Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kepada
penyusun untuk dapat menyusun makalah yang bertemakan “Keperawatan Sebagai Profesi”.

Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa Internet. Ucapan
terima kasih kepada rekan-rekan kelompok dua yang telah memberikan partisifasinya dalam
penyusunan makalah ini.

Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah belumlah sempurna
maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca agar makalah ini
menjadi sempurna.

Gorontalo, Oktober 2010

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan perubahan
paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan perintah dokter
kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di
negara-negara maju.

Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari
internal profesi ini sendiri.
B. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalahnya adalah;


Bagaimana definisi dari keperawatan sebagai profesi?
Mengapa Keperawatan sebagai profesi?
Bagaimana Perkembangan Keperawatan di dunia dan di Indonesia?
Bagaimana Kode Etik Keperawatan di Indonesia?
Bagaimana Standar Asuhan Keperawatan?
Bagaimana Peran, Fungsi, dan Tugas Perawat?
C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah


Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I
Untuk menambah pengetahuan bagi perawat dalam menjalankan profesinya
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI


Schein EH (1962)
Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu norma yang sangat khusus
yang berasal dari peranannya di masyarakat
Wilensky (1964)
Profesi berasal dari perkataan profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan
dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis meghadapi
banyak tantangan baru ,dan karena itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama,
memiliki kode etik orientasi utamanya adalah melayani (alturism)
Menurut Hall (1968)
Memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan yang harus melalui proses 4
tahapan antara lain :
Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi.
Menjadi pekerjaan utama
Adanya organisasi profesi
Terdapat kode etik
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan
tindakannya didasar pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam
keahliannya.
B. KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Berdasarkan definisi oleh para ahli diatas menganai profesi, mari kita lihat mengapa keperawatan
itu sebagai profesi.
1. MEMPUNYAI BODY OF KNOWLEDGE

Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan ( nursing science ) yang
mencakup ilmu – ilmu dasar ( alam, sosial, perilaku ),ilmu biomedik,ilmu kesehatan
masyarakat,ilmu keperawatan dasar,ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.
2. PENDIDIKAN BERBASIS KEAHLIAN PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI.

Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai standar


kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.
3. MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI PRAKTIK
DALAM BIDANG PROFESI.

Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh
karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan.

Pelayanan/ askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada


kebutuhan klien,berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan
4. MEMILIKI PERHIMPUNAN/ORGANISASI PROFESI.
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi,organisasi profesi ini sangat menentukan
keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu
berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan
dalam inovasi keperawatan di Indonesia. Saat ini di indonesia memilki organisasi profesi
keperawatan dengan nama PPNI, dengan aggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan
organisasi keperawatan di dunia dengan nama internasional Council Of Nurse (ICN)
5. PEMBERLAKUAN KODE ETIK KEPERAWATAN.

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ,perawat profesional selalu menunjukkan sikap dan
tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
6. OTONOMI

Keperawatan memiliki kemandirian,wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan


profesi,mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan
keperawatan melalui proses keperawatan,penyelenggaraan pendidikan,riset keperawatan dan
praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 )
7. MOTIVASI BERSIFAT ALTRUISTIK

Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina dan mendudukkan


peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan profesional dalam pembangunan kesehatan
serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi
kepada kepentingan masyarakat.
C. Perkembangan Keperawatan Sebagai Profesi

Sejarah perkembangan keperawatan sebagai profesi dapat dilihat dari dua tinjauan.
Pertamaditinjau dari perkembangan keperawatan di dunia, dan kedua, perkemabangan
keperawatan di Indonesia.

Sejarah Perkembangan Kerperawatan di Dunia

Perkembangan keperawatan di duinia dapat diawali

Pertama, Sejak zaman manusia itu diciptakan pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki
naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada seorang ibu. Naluri yang
sederhana adalah memelihara kesehatan dalam hal ini adalah menyusui anaknya sehingga
harapan pada awal perkembangan keperawatan, perawat harus memiliki jiwa keibuan (mother
inticnt). Kemudian bergeser pada zaman purba, pada zaman ini paham animism berkembang
dimana manusia mempercayai bahwa yang sakit dapat disebabkan karena kekuatan gaib
sehingga timbul keyakinan jiwa yang jahat akan dapat menimbulkan kesakitan dan jiwa yang
sehat dapat menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan. Saat itu peran sebagai ibu yang merawat
keluarga yang sakit dengan memberikan perawatan fisik serta mengobati yang sakit untuk
menghilangkan pengaruh roh jahat. Setelah itu, muncul kepercayaan mengenai dewa-dewa
dimana pada saat itu dipercaya bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, untuk
menghilangkan penyakit itu pasient harus memberikan sesajian di kuil-kuil yang telah didirikan.
Setalah itu keperawatan terus berbenah diri dimulai dari ibu-ibu janda yang membantu para
pendeta dalam merawat orang sakit. Dan mulai dari inilah rumah-rumah perawatan dibangun
untuk menampung para pasien.

Kedua, zaman keagamaan, perkembangan keperawatan mulai bergeser kearaha spiritual dimana
seseorang yang sakit diakibatkan oleh adanya dosa atau kutukan Tuhan. Pusat pengobatan adalah
rumah-rumah ibadah, sehingga para pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati
orang sakit.

Ketiga, zaman masehi, keperawatan dimulai pada masa perkembangan agama Nasrani, pada
masa itu banyak membentuk diakones, suatu organisasi wanita yang bertujuan mengunjungi
orang sakit, sedangkan laki-laki diberikan tugas untuk mengubur orang yang meninggal,
sehingga pada saat itu berdirilah rumah sakit di Roma, seperti Monastic Hospital. Rumah sakit
pada saat itu berfungsi sebagai perawatan orang sakit, cacat, dan miskin serta yatim piatu. Pada
saat itu pula didaratan Asia, khusunya di timur tengah, perkembangan keperawtan mulai maju
seiring berkembangnya Agama islam yang disebarkan oleh Mumaham SAW. Keberhasilan Nabi
untuk menyebarkan Islam membawa dampak yang positif dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan dan obat-obatan. Sebagaimana
tercantum dalam Quran pentingnya untuk menjaga kebersihan lingkungan, makanan, dan diri
sendiri.

Keempat, zaman permulaan abad 21, perkembangan keperawatan pada masa ini tidak lagi kearah
keagamaan melainkan tergantung pada kekuasaan karena pada saat itu terjadi perang dunia.
Rumah ibadah yang dulunya berfungsi sebagai perawatn orang sakit sudah tidak lagi berfungsi.

Kelima, zaman sebelum perang dunia ke-2, pada masa ini berkembang prinsip rasa cinta sesama
manusia, dimana manusia harus saling membantu. Florence Nightingale (1820-1910) menyadari
pentingnya suatu sekolah untuk mendidik para perawat. Florence menganggap bahwa
keperawatan perlu disiapkan pendidikan untuk perawat. Usaha Florence adalah menetapkan
struktur dasar dipendidikan perawat diantaranya membangun sekolah perawat, menetapkan
tujuan pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang harus dimiliki oleh calon
perawat. Florence mendirikan sekolah perawatan dengan nama Nightingale Nursing School.

Keenam, masa selama perang dunia ke-2, selama masa ini timbul tekanan pengetahuan dalam
penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu meningkatkan diri dalam
tindakan perawat mengingat penyakit dan korban perang yang beraneka ragam.

Ketujuh, masa pasca perang dunia ke2, perkembangan keperawatan pada masa itu diwali adanya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, pertambahan penduduk yang relative tinggi
sehingga menimbulkan masalah baru dalam pelayanan kesehatan, pertumbuhan ekonomi yang
mempengaruhi pola tingkah laku individu, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran dengan diawali adanya penemuan obat-obatan dan cara-cara untuk
memberikan penyembuhan pada pasien, upaya-upaya dalam tindakan pelayanan kesehatan
seperti pelayanan kuratif, preventif, dan promitif dan juga terdapat kebijakan Negara tentang
peraturan sekolah perawat. Pada masa itu perkembangan perawat dimulai adanya sifat pekerjaan
yang semula bersifat individu bergeser kearah pekerjaan yang bersifat tim. Pada tahun 1948
perawat diakui sebagi profesi sehingga pada saat itu pula terjadi perhatian dalam pemberian
penghargaan pada perawat atas tanggung jawabnya dalam tugas.

Kedelapan, priode tahun 1950, pada saat itu keperawatan sudah mulai menujukan perkembangan
khusunya penataan pada system pendidikan, penrapan proses keperawatan sudah mulai dengan
memberikan perawat adalah suatu proses,yang dimulai pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelakasanaan dan evaluasi.

Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia

Perkembangan keperawatan di Indonesia dibagi menjadi dua masa yaitu:


1. Masa Sebelum Kemerdekaan

Pada masa ini Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perawat berasal dari indonesi disebut
verfleger dengan dibantu oleh zieken opaser sebagai penjaga orang sakit. Pada masa penjajahan
Belanda tugas utama perawat hanya merawat staf dan tentara Belanda. Kemudia masa
penjajahan inggris yaitu rafless, mereka memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto kesehatan
adalah milik manusia dan pada saat itu pula telah diadakan berbagai usaha dalam memelihara
kesehatan, diantaranya usaha pengadaan pencacaran secara umum, membenahi cara perawatan
pasien dan memperhatikan kesehatan para tawanan.

Beberapa rumah sakit dibangun khusunya di Jakarta yaitu pada tahun 1819, didirikan salemba
dan sekarang bernama RSCM.
2. Masa setelah Kemerdekaan

Pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan serta balai pengobatan dan dalam
rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat,
kemudian pada tahun 1962 telah dibuka pendidikan keperawatan setara diploma. Pada tahun
1985 untuk pertama kalinya dibuka pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana.
D. Kode Etik Keperawatan Indonesia

Dalam Musyawarah Nasional IV PPNI telah diputuskan bahwa Kode Etik Keperawatan
Indonesia adalah
Mukadimah
Tanggung Jawab Perawat dan Klien
Tanggung Jawab Perawat dan Prkatik
Tanggung Jawab Perawat dan Masyarakat
Tanggung Jawab Perawat dan Teman Sejawat
Tanggung Jawab Perawat dan Profesi.
E. Standar Asuhan Keperawatan

Adapun standar-standar asuhan keperawatan sebagai berikut:


Standar 1: Falsafah Keperawatan
Standar 2: Tujuan Asuhan Keperawatan
3. Standar 3: Pengkajian Keperawatan
4. Standar 4: Diagnosis Keperawatan
5. Standar 5: Perencanaan keperawatan
6. Standar 6: Intervensi Keperawatan
7. Standar 7: Evaluasi Keperawatan
8. Standar 8: Catatan Asuhan Keperawatan

D. Peran, Fungsi dan Tugas Perwat


a. Peran Perawat

Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi
yang bersifat konstan.

Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagi pemeberi
asuhan keperawatan, advocate pasien, pendidik, coordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti.
b. Fungsi Perawat

Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuang dengan perannya. Dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanankan berbagai fungsi diantaranya: fungsi
independen, fungsi dependen, dan fungsi interdependen.

Fungsi independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau intruksi dari
perawat lain.

Fungsi Interpenden

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu
dengan lain.
c. Tugas Perawat

Tugas perawat dalam menjalankan peranya sebagi pemberi asuhan keperawatan ini dapat
dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam prsoes keperawatan. Tugas perawat ini disepakati
dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan adalah sebagai berikut:No Fungsi Perawat Tugas Perawat
1 Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yagn tersedia
dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tsb. Mengumpul data
Menganilisis dan menginterpetasikan data
2 Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan diagnosis keperawatan Mengmbangkan rencana tindakan keperawata
3 Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegah
penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan klien dan
keadaan terminal Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu
prilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia
4 Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan Menentukan criteria yang dapat diukur dalam menilai
rencana keperawatan
Menilai tingkat pencapaian tujuan
Mengidentifikasi perubahamn-perubahan yang diperlukan
5 Mengdokumnetasi prosses keperawatan Mengevaluasi data permasalahan keperawatan
Mencatat data dalam proses keperawatan
Menggunakan catatan klien untuk memonitor asuhan keperawatan.
6 Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta merncanakan studi kasus guna
meningkatkan pengetahuan dan mengembangakan keterampilan dalam praktek keperawatan
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan
Membuat ususlan rencana penelitian keperawatan
Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan
7 Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien keluarga kelompok
serta masyarakat Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan
Membuat rencana penyuluhan kesehatan
Melaksanakan penyuluhan kesehatan
Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan
8 Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkai dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada
individu, keluarga kelompok dan masyarakat
Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lain
9 Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan kegiatan
keperawatan Menerapkan kereampilan manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dengan melihat definisi,ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita analisis bahwa
keperawatan di indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi. Karena memiliki cirri-ciri dari
profesi yaitu mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis keahlian pada jenjang
pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang
profesi, memiliki perhimpunan/organisasi profesi, pemberlakuan kode etik keperawatan,
otonomi, dan motivasi bersifat altruistic.
B. SARAN

Penyusun berharap bagi perawat sebaiknya lebih meningkat kulitas kerja sebagai perawat dan
mampu menjadi perawat yang profesional dibidangnya.
DAFTAR PUSATAKA

A. Aziz Alimu Hidayat (2004), Pengantar Konseo Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai