Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA Nn.

N
DENGAN HALUSINASI DI BANGSAL DRUPADI
RSJD dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

A. Pengkajian

Ruangan Perawatan : Drupadi


Tanggal Pengkajian : 21 januari 2020

I. Identitas Klien
Nama/ Inisial : Nn.N (P) No.RM : 079009
Umur : 16 tahun
Alamat : Sukoharjo
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Penanggung Jawab
Nama : Ny Y
Alamat : Ngawi
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Hubungan dengan Klien : Ibu

II. Alasan Masuk Rumah Sakit


a. Keluhan Utama : Pasien mengatakan sering melihat ayah,
ibunya, pamannya, keponakannya, arifin (suaminya) dan
mengatakan mempunyai anak.
b. Alasan Masuk Rumah Sakit : Pasien mengatakan karena sering
melihat arifin suaminya, padahal arifin suaminya sudah
meninggal.
c. Tindakan yang dilakukan keluarga sebelum ke Rumah Sakit :
Keluarga mengatakan pasien dahulu sudah pernah seperti ini
dan di bawa ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin dan
melakukan pengobatan rutin selama ± 5 tahun dan memang
sering kambuh jika pasien tidak minum obat atau ada faktor
pemicu yang lain

III. Faktor Presipitasi


Pasien mengatakan dulu waktu pertama kali dirawat di RSJD
karena dulu ketikan di asuh di rumah oleh neneknya, pasien
menerima perilaku kekerasan oleh neneknya dan menyebabkan
depresi lalu setelah dirawat selama kurang lebih 3 minggu lalu
sembuh dan hanya direhabilitasi/rawat jalan. Lalu beberapa hari
yang lalu kambuh karena suaminya meninggal.

IV. Faktor Predisposisi


1. Pasien mengatakan ayah kandungnya meninggal dan ibunya
menikah lagi dan tidak mau mengurusnya.
2. Pasien mengatakan ibunya kurang perhatian dengan pasien.

V. Fisik
1. Tanda – tanda vital: TD : 110/80 mmHg Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,8 °C RR : 20 x/menit
2. Ukur : TB : 152 cm
: BB : 48 kg
3. Keluhan Fisik : Pasien mengatakan fisiknya baik dan sehat.
VI. Psikososial
1. Genogram
x

Keterangan : =Laki-laki
= perempuan
X = meninggal
= Hubungan keluarga

2. Konsep diri
a. Gambaran Diri : Pasien mengatakan tubuhnya cantik dan sehat.
b. Identitas Diri : Pasien mengatakan adalah seorang istri yang
sudah menikah dan mempunyai anak.
c. Peran : Pasien mengatakan bahwa kegiatan setiap harinya saat
dirumah dirinya berkerja sebagai wiraswasta dan membantu
neneknya.
d. Ideal Diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh agar bisa
kembali pulang.
e. Harga Diri : Pasien mengatakan bahwa dia merasa rendah ketika
ada orang yang mengejeknya karena pasien mudah terbawa
perasaan.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : pasien mengatakan orang yang paling
berarti dalam hidup adalah neneknya dan suaminya.
b. Peran Sosial : pasien mengatakan jarang bertemu dengan
tetangga tetangganya karena pekerjaannya.
c. Hambatan Sosial : pasien mengatakan senang berkenalan
dengan orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Pasien mengatakan beragama islam dan
mencoba untuk belajar beribadah.
b. Kegiatan ibadah : Pasien selama di RSJ terkadang memakai
jilbab dan selalu melantunkan sholawat.

VII. Status Mental


1. Penampilan : Pasien tampak rapi dan bersih, tidak bau badan,
terkadang memakai jilbab dan ketika tidak memakai jilbab nya,
pasien menguncir rambutnya dibantu oleh perawat.
2. Pembicaraan: Pasien menjawab pertanyaan secara berputar-putar
namun tepat pada tujuan atau sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan. Pembicaraan pasien lambat ketika memikirkan jawaban
yang dilontarkan oleh penanya.
3. Aktivitas motorik: Pasien tampak mondar-mandir sambil
melantunkan sholawatan dan mencoba berkenalan dengan orang
baru.
4. Alam perasaan: Pasien saat ini terlihat gelisah dan sering
melamun, dan terkadang merasa sedih ketika ditanya tentang
keluarganya.
5. Afek: Afek pasien biasa, menyesuaikan keadaan pasien saat ini.
Keadaan pasien saat ini terlihat sesuai dengan suasana. Bila ada
suatu hal yang lucu pasien akan tertawa, dan ketika ada hal yang
menyedihkan pasien akan ikut sedih bahkan sampai menangis dan
menjauh dari orang lain ketika sedih.
6. Interaksi selama wawancara: Pasien tampak selalu berusaha
mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya, pasien
kooperatif ketika diwawancarai.
7. Persepsi: Halusinasi: Penglihatan. Pasien mengatakan selalu
melihat suaminya, anaknya, paman dan bapaknya. Frekuensi
halusinasi penglihatan sering, dengan waktu yang tidak dapat
ditentukan. Respon pasien saat melihat halusinasi tersebut merasa
senang dan selalu mengajak berkomunikasi/ berbicara.
8. Proses pikir: Tangensial. Yaitu pembicaraan pasien berbelit-belit
namun sampai pada tujuan.
9. Isi pikir: Saat dikaji pasien menunjukkan isi piker yaitu ide yang
terkait karena pasien mengatakan sesuatu hal yang sebenarnya
tidak terjadi atau tidak ada , dan hal tersebut sangat diyakininya
dan penting baginya.
10. Tingkat kesadaran: Pasien sadar penuh dan tidak mengalami
disorientasi tempat dan waktu. Pasien mengatakan sudah
mengetahui bahwa dirinya berada di Rumah Sakit Jiwa.
11. Memori: Pasien tidak tampak mengalami gangguan memori
jangka panjang pada ingatan, pikiran, dan pasien bisa mengingat
kalau pasien sudah menikah, pasien dapat mengingat dahulu
sekolah di SMP mana, pasien dapat mengingat tanggal lahir
maupun tanggal kemerdekaan.
12. Perhatian dan konsentrasi: Pasien saat diajak berbicara dapat
mempertahankan kontak mata namun tatapannya tampak kosong.
Pasien selalu memperhatikan pembicaraannya dengan yang
mengajak bicara.
13. Kemampuan penilaian: Pasien memiliki masalah dalam
mengambil keputusan dan pasien tidak mampu memilih secara
cepat saat diberi pilihan oleh perawat. Contohnya saat diberi
pilihan sholat dahulu atau wudhu terlebih dahulu, pasien tidak bisa
menjawab dengan cepat .
14. Daya tilik diri: Pasien mengetahui bahwa dirinya mengalami sakit
jiwa dan pasien dapat menerima keadaannya saat ini

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan: Pasien dapat melakukan aktivitas makan secara mandiri
2. BAK dan BAB: Pasien dapat melakukan BAK dan BAB secara
mandiri
3. Mandi: Pasien dapat melakukan aktivitas mandi secara mandiri
pada pagi dan sore hari
4. Berpakaian dan berhias: Pasien dapat memakai pakaian dan
berhias secara mandiri, pakaian yang digunakan pasien
sewajarnya, menggunakan pakaian dari Rumah Sakit Jiwa.
5. Istirahat dan tidur: Pasien istirahat secara teratur terutama setelah
beraktivitas
6. Penggunaan obat: Pasien mengkonsumsi obat dengan bantuan
minimal
7. Pemeliharaan kesehatan: Pasien selalu mematuhi resep dan obat
yang diberikan oleh dokter
8. Kegiatan di dalam rumah:
a. Mempersiapkan makanan: Pasien mampu menyiapkan
makanan
b. Menjaga kebersihan rumah: Pasien mampu menjaga
kebersihan rumah, seperti menyapu, mengepel, dan lain
sebagainya
c. Mencuci pakaian: Pasien mampu mencuci pakaian sendiri
d. Mengatur keuangan: Pasien belum mampu mengatur keuangan
secara maksimal
9. Kegiatan di luar rumah
a. Belanja: Pasien mampu berbelanja kebutuhannya
b. Bepergian: Pasien mampu bepergian dan kembali pulang lagi

IX. Mekanisme Koping


Pasien memliki koping maladaptif kurang mampu menyelesaikan
masalahnya namun pasien mampu berbicara baik dengan orang lain.
Pasien mengatakan jika ada masalah ia duduk menangis lalu
menyendiri.
X. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Pasien mengatakan merasa dirinya di jauhi oleh masyarakat di
sekitar rumahnya karena gangguan kesehatan mentalnya. Pasien
tampak selalu diam dan mondar-mandir sambil bersholawat.

XI. Kurang Pengetahuan Tentang


Pasien mengetahui tentang kondisi fisiknya saat ini, pasien
mengatakan masuk rumah sakit karena mengalami gangguan jiwa.
Pasien mengetahui tentang koping dan obat-obatan yang diberikan,
dan pasien mengetahui penyebab pasien di bawa ke Rumah Sakit
Jiwa.

XII. Aspek Medis


a. Diagnosa Medis : Halusinasi
b. Terapi medis: Halloperidol

XIII. Data Penunjang


Pasien tidak memiliki data penunjang berupa laboratorium ataupun
radiologi.

B. Analisa Data

No. Data Fokus Masalah Keperawatan


Dx.
1. DS: Pasien mengatakan Halusinasi:
Penglihatan
- kambuh karena suaminya
meninggal.
- Pasien mengatakan ibunya kurang
perhatian dengan pasien.
- Pasien mengatakan selalu melihat
suaminya, anaknya, paman dan
bapaknya. Frekuensi halusinasi
penglihatan sering, dengan waktu
yang tidak dapat ditentukan.
Respon pasien saat melihat
halusinasi tersebut merasa senang
dan selalu mengajak
berkomunikasi/ berbicara
- Memiliki masalah dalam mengambil
keputusan dan pasien tidak mampu
memilih secara cepat saat diberi
pilihan oleh perawat

DO: Pasien tampak


 Halusinasi penglihatan
 Berhalusinasi karena berbicara
sendirian dan merasa ada yang
mengajak berbicara
 Proses piker pasien Tangensial.
Yaitu pembicaraan pasien berbelit-
belit namun sampai pada tujuan
 Isi pikir yaitu ide yang terkait karena
pasien mengatakan sesuatu hal
yang sebenarnya tidak terjadi atau
tidak ada , dan hal tersebut sangat
diyakininya dan penting baginya.
2 Ds : Pasien mengatakan Isolasi Sosial

 Pasien menerima perilaku


kekerasan oleh neneknya dan
menyebabkan depresi.
 Pasien mengatakan ayah
kandungnya meninggal dan ibunya
menikah lagi dan tidak mau
mengurusnya.
 Pasien merasa rendah ketika ada
orang yang mengejeknya karena
pasien mudah terbawa perasaan.
 Pasien mengatakan merasa dirinya
di jauhi oleh masyarakat di sekitar
rumahnya karena gangguan
kesehatan mentalnya

Do : Pasien tampak

 Pasien saat ini terlihat gelisah dan


sering melamun, dan terkadang
merasa sedih ketika ditanya
tentang keluarganya.
 ketika ada hal yang menyedihkan
pasien akan ikut sedih bahkan
sampai menangis dan menjauh dari
orang lain ketika sedih.
 Pasien saat diajak berbicara dapat
mempertahankan kontak mata
namun tatapannya tampak kosong.

C. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Halusinasi : Penglihatan

Isolasi Sosial
D. Diagnosa Keperawatan
I. Halusinasi : Penglihatan
II. Isolasi Sosial

E. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
Halusinasi:Penglihatan Setelah dilakukan SP 1
tindakan keperawatan 1. Identifikasi
pasien mampu : halusinasi: isi,
frekuensi, waktu,
Tujuan : terjadi, situasi
- Membina pencetus, perasaan,
hubungan saling respon
percaya 2. Jelaskan cara
- Pasien mampu mengontrol
mengidentifikasi halusinasi :
halusinasi (isi, menghardik, obat,
frekuensi, waktu, bercakap-cakap,
situasi, pencetus, melakukan kegiatan
perasaan, respon) 3. Latih cara
- Mengontrol mengontrol
halusinasi dengan halusinasi dengan
tepat cara menghardik
- Melakukan jadwal 4. Memasukkan pada
mengontrol jadwal kegiatan
halusinasi dengan untuk latihan
tepat menghardik

SP 2
1. Evaluasi kegiatan
menghardik. Beri
pujian
2. Latih cara
mengontrol
halusinasi dengan
obat (jelaskan 6
benar: jenis, guna,
dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas
minum obat)
3. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
menghardik dan
minum obat

SP 3
1. Evaluasi kegiatan
latihan menghardik
dan minum obat.
Beri pujian
2. Latih cara
mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap
saat terjadi
halusinasi
3. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk menghardik,
minum obat dan
bercakap-cakap
SP 4
1. Evaluasi kegiatan
latihan menghardik,
minum obat, dan
bercakap-cakap.
Beri pujian.
2. Latih cara
mengontrol
halusinasi dengan
melakukan kegiatan
harian (minimal 2
kegiatan)
3. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
menghardik, minum
obat, bercakap-
cakap, dan
melakukan
kegiatan.
F. Implementasi dan Evaluasi

Hari/tanggal Implementasi Evaluasi


Selasa, Data Subyektif: Pasien S : Pasien mengatakan:
21-01-2020 mengatakan 1. Merasa senang
- Sering melihat suaminya setelah diajarkan
yang sudah meninggal, cara menghardik
anaknya, paman dan 2. Belum bisa
bapaknya. Waktunya melakukan cara
tidak menentu. Respon menghardik dengan
pasien saat melihat benar
tersebut merasa senang 3. Masih melihat
dan selalu mengajak suami dan
berkomunikasi/ berbicara mamanya.
- Pasien mengatakan O : pasien belum bisa
ibunya kurang perhatian mempraktekkan cara
dengan pasien. menghardik halusinasi
dengan benar
Data Obyektif: Pasien
A : Halusinasi masih ada
tampak
P:
 Sering berbicara sendiri - latihan pasien
 Melihat ke arah luar menghardik setiap
ruangan hari
 Mondar-mandir tidak - masukkan ke
jelas jadwal latihan
 Selalu menunjuk mama menghardik
dan suaminya ketika
datang

Masalah Keperawatan :
Halusinasi : Penglihatan
Implementasi :
1. membina hubungan
saling percaya
2. mengidentifikasi
halusinasi: penyebab,
tanda dan gejala
3. mengajarkan cara
mengontrol halusinasi
4. mengajarkan cara
menghardik halusinasi
5. latih cara menghardik
6. memasukkan jadwal
kegiatan pasien

RTL :
- Mengevaluasi SP 1
- Mengulang SP 1
Rabu, Data Subyektif: Pasien S : pasien mengatakan:
22-01-2020 mengatakan : 1. merasa senang
- Masih sering melihat setelah diajarkan
bayangan suami dan cara menghardik.
mamanya 2. akan melakukan
- selalu menganggap cara menghardik
pasien lain istrinya agar halusinasinya
Data Obyektif: pasien segera sembuh
tampak : 3. pasien mengatakan
- masih bingung ingin segera
- berbicara sendiri sembuh
- masih bisa dikendalikan O : pasien dapat
- suka menunjukkan melakukan cara
bahwa suaminya datang menghardik
halusinasi, pasien
Masalah Keperawatan : kooperatif
Halusinasi : Penglihatan A : halusinasi masih ada
P:
Implementasi : - latihan menghardik
1. membina hubungan setiap hari
saling percaya - masukkan ke jadwal
2. mengajarkan cara latihan menghardik
menghardik halusinasi
3. latih cara menghardik
4. memasukkan jadwal
kegiatan pasien

RTL :
- mengevaluasi kembali SP
1 pasien
- mengajarkan SP 2 (minum
obat)
Kamis, Data Subyektif: pasien S : Pasien mengatakan
23-01-2020 mengatakan : 1. merasa senang
- sudah bisa melakukan setelah diajarkan
cara menghardik cara minum obat
halusinasi yang benar
- pasien selalu minum obat 2. bayangan istrinya
yang diberikan perawat selalu ada.
Data Obyektif : pasien 3. Pasien berusaha
tampak untuk menghardik
- masih mondar-mandir dan tapi bayangan
verbal semakin kacau selalu muncul
O : pasien tampak
Masalah keperawatan: 1. Pasien selalu bicara
halusinasi penglihatan sendiri tidak jelas
dan mondar-mandir
Implementasi: 2. Pasien belum
1. evaluasi cara menghardik mampu
2. mengajarkan cara menjelaskan dan
mengontrol halusinasi menerapkan 6
dengan minum obat benar obat
(jelaskan 6 benar obat) A : Halusinasi penglihatan
3. meminta pasien masih ada
mengulang prinsip 6 P:
benar obat 1. Latih cara
menghardik
RTL : 2. Memasukkan jadwal
- mengevaluasi SP 1 dan 2 latihan cara
- Memantau jadwal menghardik dan
kegiatan yang sudah minum obat
diajarkan
Jumat, DS: pasien mengatakan S : Pasien mengatakan:
24-01-2020 sudah jarang melihat 1. Merasa senang
bayangan istrinya setelah diajarkan
DO: pasien terlihat bingung, tentang cara minum
sudah jarang berbicara obat
sendiri 2. bayangan istrinya
sudah jarang terlihat
Masalah keperawatan: 3. sudah bisa cara
Halusinasi penglihatan menghardik
halusinasinya
Implementasi: O:
1. mengevaluasi SP 1 dan 1. pasien bisa
SP 2 menyebutkan 6
2. mengajarkan kembali benar obat tetapi
tentang 6 benar obat (SP harus dipandu
2) 2. Pasien terlihat lebih
tenang,
RTL : 3. mondar mandir
- Memasukkan sudah berkurang
kedalam jadwal 4. sudah dapat
kegiatan pasien mempraktekkan
- Memantau jadwal cara menghardik
pasien dengan benar
- Mengajarkan SP 3 A: Halusinasi penglihatan
masih ada
P:
1. minum obat teratur
sesuai dengan
dosis yang
ditetapkan
2. latihan menghardik
setiap halusinasi
datang
3. memasukkan jadwal
kegiatan pasien
Sabtu, Data subyektif : S : pasien mengatakan
25-01-2020 - pasien mengatakan 1. merasa senang
sudah bisa menghardik setelah diajarkan
halusinasi tentang minum obat
- sudah bisa 2. pasien masih
menyebutkan warna bingung dengan
dan fungsi obat namun nama obat yang
masih bingung dengan diberikan
nama obat yang 3. pasien mampu
diberikan oleh petugas bercakap-cakap
DO : dengan orang lain
- pasien tampak belum O :
mengerti tentang obat
1. pasien mampu
yang diberikan oleh
perawat mempraktekkan
- pasien bingung cara bercakap-
- mau meminum obat cakap dengan
teratur pasien atau orang
lain disekitarnya
Implementasi :
A : halusinasi bisa di
1. mengevaluasi SP 1 dan
kontrol
2
P:
2. mengajarkan bercakap-
cakap dengan pasien
- mempraktekkan
atau orang lain yang ada
cara bercakap-
disekitarnya
cakap dengan
3. melatih cara bercakap-
orang lain dan
cakap dengan pasien
menghardik saat
atau orang lain untuk
halusinasi datang
menghilangkan
- minum obat teratur
halusinasi
sesuai dengan
anjuran yang
RTL :
ditetapkan
- Mengevaluasi SP 1
- memasukkan
dan 2
kegiatan pada
- Memantau jadwal
jadwal
kegiatan pasien
Senin, DS :
S:
27-01-2020 - pasien mengatakan
sudah bisa - pasien mengatakan
menghilangkan selalu
bayangan istrinya berkomunikasi atau
secara sedikit-sedikit bercakap-cakap
- pasien selalu minum dengan pasien lain
obat secara teratur
O:
DO :
- Pasien sudah bisa - pasien sangat
mengendalikan kooperatif
halusinasi dengan - mau bercakap-
menghardik dan minum cakap dengan
obat pasien lain

A : Pasien mampu
Implementasi :
mengontol halusinasi
1. membina hubungan
dengan berrcakap-cakap
saling percaya antara
P:
pasien dengan perawat
- masukkan ke jadwal
2. mengevaluasi SP 2
kegiatan
3. meminta pasien
- anjurkan untuk
mencontohkan cara
melakukan kegiatan
menghardik, menjelaskan
yang sudah
cara minum obat
diajarkan
4. mengajarkan SP 3 (
bercakap-cakap)
5. Evaluasi SP 3

RTL :
- Mengevaluasi SP 1,
SP 2, SP 3
- Memantau jadwal
kegiatan pasien
setiap hari
- Melanjutkan SP 3
- Anjurkan pasien
untuk melakukan
cara menghilangkan
halusinasi dengan
menghardik,obat,
bercakp-cakap

Anda mungkin juga menyukai