Anda di halaman 1dari 14

POLITEKNIK D4-TEKNIK

PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2

IV. MAGNETIC PARTICLE TEST

4.1 Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi laporan
ini adalah sebagai berikut :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat suatu komponen dapat diuji
dengan Magnetic Particle Test.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis indikasi yang mampu dideteksi
dengan Magnetic Particle Test.
3) Mahasiswa mampu menentukan kelulusan hasil pengujian dengan
Magnetic Particle Test

4.2 Uraian Materi


Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi, dan selalu memiliki
dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Dimana arah medan magnet
disetiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke selatan dan mengarah dari
kutub selatan ke utara di dalam magnet.

Gambar 4.1 Garis Gaya Magnet


Prinsip dasar pengujian Magnetik Partikel yaitu spesimen atau benda uji tersebut
dimagnetisasi dengan cara memberikan medan magnet. Karena perlakuan yang
seperti itu, maka pada benda uji akan timbul medan magnet sebagai akibat dari
adanya beda potensial (arus listrik mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan

1
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
rendah). Pada daerah tersebut ditaburkan serbuk ferromagnetik. Selanjutnya
serbuk ferromagnetik tersebut akan mengikuti bagian yang cacat dari benda uji
tersebut.
4.2.1 Metode Magnetisasi
Pada medan magnet yang terjadi sangat tergantung dengan metode magnetisasi
yang digunakan. Beberapa jenis metode magnetisasi dan medan magnet yang
timbul adalah sebagai berikut :
1) Magnetisasi Sirkular
Arah medan magnet sirkular berbentuk melingkar, yakni melingkari
penghantar arus / kawat yang digunakan sesuai dengan kaidah tangan
kanan sebagaimana ditunjukkan gambar 6.2 :

Gambar 4.2 Kaidah Tangan Kanan


Dari gambar 4.2 tersebut, tampak arah ibu jari menunjuk arah aliran arus
listrik, sedangkan arah 4 jari yang lain menunjuk arah garis-garis magnet
atau disebut juga medan magnet. Beberapa perlatan MPT yang mengguna-
kan prinsip kerja ini antara lain :
a. Magnetisasi tak langsung
Pada magnetisasi tak langsun ini, arus listrik dialirkan ke konduktor
sentral. Medan magnet mengenai bahan dan benda yang dilingkupinya
dengan arah melingkar. Metode ini lebih dikenal dengan istilah central
konduktor sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.3 :

2
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2

Current
Deffect Circular
Field

Gambar 4.3 Central Conductor


b. Magnetisasi langsung, arus listrik dialirkan pada bahan yang akan
dimagnetisasi.

Deffect
Arah medan magnet arah arus

Gambar 4.4 Magnetisasi Langsung

c. Magnetisasi Prod, magnetisasi dengan cara material ferromagnetik


dililiti dengan logam tembaga kemudian dialiri arus listrik.

Gambar 4.5 Magnetisasi Prod


2) Magnetisasi Longitudinal
Dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam koil.

3
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2

Gambar 4.6 Magnetisasi Longitudinal


3) Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ujung kaki yoke
ditempelkan pada material yang akan dimagnetisasi

Gambar 4.7 Magnetisasi Yoke


4.2.2 Jenis – Jenis Magnet
1) Magnet permanen
Merupakan bahan – bahan logam tertentu yang jika dimagnetisasi maka
bahan logam tertentu akan mampu mempertahankan sifat magnetnya
dalam jangka waktu yang lama (permanen).
2) Elektromagnet
Merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang jika
diberikan arus listrik maka bahan tersebut akan menjadi magnet tetapi jika
pemberian arus listrik dihentikan, maka sifat magnet pada bahan tersebut
akan hilang.

4
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
4.2.3 Metode Pengerjaan Berdasarkan Waktu Magnetisasi
Berdasarkan waktu terjadinya magnet dan aplikasi ferro serbuk magnet pada saat
timbulnya medan magnet, dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Medan Magnet Kontinyu :
Magnetisasi berlangsung secara terus menerus bersamaan dengan
pemberian serbuk ferromagnetik basah (suspensi) atau yang kering.
2) Medan Magnet sisa (residual) :
Partikel ferromagnetic kering diberikan setelah proses magnetisasi
berakhir.
4.2.4 Metode Pengaplikasian Partikel Ferromagnetik
Adapun berdasarkan jenis partikel ferromagnetik yang digunakan untuk inspeksi
ada 2 metode yaitu :
1) Metode Kering
Partikel magnetik yang digunakan berupa bubuk kering. Metode ini
digunakan pada permukaan benda uji yang kasar. Suhu kerja yang baik
yaitu pada suhu kamar 10oC hingga 55oC, metode ini juga masih dapat
dilakukan pada suhu tinggi asalkan benda uji masih berwujud padat.
Metode ini tidak cocok dilakukan pada suhu dingin karena serbuk
ferromagnetik akan lengket terkena embun. Warna partikel ferromagnetik
yang dipilih harus kontras terhadap benda uji. Bubuk diarahkan pada
lokasi yang diinginkan secara perlahan-lahan, sisa partikel yang berlebih
dihilangkan dengan air.
2) Metode Basah
Partikel magnetik yang digunakan dalam bentuk suspensi. Metode ini bisa
digunakan pada metode kontinyu maupun residual. Metode basah biasa
digunakan pada permukaan benda uji yang halus. Metode ini cocok
digunakan pada suhu dingin dan batas maksimalnya adalah tidak boleh
lebih dari batas akhir temperatur kamar, yaitu 55oC karena suspensi akan
mengalami penguapan jika suhu terlalu panas.

5
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
4.2.5 Teknik Inspeksi
Pemilihan teknik inspeksi partikel magnetik didasarkan pada hal-hal sebagai
berikut:
1) Kondisi Permukan Benda Uji :
- Kasar : Metode Kering
- Halus : Metode Basah
2) Partikelnya:
- Kering : Serbuk Kering
- Basah : Suspensi
3) Warna serbuk partikelnya harus kontras

4.2.6 Evaluasi Indikasi Menurut ASME (American Society of Mechanical


Engineers) Section VIII Division I edisi 2010 Mandatory Appendix 6
Suatu indikasi adalah bukti suatu cacat/ketidaksempurnaan mekanik. Hanya
indikasi yang mempunyai ukuran (dimensi) lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm)
yang akan dipertimbangkan. Dengan demikian, berdasarkan ukurannya, indikasi
yang muncul ada 2 macam yaitu:
1) Indikasi relevan
Yaitu indikasi yang mempunyai ukuran lebih besar dari 1/16” (1,5 mm).
2) Indikasi non relevan
Yaitu indikasi yang mempunyai ukuran lebih kecil atau sama dengan 1/16”
(1,5 mm).
Klasifikasi lain yang mempunyai ukuran lebih kecil atau sama dengan pengujian
adalah klasifikasi berdasarkan bentuknya. Berdasarkan bentuknya indikasi dapat
dipilih sebagai berikut :
1) Indikasi Linier jika indikasi berbentuk garis yang memiliki panjang lebih
besar dari tiga kali lebarnya.
2) Indikasi Rounded jika bentuk indikasi melingkar atau menyerupai elips
dengan panjang kurang atau sama dengan tiga kali lebarnya.
3) Indikasi–indikasi lain yang masih muncul kala indikasi muncul tidak jelas,
apakah linier atau rounded, maka akan diuji lagi untuk memastikan.

6
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
Indikasi palsu adalah indikasi yang muncul akibat kurang bersihnya permukaan.
Kriteria penerimaan pada pengujian magnetic particle test menurut standard
ASME (American Society of Mechanical Engineers) Section VIII Division I edisi
2010 Mandatory Appendix 6 adalah bahwa pada proses pengujian, permukaan
material harus terbebas dri hal-hal sebagai berikut :
1) Indikasi linier yang relevan.
2) Indikasi rounded yang relevan dengan ukuran lebih besar dari 3/16 inchi
(5 mm).
3) Memiliki empat atau lebih indikasi rounded yang relevan dalam satu garis
dengan jarak 1/16 inchi (1,5 mm) atau kurang dari tepi ke tepi.

4.3 Alat
1) Sikat baja
2) Light Meter (Lux meter)
3) Magnet Yoke
4) Gauss Meter
5) Lampu 28 watt
6) Penggaris

4.4 Bahan
1) Cleaner
2) White Contrast Paint
3) Wet Particel (THF)
4) Tisu

4.5 Prosedur Keselamatan


Sebelum praktikum pengujian bahan dilaksanakan, mahasiswa harus
meyakinkan dahulu telah melengkapi diri dengan APD (Alat Pelindung Diri)
sebagai berikut :
1) Pakaian dan celana bengkel
2) Safety shoes

7
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
3) Kacamata pelindung
4) Sarung tangan

4.6 Prosedur Kerja


1) Persiapan Alat (Surface Preparation)
Menguji kekuatan yoke terlebih dahulu (Power Lifting of Yoke)
berdasarkan ASME section V Article 7 (T-773, 2), yaitu untuk arus AC
yoke harus mampu mengangkat beban seberat 4,5 kg (10 lb) pada
maximum pole spacing-nya. Apabila yoke masih dapat mengangkat beban
yang disyaratkan, maka yoke tersebut masih layak untuk digunakan.
Pengujian lifting power ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu satu
tahun sekali.
2) Pre Cleaning
Hasil penngelasan dibersihkan permukaannya dari oli dan kotoran lain
yang berupa karat, lemak, cat dan kotoran lainnya dengan menggunakan
cleaner.

Penggosokkan pada permukaan


benda kerja
Gambar 4.8 Persiapan Permukaan (Pre Cleaning)
3) Penyemprotan White Contrast Paint
Material uji disemprot dengan White Contrast Paint (WCP 2) secara
merata, tunggu hingga White Contrast Paint kering. Setelah kering, atur
yoke dengan arah membentuk huruf X (menyilang) sehingga dapat
memagnetisasi material uji dengan baik dan pada saat proses
memagnetisasi material uji yoke ditempatkan pada posisi yang berbeda-

8
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
beda sehingga tampak semua discontinuity yang ada pada material uji
tersebut baik crack yang ada di permukaan maupun yang sub-surface.

Gambar 4.9 Penyemprotan White Contrast Paint


4) Magnetisasi Material Uji
Saat yoke memagnetisasi material uji, material uji disemprotkan wet
particle hingga tampak indikasi yang ada pada material uji tersebut.

Gambar 4.10 Magnetisasi Material Uji


5) Interpretasi dan Evaluasi
Nyalakan lampu dan light meter minimal 1000 lux (100 fc) lalu ukur
indikasi yang muncul dan dicatat, berikan penilaian kriteria indikasi dan
menentukan apakah spesimen harusdiperbaiki atau tidak dengan cara
membandingkan indikasi benda uji dengan standart penerimaan.

9
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2

Gambar 4.11 Interpretasi dan Evaluasi


6) Demagnetisasi
Bertujuan untuk menghilangkan sisa sifat magnet yang terdapat pada
benda uji agar benda uji tersebut tidak menarik serbuk-serbuk besi yang
nantinya akan menyulitkan saat proses pembersihan. Demagnetisasi dapat
dilakukan dengan menjauhkan yoke dari benda uji dengan perlahan sambil
memutar 180˚ ke arah kiri dan kanan secara berulang. Ukur kembali sisa
magnet yang masih ada dengan Gauss meter.
7) Post Cleaning/ pembersihan akhir.
Post Cleaning/pembersihan akhir ini dimaksudkan untuk membersihkan
benda uji dari sisa-sisa pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian
dengan menggunakan cleaner dan kain.

Gambar 4.12 Pembersihan akhir (post cleaning)

10
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
4.7 Hasil Pengujian

Gambar 4.13 Indikasi yang muncul pada benda uji

1 2 3 4 5 6 7 9 12 13

8 10 11

Gambar 4.14 Sketsa Indikasi

11
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
Tabel 4.1 Tabel Indikasi

Type of Result
Size of Defect
No Part/Item Defect Accepted Rejected
(mm)

1 L1 22 x 1 Linier - 
2 L2 11 x 1 Linier - 
3 L3 17 x 1 Linier - 
4 L4 5x1 Linier - 
5 L5 9x1 Linier - 
6 L6 34 x 1 Linier - 
7 L7 14 x 1 Linier - 
8 L8 18 x 1 Linier - 
9 L9 6x1 Linier - 
10 L10 9x1 Linier - 
11 L11 35 x 1 Linier - 
12 L12 11 x 1 Linier - 
13 L13 11 x 1 Linier - 
Lighting Equipment : Lampu 18 Watt Light Meter
Light Intensity : 626 fc

4.8 Pembahasan
Dari data hasil pengujian Magnetic Particle yang telah dilakukan pada spesimen
terdapat 13 indikasi, setelah dilakukan proses evaluasi, indikasi pada spesimen
termasuk linier indication relevan dan semua indikasi yang terdapat pada
specimen ditolak (rejected) karena telah memenuhi syarat sebagai linier
indication yang relevan. Hal tersebut sesuai dengan kriteria penerimaan
pengujian menurut standar ASME Section VIII Division 1 edisi 2010.
Keterangan penolakan :
1) Indikasi L1 dengan ukuran panjang 22 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).

12
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
2) Indikasi L2 dengan ukuran panjang 11 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
3) Indikasi L3 dengan ukuran panjang 17 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
4) Indikasi L4 dengan ukuran panjang 5 mm lebar 1 mm, merupakan indikasi
linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
5) Indikasi L5 dengan ukuran panjang 9 mm lebar 1 mm, merupakan indikasi
linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
6) Indikasi L6 dengan ukuran panjang 34 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
7) Indikasi L7 dengan ukuran panjang 14 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
8) Indikasi L8 dengan ukuran panjang 18 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
9) Indikasi L9 dengan ukuran panjang 6 mm lebar 1 mm, merupakan indikasi
linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
10) Indikasi L10 dengan ukuran panjang 9 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
11) Indikasi L11 dengan ukuran panjang 35 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
12) Indikasi L12 dengan ukuran panjang 22 mm lebar 11 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
13) Indikasi L13 dengan ukuran panjang 11 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).

4.9 Kesimpulan
Dari data hasil pengujian Magnetic Particle Test ada 13 indikasi yang
didapatkan dan semuanya berupa linier indication relevan. Tidak semua indikasi
relevan ditolak hanya dengan ukuran 1,5 mm yang diterima, sehingga benda uji
ditolak karena terdapat indikasi - indikasi yang relevan yang tidak memenuhi
kriteria penerimaan ASME Section VIII Division 1 edisi 2010.

13
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
DAFTAR PUSTAKA

- ASME Section V Article 7. Magnetic Particle Examination, 2010 Edition.


- ASME Section VIII Division 1. Mandatory Appendix 6 Methods for Magnetic Particle
Examination (MT), 2010 Edition.
- Prasojo, ST.,MT., Budi. 2012. Modul Ajar Ilmu Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik
Perpipaan. PPNS.
- Dosen Metalurgi, (1986), Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI ITS.
- Harsono, Dr. Ir. & T. Okumura, dr. (1991), Teknologi Pengelasan Logam, PT Pradya
Paramita, Jakarta.
- Hendroprasetyo, M.Eng., Wing. Magnetic Particle Testing General, ITS, Surabaya.

14

Anda mungkin juga menyukai