Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
(1) TBC paru BTA (Basil Tahan Asam) positif (sangat menular) yaitu sekurang-
pemeriksaan dahak memberikan hasil yang positif dan foto rontgen dada
menunjukkan TBC aktif; (2) TBC paru BTA negatif, yaitu pemeriksaan dahak
hasilnya masih meragukan. Jumlah kuman yang ditemukan pada waktu pemeriksaan
belum memenuhi syarat positif dan hasil foto rontgen dada menunjukkan hasil positif
Penderita dapat menularkan kuman TB pada orang lain melalui cara :1.) Pada
waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan
dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
2.) Penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang
14
Universitas Sumatera Utara
langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam
dalam keadaan yang gelap dan lembab. 3.) Daya penularan seorang pasien ditentukan
oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat
kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. 4.) Faktor yang
dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.Risiko tertular tergantung dari
penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif. Seseorang dapat
terpapar dengan TB hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TB. Penderita
15 orang lain setiap tahunnya. Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB
menjadi pasien. TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
Mengingat prevalensi TB Paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap
orang yang datang ke Unit Pelayanan Kesehatan dengan gejala tersebut diatas,
dianggap sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan
panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang adalah menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian yang diakibatkan penyakit TB paru dengan cara
masalah kesehatan masyarakat Indonesia, sedangkan tujuan jangka pendek adalah (1)
Tercapainya angka kesembuhan minimal 88% dari semua penderita baru BTA positif
sehingga pada tahun 2015 dapat mencapai 90% dari perkiraan semua penderita baru
BTA positif, serta target ini diharapkan dapat menurunkan tingkat prevalensi dan
kematian akibat TB hingga dan mencapai tujuan millenium development goal (MDG)
penanggulangan TB
Pemerintah dan swasta, Rumah Sakit Paru (RSP), Balai Pengobatan Penyakit
Paru Paru (BP4), Klinik Pengobatan lain serta Dokter Praktek Swasta (DPS).
kemitraan dengan program terkait, sektor pemerintah, non pemerintah dan swasta
kemitraan dengan pihak terkait melalui kegiatan advokasi, komunikasi dan mobilisasi
sosial, (4) kerjasama dengan mitra internasional untuk mendapatkan komitmen dan
bantuan sumber daya, dan (5) Peningkatan kinerja program melalui kegiatan
penemuan tersangka TB paru dengan gejala klinis adalah batuk-batuk terus menerus
selama tiga minggu atau lebih. Setiap orang yang datang ke unit pelayanan kesehatan
dengan gejala utama ini harus dianggap suspek tuberculosis atau tersangka TB Paru
Pengobatan TB Paru dilakukan dalam dua tahap/ kriteria, yaitu tahap awal
(intensif, 2 bulan) dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat
ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai
jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang
pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan
(Biyanti, 2002)
tidak menderita TB) dan II (Terinfeksi TB/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita
Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, bisa sampai 95%.
Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB.
Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu, (a) komitmen politis dari para
pendek untuk penderita, dan (d) Pengobatan TB dengan paduan obat anti-TB jangka
pendek, diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas Menelan Obat) (WHO, 2000).
tanpa didukung oleh kualitas dan persediaan OAT yang baik akan menyebabkan
kegagalan pengobatan dan Multi Drug Resistance yang dapat memperparah keadaan
penderita TB. OAT yang tersedia saat ini harus dikonsumsi penderita dalam jumlah
tablet yang cukup banyak dan dapat menyebabkan kelalaian pada penderita, oleh
sebab itu banyak ahli berusaha untuk mengembangkan OAT-Fixed Dose Combination
(FDC), yaitu kombinasi OAT dalam jumlah tablet yang lebih sedikit dimana jumlah
dan terus menerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam
perbaikan segera. Evaluasi dilakukan setelah suatu jarak-waktu (interval) lebih lama,
dan target yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai. Dalam mengukur keberhasilan
kegiatan pada wilayahnya masing-masing. Seluruh kegiatan harus dimonitor baik dari
pencatatan dan pelaporan baku yang dilaksanakan dengan baik dan benar. Evaluasi
merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan evaluasi dan merupakan
variabel yang menunjukkan keadaan dan dapat digunakan untuk mengukur terjadinya
perubahan. Indikator yang baik harus memenuhi syarat – syarat tertentu antara lain :
valid, sensitive dan specific, dapat dimengerti, dapat diukur dan dapat dicapai.
Membandingkan data antara satu dengan yang lain untuk melihat besarnya
perbedaan, dan (2) Menganalisis kecenderungan (trend) dari waktu ke waktu. Untuk
Pemanfaat Indikator
Sumber
No Indikator Waktu UPK Kab/ Prop Pu
Data
Kota insi sat
1. Angka Penjaringan Daftar suspek Triwulan
Suspek Data Kependudukan
2. Proporsi pasien TB Daftar suspek Triwulan
paru BTA positif Register TB
diantara suspek Kab/Kota Laporan
yang diperiksa Penemuan
dahaknya
3. Proporsi pasien TB Kartu Pengobatan Triwulan
paru BTA positif Register TB
diantara seluruh Kab/Kota Laporan
pasien TB paru Penemuan
4. Proporsi pasien TB Kartu Pengobatan Triwulan
Anak diantara Register TB
seluruh pasien Kab/Kota Laporan
Penemuan
5. Angka Konversi Kartu Pengobatan Triwulan
Register TB
Kab/Kota Laporan
Konversi
6. Angka Kesembuhan Kartu Pengobatan Triwulan
Register TB
Kab/Kota Laporan
Hasil Pengobatan
7. Kesalahan Laporan Hasil Uji Triwulan - - -
laboratorium Silang
Pemanfaat Indikator
Sumber
No Indikator Waktu UPK Kab/ Prop Pu
Data
Kota insi sat
8. Angka Notifikasi Laporan Penemuan Tahunan
Kasus Data Kependudukan
9. Angka Penemuan Laporan Penemuan Tahunan -
Kasus data perkiraan
jumlah pasien baru
BTA positif
pada suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun. Angka ini digunakan untuk mengetahui
akses pelayanan dan upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan
Jumlah suspek yang diperiksa bisa didapatkan dari buku daftar suspek UPK
yang tidak mempunyai wilayah cakupan penduduk, misalnya rumah sakit, BP4 atau
Proporsi Pasien BTA (+) adalah persentase pasien BTA positif yang
menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnosis pasien, serta kepekaan
3) Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Semua Pasien TB Paru Tercatat.
pasien Tuberkulosis yang menular diantara seluruh pasien Tuberkulosis paru yang
diobati.
Angka ini sebaiknya jangan kurang dari 65%. Bila angka ini jauh lebih
rendah, itu berarti mutu diagnosis rendah dan kurang memberikan prioritas untuk
Angka ini sebagai salah satu indikator untuk menggambarkan ketepatan dalam
mendiagnosis TB pada anak. Angka ini berkisar 15%. Bila angka ini terlalu besar dari
intensif. Angka konversi dihitung tersendiri untuk tiap klasifikasi dan tipe pasien,
BTA postif baru dengan pengobatan kategori-1, atau BTA positif pengobatan ulang
Rumus:
akan diikuti dengan angka kesembuhan yang tinggi pula. Selain dihitung angka
konversi pasien baru TB paru BTA positif, perlu dihitung juga angka konversi untuk
pasien TB paru BTA positif yang mendapat pengobatan dengan kategori dua.
BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien TB BTA
positif yang tercatat. Angka kesembuhan dihitung tersendiri untuk pasien baru BTA
positif yang mendapat pengobatan kategori 1/pasien BTA positif pengobatan ulang
dengan kategori 2. Angka ini dihitung untuk mengetahui keberhasilan program dan
rendah dari 88%, maka harus ada informasi dari hasil pengobatan lainnya, yaitu
berapa pasien yang digolongkan sebagai pengobatan lengkap, default (drop-out atau
lalai), gagal, meninggal, dan pindah keluar. Angka default tidak boleh lebih dari 10%,
sedangkan angka gagal untuk pasien baru BTA positif tidak boleh lebih dari 4%
untuk daerah yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak boleh lebih besar dari
10% untuk daerah yang sudah ada masalah resistensi obat. Selain dihitung angka
pasien TB paru BTA positif yang mendapat pengobatan ulang dengan kategori dua.
7) Kesalahan Laboratorium
Keterangan :
Benar : Tidak ada kesalahan
KG : Kesalahan Gradasi Kesalahan Kecil
KKNP : Kesalahan Kecil Positif Palsu Kesalahan Kecil
KBNP : Kesalahan Besar Negatif Palsu Kesalahan Besar
KBPP : Kesalahan Besar Positif Palsu Kesalahan Besar
KG adalah perbedaan baca pada sediaan positf yaitu minimal 2 gradasi.
laboratorium baik pada PRM/PPM/RS/BP4 maupun UPK yang lain, supaya dap
laboratorium yang memiliki kesalahan yang tidak dapat diterima, maka perlu
Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan
tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila
Angka ini berguna untuk menunjukkan "trend" atau kecenderungan meningkat atau
Adalah persentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dibanding
Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan pasien baru BTA positif pada
minimal 90%.
BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan
lengkap) diantara pasien TB BTA positif yang tercatat. Dengan demikian angka ini
dan usaha, untuk menghasilkan kerja yang baik, seseorang harus memiliki
hambatan yang berat dalam lingkungannya. Kemauan dan usaha dapat menghasilkan
motivasi, kemudian setelah ada motivasi dapat menimbulkan kegiatan. Kinerja adalah
hasil yang dicapai atau prestasi yang dicapai karyawan dalam melaksanakan suatu
baik bersifat fisik (material) maupun non fisik (non material) dalam suatu tenggang
waktu tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja adalah
prestasi kerja karena diartikan sebagai hasil pelaksanaan pekerjaan dalam periode
tertentu merupakan prestasi yang dicapai oleh karyawan terhadap target atau sasaran
karyawan tersebut, dan untuk mengetahui prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh
yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan suatu
fungsi pekerjaan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian indikator
pengukuran kinerja dapat dikembangkan dari hasil yang dicapai (kinerja hasil) dan
Menurut Ilyas (2001) yang mengutip pendapat Gibson (1987) ada tiga faktor
yang memengaruhi kinerja seseorang, yaitu faktor individu, faktor psikologis dan
organisasi.
1. Faktor individu terdiri dari kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan
2. Faktor Psikologis terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi. Variabel
kepribadian dan belajar merupakan hal yang kompleks yang sulit untuk diukur.
3. Faktor organisasi berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu
pekerjaan.
suatu kegiatan yang telah ditetapkan dengan dikategorikan dalam beberapa kelompok
antara lain :
dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya
b. Keluaran (output) adalah sesuatu berupa produk /jasa (fisik dan atau non fisik)
oleh publik.
atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap
indikator harus didasarkan pada perkiraan yang nyata dengan memperhatikan tujuan
dan sasaran yang ditetapkan serta data dana pendukung yang harus diorganisasi.
Indikator kinerja yang dimaksud hendaknya 1) spesifik dan jelas, 2) dapat diukur
secara objektif, 3) relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,dan 4) tidak
bias.
digunakan untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada saat ini dan masa yang
akan datang dialokasikan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan P2TB.
P2TB agar sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini dilakukan
Evaluasi atau penilaian merupakan suatu cara yang sistematis untuk memperbaiki
yang lebih baik dengan menyeleksi alternatif – alternatif tindakan yang akan datang.
Evaluasi ini dilakukan pada saat merencanakan program. Evaluasi ini bertujuan
untuk meyakinkan bahwa rencana yang disusun benar – benar sesuai dengan
Evaluasi ini dilakukan pada saat program dilaksanakan dan mempunyai tujuan
utama yaitu mengukur apakah program yang sedang dilakukan tersebut telah
Evaluasi ini dilakukan pada saat program telah selesai dilaksanakan. Tujuan
utama adalah mengukur keluaran (output). Tujuan evaluasi pada tahap akhir
2.4. Koordinasi
dalam suatu organisasi akan tercapai melalui (1) Konfirmasi lengkap, (2) Pertemuan
bentuk penyesuaian bersama atau komunikasi vertikal dalam bentuk standarisasi atau
melibatkan susunan struktural dan integrasi proses, yang didasarkan pada pemahaman
pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif (Handoko
2003).
adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu
yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang
daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki organisasi tersebut. Kekuatan suatu
a. Dengan koordinasi dapat dihindarkan perasaan terlepas satu sama lain, antara
b. Menghindari suatu pendapat atau perasaan bahwa satuan organisasi atau pejabat
organisasi.
organisasi.
organisasi, yakni:
kekosongan pekerjaan.
e. Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang
diinginkan.
suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut (Wibowo, 2008).
Ruky (2003) mengutip pendapat Spencer & Spencer dari kelompok konsultan Hay &
cara berpikir dan bertindak, membuat generalisasi terhadap segala situasi yang
“kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu
memenuhi apa yang diisyaratkan oleh pekerja dalam suatu organisasi sehingga orang
tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan Kompetensi adalah kemampuan dan
karakter yang harus dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya secara
2) Traits, adalah naluri yang secara konsisten dapat memberikan respon yang cepat
dan tepat terhadap keadaan atau informasi yang diterima, atau karakteristik fisik
3) Self concept, adalah sikap perilaku, sistem nilai atau persepi diri atau imajinasi
seseorang yang dianut dan dipercayai dapat menguatkan dan meyakinkan sesuai
diberbagai lingkungan kerja, jika keyakinan tersebut didukung rasa percaya diri
yang besar.
Menurut Thoha (2008), kompetensi ada 3 (tiga) jenis yaitu : (1) kompetensi
teknis yang lebih menekankan kepada pencapaian efektifitas kerja, (2) kompetensi
perilaku (konsep diri, ciri diri dan motif individu), yang lebih menekankan kepada
perilaku produktif yang harus dimiliki dan diperagakan oleh petugas agar dapat
berprestasi, dan (3) kompetensi pengetahuan dan keterampilan individu yang lebih
perusahaan atau lintas industri, sesuai dengan standar kinerja yang disyaratkan.
oleh seseorang dalam suatu bidang tertentu dan keterampilan adalah kemampuan
untuk melaksanakan tugas tertentu baik mental ataupun fisik. Pengetahuan dan
yang dimiliki oleh seseorang, dan pengetahuan adalah komponen utama kompetensi
yang mudah diperoleh dan mudah diidentifikasikan (Thoha, 2008). Sulistiyani dan
intelejensi, daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang
hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun informal yang
pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi, seorang pegawai diharapkan
berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
seseorang (overt behaviour). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
sebelum orang mengadopsi perilaku baru atau berperilaku baru, maka dalam diri
orang tersebut telah terjadi proses yang berurutan yaitu : (1) Awareness (kesadaran)
dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus atau objek. (2) Interest yaitu merasa tertarik terhadap suatu stimulus. (3)
terhadap dirinya. (4) Trial dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. (5) Adoption yaitu dimana subjek
telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap
yaitu :
1) Tahu (know), dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
kembali (recall) tehadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dan sebagainya.
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau mengerti harus dapat
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan
4) Analisis (analysis), suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu
ada.
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang sifatnya masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Notoatmodjo (2008)
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi baru merupakan “pre-disposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu
masih merupakan reaksi yang sifatnya masih tertutup, bukan merupakan reaksi
mempunyai 3 komponen pokok, yakni : (1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep
terhadap suatu objek. (2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap
suatu objek. (3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Ketiga komponen
ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam
memegang peranan yang sangat penting. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu :
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena
dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang tersebut telah
menerima ide.
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behaviour).
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Disamping
faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain. Ada empat
urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua.
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah
berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi sendiri tanpa
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau
bulan yang lalu (recal). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni
proses belajar dan berlatih. Dengan keterampilan yang dimiliki seorang pegawai
Rosidah, 2003).
. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung.
evaluasi dalam program TB di Puskesmas. Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Petugas
a. Menemukan Penderita
antara lain
10. Memantau jumlah suspek yang diperiksa dan jumlah penderita TBC yang
ditemukan.
b. Memberikan Pengobatan
penanganannya
c. Penanganan Logistik
Pembantu analis atau lulusan SMA yang sudah diangkat menjadi pegawai negeri di
seperti pot sputum, spuit, lanset, kapas, alkohol, tabung reaksi, kaca obyek dan
lain-lain.
diperlukan.
diminta.
9. Melakukan pemeriksaan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur kerja
10. Mencatat hasil pemeriksaan, dan mengontrol dan mencek hasil pemeriksaan.
baik.
13. Menangani, mengemas dan mengirimkan spesimen rujukan lengkap dengan serut
pengantar/berita acara.
18. Merawat dan memelihara peralatan laboratorium sesuai dengan petunjuk yang
digariskan.
jawab laboratorium.
terhadap spesimen yang dapat diperiksa sendiri, meliputi kegiatan, (b) Penerimaan
Penyampaian hasil pemeriksaan terhadap spesimen yang harus dirujuk, meliputi :(1)
kegiatan di luar gedung puskesmas, meliputi (1) kegiatan di pos-pos pelayanan lain
dilakukan bersama perawat/bidan, meliputi : (a) Melakukan tes screening HB, (b)
kegiatan dilapangan dalam rangka program kesehatan lain, dapat dilakukan oleh
kebutuhan ketenagaan yang cukup dan bermutu sesuai kebutuhan. Proses ini meliputi
keterampilan, pengetahuan dan sikap (dengan kata lain “kompeten”) yang diperlukan
dalam pelaksanaan program TB, dengan jumlah yang memadai pada tempat yang
sesuai dan pada waktu yang tepat sehingga mampu menunjang tercapainya tujuan
program TB nasional. Didalam bab ini istilah pengembangan SDM merujuk kepada
pengertian yang lebih luas, tidak hanya yang berkaitan dengan pelatihan tetapi
keseluruhan manajemen pelatihan dan kegiatan lain yang diperlukan untuk mencapai
tujuan jangka panjang pengembangan SDM yaitu tersedianya tenaga yang kompeten
Kesehatan UPK) puskesmas yang terdiri dari (1) Puskesmas Rujukan Mikroskopis
terdiri dari 1 dokter, 1 perawat/petugas TB, dan 1 tenaga laboratorium, (2) Puskesmas
satelit : kebutuhan minimal tenaga pelaksana terlatih terdiri dari 1 dokter dan 1
pelaksana terlatih terdiri dari 1 perawat/petugas TB. Sedangkan jenis pelatihan yang
wajib dalam program TB, terdiri dari : (1) Pendidikan/pelatihan sebelum bertugas
Masyarakat, Fakultas Farmasi dan lain-lain), (2) Pelatihan dalam tugas (in service
training), Dapat berupa aspek klinis maupun aspek manajemen program Pelatihan
pengetahuan dan keterampilan program yang lebih tinggi (Depkes RI, 2009).
Pengelola TB- paru pada puskesmas Di Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok
bahwa keteraturan dan lama berobat pasien Tuberkulosis Paru dengan Resistensi
Menurut Anderson dan Newman (1968) dalam Sarwono (2004), bahwa salah
satu faktor penting yang mempengaruhi pelayanan kesehatan adalah faktor petugas
Menurut Ilyas (2006) yang mengutip pendapat Gibson (1987) beberapa faktor
Menurut Hasibuan (2004) yang mengutip pendapat Keith dan Davis bahwa
kinerja pegawai atau petugas diberbagai instansi sangat dipengaruhi oleh kompetensi
(kemampuan dan ketrampilan) dan motivasi. Ada 3 (tiga) komponen variabel yang
dan variabel psikologis. Ketiga variabel tersebut mempengaruhi perilaku kerja yang
pada akhirnya berpengaruh pada kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas
pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.
Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat prestasi kerja petugas
pengelola program TB paru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
Menurut Thoha (2008), kompetensi ada 3 (tiga) jenis yaitu : (1) kompetensi
perilaku (konsep diri, ciri diri dan motif individu), yang lebih menekankan kepada
perilaku produktif yang harus dimiliki dan diperagakan oleh petugas agar dapat
berprestasi, dan (3) kompetensi pengetahuan dan keterampilan individu, yang lebih
adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu
yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang
(Hasibuan, 2006).
dalam organisasi. Artinya dengan adanya koordinasi maka akan berdampak terhadap
koordinasi lintas sektoral misalnya bekerja sama dengan perangkat desa dalam
KOORDINASI
Kinerja Pengelola Program
Penganggulangan TB Paru
KOMPETENSI