PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu
per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara
Disparitas kematian ibu antar wilayah di Indonesia masih cukup besar dan masih
relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) misalnya resiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia
adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand (Kusmiyati, 2009).
Kematian ibu akibat kehamilan, persalinan dan nifas sebenarnya sudah banyak dikupas dan
dibahas penyebab serta langkah‐langkah untuk mengatasinya. Meski demikian tampaknya berbagai
upaya yang sudah dilakukan pemerintah masih belum mampu mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) seperti diharapkan. Pada Oktober yang lalu kita dikejutkan dengan hasil
perhitungan AKI menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 yang
menunjukkan peningkatan (dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup). Diskusi sudah banyak dilakukan dalam rangka membahas mengenai sulitnya
menghitung AKI dan sulitnya menginterpretasi data AKI yang berbeda‐beda dan
oleh beberapa faktor yaitu perdarahan, pre-eklampsia, dan infeksi. Selain itu, penyebab
kematian ibu secara tidak langsung antara lain gangguan pada kehamilan seperti Kurang
Energi Protein (KEP), Kurang Energi Kronis (KEK), dan anemia (Kemenkes RI, 2012).
Hasil analisis ibu hamil risiko KEK dengan jumlah sampel total untuk seluruh
Indonesia sebanyak 8187 ibu hamil. Prevalensi ibu hamil risiko KEK di Indonesia sebesar
(21,6%) dengan prevalensi terendah terdapat di Provinsi Riau sebanyak 212 ibu hamil risiko
KEK (11,8%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur sebanyak 306 ibu hamil risiko KEK
(32,4%) dan Papua barat sebanyak 112 ibu hamil risiko KEK (30,4%). Bila dilihat menurut
wilayah, prevalensi ibu hamil risiko KEK umumnya lebih rendah di Indonesia bagian barat
dibanding di Indonesia bagian Timur. Di wilayah Sumatra, prevalensi risiko KEK tertinggi di
Provinsi Bengkulu sebanyak 121 ibu hamil risiko KEK (25,6%), sedangkan di wilayah Jawa
dan Bali tertinggi di Provinsi Banten sebanyak 151 ibu hamil risiko KEK (27,8%),
(Wahyuni, 2014).
tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun sebesar tiga-perempatnya dalam
kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun
sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia
mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH,
Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi
Jumlah kasus kematian ibu dalam 5 tahun terakhir menunjukan penurunan yakni dari
92 kasus tahun 2007 menjadi 69 kasus tahun 2011. Kasus kematian bayi dan anak balita
menunjukan penurunan pada tahun 2011 bila dibandingkan dengan tahun pada awal Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ini (Dinas Kesehatan Prov. Sultra, 2013) .
Sasaran ibu hamil di Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebanyak 57.718 orang dan dari sasaran
tersebut sebanyak 938 mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Jika melihat menurut
Kabupaten/Kota maka ibu hamil KEK terbanyak di Kabupaten Konawe Selatan yakni 370 orang.
Sedangkan Muna tidak ada dan Kabupaten Muna Barat tidak ada laporan. 5 (lima) Kabupaten/Kota
terbanyak kasus ibu hamil KEK yakni Kabupaten Konawe Selatan 370 bumil KEK, Kota Kendari
104 bumil KEK, Kabupaten Konawe 82 bumil KEK, Kabupaten Buton Tengah 78 bumil KEK dan
Berdasarkan data Profil Dinas Kabupaten Konawe, Prevalensi KEK tahun 2013 yaitu
70% dari jumlah ibu hamil 6.701 orang, dan pada tahun 2014 ibu hamil yang mengalami
KEK yaitu 69% dari jumlah ibu hamil 4.849 orang (Dinkes Konawe, 2015). Dan Jumlah ibu
hamil di wilayah Puskesmas Tongauna Kabupaten Konawe Periode Januari s/d April 2017
Prevalensi ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada tahun 2016
sebanyak 45 orang dan pada periode Januari s/d April 2017 sebanyak 38 orang (Data Bumil
“Karakteristik Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan permasalahannya adalah “Apa
Sajakah Karakteristik Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Karakteristik Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di Wilayah
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Karakteristik Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil ditinjau
berdasarkan dari umur ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna tahun 2017.
b. Mengetahui Karakteristik Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil ditinjau
berdasarkan dari pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna tahun 2017.
c. Mengetahui Karakteristik Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil ditinjau
berdasarkan dari pekerjaan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi masyarakat
khususnya ibu hamil sehingga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan ibu
2. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
ibu tentang masalah Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil.
b. Sebagai bahan masukan dan informasi tentang masalah Kekurangan Energi Kronik
E. Keaslian Penelitian
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin tahun 2014,
jenis penelitian ini menggunakan rancangan survey analitik dengan pendekatan case
control. Populasi sebanyak 204 orang dan sampel berjumlah 114 orang. Dengan hasil
penelitian, yaitu ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (33,33%). (47,4%) ibu
hamil dengan status bekerja. Sebagian besar ibu hamil (78,9%) memiliki jarak
kehamilan ≥ 2 tahun. Tidak ada hubungan antara pekerjaan fisik ibu hamil dan jarak
kehamilan dengan kekurangan energi kronis Perbedaan dengan penelitian ini yaitu,
tempat, waktu, jumlah populasi, jumlah sampel, dan jenis penelitian serta variabel
2. Wachidah, dkk. (2015) : “Karakteristik Umur dan Paritas Ibu Hamil dengan Kurang Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Kelayan Timur Tahun 2015”. Jenis penelitian ini deskriptif,
populasi dan sampel 72 orang, teknik pengambilan sampel total sampling.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 72 data yang dijadikan sampel hasil karakteristik ibu hamil KEK
berdasarkan umur yaitu <20 tahun 13 responden (18,1%), 20-35 tahun 53 responden (73,6%),
dan >35 tahun 6 responden (8,3%), sedangkan karakteristik ibu hamil KEK berdasarkan paritas
yaitu primipara 37 responden (51,4%), multipara 33 responden (45,8%), dan grande multipara
2 responden (2,8%). Perbedaan dengan penelitian ini yaitu, tempat, waktu, jumlah populasi,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kehamilan
adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya
diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
Tanda seperti ini muncul 1 hingga 2 minggu sesudah konsepsi atau pembuahan. Dua
minggu sesudah konsepsi, payudara wanita hamil mengalami perubahan sebagai persiapan
sickness, tetapi mual serta muntah bisa terjadi kapan saja selama masa hamil. Mual
dan muntah disebabkan adanya perubahan hormonal yang memicu bagian otak
pengontrol mual serta muntah. Gejala seperti ini dialami 75% wanita hamil.
d. Sakit kepala
kontraksi pada usus lebih pelan serta makanan menjadi lambat saat melalui saluran
pencernaan.
g. Bercak pendarahan
Terjadi pada saat telur sudah dibuahi dan berimplantasi (melekat) pada dinding rahim
sedikit, dengan bercak bulat, warnanya lebih cerah dibanding darah haid, serta tidak
berlangsung lama.
janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial ibu dan bayi.
c. Menemukan secara dini adanya masalah atau gangguan dan kemungkinan komplikasi
d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu maupun bayi
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian asi eksklusif berjalan normal.
f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi
patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative atau absolut satu atau lebih zat
gizi (Supariasa, 2011). KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan
gizi (kalori dan protein ) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan ditandai berat
badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan dengan LILA-nya kurang dari 23,5 cm
(Depkes, 2010).
menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu
(WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam
periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah
yang cukup, atau juga disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya. Ibu
KEK adalah ibu yang ukuran Lilanya < 23,5 cm dan dengan salah atu atau beberapa
kriteria berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg, tinggi badan ibu < 145 cm, dan ibu
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang cukup sangat mutlak
dibutuhkan oleh ibu hamil agar bisa memenuhi kebutuhan atau nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang dikandungnya, sekaligus bagi persiapan fisik ibu untuk menghadapi
persalianan dengan aman. Selama proses kehamilan, bayi sangat membutuhkan zat-zat
penting yang hanya dapat dipenuhi dari ibu (Asrinah, dkk, 2010).
Kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil,
peningkatan kebutuhan gizi hamil karena pertumbuhan rahim, payudara, volume darah,
palsenta, air ketuban dan pertumbuhan janin (Erna Francin Paath, dkk, 2015). Pada masa
usia kehamilan muda, tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan mineral sangat
diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori dan protein sangat diperlukan pada minggu
kedelapan sampai kelahiran selain dalam masa kehamilan yang memerlukan tambahan
gizi yang sangat banyak ibu juga memerlukan tambahan yang lebih besar lagi menjelang
kelahiran dan menyusui. Seorang ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi, maka bayi
yang dilahirkan akan memiliki berat badan yang rendah, mudah sakit-sakitan, dan
Tanda dan gejala KEK adalah berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus
Kategori KEK adalah apabila LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah
pita LILA (Supariasa, 2011). Menurut Depkes RI tahun 2010 didalam buku Supariasa
tahun 2011 pengukuran LILA pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) adalah
salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam, untuk
mengetahui kelompok beresiko KEK. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45
Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik pada ibu
hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral.
1) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis
KEK.
5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.
Batas normal LILA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5
cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya
wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, kurang gizi,
4. Pengaruh KEK
Kurang energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun pada
a. Terhadap ibu :
Dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara lain : anemia, perdarahan, berat
b. Terhadap persalinan :
c. Terhadap janin :
anemia pada bayi, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
1. Definisi Umur
mengutarakan bahwa menjadi tua (aging) yaitu proses perubahan biologis secara terus
menerus yang dialami manusia pada semua tingkatan umur dan waktu (Suardiman, 2011).
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada umur 25-30 tahun diharapkan
pengetahuan ibu memilliki pola pikir yang lebih baik sehingga lebih tangkap dalam
menerima sesuatu khususnya ibu dan janin yang dikandungnya (Cuwin, 2009).
Faktor umur dapat dikatakan berkaitan dengan tingkat pengetahuan seorang ibu.
Dalam hal ini yang patut dibicarakan adalah muda dan tuanya seseorang yang diukur mulai
saat kelahiran sampai dilakukannya penelitian ini. Biasanya umur yang sudah dikategorikan
dewasa lebih mudah menerima dan memahami informasi-informasi yang disampaikan dari
sumber apapun apalagi yang sifatnya pengetahuan dibandingkan dengan umur yang masih
relatife muda dimana proses daya tangkap yang mereka miliki masih rendah Hal ini didukung
oleh teori yang menyebutkan bahwa umur mempunyai hubungan dengan tingkat
pemahaman seorang mengenai suatu informasi khususnya masalah status gizi dalam masa
kehamilan yang akan berguna untuk kesehatan ibu dan janinya. Sehingga dapat mengurangi
resiko yang dapat ditimbulkan oleh komplikasi kehamilan. Selain itu umur juga mempengaruhi
seseorang dalam penerimaan serta pelaksanaan sesuatu yang diinformasikan baik itu berupa
Ibu hamil yang memiliki umur yang sudah tua sulit untuk menerima dan memahami
pengetahuan dibandingkan dengan umur yang masih relative muda. Dimana proses daya
tangkap yang mereka miliki masih rendah. Sedangkan umur yang sudah tua sulit untuk
menerima dan menyerap informasi yang diberikan dikarenakan fungsi dan kerja otak sudah
Umur juga merupakan variabel yang digunakan sebagai ukuran mutlak indikator
fisiologis dengan kata lain penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan akan berhubungan dengan
umur. Dimana yang semakin tua mempunyai karakteristi fisiologis dengan tanggung jawab
1. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu proses yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa dan lebih
Konsep dasar pendidikan Ilmu Gizi bisa dinamis dan bermanfaat dimasa yang
b. Untuk pertumbuhan dan kesehatan perlu makanan dari bahan gizi yang berbeda
c. Jumlah zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan
d. Penanganan efek makanan dari bahan gizi, terhadap keselamatan, penampilan dan rasa dari
bahan makanan.
2. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan terbagi menjadi dua dalam arti sempit dan luas. Dalam arti
sempit adalah memebantu perkembangan jasmani dan rohani sedangkan dalam arti luas
2003).
3. Lembaga Pendidikan
agama, kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan
peserta didik untuk dapat berperan di dalam keluarga dan masyarakat, karena
keluarga adalah lembaga pendidikan yang bersifat kodrati karena antara orang tua
Sekolah dasar (SD) sebagai salah satu keatuan dilaksanakan dalam masa program
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah terbagi menjadi 2 (dua) yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) kini di sebut dangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menegah
Tingkat Atas (SMTA) kini di sebut dengan Sekolah Menengah Umum (SMU) atau
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Khusus (SMK) dengan masa
c. Pendidikan Tinggi
yang beraneka ragam minat dan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Pendidikan
tinggi yang di maksud adalah perguruan tinggi atau di sebut Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA) yang disusun dalam struktur multi strata. Setiap perguruan tinggi atau
dapat dikategorikan adalah tidak bekerja, wiraswata, pegawai negeri, dan dalam semua
bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya hubungan sosial yang baik dengan baik.
membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek yang memotifasi seseorang
untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan
(Notoatmodjo, 2007).
pendapatan adalah semua penghasilan yang didapat oleh keluarga baik berupa uang atau pun
jasa.
Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS) 2008 pendapatan digolongkan menjadi 4 yaitu :
diklasifikasikan :
1. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin
2. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa.
3. Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut/bengkel.
F. KERANGKA KONSEP
Umur
Kekurangan Energi
Pendidikan Kronik (KEK) Pada
Ibu Hamil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu Survey Deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Kemudian
data yang didapatkan hanya menggambarkan (dideskripsikan) tanpa mencari hubungan antara
variabel dependen dan variabel independen (Notoatmodjo, 2010). Data yang dideskripsikan yaitu
Karakteristik Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Tongauna Tahun 2017.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah setiap subjek penelitian yang memenuhi karakteristik yang telah
ditentukan (Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
datang di Puskesmas Tongauna Kabupaten Konawe Periode Januari s/d April 2017 yang
berjumlah 80 orang.
21
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini sampel diambil dari
ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Tongauna
Kabupaten Konawe Periode Januari s/d April 2017. Teknik pengambilan sampel dengan cara
Purporsive Sampling yaitu suatu tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan sampel artinya hanya subyek yang memiliki kompotensi yang diteliti
yang dijadikan sampel (Notoatmodjo, 2007). Dengan rumus perhitungan sampel menurut
𝑁
N=
1+ 𝑁 (𝑑2 )
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Perhitungan Sampel :
80
N=
1+ 80 (𝑑2 )
80
N=
1+ 80 (0,01)
80
N=
1,8
N = 44,4
N = 44
Alat Kriteria
Variabel Definisi Operasional Skala
Ukur Obyektif
Dependen :
Kekurangan Kekurangan energi kronik Pita LILA 1. Baik : bila LILA > Ordinal
Energi adalah keadaan dimana sese- dari 23,5 cm
orang mengalami kekurangan
Kronik 2. Kurang : bila LILA <
gizi (kalori dan protein) yang
(KEK) pada berlangsung lama atau mena- dari 23,5 cm
ibu hamil. hun, dengan ditandai berat
badan kurang dari 40 kg atau
tampak kurus dengan LILA
kurang dari 23.5 cm (Depkes,
2010).
Independen:
1. Umur Umur/Usia merupakan Buku register 1. Berisiko : bila umur Nominal
bagian dari proses tumbuh dan lembar ibu ,< 20 tahun atau
kembang (Azizah, 2010) check list >35 tahun
mengutarakan bahwa menjadi 2. Tidak beresiko : bila
tua (aging) yaitu proses umur ibu antara 20-
perubahan biologis secara 30 tahun
terus menerus yang dialami (prawirohardjo,2008)
manusia pada semua tingkatan
umur dan waktu, (Suardiman : Ordinal
2011). Buku register
dan lembar 1. Pendidikan dasar :
2.Pendidikan Pendidikan adalah salah
satu proses yang berarti di check list jika pendidikan
dalam pendidikan itu terjadi terakhir ibu SD atau
proses pertumbuhan, perkem- SMP
bangan, atau perubahan
2. Pendidikan lanjut:
kearah yang lebih dewasa
dan lebih matang pada diri jika pendidikan
individu, kelompok dan terakhir ibu SMA
masyarakat (Notoatmojo, atau Perguruan Nominal
2003). Tinggi
Buku register
dan lembar
check list
Pekerjaan adalah aktivitas 1. Bekerja : Bila
3. Pekerjaan
yang dilakukan sehari-hari, responden bekerja
jenis pekerjaan yang di sebagai Pegawai
lakukan dapat di kategorikan Negeri Sipil,
adalah tidak bekerja, wiraswasta.
wiraswata, pegawai negeri, 2. Tidak Bekerja : Bila
dan dalam semua bidang responden hanya
pekerjaan pada umumnya sebagai Ibu Rumah
diperlukan adanya hubungan Tangga (IRT).
sosial yang baik dengan baik.
Pekerjaan dimiliki peranan
penting dalam menentukan
kwalitas manusia, pekerjaan
membatasi kesenjangan antara
informasi kesehatan dan
praktek yang memotifasi
seseorang untuk memperoleh
informasi dan berbuat sesuatu
untuk menghindari masalah
kesehatan (Notoatmojo,
2007).
E. Instrumen Penelitian
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan penelitian, maka instrumen yang digunakan,
yaitu dengan menggunakan lembar check list dan pita LILA yang diperuntukkan untuk
1. Data Primer
Data dalam penelitian secara keseluruhan adalah data primer yang akan diperoleh melalui
2. Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari hasil pencatatan dan pelaporan di Wilayah Kerja
1. Pengolahan Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengolahan data dengan teknik
statistik. “Teknik statistik yaitu teknik pengolahan data dengan menggunakan analisis
2005).
Pengolahan data penelitian dari alat bantu lembar checklist dilakukan dengan
a. Pengkodean
Pengkodean dilakukan pada lembar checklist dalam bentuk simbol pada setiap gejala
yang timbul, yang mana akan memudahkan dalam perhitungan dan analisis data.
b. Penyuntingan Data
Yaitu tahap pemeriksaan data apakah pengisian dalam lembar checklist sudah lengkap
dan jelas.
c. Penginputan Data
Yaitu tahapan entri data pada komputer dengan menggunakan program Microsoft
d. Pemeriksaan Ulang
Yaitu kegiatan pemeriksaan ulang untuk data analisis yang telah diinput, apabila
Yaitu kegiatan penghitungan dari data yang telah diinput dikomputer, dan
2. Analisa Data
Proses analisis data dimulai dengan pengolahan sejumlah data yang telah
𝑓
x = 𝑛 x k%
k = Konstanta (100 %)
H. Penyajian Data
Data yang diperoleh diolah menggunakan IBM Statistikal Product And Service
Solutions (SPSS) 24 kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang dipersentasekan dan
I. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Setiap responden yang ikut dalam penelitian ini diberikan informasi tentang tujuan
penelitian dan diberikan lembar persetujuan agar responden dapat mengetahui maksud
dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama proses penelitian ini berlangsung.
Jika responden bersedia ikut dalam penelitian ini maka harus menandatangani lembar
persetujuan dan jika responden menolak untuk diwawancara maka peneliti tidak akan
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden tetapi
3. Confidentiality (kerahasian)
Kerahasian informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
1. Letak geografis
Kabupaten Konawe dengan luas wilayah 223,77 km², dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Kondisi Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna berada di daerah datar dengan area
perkotaan dan jalur transportasi cukup lancar dari Ibu Kota Kabupaten Konawe.
2. Letak Demografi
h. Jumlah Posyandu : 21
28Unit
3. Sarana Pendidikan
a. PAUD/Sederajat : 3 Bangunan
b. TK/Sederajat : 6 Bangunan
c. SD/Sederajat : 18 Bangunan
d. SLTP/Sederajat : 4 Bangunan
e. SLTA/Sederajat : 3 Bangunan
4. Sarana Kesehatan
dimanfaatkan adalah :
c. Apotek : 1 Ruangan
h. UGD : 1 Ruangan
5. Tenaga Kesehatan
b. Bidan : 22 Orang
c. Perawat : 30 Orang
f. Sanitasi : 1 Orang
B. Hasil Penelitian
(KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah kerja Puskesmas Tongauna periode Januari s/d
September 2017, di peroleh jumlah ibu hamil adalah 44 orang. Berikut ini dipaparkan data
kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun, dengan
ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dengan LILA kurang dari
23,5 cm (Depkes,2010).
Pada tabel 4.1 diatas maka dapat terlihat bahwa, dari 44 ibu hamil yang diteliti
ditemukan sebagian besar ibu hamil mempunyai LILA < dari 23.5 cm yaitu sebanyak
38 responden (86,4%) dan ibu hamil yang memiliki LILA > dari 23,5 cm sebanyak 6
responden (13,6%).
b. Umur
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada umur 25-
30 tahun diharapkan pengetahuan ibu memilliki pola pikir yang lebih baik sehingga
lebih tangkap dalam menerima sesuatu khususnya ibu dan janin yang dikandungnya
(Cuwin, 2009).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tongauna.
Jumlah
No Umur
n %
1. Berisiko (< 20 thn dan > 35 thn) 26 59,1
2. Tidak Berisiko (20 thn - 35 thn) 18 40,9
Jumlah 44 100
Sumber : Data Primer diolah Oktober 2017
Pada tabel 3 diatas maka dapat dilihat bahwa, dari 44 responden yang diteliti
karakteristik umur responden yang berisiko sebanyak 26 orang (59,1%), dan yang
c. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu proses yang berarti di dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa
dan lebih matang pada diri individu, kelompok dan masyarakat (Notoatmojo, 2003).
d. Pekerjaan
dilakukan dapat dikategorikan adalah tidak bekerja, wiraswata, pegawai negeri, dan
dalam semua bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya hubungan sosial
yang baik dengan baik. Pekerjaan dimiliki peranan penting dalam menentukan
praktek yang memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu
No Pekerjaan Jumlah
n %
1. Bekerja 9 20.5
2. Tidak Bekerja 35 79.5
Jumlah 44 100
Sumber : Data Primer diolah Oktober 2017
2. Analisa Univariat
Pada tabel 6 terlihat bahwa, dari 44 responden ibu hamil terdapat 26 orang
(59,1%) dalam kategori umur beresiko, yang terdiri dari 1 orang (2,2%) dengan LILA
baik dan 25 orang (56,9%) dengan LILA kurang. Pada kategori umur tidak beresiko
terdapat 18 orang (40,9%) yang terdiri dari 5 orang (11,4%) dengan LILA baik dan 13
Pada tabel 7 terlihat bahwa, dari 44 responden ibu hamil terdapat 28 orang
(63,6%) dalam kategori pendidikan dasar, yang terdiri dari 2 orang (4,5%) dengan
LILA baik dan 26 orang (59,1%) dengan LILA kurang. Pada kategori pendidikan
lanjut terdapat 16 orang (36,4%) yang terdiri dari 4 orang (9,1%) dengan LILA baik
Pada tabel 8 terlihat bahwa, dari 44 responden ibu hamil terdapat 9 orang (20.5%)
dalam kategori pekerjaan bekerja, yang terdiri dari 5 orang (11,4%) dengan LILA baik
dan 4 orang (9,1%) dengan LILA kurang. Pada kategori pekerjaan tidak bekerja terdapat
35 orang (79.5%) yang terdiri dari 1 orang (2,2%) dengan LILA baik dan 34 orang
C. Pembahasan
1. Umur
Semakin muda (< 20 tahun) atau semakin tua (> 35 tahun) seorang ibu
yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.
Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang
sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga
karena fungsi organ yang makin melemah maka memerlukan tambahan energi yang
cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Atika dan Siti, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat bahwa dari 44 ibu hamil yang
diteliti ditemukan responden yang dikategorikan umur berisiko (< 20 tahun atau > 35
tahun) yang memiliki LILA kurang yaitu sebesar 25 orang (56,9%), dan pada kategori
umur tidak berisiko (20 tahun – 35 tahun) diperoleh hasil yaitu yang memiliki LILA
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori (Atika dan Siti, 2009), bahwa ibu yang
berusia < 20 tahun perlu tambahan gizi yang banyak untuk pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janinnya. Sedangkan ibu yang
berusia > 35 tahun perlu energi yang besar karna fungsi organ yang semakin melemah
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Juntar
Utama, (2015) dengan judul Analisis Situasi Masalah Kurang Energi Kronik Pada Ibu
Hamil Di Indonesia, menyatakan bahwa usia ibu hamil berhubungan dengan status
kurang energi kronik pada ibu ( p < 0,05) dengan nilai odds ratio 1,031. Hal ini berarti
ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau usia lebih dari 35 tahun menjadi faktor
resiko 1,03 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai usia
dengan rentang 20-35 tahun. Ibu hamil usia muda remaja lebih beresiko untuk
kekurangan gizi, dikarenakan ibu hamil yang masih remaja tersebut masih membutuhkan
gizi untuk pertumbuhannya sendiri, sedangkan wanita yang berusia lebih dari 35 tahun
akan mengalami retardasi pertumbuhan kandungan, kematian janin sehingga mempunyai
2. Pendidikan
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan
menunjukan cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat bahwa dari 44 ibu hamil yang
diteliti diperoleh hasil yaitu ibu hamil dengan kategori pendidikan dasar yang memiliki
LILA kurang berjumlah 26 orang (59,1%), sedangkan pada kategori pendidikan lanjut
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa adapun faktor
faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang yaitu antara lain umur,
sikap, keterjangkauan fasilitas, status pekerjaan, status sosial ekonomi, dan sosial
budaya. Pendidikan secara langsung ataupun tidak langsung, secara implisit maupun
eksplisit memainkan peran yang besar dalam masyarakat (Nursalam dan Effendi,
2008).
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapni
(2011), mengemukakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin
baik pula tingkat pengetahuan tentang gizi, hal ini terjadi karena ibu yang memiliki
pendidikan tinggi sering terpapar dengan informasi dan memiliki status sosial ekonomi
yang lebih baik dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan rendah.
3. Pekerjaan
Yang dimaksud ibu bekerja adalah wanita yang sudah bersuami dalam kehidupan
atau kegiatan sehari-harinya bekerja di luar rumah mencari nafkah baik sebagai pegawai
negeri ataupun swasta, sedangkan ibu yang tidak bekerja adalah wanita yang sudah
bersuami dalam kehidupan atau kegiatan sehari-hari hanya melakukan tugas-tugas rumah
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat bahwa dari 44 ibu hamil yang
diteliti diperoleh hasil yaitu ibu hamil dengan kategori pekerjaan bekerja yang memiliki
LILA kurang berjumlah 5 orang (9,1%), sedangkan pada kategori pekerjaan tidak bekerja
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa ibu yang
tidak bekerja adalah IRT (Ibu rumah tangga) justru banyak yang mengalami
kejadian KEK, karena ibu yang tidak bekerja justru tidak memiliki waktu untuk
memenuhi energi yang diperlukan, disamping itu ibu yang tidak bekerja tidak
memiliki akses info yang banyak karena sedikitnya waktu dan beban kerja yang
dikerjakan sehari-hari sangat banyak seperti harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri,
seperti mengurus rumah, mengurus anak dan suami, sehingga beban kerja yang
dilakukan oleh ibu hamil sangat mempengaruhi kebutuhan gizi yang dikonsumsi
(Arisman, 2010).
bahawa risiko kejadian KEK lebih banyak dijumpai pada ibu hamil yang tidak bekerja,
sehingga ada hubungan ibu hamil yang tidak bekerja dengan kejadian KEK. Dan
tahun 2005, menunjukkan bahwa ada hubungan pekerjaan dengan kejadian KEK
BAB V
A. Kesimpulan
Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna Tahun 2017,
Puskesmas Tongauna Tahun 2017 dengan hasil dari 44 ibu hamil, yang memiliki LILA
baik yaitu 6 (13,6%) orang sedangkan yang memiliki LILA Kurang Sebanyak 38 (86,4%)
orang.
2. Karakteristik umur ibu hamil terhadap Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2017 dengan hasil dari 44 ibu hamil, yang memiliki
LILA kurang dengan kategori umur berisiko yaitu 25 orang (56,9%) dan yang memiliki
LILA baik yaitu 1 orang (2,2%). Sedangkan ibu hamil yang memiliki LILA baik pada
kategori umur ibu hamil yang tidak berisiko sebanyak 5 orang (11,4%) dan yang
Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna Tahun 2017 diperoleh hasil dari 44 ibu hamil
dengan kategori pendidikan dasar yang memiliki LILA kurang yaitu 26 orang (59,1%)
dan yang memiliki LILA baik yaitu 2 orang (4,5%). Sedangkan pada tingkat pendidikan
lanjut ibu hamil yang memiliki LILA kurang yaitu 12 orang (27,3%). Dan yang memiliki
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna tahun 2017 dengan hasil dari 44 ibu hamil
yang memiliki kategori pekerjaan yang bekerja yang memiliki LILA kurang yaitu 4 orang
(9,1%), dan yang memiliki LILA baik yaitu sebesar 5 orang (11,4%), sedangkan untuk
kategori pekerjaan yang bekerja yang memiliki LILA kurang yaitu 34 orang (77,3%) dan
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian ini
adalah :
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan agar dapat selalu mempertimbangkan
latar belakan Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan ibu hamil dalam memberikan penyuluhan
tentang masalah gizi khususnya masalah tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada
ibu hamil, serta memberikan bimbingan dan saran pada ibu hamil tentang Gizi seimbang.
2. Bagi Institusi
tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK) melalui proses belajar mengajar dengan
menyediakan fasilitas dan bahan bacaan yang memadai mengenai gizi penting bagi ibu
Diharapkan bagi ibu hamil agar dapat meningkatkan pengetahuan lebih mendalam
tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK) dengan cara bertanya kepada bidan maupun
tenaga kesehatan lainnya atau mencari informasi baik dari media elektronik, dan media
Diharapkan bagi instansi terkait, yakni UPTD Puskesmas Tongauna agar tambah aktif
dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang Kekurangan Energi Kronik
(KEK), dan sebaiknya pula di puskesmas disediakan poster-poster tentang ibu hamil yang
KEK dan apa dampaknya bagi ibu dan janin, yang disertai gambar dan keterangan.
mempengaruhi kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil maka
disarankan untuk peneliti selanjutnya agar menambahkan beberapa variabel yang dapat