Anda di halaman 1dari 13

Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan BJ Habibie adalah

salah satu tokoh panutan dan disegani di Indonesia. Beliau berkiprah tidak
hanya di Indonesia saja, melainkan juga di luar negeri.
Biografi B.J. Habibie
Nama
Bacharuddin Jusuf Habibie
Tempat, Tanggal Lahir
Parepare, 25 juni 1936
Warga Negara
Indonesia
Profesi
Insinyur, Politikus
Pasangan
Hasri Ainun Besari (1962–2010)
Anak
Ilham Akbar, Thareq Kemal
Orangtua
Abdul Jalil Habibie (Ayah), Tuti Marini Puspowardojo (Ibu)

Selain sebagai presiden, beliau juga dikenal sebagai sesorang yang jenius
dengan IQ 200. Beliau beruntung terlahir di keluarga terpelajar yang
membuatnya mendapat kesempatan untuk terus mengasah kemampuan
berpikirnya tersebut.

1. Masa Kecil

BJ Habibie lahir dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan Tuti Marini
Puspowardojo pada tanggal 25 Juni 1936. Ayahnya berasal dari Gorontalo,
sedangkan sang ibu berasal dari Yogyakarta. Beliau adalah anak keempat dari
delapan bersaudara.

Sejak kecil, pria yang akrab disapa Rudy ini memang dikenal sebagai anak yang
cerdas dan gemar membaca buku. Suatu hal yang tidak mengherankan bila
melihat latar belakang orangtuanya yang merupakan lulusan perguruan tinggi
ternama di Indonesia. Apalagi, sang ayah juga merupakan seorang ahli
pertanian

Selain belajar mengenai ilmu eksakta di sekolah, beliau juga dididik oleh kedua
orangtuanya mengenai ilmu agama serta tradisi-tradisi leluhur. Hal ini
dilakukan supaya beliau dan ketujuh saudaranya tidak hanya pintar, tapi juga
mampu bersikap dan membawa diri dengan baik.
Laki-laki kelahiran Parepare ini menghabiskan masa kecilnya dengan berpindah
di beberapa tempat mengikuti tugas sang ayah. Pada tahun 1947, beliau bersama
keluarga pindah ke Makassar karena Alwi Abdul Jalil dipromosikan menjadi
Kepala Pertanian untuk wilayah Indonesia Timur.

Berselang tiga tahun kemudian, tiba-tiba sang ayah meninggal dunia karena
serangan jantung. Setelah kepergian sang ayah, ibunya pun memutuskan untuk
pindah ke Bandung supaya anak-anak mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

2. Pendidikan

Perjuangan hidup yang keras dimulai ketika keluarga Habibie pindah


ke Bandung. Ibunya yang seorang single parent harus menjadi tulang punggung
keluarga dan membiayai semua kebutuhan, termasuk pendidikan anak-anaknya.
Untuk bertahan hidup, sang ibu membuka usaha katering.

Pengorbanan yang dilakukan oleh Tuti Martini nyatanya tidak sia-sia. Apalagi
ketika melihat semangat dan prestasi BJ Habibie di sekolah. Semasa beliau
bersekolah di bangku SMA, prestasinya semakin membanggakan, terlebih
pelajaran tentang ilmu eksakta.

Setelah lulus SMA, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut


Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan teknik mesin. Pada saat
beliau masih kuliah, Presiden Soekarno membuka beasiswa bagi siswa cerdas
dan berprestasi untuk menimba ilmu di luar negeri.

Awalnya, BJ Habibie berniat untuk melamar beasiswa tersebut, bagi beliau


yang mempunyai kecerdasan melebihi Albert Einstein ini tentu akan mudah.
Sayangnya, sang ibu tidak memperbolehkannya. Ibunya bukan bermaksud
untuk melarangnya untuk menimba ilmu di luar negeri, akan tetapi beliau ingin
menyekolahkan BJ Habibie dengan jerih payahnya sendiri.
Setelah uang terkumpul, BJ Habibie akhirnya bisa berangkat ke Jerman dan
meninggalkan pendidikannya di ITB yang baru dilakoninya selama enam bulan
saja. Di negara tersebut, beliau melanjutkan pendidikan sarjananya di
Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen dengan mengambil
jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi Pesawat Terbang.

Yang melatarbelakangi beliau untuk mengambil jurusan tersebut ialah. Hal


tersebut tak lain dan tak bukan adalah karena keinginannya yang untuk
memajukan Indonesia dengan membuat pesawat. Jika Indonesia bisa membuat
pesawat sendiri, tentunya menghubungkan berbagai daerah di Indonesia akan
lebih cepat sehingga negeri ini akan cepat berkembang.

Saat menempuh pendidikan di Jerman, beliau tidak hanya belajar, tapi juga
mengikuti kerja praktik. Beliau bertekad untuk sukses supaya bisa membalas
jasa ibunda yang telah bersusah payah membiayai kuliahnya yang tidak sedikit.
Usahanya membuahkan hasil, beliau lulus dari perguruan tinggi tersebut dengan
predikat summa cumlaude.

Setelah lulus pendidikan S1, BJ Habibie melanjutkan pendidikan S2-nya di


tempat yang sama.

3. Kisah Asmara

Dalam sebuah wawancara, BJ Habibie mengaku dulunya tidak tertarik dengan


sang istri. Kalau pun merasa tertarik, beliau merasa kurang pantas bila
bersanding dengan dengan Ainun karena banyak laki-laki dari keluarga kaya
yang mendekati wanita cantik ini.
Kedua sejoli tersebut sudah saling mengenal dalam waktu yang lama, tepatnya
sejak masing-masing berusia 12 tahun. Dulu, BJ Habibie sering pergi menemui
ayah Ainun untuk bertukar pikiran dan bertanya mengenai suatu hal yang tidak
beliau mengerti. Beliau pun mengatakan bahwa ayah Ainun adalah seorang
yang pintar.

Kedekatan BJ Habibie dengan ayah Ainun ternyata sempat dimanfaatkan


oleh teman-teman beliau yang ingin mendekati Ainun. Teman-temannya selalu
mengajak beliau saat mau “ngapel” dengan Ainun dan membiarkan Habibie
mengobrol dengan sang ayah yang terkenal galak.

Terlepas dari semua itu, nyatanya Habibie dan Ainun kerap dijodohkan oleh
orang-orang sekitarnya. Saat mengenyam bangku SMA, keduanya yang
merupakan murid berprestasi ini juga sering dijodoh-jodohkan oleh para guru di
sekolah.

BJ Habibie muda merasa agak risih dengan perjodohan tersebut karena beliau
tidak memiliki perasaan lebih. Untuk menutupinya, beliau mengejek Ainun
gendut dan jelek.

Hingga kemudian, beliau memutuskan untuk pergi kuliah ke Jerman sehingga


tidak bertemu dengan Ainun selama delapan tahun. Saat beliau kembali ke
Indonesia, keduanya bertemu kembali. Kali ini, malah ibu Habibie yang ingin
sekali menjodohkan mereka karena beliau takut Habibie ikut terpengaruh
pergaulan di luar yang bebas.

Kemudian, mereka pun menjalin hubungan dan menikah pada pada tahun 1962.
Dari pernikahan tersebut, beliau dikaruniai dua anak laki-laki, yaitu Ilham
Akbar Habibie dan Thareq Kemal.

Perjalanan Karier

1. Karier di Dunia Penerbangan


Setelah menikah dengan Hasri Ainun Habibie, beliau kemudian melanjutkan
pendidikan doktornya di Jerman pada tahun 1962. Hanya dalam kurun waktu
tiga tahun, beliau berhasil mendapatkan gelar Doktor Ingenieur dengan predikat
summa cum laude.

Selepas menyelesaikan studi doktoralnya, BJ Habibie bekerja sebagai Kepala


Penelitian dan Pengembangan Analisis Struktur Pesawat Terbang di
perusahaan Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) selama empat tahun, yaitu
pada tahun 1965–1969. Selanjutnya pada tahun 1969–1973, beliau dipercaya
menjabat sebaai Kepala Divisi Metode dan Teknologi Industri Pesawat Terbang
Komersial dan Militer.

Kemudian, beliau naik jabatan dan dipercaya sebagai Vice President sekaligus
Direktur Teknologi di perusahaan tersebut. Jabatan itu menjadikan beliau
sebagai satu-satunya orang Asia yang mempunyai kedudukan tinggi di
perusahaan pesawat terbang terkemuka di Jerman.

Tak hanya mempunyai karier yang cemerlang, BJ Habibie juga disegani oleh
banyak orang di sana. Apalagi selama bekerja di perusahaan tersebut, beliau
banyak melakukan penelitian dan berhasil menyumbang beberapa teori untuk
bidang Thermodinamikan, Konstruksi, dan Aerodinamika.

Dengan didasari wujud rasa cintanya terhadap tanah air, beliau


merekomendasikan 40 insinyur Indonesia sehingga bisa bekerja di MBB. Hal
tersebut beliau lakukan untuk mempersiapkan SDM kalau nantinya mereka
akan membuat produk industri dirgantara dalam negeri.

2. Karier Politik
Pada tahun 1974, Presiden Soeharto mengirim seseorang untuk menemui BJ
Habibie dan membujuknya pulang. Tanpa berpikir panjang, BJ Habibie pun
menyetujui permintaan tersebut dan kembali ke Indonesia.

Sekembalinya di tanah air, beliau diangkat sebagai penasihat pemerintah di


bidang Teknologi Pesawat dan Teknologi Tinggi oleh Presiden Soeharto. Beliau
menduduki jabatan tersebut sampai tahun 1978.

Tahun berikutnya, beliau diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan


Teknologi. Jabatan sebagai menteri tersebut diembannya cukup lama, yaitu
sejak tahun 1978 hingga 1998.

Kariernya di pemerintahan tidak sampai di situ saja. Pada tahun 1998, BJ


Habibie menduduki jabatan sebagai Wakil Presiden Kabinet Pembangunan VII.
Namun, jabatan beliau sebagai wakil presiden hanya dijabat selama tiga bulan
saja.

Pada tahun 1998, terjadi kekacauan di Indonesia yang diakibatkan oleh


ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru yang dipimpin
Soeharto. Rakyat pun mendesak Presiden Soeharto untuk meninggalkan
jabatannya sebagai presiden. Setelah itu, diangkatlah BJ Habibie menjadi
presiden berdasarkan pasal 8 UUD 1945.

Awalnya, pengangkatan BJ Habibie sebagai presiden tersebut menimbulkan


kontroversi. Pasalnya, banyak rakyat yang skeptis karena berpikir bahwa beliau
pasti hanya akan mewarisi kebijakan sebelumnya. Namun, beliau dapat
membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar.

Masa pemerintahan Presiden BJ Habibie hanya berlangsung singkat, yaitu dari


tanggal 21 Mei 1988–20 Oktober 1999. Meskipun begitu, kebijakan yang beliau
buat pada periodenya dapat mengatasi carut marut yang terjadi dalam
pemerintahan sebelumnya.
Beberapa kebijakan tersebut adalah melakukan reformasi pembangunan. Selain
itu, BJ Habibie juga mengeluarkan kebijakan yang begitu penting, yaitu bebas
menyampaikan pendapat. Sebuah perubahan yang signifikan mengingat pada
periode sebelumnya, hak tersebut seolah terenggut dari rakyat.

Selain itu, beliau juga berhasil membentuk tiga undang-undang demokratis yang
mengatur tentang partai politik, pemilu, dan susunan kedudukan DPR/MPR. Di
tahun yang sama, beliau juga menetapkan Tap MPR No XII/MPR/1998 yang
mengatur tentang masa jabatan presiden, yaitu hanya dua periode saja.

Prestasi

Salah satu prestasi membanggakan yang ditorehkan oleh laki-laki jenius ini
adalah menemukan rumus yang bisa menghitung retakan pada atom-atom
pesawat terbang. Rumus tersebut disebut Faktor Habibie.

Temuannya tersebut menjadi terobosan yang luar biasa di dunia penerbangan.


Hingga saat ini, teori yang dicetuskan oleh beliau banyak digunakan oleh
perusahaan penerbangan dunia.
Selain itu, NASA juga pernah membeli desain pesawat DO-31 yang dibuatnya.
Pesawat tersebut bukan satu-satunya yang dibuat, pasalnya beliau juga sudah
berhasil membuat pesawat N20 Gatot Kaca yang merupakan pesawat pertama
buatan Indonesia.

Tak hanya itu, pada tahun 1992 beliau juga mendapatkan penghargaan
Theodore von Karman Award dari International Council of the Aeronautical
Sciences. Penghargaan ini setara dengan Noble, lho. Keren banget, ya, beliau?
Sangat patut untuk dicontoh oleh generasi muda.

Teladan yang Bisa Diambil Setelah Membaca Biografi BJ Habibie

Salah satunya adalah untuk tidak pantang menyerah dalam menggapai cita-
cita. Apapun rintangan yang menghadang, kalau tekadmu sekuat baja pasti
akan ada jalan yang terbuka. Tak hanya itu, belajarlah juga dari beliau mengenai
kesetiaan dengan pasangan.

Riwayat Pekerjaan
 Direktur Utama PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad)
 Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
 Ketua Dewan Pembina Industri Strategis (BPIS)
 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS)
 Ketua Dewan Riset Nasional (1999)
 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam
 Anggota Dewan Komisaris Pertamina
 Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Kontruksi Ringan Rheinsich
Westfaelische Technische Hochshule, Aachen, Jerman Barat (1960–1965)
 Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisa Struktur, Hamburg,
Jerman Barat (1966–969)
 Kepala Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Komersil/Pesawat Militer
Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB) Gmbh, Hamburg, Jerman Barat (1969–
1973)
 Wakil Presiden/Direktur Teknologi Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB),
Hamburg, Jerman Barat (1974–1978)
 Penasihat Direktur Utama (Dirut) Pertamina (1974–1978)
 Direktur Utama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Bandung
(1976)
 Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL), Surabaya (1978)
 Profesor Kehormatan/Guru Besar dalam bidang Konstruksi Pesawat Terbang
Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung (1997)

Riwayat Karir Pemerintahan


 Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan III (1978–1983)
 Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan IV (1983–1988)
 Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan V (1988–1993)
 Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan VI (1993–1998)
 Ketua Tim Keputusan Presiden (Keppres) 35
 Wakil Presiden RI (1998)
 Presiden RI (1998–1999)

Kebijakan Politik
Langkah-langkah yang dilakukan BJ Habibie di bidang politik adalah:
 Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga
banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik
 Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang
Pamungkas (mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik
Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi
hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994)
 Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen
 Membentuk tiga undang-undang yang demokratis yaitu :

1. UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik


2. UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu
3. UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR
 Menetapkan 12 Ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan
jawaban dari tuntutan reformasi yaitu :

1. Tap MPR No. VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap No. IV/MPR/1983


tentang Referendum
2. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No.
II/MPR/1978 tentang Pancasila sebagai asas tunggal
3. Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. V/MPR/1978
tentang Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki hak-hak dan
Kebijakan di luar batas perundang-undangan
4. Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan
Wakil Presiden maksimal hanya dua kali periode.

12 Ketetapan MPR antara lain :

1. Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang pokok-pokok reformasi pembangunan


dalam rangka penyelematan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan
negara
2. Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan
bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme
3. Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan presiden dan
wakil presiden Republik Indonesia
4. Tap MPR No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan Otonomi daerah
5. Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka
demokrasi ekonomi
6. Tap MPR No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
7. Tap MPR No. VII/MPR/1998, tentang perubahan dan tambahan atas Tap MPR
No. I/MPR/1998 tentang peraturan tata tertib MPR
8. Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum
9. Tap MPR No. III/V/MPR/1998, tentang referendum
10.Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBHN
11.Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang khusus
kepada Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan
pengamanan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
12.Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (P4)
Kebijakan Ekonomi
Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar
masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir
pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai
tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak
akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga
memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi
perekonomian. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi
Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui
pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara
 Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
 Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
 Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
 Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
 Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan yang Tidak Sehat
 Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Akhir Kepemimpinan B.J. Habibie


Menurut pihak oposisi, salah satu kesalahan terbesar yang ia lakukan saat
menjabat sebagai Presiden ialah memperbolehkan
diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste). Ia
mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan
jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih
tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur
lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah
yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999.
Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar
belakang Habibie semakin giat menjatuhkannya. Upaya ini akhirnya berhasil
saat Sidang Umum 1999, ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi
setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era awal reformasi cenderung
bersifat negatif, tapi sejalan dengan perkembangan waktu banyak yang menilai
positif pemerintahan Habibie. Salah satu pandangan positif itu dikemukan oleh
L. Misbah Hidayat dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif
Pemerintahan Tiga Presiden.
“ Visi, misi dan kepemimpinan presiden Habibie dalam menjalankan
agenda reformasi memang tidak bisa dilepaskan dari pengalaman ”
hidupnya. Setiap keputusan yang diambil didasarkan pada faktor-
faktor yang bisa diukur. Maka tidak heran tiap kebijakan yang
diambil kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tidak
mengerti. Bahkan sebagian kalangan menganggap Habibie apolitis
dan tidak berperasaan. Pola kepemimpinan Habibie seperti itu dapat
dimaklumi mengingat latar belakang pendidikannya sebagai doktor di
bidang konstruksi pesawat terbang. Berkaitan dengan semangat
demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan
membangun pemerintahan yang transparan dan dialogis. Prinsip
demokrasi juga diterapkan dalam kebijakan ekonomi yang disertai
penegakan hukum dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Dalam
mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun, Habibie melakukan
perubahan besar. Ia meningkatkan koordinasi dan menghapus
egosentisme sekotral antarmenteri. Selain itu sejumlah kreativitas
mewarnai gaya kepemimpinan Habibie dalam menangani masalah
bangsa.[37] Untuk mengatasi persoalan ekonomi, misalnya, ia
mengangkat pengusaha menjadi utusan khusus. Dan pengusaha itu
sendiri yang menanggung biayanya. Tugas tersebut sangat penting,
karena salah satu kelemahan pemerintah adalah kurang menjelaskan
keadaan Indonesia yang sesungguhnya pada masyarakat
internasional. Sementara itu pers, khususnya pers asing, terkesan
hanya mengekspos berita-berita negatif tentang Indonesia sehingga
tidak seimbang dalam pemberitaan.
Pasca-kepresidenan
Setelah ia tidak menjabat lagi sebagai presiden, Habibie sempat tinggal dan
menetap di Jerman. Tetapi, ketika era kepresidenan Susilo Bambang
Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden untuk mengawal proses
demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie
Center dan akhirnya menetap dan berdomisili di Indonesia.
Kontribusi besar Habibie bagi bangsa ini pun tetap tercurahkan ketika masa
kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Habibie aktif memberikan masukan dan
gagasan pembangunan bagi pengembangan sumber daya manusia di
Indonesia. Kesibukan lain dari B. J. Habibie adalah mengurusi industri pesawat
terbang yang sedang dikembangkannya di Batam. Habibie menjabat
sebagai Komisaris Utama dari PT. Regio Aviasi Industri, sebuah perusahaan
perancang pesawat terbang R-80 dan kemudian menyerahkan pucuk pimpinan
perusahaan tersebut kepada anaknya, Ilham Habibie.

Kematian
Prosesi upacara pemakaman kenegaraan Habibie di Taman Makam Pahlawan
Nasional Utama Kalibata, Jakarta
Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 11 September
2019 pukul 18.05 WIB karena gagal jantung. Sebelumnya, Habibie telah
menjalani perawatan intensif sejak 1 September 2019. [40] Sebelum
Dimakamkan, pada malam hari Jenazah B.J. Habibie dibawa dari RSPAD
menuju ke kediaman Habibie-Ainun di Jalan Patra Kuningan XIII Blok L15/7
No.5, kawasan Patra Kuningan untuk disemayamkan. Ia kemudian dimakamkan
di samping istrinya yaitu Hasri Ainun Besari di Taman Makam Pahlawan
Kalibata slot 120 pada tanggal 12 September 2019 pukul 14.00 WIB. Upacara
pemakaman dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai
inspektur upacara.

Penghargaan
 Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Malaysia (IEM)
 Anggota Kehormatan Japanese Academy of Engineering
 Anggota Kehormatan The Fellowship of engineering of United Kingdom,
London
 Anggota Kehormatan The National Academy of Engineering, AS
 Anggota Kehormatan Academie Nationale de l'Air et de l'Espace, Perancis
 Anggota Kehormatan The Royal Aeronautical Society, Inggris
 Anggota Kehormatan The Royal Swedish Academy of engineering Science,
Swedia
 Anggota Kehormatan Gesselschaft Fuer Luft und Raumfarht (Lembaga
Penerbangan & Ruang Angkasa) Jerman
 Anggota Kehormatan American Institute of Aeronautics and Astronautics, AS
 Anggota Kehormatan Masyarakat Aeronautika Kerajaan Inggris (1983)
 Anggota Kehormatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Jerman (1983)
 Anggota Kehormatan Akademi Aeronautika Perancis (1985)

Anda mungkin juga menyukai