Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MAGANG KERJA

MINGGU KE 1

KEGIATAN MAGANG KERJA DI BALITKABI (BALAI PENELITIAM ANEKA


KACANG DAN UMBI), KENDALPAYAK, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR

Oleh:
Christy Nur Cahyani
135040201111270

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MINAT SUMBERDAYA LAHAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2016
Log Harian Kerja Minggu Ke-1
Dalam melaksanakan kegiatan magang kerja satu minggu pertama ini kami mengikuti rangkaian kegiatan yang sudah
dijadwalkan oleh balai. Berikut di bawah ini merupakan rangkaian kegiatan Minggu I pelaksanaan magang kerja:

No Hari Tanggal Nama Kegiatan Jam Kerja (WIB) Durasi (Jam)


1 Senin 18 Juli 2016 Apel pagi 07.30 – 08.10 0,7
Pengenalan BALITKABI (Balai Penelitian Aneka 08.10 – 11.00 2,84
Kacang dan Umbi)
Istirahat 11.00 – 12.00 1
Pengarahan Kegiatan 12.00 – 14.45 2,75
(7,29)
2 Selasa 19 Juli 2016 Pengambilan sampel kacang hijau dan pelabelan 06.30 - 08.45 2,25
sampel
Pruning tanaman kedelai 08.45 – 10.00 1,25
Penjarangan tanaman kedelai 10.00 – 11.00 1
Istirahat 11.00 – 12.00 1
Penimbangan 100 biji kacang hijau dan 12.00 – 14.45 2,75
pengelompokan biji kacang hijau
(8,25)
3 Rabu 20 Juli 2016 Pengeringan biji kacang hijau dan gabah padi 06.30 – 07.30 1
Penanaman kacang tunggak, kacang hijau,dan 07.30 – 12.00 4,5
kedelai
(5,5)
4 Kamis 21 Juli 2016 Izin 0 0
5 Jumat 22 Juli 2016 Pemanenan Kacang Hijau 06.30 – 11.00 4,5
Istirahat 11.00 – 13.00 2
Peracikan Bioestisida untuk Tanaman Kedelai 13.00 – 13.50 0,84
Pembuatan Batas Penutup Plot Penyemprota 13.50 – 15.00 1,17
Penyemprotan Biopestisida 15.00 – 17.00 WIB 2
(10,51)
6 Sabtu 23 Juli 2016 Libur 0 0
7 Minggu 24 Juli 2016 Libur 0 0
Total 31,55

Malang, 25 Juli 2016


Mengetahui
Pembimbing Lapangan,

Dra. Suryantini
Kegiatan Hari Pertama
Senin, 18 Juli 2016 (07.30 – 14.45 WIB), dengan Jumlah Jam Kerja 7,29 Jam

“Apel pagi, Pengenalan BALITKABI (Balai Penelitian Aneka Kacang dan


Umbi), Pengarahan kegiatan”

Tujuan Kegiatan :
1. Untuk memperingati hari KORPRI dan meningkatkan koordinasi antar
staff dan karyawan
2. Untuk mengetahui Profil BALITKABI (Balai Penelitian Aneka Kacang
dan Umbi)
Pelaksanaan Kegiatan :
Kegiatan yang berlangsung pada hari pertama minggu pertama hari Senin,
18 Juli 2016 diawali dengan kegiatan apel pagi, yang dilakukan di lapangan
Balitkabi pada pukul 07.30 hingga 08.10 WIB, serta memperingati hari KORPRI.
Kegiatan selanjutnya yaitu pengenalan BALITKABI seperti denah letak kebun
percobaan, laboratorium yang ada, serta tata letak lokasi lainnya, dan dilakukan
pengarahan untuk kegiatan yang akan dilakukan kemudian harinya, durasi waktu
dalam kegiatan pada pukul 08.10- 11.00 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul
12.00 – 14.45 WIB.
Hasil dan Pembahasan :
BALITKABI merupakan Lembaga yang paling berkompeten dalam
penelitian aneka kacang dan umbi. Sebagai pemegang mandat utama tanaman
aneka kacang dan umbi, Balitkabi dipacu untuk melakukan kegiatan penelitian
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar. Disamping menangani
komoditas utama sebagai andalan penelitian Balitkabi juga menangani tanaman
potensial aneka kacang dan umbi, seperti kacang gude, tunggak, ganyong dll.
Dalam melaksakan tupoksinya Balitkabi dipimpin oleh seorang kepala
Balai yang dibantu oleh Kasubag TU, Kasie Yantek, Kasie Jaslit dan Kelompok
Peneliti (Kelti). Peneliti dikelompokkan menjadi tiga Kelti, yaitu: Kelti
pemuliaan, hama penyakit dan ekofisiologi. Kegiatan penelitian dilakukan di
kebun percobaan, rumah kaca, laboratorium, dan lahan petani. Balitkabi berdiri
pada tahun 1994. BALITKABI memiliki visi misi Mendukung visi dan misi
pemerintah Republik Indonesia yakni menjadi lembaga rujukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan sumber inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan ubi yang
bermanfaat sesuai kebutuhan pengguna.
1. Menghasilkan dan menyediakan iptek tinggi, strategis, dan unggul
tanaman aneka kacang dan ubi sesuai kebutuhan pengguna.
2. Melaksanakan diseminasi inovasi teknologi secara cepat dan efektif
kepada pengguna.
3. Mengembangkan kerjasama nasional dan internasional dalam rangka
peningkatan profesionalisme dalam penguasaan iptek, serta peran Balitkabi
dalam pengembangan teknologi dan pembangunan pertanian.
4. Memperbaiki sumberdaya penelitian guna meningkatkan kapasitas Balai
agar semakin profesional dalam melakukan penelitian, serta meningkatkan
kemampuannya dalam menghasilkan dan mendiseminasi inovasi teknologi.
5. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya untuk penelitian dan
pengembangan, serta mendorong keterkaitan fungsional antar pemangku
kepentingan dan pengguna teknologi
Balitkabi juga memiliki program penelitian sebagai berikut:
1. Mendukung Visi dan Misi Presiden RI maka program penelitian Balitkabi
periode tahun 2015-2019 diarahkan pada program penciptaan teknologi dan
inovasi pertanian bio-industri berkelanjutan.
2. Program penciptaan teknologi dan Inovasi pertanian bio-industri
berkelanjutan diimplementasikan dalam bentuk kegiatan penelitian
peningkatan potensi komoditas secara integratif mencakup: peningkatan
potensi genetik, teknik produksi, pasca-panen primer dan analisis komoditas
untuk agroekosistem target.
Balitkabi memiliki susunan organisasi mulai dari ketua hingga aggota-
anggotanya. Balitkabi dipimpin oleh Dr. Ir. Didik Harnowo, MS. Balitkabi
memilki Tim Program, Kelompok Peneliti serta koodinator kebun percobaan
balitkabi.
Kesimpulan :
Balitkabi memiliki visi misi mendukung visi dan misi pemerintah
Republik Indonesia yakni menjadi lembaga rujukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan sumber inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan ubi yang
bermanfaat sesuai kebutuhan pengguna. Balitkabi sebagai pemegang mandat
utama tanaman aneka kacang dan umbi, Balitkabi dipacu untuk melakukan
kegiatan penelitian kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar
Kegiatan Hari Ke-dua
Selasa, 19 Juli 2016 (06.30 – 14.45 WIB), dengan Jumlah Jam Kerja 8,25 Jam

“Pengambilan sampel kacang hijau dan pelabelan sampel, Pruning tanaman


kedelai, Penjarangan tanaman kedelai, Penimbangan 100 biji kacang hijau
dan pengelompokan biji kacang hijau”
Tujuan Kegiatan :
1. Untuk bahan pengamatan agronomi tanaman dan memberikan informasi
terkait sampel tanaman
2. Untuk menambah jumlah cabang tanaman kedelai sehingga produktivitas
tanaman meningkat
3. Untuk meminimalisir persaingan unsur hara dan mengoptimalkan
pertumbuhan tanaman kedelai
4. Untuk menghitung kebutuhan benih dalam satu hektar lahan dan
mempermudah penyimpanan sampel
Pelaksanaan Kegiatan :
Kegiatan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Juli 2016, pada pagi hari
diawali dengan pengambilan sampel tanaman kacang hijau serta pemberian label
dari tanaman kacang hijau yang belum dipanen atau yang panen ke dua kacang
hijau dari percobaan plasma nutfah, dalam proses kegiatan tersebut berlangsung
dari pukul 07.30 hingga 08.45 WIB. Selanjutnya kegiatan pruning tanaman
kedelai dengan umur tanam 14 HST dilakukan pada pukul 08.45 hingga 10.00
WIB. Kegiatan selanjutnya melakukan penjarangan pada tanaman kedelai pada
petakan lahan dan dengan varietas tanaman kedelai yang berbeda, berlangsung
hingga pukul 11.00 WIB. Kegiatan selanjutnya setelah istirahat siang yaitu
penimbangan 100 biji kacang hijau dan pengelompokan biji kacang hijau hingga
pukul 14.45 WIB.
Hasil dan Pembahasan :
Pada kegiatan pertama dilakukan kegiatan pengambilan sampel dan
pelabelan pada tanaman kacang hijau. Pengambilan sampel kacang hijau,
dilakukan dengan cara mencabut 5 tanaman hingga akarnya dan yang memiliki
kematangan polong 80% - 100% setiap plotnya. Jika pada plot tidak terdapat lima
tanaman kacang hijau yang memenuhi syarat untuk dilakukan pengmabilan
sampel dan akan dilakukan keesok harinya. Pengambilan sampel ini dilakukan
untuk pengamatan agronomi (tinggi tanaman, jumlah buku dan lain-lain) dari
tanaman kacang hijau tersebut.
Kegiatan kedua yaitu pruning yang dilanjutkan dengan penjarangan pada
plot kacang kedelai yang berbeda. Pruning yaitu pengambilan bagian tunas pada
tanaman, tetapi tetap membiarkan daun tua. Tujuannya adalah untuk menambah
jumlah cabang dan dapat tumbuh lebat kesamping. Menurut Bapak Cipto,
percobaan ini dapat meningkatkan hasil panen dari tanaman kedelai. Pruning
dilakukan pada tanaman kacang kedelai dengan varietas Anjasmoro, saat berusia
14 HST, dengan jarak tanam 20 x 40 cm dan ukuran plot 2,5 x 24 m. Selanjutnya,
penjarangan dilakukan dengan cara mengambil tanaman yang lebih dari dua
tanaman dalam satu lubang tanam. Tujuannya adalah untuk meminimalisir
persaingan unsur hara dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman kedelai dalam
persaingan sinar matahari. Varietas yang digunakan yaitu Wilis, Degra dan
G100H.
Kegiatan terakhir setelah jam istirahat, dilakukan penimbangan 100 biji
kacang hijau dan pengelompokan biji kacang hijau. Penimbangan 100 biji kacang
hijau untuk mengetahui bobot yang berbeda-beda dari tiap aksesi, sedangkan
pengelompokan dilakukan untuk mempermudah peneliti melakukan pengamatan.
Kesimpulan :
Pengambilan sampel kacang hijau dilakukan dengan mancabut tanaman
hingga perakaran dengan kematangan polong 80% – 100%. Pruning dilakukan
untuk merangsang pertumbuhan tanaman kedelai kesamping dan tumbuh lebar.
Penjarangan pada tanaman kacang kedelai meminimalisir persaingan unsur hara.
Dokumentasi :

(a) (b)
(c)

(d) (e)
Gambar 2. (a) Kegiatan pengambilan sampel tanaman kacang hijau;
(b) Kegiatan pelabelan tanaman kacang hijau; (c) Kegiatan pruning tanaman kedelai; (d)
Kegiatan penjarangan tanman kedelai ; (e) Kegiatan penimbangan bobot 100 biji kacang
hijau
Kegiatan Hari Ketiga
Rabu, 20 Juli 2016 (06.30 – 12.00WIB), dengan Jumlah Jam Kerja 5,5 Jam

“Pengeringan biji kacang hijau dan gabah padi dan Penanaman aneka
kacang”

Tujuan Kegiatan :
1. Untuk mengurangi persentase kadar air pada biji kacang hijau dan gabah
padi
2. Untuk percobaan aneka kacang di Balitkabi
Pelaksanaan Kegiatan :
Kegiatan hari ketiga pada minggu kedua tanggal 20 Juli 2016, melakukan
pengeringan biji kacang hijau, kedelai, dan padi dari pukul 06.30 – 07.30 WIB
bertempat di lapangan penjemuran KP Balitkabi. Kegiatan selanjutnya adalah
penanaman aneka kacang KT (kacang tunggak) pukul 07.30 – 10.00 WIB,
bertempat di kebun percobaan Balitkabi. Dalam kegiatan yang berlangsung kami
mendapatkan pengetahuan baru dalam tata cara penanaman, olah lahan,
pemeliharaan dan lain-lain yang dapat kami bandingkan dengan ilmu pengetahuan
perkuliahan di dalam kelas.
Hasil dan Pembahasan :
Proses pengeringan pada biji/polong kacang hijau, kedelai dan padi
(gabah), dilakukan secara alami dibawah panas matahari pada lantai jemur atau
pada lapangan KP Balitkabi dalam keadaan bersih dan tertata agar hasil
pengeringan merata dan tidak mengurangi hasil pemanenan tersebut. Pengeringan
dilakukan sampai kadar air utamanya pada gabah mencapai 11-12 %, dengan lama
waktu penjemuran 3-4 hari. Semakin lama proses penjemuran maka kadar air
semakin rendah dan kualitas gabah semakin baik dan tahan terhadap lama
penyimpanan. Dalam proses penjemuran dilakukan proses pembalikan pada benih
padi (gabah) agar merata. Fungsi dari pengeringan selain menurunkan kadar air
yaitu meringankan proses pengangkutan dalam biaya transport, memperpanjang
proses penyimpanan dengan kualitas yang tidak menurun/menghindari dari
serangan hama dan penyakit.
Kegiatan selanjutnya yaitu penanaman kacang Tunggak dengan berbagai
varietas. Teknis penanaman yaitu diawali dengan pengolahan lahan secara OTM
(olah tanah minimum) guna menggemburka tanah, serta melakukan penyemprotan
herbisida agar sisa hasil tanam sebelumnya tidak tumbuh dan mengurangi
tumbuhnya gulma, selanjutnya mengatur jarak tanam dan menerapkan sistem
penugalan denngan jarak 15 x 40 cm. Penugalan adalah pemberian lobang tanam
dengan menggunakan tongkat yang runcing dengan sistem tugal. Selanjutnya
pencampuran obat dengan jenis Ingrofol guna mencegah pertumbuhan jamur pada
benih tanaman sehingga proses perkecambahan tanaman cepat dan tanaman sehat.
Jenis Marshal guna yaitu untuk mencegah hama tanaman. Setiap lubang tanam
diisi dengan 2 benih kacang tunggak dengan tujuan agar pertumbuhan
vegetatifnya kebutuhan nutrisi dan unsurhara sesuai dan tercukupi.
Kesimpulan :
Proses pengeringan pada biji kacang hijau, kedelai dan padi(gabah)
tujuannya untuk mengurangi kadar air, mempermudah proses pengangkutan serta
biaya transport, memperpanjang proses penyimpanan dengan kualitas yang baik,
seta menghindari dari serangan hama dan penyakit. Serta proses penanaman
Kacang tunggak diakukan atas beberapa tahap dari persiapa lahan, penanaman dan
pemberian obat agar benih tidak terkontaminasi jamur yang dapat menyebabkan
kegagalan dalam proses vegetatif tanaman Kacang tersebut.
Dokumentasi :

(a) (b)
(c)
Gambar 3. (a) Kegiatan penjemuran biji kacang hijau; (b) Kegiatan penjumaran gabah
padi; (c) Kegiatan penanaman aneka kacang
Kegiatan Hari ke Empat

Jumat, 22 Juli 2016 (06.30 – 17.00WIB), dengan Jumlah Jam Kerja 10,51 Jam

“ Pemanenan kacang hijau, Peracikan biopestisida untuk tanaman kedelai,


Pembuatan batas penutup plot untuk penyemprotan dan Penyemprotan
pestisida “

Tujuan Kegiatan :
1. Untuk hasil produksi benih Balitkabi yang akan di pasarkan
2. Untuk menyiapkan bahan perlakukan kedelai dengan bahan dasar pembuatan
biopestisida dari NPV dan Serbuk Biji Mimba (SBM)
3. Untuk menyiapkan batasan penutup yang akan mengurangi resiko
pencampuran pestisida dari plot satu ke plot yang lainnya
4. Untuk melihat pengaruh perlakuan dari aplikasi biopestisida terhadap hama
pada setiap plot tanaman
Pelaksanaan Kegiatan:
Kegiatan terakhir dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Juli 2016, pada pagi
hari diawali dengan pemanenan tanaman kacang hijau varietas Vima 3, dalam
proses kegiatan tersebut berlangsung dari pukul 06.30 hingga 11.00 WIB.
Selanjutnya setelah istirahat sholat Jumat, melakukan persiapan penyemprotan
biopestisida dilakukan pada pukul 13.00 hingga 17.00 WIB. Persiapan yang
pertama yaitu peracikan biopestisida untuk tanaman kedelai. Bahan yang
digunakan yaitu NPV dan Serbuk Biji Mimba (SBM), sebelum dilakukannya
penyemprotan dilakukan pembuatan batas penutup plot penyemprotan.
Hasil Dan Pembahasan
Pada kegiatan pertama, yaitu dilakukan pemanenan tanaman kacang hijau
varietas Vima 3 untuk pemasaran produksi tanaman kacang hijau di Balitkabi.

Kegiatan kedua yaitu penyemprotan biopestisida pada tanaman kacang


kedelai dengan luasan plot 4 x 8 m. Kegiatan ini dilakukan pada tanaman kacang
kedelai yang telah dilakukan penjarangan di hari selasa, penyemprotan ini
dilakukan setiap hari jumat. Bahan yang digunakan untuk biopestisida yaitu
Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV) dan Serbuk Biji Mimba (SBM). Terdapat 5
perlakukan dalam penyemprotan ini, yaitu (A) tanpa biopestisida, (B) SBM 50
gram/liter, (C) NPV 2 gram/liter, (D) SBM dan NPV, dan (E) kontrol insektisida.
NPV merupakan salah satu patogen yang menginfeksi hama ulat grayak pada
tanaman kacang kedelai. SBM yang akan digunakan sebelumnya dilakukan
perendaman selama dua hari. SBM termasuk dalam pestisida nabati untuk
pengendalian hama. Ekstrak biji mimba mengandung senyawa aktif utama
azadiraktin, selain bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki sifat sebagai
fungisida, virusida, nematisida, bakterisida maupun akarisida. Bahan-bahan
tersebut dicampurkan dengan air dan dimasukkan kedalam Knapshack Sprayer
yang berbeda.
Pembuatan batas penutupan plot dilakukan sebelum penyemprotan. Tujuan
dari pembutaan batas plot yaitu agar ketika dilakukan penyemprotan bahan tidak
menyebar ke tanaman kedelai lainnya. Penyemprotan biopestisida dilakukan pada
tanaman kedelai varietas Wilis, Degra dan satu galur G100H. Perlakuan
percobaan penelitian tersebut berdasarkan tabel anova. Penyemprotan dilakukan
sebanyak lima kali dan hingga tanggal 22 Juli 2016 telah dilakukan sebanyak tiga
kali penyemprotan. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knap shack
sprayer secara merata sesuai dengan perlakuan percobaan penelitian.
Penyemprotan biopestisida bertujuan unuk percobaan penelitian yaitu sebagai
upaya membasmi hama ulat grayak.
Kesimpulan :
Pemanenan dilakukan pada varietas Vima 3 untuk produksi benih dan
pemasaran benih Balitkabi. Peracikan biopestisida terbuat dari NPV dan SBM
sesuai dengan perlakuan percobaan penelitian. Pembuatan batas penutup plot
sebagai pembatas ketika aplikasi biopestisida berlangsung supaya resiko sebaran
biopestisida tidak terjadi antar plot tanaman. Penyemprotan biopestisida dengan
menggunakan knap shack sprayer adalah sebagai perlakuan percobaan dan
membasmi hama ulat grayak (Sposoptera sp.).
Dokumentasi :

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 5. (a) Pemanenan kacang hijau; (b) Peracikan biopestisida bahan NPV;
(c) Peracikan biopestisida SBM; (d) Penutupan plot kacang kedelai; dan (e)
Penyemprotan biopestisida
Rencana Kegiatan Minggu Ke-dua
Rencana kegiatan magang kerja pada minggu ke-dua adalah melaksanakan
kegiatan di laboratorium tanah seperti pengenalan laboratorium, pengenaan alat-
alat yang akan digunakan, dan mempelajari isolat-isolat yang ada.

Anda mungkin juga menyukai