salah satu tokoh panutan dan disegani di Indonesia. Beliau berkiprah tidak
hanya di Indonesia saja, melainkan juga di luar negeri.
Biografi B.J. Habibie
Nama
Bacharuddin Jusuf Habibie
Tempat, Tanggal Lahir
Parepare, 25 juni 1936
Warga Negara
Indonesia
Profesi
Insinyur, Politikus
Pasangan
Hasri Ainun Besari (1962–2010)
Anak
Ilham Akbar, Thareq Kemal
Orangtua
Abdul Jalil Habibie (Ayah), Tuti Marini Puspowardojo (Ibu)
Selain sebagai presiden, beliau juga dikenal sebagai sesorang yang jenius
dengan IQ 200. Beliau beruntung terlahir di keluarga terpelajar yang
membuatnya mendapat kesempatan untuk terus mengasah kemampuan
berpikirnya tersebut.
1. Masa Kecil
BJ Habibie lahir dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan Tuti Marini
Puspowardojo pada tanggal 25 Juni 1936. Ayahnya berasal dari Gorontalo,
sedangkan sang ibu berasal dari Yogyakarta. Beliau adalah anak keempat dari
delapan bersaudara.
Sejak kecil, pria yang akrab disapa Rudy ini memang dikenal sebagai anak yang
cerdas dan gemar membaca buku. Suatu hal yang tidak mengherankan bila
melihat latar belakang orangtuanya yang merupakan lulusan perguruan tinggi
ternama di Indonesia. Apalagi, sang ayah juga merupakan seorang ahli
pertanian
Selain belajar mengenai ilmu eksakta di sekolah, beliau juga dididik oleh kedua
orangtuanya mengenai ilmu agama serta tradisi-tradisi leluhur. Hal ini
dilakukan supaya beliau dan ketujuh saudaranya tidak hanya pintar, tapi juga
mampu bersikap dan membawa diri dengan baik.
Laki-laki kelahiran Parepare ini menghabiskan masa kecilnya dengan berpindah
di beberapa tempat mengikuti tugas sang ayah. Pada tahun 1947, beliau bersama
keluarga pindah ke Makassar karena Alwi Abdul Jalil dipromosikan menjadi
Kepala Pertanian untuk wilayah Indonesia Timur.
Berselang tiga tahun kemudian, tiba-tiba sang ayah meninggal dunia karena
serangan jantung. Setelah kepergian sang ayah, ibunya pun memutuskan untuk
pindah ke Bandung supaya anak-anak mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
2. Pendidikan
Pengorbanan yang dilakukan oleh Tuti Martini nyatanya tidak sia-sia. Apalagi
ketika melihat semangat dan prestasi BJ Habibie di sekolah. Semasa beliau
bersekolah di bangku SMA, prestasinya semakin membanggakan, terlebih
pelajaran tentang ilmu eksakta.
Saat menempuh pendidikan di Jerman, beliau tidak hanya belajar, tapi juga
mengikuti kerja praktik. Beliau bertekad untuk sukses supaya bisa membalas
jasa ibunda yang telah bersusah payah membiayai kuliahnya yang tidak sedikit.
Usahanya membuahkan hasil, beliau lulus dari perguruan tinggi tersebut dengan
predikat summa cumlaude.
3. Kisah Asmara
Terlepas dari semua itu, nyatanya Habibie dan Ainun kerap dijodohkan oleh
orang-orang sekitarnya. Saat mengenyam bangku SMA, keduanya yang
merupakan murid berprestasi ini juga sering dijodoh-jodohkan oleh para guru di
sekolah.
BJ Habibie muda merasa agak risih dengan perjodohan tersebut karena beliau
tidak memiliki perasaan lebih. Untuk menutupinya, beliau mengejek Ainun
gendut dan jelek.
Kemudian, mereka pun menjalin hubungan dan menikah pada pada tahun 1962.
Dari pernikahan tersebut, beliau dikaruniai dua anak laki-laki, yaitu Ilham
Akbar Habibie dan Thareq Kemal.
Perjalanan Karier
Kemudian, beliau naik jabatan dan dipercaya sebagai Vice President sekaligus
Direktur Teknologi di perusahaan tersebut. Jabatan itu menjadikan beliau
sebagai satu-satunya orang Asia yang mempunyai kedudukan tinggi di
perusahaan pesawat terbang terkemuka di Jerman.
Tak hanya mempunyai karier yang cemerlang, BJ Habibie juga disegani oleh
banyak orang di sana. Apalagi selama bekerja di perusahaan tersebut, beliau
banyak melakukan penelitian dan berhasil menyumbang beberapa teori untuk
bidang Thermodinamikan, Konstruksi, dan Aerodinamika.
2. Karier Politik
Pada tahun 1974, Presiden Soeharto mengirim seseorang untuk menemui BJ
Habibie dan membujuknya pulang. Tanpa berpikir panjang, BJ Habibie pun
menyetujui permintaan tersebut dan kembali ke Indonesia.
Selain itu, beliau juga berhasil membentuk tiga undang-undang demokratis yang
mengatur tentang partai politik, pemilu, dan susunan kedudukan DPR/MPR. Di
tahun yang sama, beliau juga menetapkan Tap MPR No XII/MPR/1998 yang
mengatur tentang masa jabatan presiden, yaitu hanya dua periode saja.
Prestasi
Salah satu prestasi membanggakan yang ditorehkan oleh laki-laki jenius ini
adalah menemukan rumus yang bisa menghitung retakan pada atom-atom
pesawat terbang. Rumus tersebut disebut Faktor Habibie.
Tak hanya itu, pada tahun 1992 beliau juga mendapatkan penghargaan
Theodore von Karman Award dari International Council of the Aeronautical
Sciences. Penghargaan ini setara dengan Noble, lho. Keren banget, ya, beliau?
Sangat patut untuk dicontoh oleh generasi muda.
Salah satunya adalah untuk tidak pantang menyerah dalam menggapai cita-
cita. Apapun rintangan yang menghadang, kalau tekadmu sekuat baja pasti
akan ada jalan yang terbuka. Tak hanya itu, belajarlah juga dari beliau mengenai
kesetiaan dengan pasangan.
Riwayat Pekerjaan
Direktur Utama PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad)
Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Ketua Dewan Pembina Industri Strategis (BPIS)
Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS)
Ketua Dewan Riset Nasional (1999)
Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam
Anggota Dewan Komisaris Pertamina
Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Kontruksi Ringan Rheinsich
Westfaelische Technische Hochshule, Aachen, Jerman Barat (1960–1965)
Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisa Struktur, Hamburg,
Jerman Barat (1966–969)
Kepala Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Komersil/Pesawat Militer
Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB) Gmbh, Hamburg, Jerman Barat (1969–
1973)
Wakil Presiden/Direktur Teknologi Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB),
Hamburg, Jerman Barat (1974–1978)
Penasihat Direktur Utama (Dirut) Pertamina (1974–1978)
Direktur Utama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Bandung
(1976)
Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL), Surabaya (1978)
Profesor Kehormatan/Guru Besar dalam bidang Konstruksi Pesawat Terbang
Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung (1997)
Kebijakan Politik
Langkah-langkah yang dilakukan BJ Habibie di bidang politik adalah:
Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga
banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik
Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang
Pamungkas (mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik
Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi
hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994)
Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen
Membentuk tiga undang-undang yang demokratis yaitu :
Kematian
Prosesi upacara pemakaman kenegaraan Habibie di Taman Makam Pahlawan
Nasional Utama Kalibata, Jakarta
Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 11 September
2019 pukul 18.05 WIB karena gagal jantung. Sebelumnya, Habibie telah
menjalani perawatan intensif sejak 1 September 2019. [40] Sebelum
Dimakamkan, pada malam hari Jenazah B.J. Habibie dibawa dari RSPAD
menuju ke kediaman Habibie-Ainun di Jalan Patra Kuningan XIII Blok L15/7
No.5, kawasan Patra Kuningan untuk disemayamkan. Ia kemudian dimakamkan
di samping istrinya yaitu Hasri Ainun Besari di Taman Makam Pahlawan
Kalibata slot 120 pada tanggal 12 September 2019 pukul 14.00 WIB. Upacara
pemakaman dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai
inspektur upacara.
Penghargaan
Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Malaysia (IEM)
Anggota Kehormatan Japanese Academy of Engineering
Anggota Kehormatan The Fellowship of engineering of United Kingdom,
London
Anggota Kehormatan The National Academy of Engineering, AS
Anggota Kehormatan Academie Nationale de l'Air et de l'Espace, Perancis
Anggota Kehormatan The Royal Aeronautical Society, Inggris
Anggota Kehormatan The Royal Swedish Academy of engineering Science,
Swedia
Anggota Kehormatan Gesselschaft Fuer Luft und Raumfarht (Lembaga
Penerbangan & Ruang Angkasa) Jerman
Anggota Kehormatan American Institute of Aeronautics and Astronautics, AS
Anggota Kehormatan Masyarakat Aeronautika Kerajaan Inggris (1983)
Anggota Kehormatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Jerman (1983)
Anggota Kehormatan Akademi Aeronautika Perancis (1985)