik tipis yanng fleksibel yang berssifat mudahh dilalui ok
ksigen
sehingga kornea dappat berfungssi dengan baik.
b Pada llensa kontaak ini,


 
oksigen bukan hanya didapat pada saat mata berkedip, tetapi juga dari
udara bebas yang dapat melalui lensa untuk mencapai kornea. Hal ini
yang menyebabkan lensa kontak RGP lebih nyaman dipakai dalam
waktu lama.
(1) Kelebihan :
(a) Tidak mudah robek.
(b) Diameter lebih kecil antara 8.5 mm – 10 mm.
(c) Transmisi oksigen lebih tinggi.
(d) Mudah dirawat dan dibersihkan karena RGP mengandung air.
(e) Mampu mengoreksi astigmatisme.
(f) Memberikan penglihatan yang lebih tajam.
(g) Masa pakai lebih lama, lebih dari 2 tahun.
(2) Kekurangan :
(a) Masa adaptasi yang lebih lama, biasanya memerlukan 2
minggu hingga 1 bulan.
(b) Apabila lebih dari seminggu tidak dipakai maka pada saat
pemakaian kembali memerlukan penyesuaian atau adaptasi.
(c) Harga lebih mahal dibandingkan dengan lensa kontak
lunak.8,9,10,11,12,13,14
4. Penggantian Lensa Kontak
Pada orang yang baru belajar menggunakan lensa kontak, biasanya
lensa diganti dalam waktu 4 bulan karena lensa menjadi rusak. Pada
waktu selanjutnya pergantian lensa hanya 1 tahun sekali. Pergantian
lensa biasanya disebabkan oleh lensa yang hilang, lensa yang rusak,
timbulnya deposit pada permukaan lensa.
Lensa kontak harus digunakan sesuai dengan aturan pakainya. Lensa
untuk mengoreksi visus tidak boleh digunakan 24 jam terus menerus
pada daily wear lens. Pada pemakaiannya juga diperlukan pemeriksaan
secara rutin supaya kornea tetap dalam keadaan baik.
Dengan berkembangnya tingkat pengetahuan tentang pembuatan lensa
kontak, maka sekarang sudah dapat dikenal macam- macam lensa kontak

10 
 
di mana ada yang dapat digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama,
sehingga pengguna lensa kontak tidak banyak terganggu oleh karena
pemasangan dan pelepasan lensa kontak yang terlalu sering.
Macam- macam lensa kontak menurut waktu penggunaannya :
a) Daily wear lens
Yang telah lama dikenal. Lensa ini harus dibuka setiap harinya
pada malam hari.
b) Sunday wear lens
Dapat digunakan selama satu minggu terus- menerus dan dibuka
setiap minggu untuk dibersihkan dan mata diistirahatkan. Untuk
mencegah mata kering, penderita setiap hari harus meneteskan cairan
lensa lubricant “comfort drops” pada pagi hari.
c) Extended wear lens
Diberikan pada :
(1) Monokuler afakia.
(2) Berumur 65 tahun atau lebih.
(3) Tak dapat memasang dan melepas lensa kontak setiap hari.
(4) Ada kelainan retina, yang mungkin memerlukan penyinaran laser
di kemudian hari.
(5) Pada mata yang mungkin memerlukan lens implant di kemudian
hari.
Lensa ini paling lama dapat dipakai 3 bulan terus- menerus, tetapi
dianjurkan sebaiknya dibuka sekali sebulan. Setiap pagi penderita
harus meneteskan “comfort drops”. Karena sangat tipis extended wear
lens tidak dapat menutupi astigmatisme sehingga penderita
astigmatisme tidak dapat memakai extended wear lens, kecuali bila
ditambah dengan kacamata untuk mengoreksi astigmatismenya. Untuk
astigmatisme yang yang tinggi, sekarang dikenal toric contact lens
yang dapat juga dibuat sebagai daily wear lens, sunday wear lens dan
extended wear lens. Yang ada di Indonesia baru yang daily wear toric
contact lens.7

11 
 
5. Skrining Penggunaan Lensa Kontak
Syarat- syarat atau kriteria penggunaan lensa kontak :
a) Keadaan anatomi dan fisiologi
Struktur, bentuk, kejernihan segmen anterior harus normal.
b) Psikologis
Motivasi, intelegensia dan kepribadian pasien mempengaruhi “success
rate” pemakai lensa kontak.
c) Patologis
Berdasarkan anamnese : kesehatan umum, kesehatan mata, obat- obat
yang digunakan, penyakit mata, visus dan kaca mata.
d) Faktor umur, pekerjaan, olahraga.
e) Pemeriksaan refraksi.14
6. Indikasi Penggunaan Lensa Kontak
a) Memperbaiki visus :
(1) Keratokonus.
Keratokonus adalah kelainan kornea di mana bagian tengah
kornea menipis sehingga kornea berbentuk kerucut dan tidak
teratur. Pemakaian lensa kontak pada keratokonus berfungsi
membentuk permukaan baru yang lebih teratur, menahan
perkembangan keratokonus dan mengoreksi kelainan refraksi
yang ada.
(2) Astigmatisme ireguler.
Astigmatisme ini disebabkan karena permukaan kornea tidak
teratur atau karena pada lapisan- lapisan kornea terdapat
kekeruhan. Dalam hal ini mungkin lensa kontak dapat
memperbaiki tajam penglihatannya, sedangkan terhadap turunnya
tajam penglihatan oleh kekeruhan lapisan dalam kornea dapat
dipertimbangkan keratoplasti.

12 
 
b) Pengganti kacamata yang tebal :
(1) Miopia tinggi
Pada miopia tinggi, lensa kontak memperbesar ukuran dari
bayangan sehingga akan memperbaiki visus.
(2) Afakia
Dengan lensa kontak, pada afakia dapat mengurangi pembesaran
bayangan dibanding dengan menggunakan kacamata biasa
sehingga penderita dapat bergerak lebih pasti.
(3) Mengoreksi anisometropia
Anisometropia terjadi oleh karena perbedaan refraksi, antara mata
kanan dan kiri 2,5-3 D atau lebih) sehingga dengan penggunaan
lensa kontak, gambaran penglihatan mata kanan-kiri kurang lebih
sama.
(4) Memperbaiki penglihatan binokuler (binocular vision)
Contohnya pada afakia monokuler, yang bila dikoreksi dengan
kacamata biasa dapat menimbulkan perbedaan besar bayangan
yang hebat, sehingga mengganggu penglihatan binokuler.
c) Untuk terapi
Pemakaian lensa kontak lunak terapeutik sudah menjadi bagian tak
terpisahkan dari upaya ahli oftalmologi untuk menangani penyakit
mata luar. Lensa kontak ini digunakan sebagai aplikasi obat dengan
tujuan mempercepat proses penyembuhan luka, melindungi luka pada
kornea dan melindungi kornea, yaitu bila terdapat kelainan- kelainan
pada kelopak mata di mana lensa kontak menghindari perlekatan yang
disebabkan keadaan peradangan akut, keratopati bulosa. Dalam hal ini
lensa kontak dapat membentuk barrier lunak antara kornea dan dunia
luar.
d) Kosmetik
Lensa kontak berwarna dapat digunakan untuk menyamarkan
bekas luka atau jaringan parut pada kornea maupun untuk merubah

13 
 
warna iris. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengoreksi
visus.4,6,7
7. Kontraindikasi Penggunaan Lensa Kontak
a) Kontraindikasi absolut :
Tidak dapat digunakan pada keadaan peradangan, blefaritis
konjungtivitis akut, keratitis.
b) Kontraindikasi relatif :
(1) Dry eye syndrom.
(2) Bleb setelah operasi glaukoma.
(3) Penderita dengan gangguan kekebalan tubuh.
(4) Kelainan palpebra : kalazion, trikiasis, entropion, koloboma.
(5) Kelainan konjungtiva : pterigium, pinguekula.14
8. Pemeriksaan Sebelum Penggunaan Lensa Kontak
a) Pemeriksaan lengkap pada kedua mata. Untuk pemakaian lensa
kontak perlu :
(1) Produksi air mata yang cukup.
(2) Refleks mengedip yang normal.
(3) Epitel kornea sehat.
(4) Tidak ada radang ataupun infeksi pada segmen anterior mata
(blefaritis, keratitis, uveitis, glaukoma).
(5) Penderita yang kooperatif.
b) Pemeriksaan refraksi secara obyektif dan subyektif yang teliti.
Pada astigmatisme, refraksi dinyatakan dengan lensa silinder negatif.
Oleh karena air mata yang terdapat di antara lensa kontak dan kornea,
berfungsi sebagai lensa silinder negatif (disebut lensa air mata), maka
astigmatisme kornea dengan sendirinya telah dikoreksi.
c) Penentuan lengkung dasar lensa kontak dengan keratometer.
Hasil pengukuran keratometri dinyatakan dengan dioptri dan jari-
jarinya. Pengukuran diameter lensa kontak dengan keratometer atau
topogometer. Diambil 2 mm lebih panjang dari diameter daerah apeks
kornea yang terpanjang.

14 
 
d Dengan menggunakkan lensa biasa, diteentukan reffraksi tamb
d) bahan
sampai teercapai visuss yang terbaaik.
Dari suatu
u tabel konv
nversi, dapatt diketahui kekuatan reefraksi tamb
bahan
untuk dattaran korneaa. Kekuatan
n lensa konttak yang seebenarnya adalah
a
kekuatan lensa kontaak percobaaan ditambah
h dengan reefraksi tamb
bahan
untuk dataran korneaa.
e) Hubungan
n lensa konntak dengan kornea diperhatikan ddengan fluorresein
dan penyiinaran cahay
aya ultraviollet.
f)) Cara peny
yesuaian diiri dengan lensa
l kontaak hanya teercapai bila lama
pemakaiaannya setiapp hari, sedik
kit- sedikit ditambah.
d R
Rata- rata seetelah
2 minggu pakai dengaan nyaman.7
u lensa kontaak dapat dip
9. Cairan
C Lensaa Kontak
a Jenis- jen
a) nis cairan lennsa kontak :
(1) Laruttan serba guuna (multipu
urpose solution)
Laruttan serba guna lenssa kontak berfungsi membersihkan,
menssterilkan dann menyimpan lensa ko
ontak. Lensaa kontak bu
ulanan
dan tahunan
t harrus direndaam oleh larrutan minim
mal 6 jam untuk
u
menccuci lensa kkontak sehiingga terhin
ndar dari koontaminasi yang
meru
usak mata.
Contoh:

Gambarr 2.4. Laruttan Serbaguna


Sumbeer : http://op
ptikpandanaaran.com/so
olution/multiporpouse-ssolitions.htm
ml

15 
 
(2) Laruttan pencucii lensa kontaak
Laruttan pencuc i lensa kon
ntak biasan
nya dianjurkkan untuk lensa
kontaak tahunan,, namun daapat digunak
kan juga olleh lensa kontak
k
bulan
nan. Larutann pencuci digunakan
d untuk
u mengghilangkan sisa -
sisa yang
y menum
mpuk di len
nsa kontak, seperti
s minyyak dan pro
otein.
Contoh :

Gam
mbar 2.5. L
Larutan Peencuci Lenssa Kontak
Sumbeer : http://op
ptikpandanaaran.com/so
olution/multiporpouse-ssolitions.htm
ml

(3) Laruttan pelembaab lensa kon


ntak (lubriccating and rrewetting drrops)
Laruttan yang ditteteskan unttuk melumaasi lensa kettika lensa kontak
k
sedan
ng dipakai. Larutan terrsebut dapaat digunakann sepanjang
g hari
untuk
k menjagaa kelembab
ban mata dan untukk meningk
katkan
kenyamanan pem
makaian len
nsa kontak.
Contoh :

mbar 2.5. Laarutan Peleembab Len


Gam nsa Kontakk
Sumbeer: http://op
ptikpandanar
aran.com/sollution/multiiporpouse-ssolitions.htm
ml

16 
 
b) Bahan- bahan (kandungan) cairan lensa kontak
Tabel 2.1. Kandungan Cairan Lensa Kontak
Aqueous Wetting agent Other polymer Buffering Preservative
(saline) agent (Pengawet)
vehicle
NaCl not specified carboxymethylcelluluse not specified chlorite / peroxide
NaCl + KCl PEG-11 lauryl hydroxyethylcellulose borate (boric chlorite-
saline ether hydroxypropyl guar acid) peroxycompound
mixed salts carboxylic acid hypromellose citrate (CPC)
polamine glycerine phosphate Polyhexamethylene
poloxamer (e.g. polyethylene glycol (PEG) trometamol Biguanide
pluronic-F127) polyvinyl alcohol (PVA) (PHMB)
povidone polidronium
sodium hyaluronate polyhexanide
sodium perborate
sorbic acid
stabilised
oxychlorite
Sumber : Michael J Doughty, 2010.

Cairan lensa kontak umumnya mengandung 4 jenis bahan yaitu


aqueous (saline) vehicle, wetting agent (agen pembasah), polymer dan
buffering agent (untuk memberikan pH cairan yang tepat). Tambahan
bahan pengawet pada cairan lensa kontak sebagai suatu agen
antimikroba, khususnya digunakan untuk melemahkan atau mencegah
pertumbuhan mikroba dalam botol cairan lensa kontak. Beberapa
bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan terjadinya efek toksik
pada mata yaitu salah satunya dapat menyebabkan suatu alergi mata.
Untuk itu pemilihan cairan pembersih harus diperhatikan karena
sebagian pengguna lensa kontak alergi terhadap bahan pengawet yang
ada dalam cairan lensa kontak. Sebaiknya sebelum memilih
menggunakan suatu cairan lensa kontak, pengguna lensa kontak
mencoba cairan lensa kontak beberapa hari terlebih dahulu untuk
mengukur apakah mata nyaman dengan cairan tersebut.15,16

17 
 
Tabel 2.2. Bahan Cairan Lensa Kontak yang Bersifat Toksik pada Mata

Bahan Kelebihan Kekurangan

BAK ‐ Agen bakterisida khususnya ‐ Tidak digunakan untuk


untuk bakteri maupun jamur soft contact lens karena
(Benzalkonium
materialnya mengikat
Chloride) ‐ Biasanya sebagai bahan
bahan pengawet yang
pengawet solusi hard
dapat menyebabkan
contact lens
efek toksik serta jejas
okular.

‐ Efek toksisitas pada air


mata dan kornea

‐ Reaksi alergi mata

Chlorobutanol Agen antimikroba untuk cairan Dapat menyebabkan


lensa kontak reaksi alergi pada mata

Polyquaternium Agen antimikroba untuk cairan Efek toksik minimal


(Polyquad) lensa kontak

Thymerosal Memiliki efek bakterisida pada ‐ Dapat merusak epitel


solusi hydrogel lens/ soft kornea
contact lens
‐ Reaksi alergi

EDTA Pengikat kotoran berupa Pada penggunaan jangka


mukoprotein pada lensa panjang memiliki efek
kontak, ini adalah senyawa sitotoksik
yang diharapkan dapat bekerja
membersihkan lensa kontak.

Chlorhexidine Memiliki efek bakterisida pada Hipersensitif dan reaksi


glukonat solusi hydrogel lens toksik pada mata

PHMB Untuk menghilangkan bakteri Efek pewarnaan pada


(Polyhexaethylene dan kuman pada lensa kornea
Biguanide)
Sumber : Jimmy D. B and Siret D. J, 2008.17

18 
 
B. Anaatomi Mata
a
1. Kelopak
K Maata atau Palppebra

Gaambar 2.4. Palpebra


Sumber : R Putz dan
n R Pabst, 2006.
2

Kelopak mata atau palpebra memiliki


m ngsi melinddungi bola mata,
fun
seerta mengelluarkan sekkresi kelenjaarnya yang membentuk
m k film air mata di
d
depan korneea. Palpebrra merupak
kan alat peenutup mataa yang berrguna
u
untuk melin
ndungi boola mata terhadap
t trrauma, trauuma sinar dan
p
pengeringan
n bola mata. Pada kelop
pak mata terdapat bagiaan :
a Struktur palpebra
a) p
Palpeb
bra terdiri aatas lima bidang
b jaringan utama. Dari superrfisial
ke dalam
m terdapat llapis kulit, lapis otot rangka (orrbikularis okuli),
o
jaringan areolar, jaaringan fib
brosa (lemp
peng tarsuus), dan laapisan
membran
n mukosa (kkonjungtiva palpebralis)).
b Tepian paalpebra
b)
(1) Tepiaan anterior : bulu matta, glandulaa Zeis (moodifikasi kellenjar
sebassea kecil yaang bermuaara ke dalam
m folikel ram
mbut pada dasar
bulu mata), glaandula Molll (modifikasi kelenjaar keringat yang
berm
muara membbentuk satu barisan
b dek
kat bulu matta).
(2) Tepiaan posterioor : tepian palpebra posterior
p beerkontak deengan
bola mata, dan sepanjang tepian
t ini teerdapat muaara- muara kecil
dari kelenjar
k sebbasea yang telah dimodifikasi (gllandula Meiibom,
atau tarsal).
t

19 
 
(3) Pung
gtum Lakrim
mal : berfu
ungsi meng
ghantar air mata ke bawah
b
melalui kanalikuulusnya ke sakus
s lakrim
malis.
c) Fisura palpebra : ruaang berbentu
uk ellips di antara keduua palpebraa yang
dibuka.
d Septum orbital
d) o : fasiaa di belakan
ng bagian otot orbikulaaris yang terrletak
di antara tepian orbiita dan tarsu
us dan berffungsi sebag
agai sawar antara
a
palpebra dan
d orbita.
e) Retraktorr palpebra yyang berfung
gsi membuk
ka palpebra..
f)) Muskuluss levator pallpebra supeerior.
g Persarafan
g) n sensoris bberasal darii divisi perttama dan keedua dari nervus
n
trigeminu
us (V).
h Pembuluh
h) h darah (a . lakrimaliss dan optaalmika, draainase venaa dari
palpebra mengalir kke dalam v. optalmika dan membbawa vena- vena
yang mem
mbawa daraah dari dahi dan temporral) dan pem
mbuluh limffe.
2. Sistem
S Lakriimal

Gambaar 2.5. Sisteem Lakrim


mal
Sumber : R Putz dan 2 .
n R Pabst, 2006
Sistem sekresi air m
mata atau lak
krimal terleetak di daeraah temporall bola
m
mata. Sistem
m eksresi m
mulai dari pungtum
p lak
krimal, kannalikuli lakrrimal,
saakus lakrim
mal, duktuss nasolakrim
mal, meatus inferior. Sistem lak
krimal
teerdiri atas 2 bagian :

20 
 
a Sistem prroduksi atauu glandula laakrimal.
a)
b Sistem ek
b) ksresi yang terdiri atas pungtum laakrimal, kannalikuli lakrrimal,
sakus lakrrimal dan dduktus nasollakrimal.
Film airr mata bergguna untuk kesehatan mata.
m Air m
mata akan masuk
m
k dalam sakus
ke s lakrim ui pungtum
mal melalu m lakrimal.. Bila pun
ngtum
laakrimal tid
dak menyinnggung bola mata, maka
m air maata akan keluar
k
m
melalui marrgo palpebrra yang dissebut dengaan epifora ((pengeluaraan air
m yang berlebihan daari kelenjarr lakrimal).
mata
3. Konjungtiva
K a

Gam
mbar 2.6. Konjungtiva
K a
Sumber : R Putz dan
n R Pabst, 2006.
2

Konjung
gtiva merupaakan memb
bran yang menutupi
m skl
klera dan kelopak
m bagian belakang. K
mata Konjungtivaa terdiri atas tiga bagiaan, yaitu :
utupi tarsus dan sukar digerakkan
a Konjungttiva tarsal yyang menu
a) n dari
tarsus.
b Konjungttiva bulbi m
b) menutupi sk
klera dan mu
udah digeraakkan dari sklera
s
di bawahn
nya.
c) Konjungttiva fornisess atau fornik
ks konjungttiva yang m
merupakan teempat
peralihan konjungtivva tarsal den
ngan konjun
ngtiva bulbi .

21 
 
4. Bola
B Mata

Ga
ambar 2.7. Bola Mata
a dan Isi Bo
ola Mata
Suumber: Iyus A, 2011.

Bola maata terdiri attas tiga lapisan, dari lu


uar ke dalaam adalah tunika
fiibrosa, tunik
ka vaskulossa yang berp
pigmen dan tunika nervvosa.
a Tunika Fiibrosa
a)
Merupakaan lapisan terluar bolaa mata dim
mana terdiri dari skleraa dan
kornea.
(1) Korn
nea
Kornea
K adallah bagian anterior tunika fibrossa mata di mana
pada kornea hiddup bersifat transparan.. Bentuknyaa seperti segmen
kecil dari suatuu bola kecill. Kornea dewasa
d rataa- rata mem
miliki
tebal 550 µm di pusatnya (terdapat varriasi menurrut ras); diam
meter
horisontalnya seekitar 11,75
5 mm dan vertikalnya
v 10,6 mm. Batas
antarra kornea dan skleraa disebut limbus. D
Dari anterio
or ke
posteerior, korneea tersusun
n atas lima lapisan jaaringan, berturut
turut :
(a) Epitel
E anteriior yang bersambung dengan
d epiteel konjungtiiva.

22 
 
Epitel kornea merupakan lapisan paling luar kornea dan
berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Setiap
gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas
kornea berupa rasa sakit dan mengganjal. Daya regenerasi
epitel cukup besar sehingga apabila terjadi kerusakan, akan
diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan
parut.
(b) Lamina limitans anterior (Bowman).
Membran Bowman terletak di bawah epitel merupakan suatu
membran tipis yang homogen terdiri atas susunan serat
kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila
terjadi kerusakan pada membran Bowman maka akan
berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.
(c) Substansia propria (Jaringan ikat atau Stroma).
Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea. Stroma
bersifat higroskopis yang menarik air dari kamera okuli
anterior. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar
air di dalam stroma relatif tetap yang diatur oleh fungsi
pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi
sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air
sehingga timbul sembab kornea (edema kornea).
(d) Lamina limitans posterior (Descemet).
Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat dan
bening. Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi
dan masuknya pembuluh darah.
(e) Mesotel (kadang- kadang disebut endotel kamera okuli
anterior).
Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting
untuk mempertahankan kejernihan kornea. Sel endotel
berfungsi mengatur cairan di dalam stroma kornea. Endotel

23 
 
tidak
t punyya daya regenerasi
r sehingga apabila teerjadi
kerusakan
k m
maka endoteel tidak dapat normal kkembali.

Gambar
G 2.88. Penampang melintang korneaa
Suumber : Abu
u A, 2010.

Kornea
K berssifat avasku
uler. Nutrisin
nya didapatt secara perm
measi
dari tepi ke selluruh substtansia proprria. Sumbeer nutrisi kornea
adalaah dari pem
mbuluh- pem
mbuluh daraah di limbuus, humor akuos
a
dan air mata. Kornea diiinervasi olleh nn. silliaris caban
ng n.
optalmikus. Akhhiran- akhiran saraf beb
bas di epiteel anterior kornea
meneerima rangsaang nyeri, sentuhan
s daan mungkin rangsang hangat
h
dan dingin.
d
(2) Sklerra
Sklera
S meruupakan baagian posteerior tunika
ka fibrosa yang
bersifat opak. S
Sklera meny
yusun limaa perenam bbagian belaakang
bola mata, berb entuk seperrti suatu segmen bola.. Sklera tersusun
atas anyaman
a seerabut kolag
gen. Di sebeelah depan,, sklera diteembus
oleh aa. dan nnn. siliaris, dan oleh vv. vortikoosa. Di seebelah
belak
kang, skleraa ditembus oleh n. opttikus. Ke arrah depan sklera
s
langssung beraliih menjadi kornea paada taut koorneosklera atau
limbu
us.

24 
 
b) Tunica Vaskulosa
Tunika vaskulosa bulbi atau uvea terdiri atas dari belakang ke
depan : koroid, korpus siliare dan iris.
(1) Koroid
Koroid merupakan selubung berwarna kecoklatan yang
menutup sebagian besar permukaan dalam sklera. Koroid terdiri
dari beberapa lapis, dari luar ke dalam :
(a) Lamina suprakoroid yang mengandung sel- sel pigmen.
(b) Lamina vaskulosa terdapat arteri cabang- cabang a. siliaris
posterior brevis dan vena yang akan membentuk vv.
vortikosa.
(c) Lamina koriokapilaris yang mengandung kapiler- kapiler
darah.
(d) Lamina basalis terdapat di dekat stratum pigmenti retinae.
(2) Korpus Siliare
Korpus siliare merupakan bagian tunika vaskulosa yang
menebal. Ke belakang menyambung dengan koroid dan ke depan
menyambung dengan iris. Korpus siliare berfungsi untuk
menggantung lensa dan berfungsi dalam akomodasi. Selain itu
juga berfungsi untuk memproduksi humor akuos.
(3) Iris
Iris berupa diafragma sirkular yang mengandung banyak
pigmen. Tepi perifer atau pangkalnya melekat di korpus siliaris,
sedangkan tepi medialnya bebas, membatasi lubang yang disebut
pupil. Pupil tampak hitam karena sinar cahaya yang dipantulkan
dari retina direfraksi oleh lensa dan kornea kembali ke asal
sumber cahaya. Iris membagi ruang di antara kornea dan lensa
menjadi dua, yaitu kamera okuli anterior dan kamera okuli
posterior. Kamera okuli anterior dibatasi oleh kornea dan iris serta
oleh bagian dari sklera, korpus siliaris dan lensa. Kamera okuli

25 
 
posterior dibatasi oleh iris, prosesus siliaris, dan lensa. Kedua
ruang tersebut berisi humor akuos.
c) Tunika Nervosa
Tunika nervosa atau retina mengandung reseptor khusus. Retina
terdiri atas dua strata :
(1) Stratum pigmentosum retinae yang terletak di luar
(2) Stratum serebri bersifat transparan dan terdiri atas beberapa lapis,
yaitu dari luar ke dalam :
(a) Lapisan konus dan basilus.
(b) Membran limitans eksterna.
(c) Stratum granulosum eksternum.
(d) Stratum fibrosum.
(e) Stratum retikulare eksternum.
(f) Stratum granulosum internum.
(g) Stratum retikulare internum.
(h) Stratum ganglionare.
(i) Stratum nervosum.
(j) Membrana limitans interna.
5. Isi Bola Mata
Isi bola mata terdiri atas humor akuos, lensa dan korpus vitreum.
a) Humor akuos
Humor akuos mengisi kamera okuli posterior dan kamera okuli
anterior. Humor akuos diproduksi oleh prosesus siliaris dan
dicurahkan ke dalam kamera okuli posterior. Selanjutnya lewat pupil
ke kamera okuli anterior setelah itu melewati spatium anguli
iridokornealis dan sinus venosus sklera, kemudian masuk ke vena
siliaris.
b) Korpus vitreum
Korpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa dan
merupakan gel transparan yang berfungsi sedikit menambah

26 
 
pembesarran mata, juuga menyo
okong perm
mukaan possterior lensaa dan
membantu
u melekatkaan pars nerv
vosa retina ke
k pars pigm
mentosa rettina.
c) Lensa
Lensaa merupakkan suatu struktur bikonveks,
b avaskular,, tak
berwarna, dan hamppir transparran sempurn
na. Lensa m
memiliki teebal 4
mm dan berdiameter
b r 9 mm. Len
nsa tergantu
ung pada zoonula di belaakang
iris di mana
m zonulla (zonula Zinnii) menghubung
m gkannya deengan
korpus siiliaris. Di ssebelah anteerior lensa terdapat huumor akuos dan
sebelah posteriornya
p a vitreus. Sumber
S nuttrisinya berrasal dari humor
h
akuos. Leensa tersusuun atas :
(1) Kapssul
Kapssul lensa bberupa selub
bung elastiik tempat serabut- seerabut
zonula siliaris melekat di
d mana merupakan
m suatu mem
mbran
semip
permeabel yang akan
n memperb
bolehkan aiir dan elek
ktrolit
masu
uk.
(2) Selap
pis epitel suubkapsular terletak di seebelah depaan lensa matta.
(3) Serab
but- serabutt lensa.
Enam
m puluh lim
ma persen lensa terd
diri atas aair, sekitar 35%
merupakaan protein (kandungan
n protein tertinggi di antara jaringan
tubuh). Selain
S itu, tterdapat seedikit minerral, kalium
m dengan ju
umlah
lebih ting
ggi dibandiingkan deng
gan jaringaan lain, asaam askorbaat dan
glutation. Tidak adaa serat nyeeri, pembulluh darah, atau saraf pada
lensa18,19,220,21,22,23

C. Iritaasi Mata

Gam
mbar 2.9. Irritasi Mata
Sumbber : Rio Ca
aesar, 2012..

27 
 
1. Definisi Iritasi Mata
Suatu gangguan mata ringan yang dapat disebabkan oleh paparan
bahan kimia, benda asing atau iritan lainnya pada mata.
2. Gejala Iritasi Mata
Beberapa dari gejala-gejala yang berhubungan dengan iritasi mata,
termasuk :
a) Mata merah dan rasa panas pada mata
Mata yang sehat seharusnya mempunyai pembuluh-pembuluh
darah merah yang terlihat (visible). Kemerah-merahan pada mata yang
kronis dan berlebihan adalah suatu tanda bahwa mata teriritasi, salah
satunya kemungkinan oleh suatu alergi.
b) Sensasi nyeri pada mata
c) Pembengkakan pada kelopak mata
d) Gatal-Gatal
Merupakan salah satu gejala iritasi mata oleh adanya infeksi baik
dari virus maupun bakteri atau akibat paparan pada bahan-bahan
pengotor (polutan) seperti asap rokok atau bahan-bahan pengotor
industri. Selain itu mata gatal dapat diakibatkan oleh adanya reaksi
alergi pada mata dimana akibat adanya histamin dan kimia-kimia
lainnya yang dilepaskan sewaktu terjadi reaksi alergi.
e) Mata berair (epifora)
Air mata membantu melumasi mata dan mengeluarkan benda-
benda asing dan partikel-partikel. Pada beberapa kasus mata
memproduksi dan mengalirkan air mata secara berlebihan. Selain
iritasi mata, mata yang berair juga dapat disebabkan oleh adanya
alergi pada mata , serta saluran air mata yang tersumbat. Sedangkan
mata berair pada keadaan terjadinya iritasi mata dapat disebabkan oleh
bermacam-macam faktor seperti mata yang kering, serta adanya
benda-benda asing pada mata. Keadaan mata yang kering atau disebut
juga dengan sindrom mata kering (dry eye syndrome) merupakan

28 
 
gangguan akibat kurangnya produksi air mata atau penguapan air mata
yang berlebihan.24,25
3. Penyebab Iritasi Mata Lain
Iritasi mata terjadi bila indera penglihatan mengalami rangsangan,
baik dari dalam maupun luar tubuh. Bentuk rangsangannya beragam,
mulai dari benda padat, gas dan zat kimia. warna merah muncul di mata
sebagai reaksi atas datangnya rangsangan, berupa pembuluh darah yang
melebar. Jadi iritasi sesungguhnya merupakan mekanisme pertahanan
tubuh secara alamiah untuk menolak zat yang mengganggu mata.26
a) Benda padat
Benda pada seperti debu paling sering menyebabkan terjadinya iritasi
mata. Debu merupakan partikel- partikel zat yang disebabkan oleh
pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan dan lain- lain
dari bahan- bahan organik maupun anorganik. Debu umumnya berasal
dari gabungan secara mekanik dan material di mana bersifat toksik
bagi manusia. Partikel debu yang masuk ke mata menyebabkan
terjadinya iritasi mata.27
b) Gas
Pencemaran udara terutama di daerah perkotaan sebagian besar
disebabkan oleh polutan berupa gas yang berasal dari industri maupun
asap kendaraan bermotor. Gas tersebut berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan, salah satunya sebagai penyebab terjadinya iritasi mata.
Contoh : Asam Klorida (HCl), Amoniak (NH3), Klorin (Cl2), Carbon
Monoksida (CO), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2),
Nitrogen Dioksida (NO2).
c) Bahan kimia korosif (bahan iritan)
Merupakan bahan yang karena adanya reaksi kimia yang dapat
menimbulkan kerusakan atau peradangan atau sensitisasi bila kontak
dengan permukaan tubuh yang lembab termasuk mata. Bahan iritan
pada umumnya adalah bahan korosif. Menurut bentuknya, bahan iritan
terdiri atas :

29 
 
(1) Bahan korosif padat
(a) Sifat basa : natrium hidroksida, kalium hidroksida, natrium
silikat, ammonium karbonat, kalsium hidroksida.
(b) Sifat asam : trikloroasetat.
(c) Lain- lain : fenol, natrium, kalium, posfor, perak nitrat.
(2) Bahan korosif cair
(a) Asam mineral : asam nitrat, asam sulfat, asam klorida, asam
fluoride, asam posfat.
(b) Asam organik : asam formiat, asam asetat, asam
monokloroasetat.
(c) Pelarut organik : petroleum, hidrokarbon, karbon disulfida,
terpentin.
(3) Bahan korosif gas : akrolein, dimetilsulfat (sifatnya sedikit larut
dalam air, tetapi sangat iritan pada mata).
Iritasi mata disebabkan karena adanya kontak mata secara
langsung dengan bahan iritan. Iritasi mata dikarenakan bahan iritan
lebih banyak terjadi pada bahan iritan jenis gas dan cair.28

D. Hubungan Iritasi Mata dengan Penggunaan Lensa Kontak


1. Masalah yang berkaitan dengan pemakaian lensa kontak
Masalah yang ditimbulkan dengan pemakaian lensa kontak
tergantung pada beberapa faktor, seperti bahan lensa, cara perawatan
lensa kontak (kebersihan lensa, jenis cairan pencuci lensa, kerutinan
pencucian lensa dan kebersihan tempat penyimpanan lensa kontak), lama
waktu penggunaan lensa kontak dalam sehari, serta batas waktu
penggunaan lensa kontak.
a) Bahan lensa Kontak, ionicity, dan kandungan air.
Bahan dari beberapa pabrik bisa mempengaruhi kemampuan lensa
kontak sebagai mechanical host. Bahan lensa kontak berhubungan
dengan perlekatan dan pemindahan mikroba ke permukaan kornea hal

30 
 
ini dikaitkan dengan insidens infeksi Acanthamoeba yang lebih rendah
pada lensa kontak RGP bila dibandingkan dengan lensa kontak lunak.
Namun, perlekatan trofozoit yang signifikan dijumpai pada kasus
pemakaian lensa RGP dengan afinitas yang lebih tinggi pada lensa
RGP yang terbuat dari bahan silicone acrylate dibandingkan yang
terbuat dari bahan fluoropolymer. Acanthamoeba yang banyak
bergantung pada keadaan yang lebih ionik dan kandungan air yang
tinggi sehingga menjelaskan perlekatan yang lebih tinggi pada
pemakaian lensa kontak lunak dibandingkan dengan lensa RGP.
b) Cara perawatan lensa kontak
Kepatuhan pengguna lensa kontak yang menuruti cara perawatan
lensa yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi resiko kejadian
iritasi mata yang disebabkan oleh infeksi mata yang serius. Berenang,
menyelam, mandi atau mencuci muka tanpa melepaskan lensa kontak
menyebabkan iritasi mata yang dapat berlanjut menjadi keratitis
Acanthamoeba. Kepatuhan pengguna lensa kontak lebih tercapai
dengan pengenalan cairan serbaguna. Cairan serbaguna berfungsi
sebagai cairan tunggal yang dapat digunakan untuk pencucian,
desinfektan, dan tempat penyimpanan lensa. Cairan serbaguna
memberi proteksi antimikroba yang poten dengan kesan toksik dan
alergik yang rendah.
Pencucian lensa yang rutin dan baik dapat menurunkan perlekatan
tropozoit dan kista pada permukaan lensa. Membilas serta menggosok
lensa kontak dengan solusi desinfektan lebih baik daripada hanya
merendam karena dapat menurunkan perlekatan mikroba patogen.
Studi terbaru menunjukkan penggunan solusi lensa kontak serbaguna
pada pencucian secara manual dengan menggosoknya lebih efektif
untuk melepaskan lekatan deposit dan mikroba patogen dari lensa
lunak bila dibandingkan dengan hanya membilasnya saja.
Penggunaan lensa kontak pada saat tidur juga meningkatkan
risiko terjadinya iritasi mata. Kornea mendapatkan oksigen secara

31 
 
langsung dari udara apabila kelopak mata terbuka dan dari pembuluh
darah di sekitarnya apabila kelopak mata tertutup. Lensa kontak lunak
dan keras yang terbaru didesain sehingga dapat melakukan
penyerapan oksigen pada kornea baik pada kondisi kelopak mata
terbuka maupun tertutup. Namun, hipoksia kornea, infiltrasi subepitel,
perubahan pada kurvasi kornea, dan berbagai reaksi inflamasi
dilaporkan pada pemakaian lensa kontak pada saat tidur.
c) Lama waktu penggunaan lensa kontak
Penggunaan lensa kontak terlalu lama lebih dari delapan jam
dalam sehari, mata berpotensi mengalami kekurangan oksigen.
Masalah penggunaan lensa kontak yang terlalu lama dipengaruhi oleh
kadar transmisi dan permeabilitas oksigen melalui bahan lensa, jenis
lensa, ketebalan lensa, penggantian lensa yang rutin dan pemakaian
lensa secara berulang. Insidens perlekatan mikroba dilaporkan lebih
rendah pada penggunaan lensa silikon hidrogel dengan permeabilitas
terhadap oksigen yang tinggi berbanding lensa lunak yang mempunyai
permeabilitas oksigen yang rendah dan digunakan untuk pemakaian
yang lama.
d) Batas waktu penggunaan lensa kontak
Penggunaan lensa kontak tidak dianjurkan melebihi batas
kadaluarsa. Sebagai contoh bila menggunakan lensa kontak masa
pakai 1 bulan digunakan dalam jangka waktu 2 bulan, maka akan
meningkatkan deposit lemak dan risiko kontaminasi mikroorganisme
yang dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada mata.11,29
2. Penyebab
Penggunaan lensa kontak dapat berhubungan dengan kejadian iritasi
pada mata, kemerahan, serta penglihatan kabur. Hal ini dapat disebabkan
oleh :
a) Penggunaan lensa kontak yang baru karena mata belum beradaptasi.
b) Penyesuaian lensa kontak terhadap mata yang buruk.
c) Perawatan lensa kontak yang buruk.

32 
 
d) Kebersihan lensa kontak yang buruk.
e) Penggunaan lensa kontak yang melebihi batas masa pakainya
(kadaluarsa).
f) Penggunaan lensa kontak pada saat berenang atau pada saat tidur.
g) Perendaman lensa kontak dengan menggunakan air kran.
h) Sensitif terhadap cairan lensa kontak (contact lenses solutions)
tertentu beberapa cairan lensa kontak terkadang tidak sesuai dengan
beberapa lensa atau berisi komponen tertentu seperti Thimerosal
(20% orang alergi terhadap zat ini).
i) Benda asing yang menempel pada lensa kontak (membersihkan make
up tanpa melepas lensa kontak terlebih dahulu). Hal ini juga dapat
menyebabkan lecet (goresan) pada permukaan kornea.30
3. Pemakaian Lensa Kontak yang Aman
a) Penggunaan lensa kontak tidak melebihi batas kadaluarsa dan lensa
kontak aman dikenakan selama delapan jam, lebih dari itu mata
berpotensi kekurangan oksigen. Sebaiknya, jika telah memakai lensa
kontak sudah sampai delapan jam, segera lepas dan mencucinya.
Setelah itu dapat menggunakannya kembali.
b) Mencuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak.
c) Mencuci dan desinfeksi lensa kontak setiap kali setelah pemakaian.
d) Mencuci lensa kontak yang baik dengan solusi serbaguna dan
menggosoknya terlebih dahulu.
e) Tempat lensa kontak dicuci dan dibiarkan kering setiap hari.
Seminggu sekali, tempat lensa kontak didesinfeksi dengan air
mendidih.
f) Mengikuti petunjuk perawatan lensa kontak yang diberikan oleh
dokter mata.
g) Membuang cairan yang telah dipakai, tidak diperbolehkan
mempergunakan cairan yang telah dipakai untuk kedua kalinya.
h) Jangan menggunakan cairan saline yang dibuat sendiri.

33 
 
i) Jangan menyimpan lensa kontak dalam cairan yang tidak steril seperti
air kran.
j) Jangan memakai lensa kontak yang rusak atau sudah lama.
k) Memeriksakan mata secara teratur (minimal setahun sekali).
l) Memeriksakan mata ke dokter mata sebelum menggunakan obat tetes
mata, karena ada obat tetes mata (termasuk yang dijual bebas) yang
dapat berinteraksi dengan lensak kontak.
m) Menghentikan pemakaian lensa kontak segera apabila mata merah
atau tidak nyaman saat memakai lensa kontak.6

34 
 
E. Kerangka Teori

Lensa Kontak

Perawatan Jenis Lensa Kontak Lama Waktu Batas Waktu


Lensa Penggunaan Penggunaan
dalam Sehari
RGP (Rigid Soft Contact Hard Contact
Melebihi
- Baik - Buruk Gas Lens Lens Lebih dari batas
- Higiene (+) - Higiene (-) Permeable)
batas waktu kadaluarsa
penggunaan
Bahan HEMA Bahan PMMA
( > 8 jam)
Bahan (Hydroxyethyl (Polimethyl- Peningkatan
polimer methacrylat) methacrylate) deposit lemak
PMMA dan Æ kadar air Æ Sukar dan
silikonÆ tinggi Æ ditembus O2 mikroorganisme
sifat tembus mudah kotor  dan CO2
gasÆ mudah
dilalui O2  O2 pada
mata
Memudahkan (kornea) =
terjadinya berkurang
kolonisasi
mikroorganisme

Iritasi pada mata

- Gatal - Nyeri
- Kemerahan - Berair

F. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah :
KARAKTERISTIK
PENGGUNAAN LENSA
KONTAK :
Kejadian Iritasi
‐ Jenis Lensa Kontak yang
Mata
Digunakan
‐ Cara Perawatan
‐ Lama Waktu Penggunaan
dalam sehari
‐ Batas Waktu Penggunaan
35 
 
G. Hipotesis
Ada hubungan karakteristik penggunaan lensa kontak dengan kejadian
iritasi mata pada mahasiswa di Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang tahun 2012.

36 
 

Anda mungkin juga menyukai