Warna kostum yang dipakai oleh para penari biasanya sesuai dengan corak bulu
burung merak. Selain itu, kostum penari juga dilengkapi dengan sepasang sayap
yang mengimpletasikan bentuk dari bulu merak jantan yang sedang
dikembangkan.
Dalam perjalanan waktu, Tari Merak Jawa Barat telah mengalami perubahan dari
gerakan asli yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri. Adalah Dra. Irawati
Durban Arjon yang berjasa menambahkan beberapa koreografi ke dalam Tari
Merak versi asli. Sejarah Tari Merak tidak hanya sampai disitu karena pada tahun
1985 gerakan Tari Merak kembali direvisi.
Gerakan merak yang anggun dan mempesona tergambar dari gerakan Tari Merak
yang penuh keceriaan dan keanggunan. Sehingga tak heran jika Tari Merak sering
digunakan untuk menyambut pengantin pria atau sebagai hiburan untuk tamu
dalam acara pernikahan.
Selain itu Tari Merak juga banyak ditampilkan dalam event – event baik yang
bertaraf nasional dan internasioan karena keindahan gerakan Tari Merak.
Alat Musik Tifa, Kesenian Khas Maluku dan Juga Papua
Alat Musik Tifa dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh, bentuknya mirip dengan sekali kendang
bahkan juga mirip dengan bedug yang ada di mesjid. Instrumen ini dibuat melalui batang kayu yang diukir-
ukir sehingga menjadikannya terlihat lebih indah kemudian bagian tengahnya dihilangkan sehingga
menjadi berlubang dan pada salah satu isinya diberikan penutup, dan menurut kebiasaan penutup yang
digunakan untuk tifa tersebut adalah kulit rusa yang sebelumnya dikeringkan, sehingga menghasilkan
bunyi yang merdu pada saat ditabuh.
Alat Musik Tifa merupakan alat musik yang menjadi khas Indonesia bagian timur terutama Papua dan Juga
Maluku. Hampir semua suku yang ada di papua dan juga maluku memiliki tifa yang memiliki ciri khas
masing-masing. Tifa memeliki berbagai macam jenis diantaranya adalah Tifa Dasar, Tifa Jekir, Tifa Jekir
Potong, Tifa Potong, dan juga Tifa Bas.
Di Maluku tifa memiliki nama lain ada yang diberi nama tahito atau juga disebut tihal dan alat musik ini
biasa digunakan di Wilayah Maluku Tengah. Untuk mereka yang berada di pulau Aru, mereka menyebut
tifa dengan sebutan titir. Dengan begitu banyak jenis tifa, yang menjadikannya berbeda untuk setiap
daerah asalnya adalah kerangkanya dan juga bentuknya.
Tifa biasa dimainkan saat sedang mengiringi tarian-tarian seperti tari gatsi, tari perang, tari-tarian suku
asmat dan juga tari-tarian tradisional lainnya. Hal tersebut biasanya dipentaskan pada saat mengadakan
upacara-upacara adat dan juga upacara penting lainnya.