Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN TRIWULAN II (APRIL – JUNI) 2019

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH

SAKIT DI UPT RSUD CIKALONGWETAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

DINAS KESEHATAN

2019
0
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit adalah

pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI). Kejadian infeksi di rumah sakit bukan

saja meningkatkan mortalitas dan morbiditas pasien, tetapi juga dapat menambah

biaya perawatan yang sangat membebani pasien dan rumah sakit serta dapat

menyebabkan terjadinya tuntutan hukum akibat dari pelayanan yang diberikan kepada

pasien dan kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakit.

Terjadinya infeksi di UPT RSUD Cikalongwetan dipengaruhi oleh adanya pasien

rawat inap yang menjadi sumber infeksi bagi lingkungan dan pasien lainnya, rumah

sakit ini merupakan rumah sakit umum untuk semua penyakit menular ataupun tidak

menular. Oleh karena itu, makan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan

program yang mendapat prioritas dalam upaya meningkatkan mutu layanan dan

keselamatan pasien di UPT RSUD Cikalongwetan. Hal ini diupayakan dengan

melibatkan secara aktif semua personil pada semua sarana dan prasarana rumah

sakit.

Mengingat kegiatan yang penting ini melibatkan berbagai disiplin dan tingkatan

personil rumah sakit, maka Kepala UPT RSUD Cikalongwetan pada tahun 2019 telah

menetapkan Kebijakan, Pedoman, Panduan dan Standar Prosedur Operasional untuk


1
semua tindakan yang berkaitan dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

Meliputi angka kejadian Infeksi Aliran Darah Primer (IADP), Phlebitis, Infeksi Saluran

Kemih (ISK), Ventilator Associated Pneumonia (VAP), Hospital Acquired Pneumonia

(HAP) dan Infeksi Daerah Operasi (IDO), monitoring pencegahan dan pengendalian

infeksi di semua unit dan monitoring kepatuhan dalam melaksanakan pencegahan

dan pengendalian infeksi.

Untuk mengetahui angka kepatuhan petugas dan pengunjung RS, menggunakan

kegiatan monitoring evaluasi dengan keliling setiap hari melakukan supervisi di setiap

unit yang ada di RS.

B. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang RI No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

2. Undang-undang RI No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

3. Keputusan Menteri Kesehatan No 270 Tahun 2007 Tentang Pedoman

Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit dan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.

4. Keputusan Menteri Kesehatan No 382 Tahun 2007 Tentang Pedoman

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS dan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Lainnya

5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1165.A./Menkes/SK/X. Tahun 2004 Tentang

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

2
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129/Menkes/SK/II. Tahun 2008 Tentang

Standar Pelayanan Minimal RS

7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 364/Menkes/SK/V. Tahun 2009 Tentang

Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.

8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS dan fasilitas Pelayanan Kesehatan

lainnya.

9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501/MENKES/PER/X. Tahun 2010 Tentang

Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya

Penanggulangannya.

10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691/MENKES/PER/VIII. Tahun 2011

Tentang Keselamatan Pasien di RS.

11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 8 Tahun 2015 Tentang Program

Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit.

12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980

Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan

Keselamatan Kerja.

13. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 884/Menkes/Vii/2007 tentang Ekspansi

TB Strategi DOTS di Rumah Sakit dan Balai Kesehatan / Pengobatan Penyakit

Paru.

3
14. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik No.

HK.03.01/III/3744/2008 Tentang Pembentukan Komite Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit dan Tim.

15. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No.

HK.03.03/IV/0414/2015 Tentang Posisi Infection Prevention Control Nurse

(IPCN) dan Jabatan Fungsional Perawat.

C. TUJUAN

Kegiatan PPI dan Surveilans HAIs bertujuan untuk:

1. Memperoleh data infeksi secara akurat dan menurunkan angka infeksi RS.

2. Mengidentifikasi kejadian luar biasa (outbreak).

3. Menilai keberhasilan dari program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

4. Mendorong setiap petugas yang terkait dengan asuhan pasien untuk

melakukan tindakan preventif yang direkomendasikan oleh Komite dan Tim PPI

UPT RSUD Cikalongwetan.

D. SASARAN

1. Diperolehnya angka infeksi endemis

2. Menurunnya angka infeksi rumah sakit

3. Teridentifikasinya kejadian luar biasa (outbreak).

4. Terlaksananya program PPI sesuai jadwal.

4
5. Terlaksananya tindakan preventif yang direkomendasikan oleh Komite Tim Ppi

UPT RSUD cikalongwetan.

E. RUANG LINGKUP

1. Surveilans dilakukan di ruang perawatan Intensif, ruang perawatan dan

poliklinik bedah.

2. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi dilakukan di seluruh unit yang

ada di lingkungan rumah sakit.

F. WAKTU PELAKSANAAN

Triwulan ke-2 yaitu pada bulan April sampai dengan Juni tahun 2019.

G. CARA PELAKSANAAN

1. IPCN melakukan kunjungan ke ruang rawat inap, intensive care, dan poli bedah

umum serta poli bedah obgyn sesuai target surveilans setiap hari kerja dan

mengumpulkan data pasien yang menggunakan alat invasif (Endotracheal

Tube, Central Venous Line, Intra Venous Line, dan Urine Catheter).

2. Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi, maka dicari data sekunder sebagai

pendukung, antara lain:

a. Formulir survei infeksi rumah sakit

b. Data rekam medis

c. Catatan hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium dan radiologi)

3. Setelah data pendukung lengkap, selanjutnya dilakukan pengkajian oelh Komite

dan Tim PPI UPT RSUD Cikalongwetan.

5
4. Monitoring kegiatan PPI dilakukan setiap bulan.

5. Hasil monitoring kemudian disampaikan setiap bulan ke unit terkait dalam

bentuk rekomendasi.

6. Data surveilans harian infeksi rumah sakit kemudian dipindahkan ke dalam

formulir surveilans bulanan infeksi rumah sakit.

7. Data surveilans bulanan infeksi rumah sakit kemudian di-input ke komputer

untuk dilakukan rekapitulasi dan dibuat laporan.

8. Laporan Triwulan yang telah dievaluasi kemudian dilakukan umpan balik ke

setiap ruangan dan dibuat laporan dari IPCN ke ketua komite PPI untuk

dijadikan bahan laporan triwulan (Rapat Komite PPI) dan dilaporkan kepada

Kepala UPT RSUD Cikalongwetan.

6
BAB II

HASIL KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI

A. SUMBER DAYA PPI

1. Pola ketenagaan

No JABATAN KUALIFIKASI Kebutuhan

Pendidikan Pelatihan

1. Ketua Komite Dokter: - PPI Dasar 1

Umum/Gigi/Spesialis - IPCO

2. Sekretaris D III Keperawatan / - PPI Dasar 1

Komite Sarjana

Keperawatan /

Sarjana Kesehatan

3. IPCD Dokter Umum / Gigi - PPI Dasar 1

- IPCD

4. IPCN D III Keperawatan / - PPI Dasar 2

Sarjana - PPI Lanjut


Keperawatan
- IPCN Dasar

7
- IPCN Lanjut

- Surveilans

- HAIs

5. IPCLN D III Keperawatan / - PPI Dasar 9

Sarjana

Keperawatan

6. Anggota D III / S1 - PPI Dasar 6

Komite

2. Kondisi Saat Ini

No JABATAN Pendidikan dan Pelatihan Kebutuhan Tersedia

1. Ketua Komite Dokter Spesialis:

1. PPI Dasar 1 0 0%

2. IPCD 1 0 0%

2. Sekretaris D III Keperawatan /

Komite Sarjana Keperawatan /

Sarjana Kesehatan:
1 0 0%
1. PPI Dasar
1 0 0%
2. Surveilans

3. IPCD Dokter Umum :

8
1. PPI Dasar 1 0 0%

2. IPCD 1 0 0%

4. IPCN Sarjana Keperawatan:

1. PPI Dasar 2 0 0%

2. PPI Lanjut 2 0 0%

3. IPCN Dasar 2 0 0%

4. IPCN Lanjut 2 0 0%

5. Surveilans ICRA 2 0 0%

6. Pelatihan TOT PPI 2 0 0%

5. IPCLN Sarjana Keperawatan: 10 0 0%

1. PPI Dasar

6. Anggota D III : 6 0 0%

Komite 1. PPI Dasar

Dari tabel diatas dapat disimpulkan:

a. Ketua Komite dan IPCD belum memiliki sertifikat pelatihan IPCD

b. IPCN 2 orang dengan kapasitas Tempat Tidur RS 144 Tempat Tidur (TT),

tetapi bed yang sudah terpakai sekarang sekitar 84 bed. Sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas

9
Pelayanan Kesehatan lainnya adalah 1 : 100 TT dengan purna waktu tetapi

IPCN belum mengikuti pelatihan PPI Dasar dan IPCN Dasar.

c. Dari 10 IPCLN belum ada yang mengikuti pelatihan PPI Dasar, hanya

mempunyai sertifikat pelatihan PPI Dasar yang dilakukan IHT dengan nara

sumber dari RSUP Hasan Sadikin Bandung yang memiliki sertifikat TOT PPI

d. Diharapkan pada tahun 2019 IPCD, IPCN, IPCLN dan anggota komite

PPIRS dapat mengikuti pelatihan tentang Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi secara eksternal.

B. SURVEILANS INFEKSI

Tabel: Angka Kejadian HAIs UPT RSUD Cikalongwetan Triwulan ke-2

(April – Juni) Tahun 2019

No Bulan Permil Persen

VAP IADP ILI ISK HAP IDO

1. April 0 0 14.9 0 0 0

2. Mei 0 0 12.3 0 0 0

3. Juni 0 0 4.1 0 0 0

Capaian 0 0 31.3 0 0 0

Triwulan ke-2

STANDAR ≤ 5.8 ≤ 1.5 ≤1 ≤ 4.7 ≤1 ≤2

10
Grafik: Angka Kejadian HAIs Triwulan ke II tahun 2019

16 14.9

14
12.3
12

10
April
8
Mei

6 Juni
4.1
4

2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
VAP IADP Phlebitis ISK HAP IDO

Grafik Angka Kejadian HAIs Triwulan ke II tahun 2019

14.9
16
14 12.3
VAP
12 IADP
10 Phlebitis
8 ISK
4.1 IDO
6 HAP HAP
4 ISK IDO
Phlebitis
2
IADP
0
VAP
April
Mei
Juni

11
Berdasarkan Tabel dan Grafik diatas dapat disimpulkan:

1. Ventilator Associated Pneumonia (VAP)

Angka kejadian VAP pada Triwulan ke II tahun 2019 adalah 0 permil. Hal ini

dikarenakan di UPT RSUD Cikalongwetan ini jarang pasien yang dilakukan

pemasangan ventilator secara lama dan pemeriksaan kultur mikroorganisme pada

pasien yang dipasang ETT atau ventilator mekanik belum dilakukan jadi angka

kejadian infeksi VAP akibat pemasangan alat ETT belum terdokumentasi secara

maksimal.

2. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)

Angka kejadian IADP pada Triwulan ke II tahun 2019 adalah 0 perrmil, karena di

UPT RSUD Cikalongwetan untuk pemasangan IV Catheter vena sentral belum

dilakukan sehingga untuk kejadian infeksi IADP ini belum ditemukan.

3. Phlebitis

Angka kejadian Phlebitis pada Triwulan ke II tahun 2019 adalah 31.3 permil.

Angka kejadian phlebitis terendah pada bulan Juni 2019 yaitu sekitar 4.1 permil

dan angka kejadian phlebitis tertinggi pada bulan April 14.9 permil.

Tabel: Perekapan Laporan Triwulan Phlebitis

Ruangan Jumlah hari Infeksi Insiden Standar

pemasangan alat jarum infus Rate ‰ Rate ‰

RI Burangrang 1053 16 10.9 1

RI Manglayang 385 30 20.4 1

ICU/HCU/PICU 29 0 0 1

TOTAL 1467 46 31.3 1

12
Grafik: Angka Kejadian Phlebitis

30

20.4

16 Phlebitis
Insiden Rate
10.9
Standart Rate

1 1 1
0 0

RI Burangrang RI Manglayang ICU/HCU/PICU

Rencana Tindak Lanjut:

Plan Do Study Act

- Meningkatkan 1. Audit Hand 1. Angka kejadian 1. Membuat

kepatuhan Hygiene setiap Phlebitis pada lembar balik

petugas bulan. Triwulan ke II bundle

terhadap 2. Audit bundle diatas standar phlebitis.

Bundle Phlebitis. yaitu 31.3 ‰ 2. Sosialisasi

Phlebitis 2. Kepatuhan Hand ulang bundle

- Obat IV pekat hygiene yang phlebitis

diberikan kurang 3. Mengusulkan

dalam NaCl. 3. Man: pemberian

 Pemahaman obat IV pekat

13
petugas baik melalui NaCl

namun pada kemasan

pelaksanaann piggy bag.

ya kurang 4. Membuat form

karena belum monitoring

dibiasakan. infus

4. Methode: 5. Kolaborasi

 Sudah ada dengan

SPO kepala

pemasangan ruangan

infus, dan dalam

sudah ada monitoring

bundle pemberian

phlebitis. obat IV.

 Pemberian

obat injeksi

pekat

diencerkan

dan drip.

14
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Angka Kejadian ISK pada Triwulan ke II tahun 2019 adalah 0 permil, karena di UPT

RSUD Cikalongwetan untuk pemasangan urine kateter yang menetap (> 48 jam)

jarang dilakukan sehingga untuk kejadian infeksi ini belum ditemukan.

Tabel: Perekapan Laporan Triwulan Infeksi Saluran Kemih

Ruangan Jumlah Hari Infeksi Saluran Insiden Satandart

Pemasangan Alat Kemih Rate ‰ Rate ‰

RI Burangrang 33 0 0 4.7

RI Manglayang 159 0 0 4.7

ICU 19 0 0 4.7

TOTAL 211 0 0 4.7

Grafik: Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih

5 4.7 4.7 4.7

4.5
4
3.5
3 ISK
2.5 Insiden Rate

2 Standart Rate

1.5
1
0.5
0 0 0 0 0 0
0
RI Burangrang RI Manglayang ICU

15
Rencana Tindak Lanjut

Plan Do Study Act

Meningkatkan 1. Audit Hand 1. Tidak ada 1. Resosialisasi

kepatuhan Hand Hygiene kejadian ISK Hand Hygiene

Hygiene terutama setiap bulan. pada Triwulan 2. Koordinasi

sebelum 2. Audit bundle ke II tahun dengan Kepala

pemasangan dan ISK. 2019. Ruangan untuk

manipulasi kateter 2. Kepatuhan ikut serta

Hand hygiene dalam

yang kurang pengawasan

3. Man: pelaksanaan

 Pemahaman bundle ISK

petugas baik

namun pada

pelaksanaan

nya kurang

karena

belum

dibiasakan.

4. Methode:

 Sudah ada

SPO

pemasangan

16
kateter dan

bundle ISK.

obat injeksi

5. Material:

sudah ada

handrub.

5. IDO (Infeksi Daerah Operasi) atau ILO (Infeksi Luka Operasi)

Angka Kejadian IDO pada Triwulan II tahun 2019 adalah 0%. Selama triwulan ke II

tahun 2019 tidak ada kejadian IDO.

C. MONITORING EVALUASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

1. Kejadian Tertusuk Limbah Benda Tajam.

Kejadian tertusuk benda tajam yang dilakukan pencatatan adalah yang

melakukan pelaporan saja ke Komite K3RS dan Komite PPIRS.

Tabel: Kejadian Tertusuk Limbah Benda Tajam

No Profesi Januari Mei Maret

1 Dokter 0 0 0

2 Perawat 0 0 0

3 Cleaning Service 0 0 0

4 IPSRS 0 0 0

17
5 Laundry 0 0 0

6 Laboratorium 0 0 0

7 Lain-lain 0 0 0

JUMLAH 0 0 0

Standar persentase kejadian tertusuk limbah benda tajam = 0%

2. Monitoring Kepatuhan Cuci Tangan.

Monitoring Kepatuhan Cuci Tangan dilakukan kepada semua orang yang

beraktivitas di Rumah Sakit.

Tabel: Kepatuhan Hand Hygiene

No Ruangan Triwulan ke II Rata-rata

April Mei Juni

1 RI Burangrang 60% 80% 80% 73.3%

2 RI Manglayang 81% 96.6% 100% 92.5%

3 PONEK 75% 72.3% 56.4% 67.9%

4 ICU 72.4% 50% 91.6% 71.3%

5 NICU/Perinatologi 78.3% 75% 75% 76.1%

6 POLI 88.6% 96.6% 98% 94.4%

7 IGD 88% 92% 98.6% 92.8%

8 IBS 94% 92% 100 % 95.3%

18
9 Radiologi 91.6% 95.2% 100% 95.6%

10 Laboratorium 91.6% 88.6% 100% 93.4%

11 Gizi 56% 72.5% 79% 69.1%

12 Linen / Laundry 61.2% 81% 90% 77.4%

13 CSSD 88.6% 90% 96% 91.5%

14 Jenazah 75% 85% 88% 82.6%

Rata-rata 78.6% 83.3% 89.4% 83.8%

GRAFIK: Hand Hygiene RSUD Cikalongwetan

120%

100%

80%

60%
April
40% Mei
Juni
20%

0%

19
Ketidakpatuhan cuci tangan dipengaruhi oleh:

a. Fasilitas cuci tangan yang tidak lengkap

b. Tingkat pengetahuan edukasi Hand Hygiene yang kurang

c. Kepatuhan cuci tangan yang kurang

Rencana tindak lanjut

Plan Do Study Act

Meningkatkan 1. Audit 1. Kepatuhan 1. Reedukasi

kepatuhan petugas kepatuhan Hand Hygiene Hand Hygiene

terhadap Hand padaTriwulan ke di setiap unit.

kebersihan tangan. Hygiene II tahun 2019 2. Audit Hand

setiap bulan sebesar 83.8%. Hygiene secara

dan evaluasi 2. Man: terus menerus,

setiap 3  Pemahaman berkoordinasi

bulan. petugas baik dengan IPCLN.

2. Reedukasi namun pada 3. Pemberian

Hand pelaksanaan reward untuk

Hygiene. nya kurang pencapaian

karena tertinggi.

belum

dibiasakan.

 Kurangnya

kesadaran

20
petugas akan

pentingnya

hand hygiene

untuk

pencegahan

infeksi.

3. Methode:

sudah ada

SPO, panduan

kebersihan

tangan; sudah

dilakukan

pengawasan

secara rutin

oleh Tim PPI.

4. Material:

sudah ada

handrub,

namun

ketersediaan

hand soap dan

tissue terbatas.

Sudah ada

21
poster cuci

tangan di

setiap wastafel

3. Monitoring Fasilitas dan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD).

Monitoring fasilitas dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menggunakan

form yang sudah ada. Monitoring APD dilakukan setiap hari kepada seluruh

pegawai RS seperti dokter, perawat, bidan dan petugas lain ( Radiologi,

Laboratorium, Sanitarian dan lain-lain)

Tabel: Monitoring APD Triwulan ke II tahun 2019

No Ruangan Triwulan ke II Rata-rata

April Mei Juni

1 RI Burangrang 70% 78% 85.7% 77.9%

2 RI Manglayang 81% 89% 80% 83.3%

3 PONEK 85.7% 82% 90% 85.9%

4 ICU 78% 80% 80% 79.3%

5 NICU/Perinatologi 80% 85.7% 81% 82.2%

6 POLI 78% 83% 81% 80.6%

7 IGD 78% 85.7% 82% 81.9%

22
8 IBS 90% 89% 85.7% 88.2%

9 Radiologi 78% 81% 75% 78%

10 Laboratorium 83% 78% 85.7% 82.2%

11 Gizi 80% 75% 62.5% 72.5%

12 Linen / Laundry 78% 81% 81% 80%

13 CSSD 85.7% 90% 89% 88.2%

14 Jenazah 78% 81% 81% 80%

Rata-rata 80.2% 82.7% 81.4% 81.4%

Grafik Kepatuhan Penggunaan APD

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40% April

30% Mei
20% Juni
10%
0%

23
Kepatuhan penggunaan APD dipengaruhi oleh:

1. Ketersediaan APD yang kurang dan tidak berkesinambungan.

2. Lemari penyimpanan APD tidak tersedia di setiap unit.

Rencana Tindak Lanjut

Plan Do Study Act

Meningkatkan 1. Audit 1. Kepatuhan 1. Memberikan

kepatuhan petugas kepatuhan pemakaian APD motivasi dan

terhadap pemakaian pada Triwulan edukasi secara

pemakaian APD APD setiap ke II tahun 2019 berkelanjutan

bulan dan adalah 81.4% terutama di unit

evaluasi yang angka

setiap 3 2. Man: pencapaiannya

bulan.  Petugas masih rendah.

2. Reedukasi berpendapat 2. Audit

tentang sulit kepatuhan

pemakaian menggunaka secara terus

APD. n sarung menerus,

tangan saat berkoordinasi

melakukan dengan IPCLN.

infus atau 3. Berkoordinasi

pengambilan dengan kepala

sampel ruangan untuk

24
darah pada ikut memantau

anak. penggunaan

3. Methode: APD di unitnya.

 Sudah ada

SPO,

panduan

APD, sudah

dilakukan

pengawasan

secara rutin

oleh tim PPI.

4. Material:

fasilitas ada,

petunjuk

tindakan yang

memerlukan

APD sudah

ada.

4. Monitoring Limbah Rumah Sakit.

Hasil monitoring membuang limbah atau sampah selama triwulan ke II tahun

2019

25
Tabel: Kepatuhan membuang limbah (sampah)

No Bulan Kepatuhan Keterangan

1 April 76.9 % Baik

2 Mei 82.6 % Baik

3 Juni 91.5 % Sangat Baik

HASIL 83.6 % Baik

Interpretasi hasil:

≤ 50% : Kurang

51 – 75% : Sedang

76 – 85% : Baik

86 – 100% : Sangat Baik

Monitoring limbah dipengaruhi oleh:

1. Ketersediaan plastik sampah yang terbatas

2. Tempat sampah yang kurang

3. Troli transport sampah yang kurang

4. Jumlah safety box masih kurang

5. Tingkat pengetahuan petugas kesehatan dan house keeping kurang

6. Khusus untuk sampah infeksius pengambilannya tidak terjadwal dan belum

ada anggaran.

26
Rencana Tindak Lanjut

Plan Do Study Act

Meningkatkan Audit 1. Kepatuhan 1. Memberikan

kepatuhan petugas kepatuhan pembuangan motivasi dan

terhadap pembuangan limbah pada edukasi secara

pembuangan limbah setiap Triwulan ke II berkelanjutan

limbah. bulan dan tahun 2019 terutama di unit

evaluasi setiap sudah baik yaitu yang angka

3 bulan. 83.6% pencapaiannya

2. Man: masih rendah.

 Petugas 2. Audit

sudah paham kepatuhan

tapi belum secara terus

konsisten menerus,

melaksanakan berkoordinasi

3. Methode: dengan IPCLN.

 Sudah ada 3. Reedukasi

SPO, pada cleaning

panduan, service tentang

sudah SPO

dilakukan pembersihan

pengawasan tempat sampah

27
secara rutin

oleh tim PPI.

4. Material: sudah

ada tempat

sampah tertutup

dengan

keterangan /

label jenis

sampah.

5. Monitoring Rawat Inap.

Monitoring rawat inap yang dilakukan pada Triwulan ke II tahun 2019

menggunakan form monitoring rawat inap.

Tabel: Monitoring Ruangan Rawat Inap

No Indikator April Mei Juni Rata-rata

1. Kebersihan Ruangan dan 75% 88% 82% 81.6%

Lingkungan

2. Fasilitas Hand Hygiene 72% 100% 63.3% 78.4%

3. Fasilitas Alat Pelindung Diri 78% 92% 78% 82.6%

4. Penyimpanan alat medis 71% 78% 78% 75.6%

dan obat

28
5. Pengelolaan Limbah 72% 86% 90% 82.6%

6. Toilet dan Kamar mandi 65% 70% 75% 70%

7. Pengelolaan Limbah tajam 79.8% 86.5% 95.2% 87.7%

8. Pengelolaan linen 74% 80% 88% 80.6%

Rata-rata 79.8%

6. Monitoring Manajemen Linen.

Monitoring Manjemen Linen dan Laundry yang dilakukan pada Triwulan ke II

tahun 2019 menggunakan Form Manajemen Linen RS.

Tabel: Monitoring Linen dan Laundry

No Bulan Hasil Keterangan

1 April 67 % Sedang

2 Mei 95.8 % Sangat Baik

3 Juni 91.5 % Sangat Baik

HASIL 89.1% Sangat Baik

Interpretasi hasil:

≤ 50% : Kurang

51 – 75% : Sedang

76 – 85% : Baik

86 – 100% : Sangat Baik

29
Tabel: Monitoring Linen dan Laundry RS

No Indikator April Mei Juni Rata-rata

1. Fasilitas Cuci Tangan 60% 100% 80% 80%

2. Pengelolaan Linen/Laundry 75% 87.5% 87.5% 83.3%

3. Fasilitas APD 66% 100% 100% 88.6%

Rata-rata 83.9%

Rencana Tindak Lanjut

Plan Do Study Act

Meningkatkan Audit kepatuhan 1. Kepatuhan 1. Bekerjasama

kepatuhan petugas pengelolaan pengelolaan dengan

terhadap linen setiap linen pada petugas rawat

pengelolaan linen. bulan dan Triwulan ke II inap untuk

evaluasi setiap 3 tahun 2019 quality control

bulan. sebesar 83.9%. kelayakan

2. Man: linen. .

 Pemahaman 2. Melakukan

petugas baik audit

namun pada pengelolaan

pelaksanaan linen.

nya kurang

karena

belum

30
dibiasakan.

3. Methode:

sudah ada

SPO, panduan;

sudah

dilakukan

pengawasan

secara rutin

oleh Tim PPI.

4. Material:

 Jumlah linen

terbatas,

mobilitas

pasien

tinggi.

 Linen

banyak

yang tidak

layak pakai

(sobek,

kusut, tipis,

bernoda)

31
7. Monitoring Sterilisasi Sentral (CSSD)

Monitoring di Sentrilisasi Sentral (CSSD) yang dilakukan pada Triwulan ke II

tahun 2019 menggunakan Form Monitoring Sterilisasi Sentral (CSSD).

Tabel: Monitoring CSSD

No Bulan Hasil Keterangan

1. April 80.6% Baik

2. Mei 80.6% Baik

3. Juni 80.6% Baik

Rata-rata 80.6% Baik

Tabel: Monitoring Kegiatan CSSD

No Indikator Persen

1. Lingkungan Umum 80%

2. Fasilitas Kebersihan Tangan 60%

3. Proses membersihkan dan menangani alat dan 70%

bahan lainnya

4. Membersihkan Area 75%

5. Tindakan pencegahan untuk membersihkan 60%

6. Tata kelola limbah 100%

32
7. Membersihkan tangan 100%

8. Fasilitas APD 100%

Rata-rata 80.6%

Rencana tindak lanjut

Plan Do Study Act

Meningkatkan Audit 1. Pengelolaan 1. Sosialisasi

kepatuhan petugas pengelolaan alat alat kadaluarsa ulang

terhadap kadaluarsa (hasil (hasil sterilisasi pengelolaan

pengelolaan alat sterilisasi CSSD) CSSD) pada alat kadaluarsa

kadaluarsa (hasil setiap bulan dan Triwulan ke II terutama di unit

sterilisasi CSSD). evaluasi setiap 3 tahun 2019 dengan angka

bulan. sebesar 80.6%. kepatuhan

2. Man: terendah.

 Petugas 2. Kolaborasi

sudah dengan kepala

paham ruangan untuk

namun monitoring

tingkat pengelolaan

kepedulian alat kadaluarsa

masih kurang di unitnya.

 Petugas 3. Mengingatkan

33
belum untuk tidak

semuanya menyimpan

menyadari alat di ruangan.

prinsip FIFO

 Kurangnya

monitoring

dari kepala

ruangan.

3. Methode:

sudah ada

kebijakan dan

pengelolaan

alat steril

8. Monitoring di Instalasi Gizi

Tabel: Monitoring di Instalasi Gizi

No Bulan Hasil Keterangan

1. April 80% Baik

2. Mei 95.2% Sangat Baik

3. Juni 95.2% Sangat Baik

Rata-rata 90.1% Sangat Baik

34
Tabel: Monitoring kegiatan Instalasi Gizi

No Indikator April Mei Juni Rata-rata

1. Fasilitas cuci tangan 80% 100% 100% 93.3%

2. Kelengkapan APD 80% 100% 100% 93.3%

3. Pengolahan makanan RS 80% 88% 88% 85.3%

4. Pencucian peralatan 80% 88% 88% 85.3%

makan pasien

5. Pengolahan limbah 80% 100% 100% 93.3%

Nilai rata-rata 90.1%

9. Monitoring Instalasi Kamar Jenazah

Tabel: Monitoring Instalasi Kamar Jenazah

No Bulan Hasil Keterangan

1. April 90% Sangat Baik

2. Mei 100% Sangat Baik

3. Juni 100% Sangat Baik

Rata-rata 96.6% Sangat Baik

35
Tabel: Monitoring Kegiatan Instalasi Jenazah

No Indikator April Mei Juni Rata-rata

1. Fasilitas cuci tangan 80% 100% 100% 93.3%

2. Kelengkapan APD 80% 100% 100% 93.3%

3. Proses Jenazah 100% 100% 100% 100%

4. Pengolahan limbah 100% 100% 100% 100%

Nilai rata-rata 96.65%

10. Monitoring Penempatan Pasien Penyakit Infeksi (Air Borne Disease)

Tabel: Monitoring Penempatan Pasien

No Bulan Hasil Keterangan

1. April 33.3% Kurang

2. Mei 44.4% Kurang

3. Juni 33.3% Kurang

Rata-rata 37% Kurang

Monitoring dilakukan dengan cara survei, didapatkan hasil:

a. Di unit yang merawat pasien dengan infeksi airborne belum ada ruangan

khusus yang bertekanan negatif.

36
Jika tidak memiliki ruangan bertekanan negatif, disarankan menggunakan

ruangan dengan sirkulasi alami (udara bebas) dengan kriteria:

1. Jendela ruangan terbuka lebar 450 dan terbuka ke atas (bukan ke

samping)

2. Tidak terdapat exhaust fan letaknya 30 cm dari lantai.

3. Tidak terdapat wall fan yang mengarah ke jendela dan searah (tidak

bolak balik)

b. Lakukan kohorting (kumpulkan atau tempatkan) pasien dengan infeksi yang

sama.

37
BAB III

EVALUASI KEGIATAN

No Kegiatan Indikator Waktu Capaian RTL

1. Penyusunan Rencana kerja Tiap bulan Perlu direvisi

pedoman

pelaksanaan,

pedoman

pengorganisasian,

rencana tahunan,

panduan dan SPO

2. Sosialisasi Dokter, perawat Setiap ada Target 100%

pencegahan dan dan tenaga non penerimaan


Capaian 100%
pengendalian medis karyawan.

infeksi.
Security, Setiap ada

cleaning service penerimaan

karyawan.

3. Pendidikan dan Pelatihan PPI 1 x per tahun Target 100%

38
Pelatihan Anggota Komite Capaian 0%

dan Tim

Pelatihan PPI 1 x per tahun

Umum (Non

Anggota Komite

dan Tim)

4. Hand Hygiene - Sosialisasi ke Tiap bulan Target 100%

unit/instalasi
Capaian 83.3%
- Audit

kepatuhan

Hand Hygiene

5. Alat Pelindung Diri - Sosialisasi Tiap bulan Target 100%

penggunaan
Capaian 81.4%
APD sesuai

indikasi (SPO

dan Panduan

APD)

- Audit

kepatuhan

penggunaan

APD.

39
6. Penempatan - Sosialisasi Tiap bulan Target 100%

pasien menular penggunaan


Capaian 37%
(isolasi) APD

- Sosialisasi
Menyediakan
tentang
ruangan isolasi
penempatan
tekanan negatif
pasien sesuai
dan positif atau
transmisinya.
ruangan sirkulasi
- Audit
alamiah dan
kepatuhan
ventilasi mekanik
penggunaan
di tahun 2020.
APD.

7. Sterilisasi Sentral Terjaminnya Setiap bulan Target 100%

mutu CSSD
Capaian 80.6%

Dibutuhkan alur

CSSD yang

benar serta mutu

sterilisasi belum

terlaksana uji

test swab kultur.

40
8. Surveilans IAD Setiap hari Target 100%

ISK Setiap hari Capaian 100%

VAP Setiap hari

Usulan ke
Phlebitis Setiap hari
bidang

IDO/ILO Setiap hari perencanaan

dan RM,
Dekubitus Setiap hari
surveilans

menggunakan

SIMRS.

9. Pengadaan barang Memenuhi Setiap Target 100%

dan Alkes kebutuhan pengadaan


Capaian 50%
barang dan barang dan

alkes sesuai alkes

standar PPI Tim PPI

dilibatkan dalam

pengadaan

barang dan

alkes

41
10. Pembangunan dan Pembangunan Setiap Target 100%

renovasi dan renovasi pembangunan


Capaian 0%
(konstruksi) gedung atau atau renovasi

sarana RS yang bangunan RS

sesuai standar Tim PPI belum

PPI dilibatkan dalam

pembangunan

atau renovasi

gedungdan

sarana RS

(ICRA/Konstruksi

dan Renovasi).

42
BAB IV

REKOMENDASI

Untuk meningkatkan performa parameter PPI di UPT RSUD Cikalongwetan

maka laporan PPI Triwulan II tahun 2019 ini perlu ditindaklanjuti dengan beberapa

langkah nyata meliputi:

1. Untuk menurunkan angka kejadian Phlebitis (Bundle Phlebitis):

a. Lakukan tindakan pemasangan IVL dengan teknik aseptik.

b. Lakukan perawatan IVL dengan teknik aseptik.

c. Lakukan kebersihan tangan setiap menyentuh pasien atau melakukan

tindakan yang menyentuh bagian IVL.

d. Lakukan monitoring terhadap pemasangan IVL

e. Lakukan monitoring terhadap perawatan pasien yang terpasang IVL.

2. Untuk menurunkan angka kejadian IDO (Bundle IDO):

a. Pencukuran daerah operasi sebelum masuk ke ruang operasi pada area

yang menghalangi jalan operasi

b. Pencukuran rambut harus dilakukan dengan shaving elektrik atau

denagn silet baru.

c. Kendalikan gula darah pasien.

43
d. Mandikan pasien dengan antiseptic malam hari sebelum operasi

e. Lakukan tindakan cuci tangan bedahdengan sempurna memakai

antiseptic yang mengandung clorhexidine 4%

f. Tutup luka dengan kassa steril

g. Berikan antibiotik profilaksis, diberikan satu jam sebelum operasi dan

sesuai empiric.

h. Suhu atau temperature pasien dalam keadaan normal.

3. Untuk menurunkan mikroorganisme

a. Lakukan kebersihan tangan sesuai panduan dan SPO yang berlaku.

b. Gunakan cairan handrub berbasis alkohol atau chlorhexidine

c. Lakukan pembersihan permukaan lingkungan sesuai SPO yang berlaku.

d. Pencucian peralatan makan pasien menggunakan air hangat.

4. Kebersihan tangan

a. Untuk meningkatkan kepatuhan kebersihan tangan, sosialisasi rutin

setiap hari ke semua

b. Tersedianya sarana dan prasarana kebersihan tangan (cairan handrub,

sabun antiseptik, air mengalir dan tisuue pengering)

5. Alat pelindung Diri (APD):

a. Untuk meningkatkan kepatuhan penggunaan APD, sosialisasi rutin

setiap hari

44
b. Monitoring dan evaluasi kepatuhan penggunaan APD setiap bulan

c. Tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas APD.

6. Untuk menurunkan risiko tertular penyakit

a. Ada ruangan isolasi (airborne, kontak dan droplet)

b. Ruangan bersirkulasi alami untuk pasien menular melalui airborne

c. Penempatan pasien dengan kohorting.

7. Kebersihan lingkungan

a. Memaksimalkan tugas dan fungsi cleaning service

b. Kerjasama dengan cleaning service, petugas taman dan kebun

c. Monitoring dan pengawasan tentang kebersihan lingkungan dilakukan

oleh komite PPI (IPCN)

8. Kesehatan karyawan

a. Pemberian vaksinasi Hepatitis untuk petugas yang bekerja di area

berisiko tinggi

b. Medical check up secara berkala dan rutin

c. Kerjasama dengan K3RS untuk melaksanakan program kesehatan

karyawan.

9. Untuk proses pencucian alat medis

a. Proses sterilisasi peralatan dilakukan di CSSD

b. Proses dekontaminasi peralatan di ruangan harus sesuai dengan SPO.

45
c. Cairan dekontaminasi yang digunakan sama di semua unit di rumah

sakit.

d. Monitoring terhadap dekontaminasi dan mutu sterilisasi dilakukan oleh

Komite PPI (IPCN)

e. Ada kebijakan dalam penggunaan peralatan yang di re-use (dialiser)

10. Manajemen Linen

a. Tersedia tempat tertutup untuk linen kotor (infeksius dan non infeksius)

dan lemari tertutup untuk penyimpanan linen bersih di setiap unit.

b. Tersedia troli pengangkut tertutup untuk distribusi linen kotor dan linen

bersih

c. Mesin cuci infeksius dan non infeksius terpisah.

d. Pencucian linen infeksius menggunakan air panas dengan suhu 70 0 C

e. Proses dekontaminasi linen infeksius

11. Ruangan isolasi

a. Terdapat ruangan isolasi dengan tekanan negatif dan positif di setiap

unit perawatan.

b. Ruangan airborne disease menggunakan sirkulasi alami (pertukaran

udara 6 – 12 x/ menit)

c. Terpasang exhaust fan 30 cm dari lantai.

d. Terpasang wall fan mengarah ke luar ruangan (tidak bolak balik)

46
e. Jendela terbuka lebar 1800

f. Setiap ruang isolasi memakai hepafilter.

47
BAB V

KESIMPULAN

1. Angka kejadian Infeksi Aliran Darah (IAD) akibat dari pemasangan kateter

vena central (CVL) 0 permil atau 0 persen, dikarenakan di UPT RSUD

Cikalongwetan belum dan jarang sekali melakukan tindakan pemasanagn

kateter vena central (CVL). Dan unutk menegakkan diagnosa IAD ini

memerlukan pemeriksaan kultur mikroorganisme yang belum bisa dilakukan

di laboratorium RS dan harus bekerjasama dengan laboratorium di luar RS.

2. Angka kejadian Phlebitis akibat dari pemasangan kateter intra vena (IVL)

atau pemasangan infus pada Triwulan II thaun 2019 sebesar 31.3 permil.

3. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) akibat dari pemasangan

kateter urine menetap pada Triwulan II thaun 2019 sebesar 0 permil.

4. Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi (ILO/IDO) pada Triwulan II thaun

2019 sebesar 0 persen.

5. Kejadian tertusuk benda tajam yang dilakukan pencatatan adalah yang

melakukan pelaporan ke komite K3RS. Angka kejadian tertusuk benda

tajam pada Triwulan II tahun 2019: tidak ada laporan.

6. Hasil monitoring Kepatuhan Hand Hygiene pada Triwulan II tahun 2019

yang dilakukan terhadap dokter, perawat/bidan, pengunjung dan petugas

48
lain (radiografer, analis, farmasi dan petugas yang ada di RS) jika di rata-

rata sebesar 83.3%.

7. Hasil monitoring kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada

Triwulan II tahun 2019 didapatkan bahwa kepatuhan dalam penggunaan

APD sebesar 81.4%. Hal ini dipengaruhi oleh:

a. Ketersediaan APD di ruangan terbatas

b. Petugas kurang memahami pentingnya penggunaan APD.

8. Hasil monitoring kepatuhan membuah sampah/limbah yang dilakukan

terhadap pegawai yang bertugas di ruang perawatan, instalasi dan unit

yang berhubungan langsung dengan sampah infeksius dan non infeksius

serta limbah benda tajam didapatkan hasil sebesar 83.6% (baik)

9. Hasil monitoring Manajemen di Instalasi laundry sebesar 83.9% (baik).

10. Hasil monitoring di Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD) sebesar 80.6% (baik)

11. Hasil monitoring di Instalasi Gizi sebesar 90.1% (sangat baik)

12. Hasil monitoring di Instalasi Kamar Jenazah sebesar 96.6% (sangat baik)

13. Sejak tahun 2017 hingga sekarang tahun 2019, belum dilakukan pemetaan

kuman di unit-unit yang ada di RS, dikarenakan belum adanya alat untuk

melakukan pemetaan kuman. Dan untuk pemeriksaan kultur

mikroorganisme belum bisa dilakukan di laboratorium RS dan harus

bekerja sama dengan laboratorium di luar RS.

49
14. Belum adanya kebijakan tentang penggunaan antibiotik rasional sehingga

penggunaan antibiotik di RS over load.

Ketua PPI

UPT RSUD Cikalongwetan

Drg. R. A. Pritasya Handayani

NIP. 199012042019032002

50

Anda mungkin juga menyukai