PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila dioperasikan oleh
operator akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan waktu tertentu. CT Scan adalah
suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dalam dari berbagai sudut
kecil dari organ tulang tengkorak dan otak serta dapat juga untuk seluruh tubuh.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu
kelainan, yaitu :
a. .Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c. Brain contusion.
d. Brain atrofi.
e. Hydrocephalus
f. Inflamasi
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien
yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145
kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan
pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai
kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini
berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk
menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan
pemeriksaan CT Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material
sebanyak 30 ml. Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya
alergi maka pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat
kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
Berikut ini merupakan istilah-istilah lain dari CT-Scan yang biasa digunakan, di
antaranya:
a. Computed / Computerized Tomography (CT)
b. Computed Axial Tomography (CAT)
c. Computerized Aided Tomography
d. Computerize Transverse Axial Tomography (CTAT)
e. Recontructive Tomography (RT)
f. Computed Transmission Tomography (CAT)
g. Pada akhirnya, ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of Roentgenology"
dengan istilah Computed Tomography (CT)
2.2 Sejarah perkembangan CT-SCAN
a. Tahun 1917 , J.H. Radon melakukan transformasi radon, gambar dari objek yang tidak
diketahui dapat digambarkan dari proyeksinya
b. Tahun 1963 , A.M. Cormack mulai mengembangkan teknik untuk menentukan
distribusi penyerapan tubuh manusia
c. Tahun 1972 , G.N. Hounsfield dan J. Ambrose menghasilkan gambaran CT pertama kali
untuk keperluan klinis
d. Tahun 1974, 60 unit CT terpasang untuk pemeriksaan kepala
e. Tahun 1975 , First Whole Body scanner in clinical use. Untuk pertama kalinya CT-Scan
dapat digunakan untuk pemeriksaan seluruh tubuh
f. Tahun 1979 , Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel
g. Tahun 1989, diperkenalkannya Spiral CT
h. Tahun 1998, diperkenalkannya Multislice CT
i. Tahun 2000, lebih dari 30000 clinical CT Installations
2.3 Tujuan
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan
tanpa radioisotope. . Dengan demikian CT scan hampir dapat digunakan untuk menilai
semua organ dalam tubuh, bahkan di luar negeri sudah digunakan sebagai alat skrining
menggantikan foto rontgen dan ultrasonografi. Yang penting pada pemeriksaan CT scan
adalah pasien yang akan melakukan pemeriksaan bersikap kooperatif artinya tenang dan
tidak bergerak saat proses perekaman. CT scan sebaiknya digunakan untuk :
Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli
paru, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan
pembuluh darah lainnya.
Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker,
dan jenis kanker.
Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma
lainnya pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul penurunan
kesadaran, muntah, pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang
menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai “mata” dokter untuk melihat
lokasi yang tepat untuk melakukan tindakan.
Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi lainnya
kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda melakukan
2.4 Bagian-bagian CT Scan
Secara umum CT-Scan terdiri atas empat bagian pokok, yaitu sumber radiasi, sistem
deteksi,manipulator mekanis, dan komputer beserta penampil. Fungsi
Sumber radiasi adalah menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa generator sinar X
atau radioisotop yang menghasilkan radiasi X.
Sistem deteksi ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang digunakan, salah satu contoh
detektor yang biasa digunakan dalam CT-Scan adalah kristal natrium iodida yang “dikotori”
(itu bahasa yang tepat menurutku) dengan talium (kristal NaI(Tl).
Manipulator mekanis yang digunakan berfungsi menentukan geometris gerak pemayaran
yang bergantung pada keduduan CT-Scan.
Komputer berfungsi mengolah dan mengumpulkan data yang kemudian ditayangkan
pada penampil sehingga diperoleh gambar irisan tampang lintang dua dimensi atau peta
distribusi internal tiga dimensi obyek yang di mayar atau di scan. Serta satu perangkat
tambahan penting yaitu digital printer khusus untuk mencetak hasil obyek yang sudah di
scan
2.5.Cara Kerja CT Scan dan Perkembangannya
Adapun cara kerja CT scan dapat dijelaskan sebagai berikut : Selama CT scan bekerja,
generator sinar X memberi daya ke tabung sinar X, sinar X dihasilkan oleh tabung sinar X
dan diemisikan seperti diputar mengelilingi pasien. Kemudian sinar X dilewatkan melalui
tubuh pasien ke detektor, yang mana ini sangat tergantung pada jenis dan model CT
scanner, mungkin terdiri dari ionisasi gas xenon atau kristal (seperti cesium-iodine atau
cadmium-tungsten). Selama satu putaran detektor menghasilkan sinyal listrik, yang
dibangkitkan setelah penyinaran sinar X. Sinyal listrik ini ditransfer ke komputer, diproses
dan direkonstruksi ke dalam gambar menggunakan algoritma yang telah deprogram
sebelumnya. Setiap putaran tabung sinar X dan detektor direkonstruksi ke dalam gambar
yang direferensikan sebagai irisan. Irisan dipresentasikan berupa potongan melintang dari
detail anatomi tubuh, dan memungkinkan susunan anatomi di dalam tubuh dapat
divisualisasikan hal yang tidak mungkin dengan radiography pada umumnya. Collimator
ditempatkan didekat tabung sinar X dan pada setiap detektor untuk memperkecil sebaran
radiasi dan berkas sinar X yang tepat dalam penggambaran pada saat scan. Tinggi
collimator ditentukan untuk mendapatkan ketebalan irisan yang diinginkan.
Saat ini terdapat beberapa jenis CT scanner untuk penggunaan maupun konfigurasi
melakukan scanning berikutnya yang berbeda. CT scanner konvensional yang telah
dikenalkan pada tahun 1970, mempunyai kabel yang diletakkan pada susunan detektor,
dan oleh karena itu pada akhir putaran tabung sinar X, perakitan harus dikembalikan
untuk menghindari kebingungan kabel, CT konvensional yang kecepatan scanningnya
paling rendah. adalah CT scan spiral, yang juga dinamakan scanner helical atau volumetric
dimana mempunyai konfigurasi gelang seret yang memungkinkan rotasi satu putaran
kontinyu. Dalam scaning spiral meja pasien digerakkan melalui gantry, sementara tabung
sinar X dan detektor berputar seperti gerakan spiral mengelilingi pasien. Kecepatan
scanning lebih cepat jika irisan lebih tipis dan diperlukan breathhold pasien yang lebih
pendek dari pada CT konvensional. CT scan spiral dikenalkan pada tahun 1989, sejak
dikenalkan dapat memberi keuntungan dalam hal penggambaran CT, meningkatkan
kecepatan dan kualitas scanning dibandingkan dengan CT scanner konvensional.
Peralatan CT imaging sering disuplay dengan piranti pengarsipan gambar (CD, pita
kaset), untuk piranti gambar hardcopy (film sinar X, gambar laser) dan kemampuan
jaringan, tergantung pada fasilitas kebutuhan. Karena CT menggunakan cara digital, CT
scanner seringkali di buatkan jaringan dengan perangkat digital lainnya, seperi sistem MRI,
untuk memfasilitasi dalam memudahkan perbandingan gambar pada penglihatan monitor.
Kelebihan CT scan
Kekurangan CT scan
Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X
saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi
kehamilannya sebelum pemeriksaan dilakukan.
Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini
biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan
tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh
tertentu.
Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.
2.10 Penatalaksaan
A. Persiapan Pasien
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan
menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian
kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan.
Berpuasa 6 jam sebelum melakukan pemindaian. Pastikan untuk hanya minum air
putih saja dalam jumlah banyak.
Tidak minum obat diabetes oral atau suntikan insulin, lebih baik bawa obat-obatan
tersebut pada saat melakukan pemindaian.
Konsumsi obat diabetes oral dan suntikan insulin satu hari sebelum pemindaian
dilakukan.
1.Pasien datang di pusat pencitraan 30 menit sebelum waktu perjanjian agar bisa
dilakukan pemeriksaan gula darah.
Bawa serta hasil pemindaian sebelumnya seperti : PET/CT, MRI, CT, rontgen (sinar X),
ultrasound, tes darah, dan laporan biopsi. Jika tersedia, bawa serta CD atau filmnya
Gunakan pakaian yang nyaman dan tidak menggunakan perhiasan. Simpan barang
berharga di rumah.
Tidak melakukan olahraga keras atau aktivitas yang melelahkan sehari sebelum waktu
pemeriksaan.
Siapkan waktu selama 3 jam untuk pelaksanaan pemeriksaan di tempat tersebut. Khusus
bagi diabetesi, mereka perlu mengatur kadar gula darahnya hingga normal dan harus
tinggal lebih lama di tempat tersebut.
Anda akan disuntikkan bahan radioaktif dalam jumlah kecil yang akan
dimetabolisme oleh tubuh dan beberapa tumor.
Reaksi atau efek samping yang disebabkan oleh bahan radioaktif jarang terjadi,
namun dalam kondisi yang sangat jarang, efek ringan dapat terjadi. Risiko yang
dihubungkan dengan kadar radioaktivitas ini, bila ada, diyakini sangat kecil dan
hampir selalu dibenarkan oleh manfaat yang diperoleh guna mendiagnosis atas
penyakit yang mungkin terjadi.
Setelah disuntik, ada periode waktu selama jam untuk bisa dilakukan pencitraan.
Sesi pemindaian dapat berlangsung antara 20-30 menit. Setelah pemindaian
dilakukan, dokter akan memeriksa gambaran yang dibutuhkan. Contoh
sederhananya, pemindaian yang ditunda bisa jadi diperlukan karena pertimbangan
dari dokter pengobatan nuklir.
Hadir tepat waktu. Bila Anda memelukan penjadualan ulang, Anda harus memberi
tahu klinik 48 jam sebelumnya.
Prosedur ini tidak disarankan bagi pasien yang sedang atau kemungkinan akan
hamil. Segera hubungi kami jika Anda memerlukan keterangan lebih lanjut.
B. Prosedur
3.1 Kesimpulan
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi gambar
penampang tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan komputer. Gambar-
gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli radiologi, untuk melihat bagian dalam
tubuh seperti Anda akan melihat bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x
khusus, mengambil “gambar” dari potongan tubuh.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari
organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan
film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya,
sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang
tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ
tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih
yaitu CT-Scanner (Computed Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir
seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x. Sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan
detail pada daerah tertentu.
3.2 Saran
1. Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan
klien yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah
145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan
pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai
kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini
berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
2 . Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk
menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan
pemeriksaan CT
3. Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml.
Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka
pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras
sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.
DAFTAR PUSTAKA
Adisti Gusmavita. 2009. CT Scanner. www.kompas.co.id .update : 10 Juni 2010 pukul : 15.10
(acces online)
Harnawati . 2008. CT Scan. www.wordpass.com update : 10 Juni 2010 pukul:15.20 (acces
online)
Putu Adi . 2009. Protocol pemeriksaan CT Scan . www.wordpress update : 10 Juni 2010 pukul :
15.35 (acces online)
Arie . 2010. CT Scan dan kegunaannya. www.wordpress . update : 10 Juni 2010 pukul : 15.40
(acces online)
Yanuar . 2010. Prinsip kerja CT Scan. www.wordpress . update : 10 Juni 2010 pukul : 16.00
(acces online)
http://dessydoank.community.undip.ac.id/2010/09/26/aplikasi-fisika-dalam-kehidupan-
sehari-hari/
http://margionobdil.blogspot.com//
http://keladitikus.info/pemeriksaan-a-pengobatan to follow