PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
1
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
rendah). Pada daerah tersebut ditaburkan serbuk ferromagnetik. Selanjutnya
serbuk ferromagnetik tersebut akan mengikuti bagian yang cacat dari benda uji
tersebut.
4.2.1 Metode Magnetisasi
Pada medan magnet yang terjadi sangat tergantung dengan metode magnetisasi
yang digunakan. Beberapa jenis metode magnetisasi dan medan magnet yang
timbul adalah sebagai berikut :
1) Magnetisasi Sirkular
Arah medan magnet sirkular berbentuk melingkar, yakni melingkari
penghantar arus / kawat yang digunakan sesuai dengan kaidah tangan
kanan sebagaimana ditunjukkan gambar 6.2 :
2
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
Current
Deffect Circular
Field
Deffect
Arah medan magnet arah arus
3
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
4
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
4.2.3 Metode Pengerjaan Berdasarkan Waktu Magnetisasi
Berdasarkan waktu terjadinya magnet dan aplikasi ferro serbuk magnet pada saat
timbulnya medan magnet, dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Medan Magnet Kontinyu :
Magnetisasi berlangsung secara terus menerus bersamaan dengan
pemberian serbuk ferromagnetik basah (suspensi) atau yang kering.
2) Medan Magnet sisa (residual) :
Partikel ferromagnetic kering diberikan setelah proses magnetisasi
berakhir.
4.2.4 Metode Pengaplikasian Partikel Ferromagnetik
Adapun berdasarkan jenis partikel ferromagnetik yang digunakan untuk inspeksi
ada 2 metode yaitu :
1) Metode Kering
Partikel magnetik yang digunakan berupa bubuk kering. Metode ini
digunakan pada permukaan benda uji yang kasar. Suhu kerja yang baik
yaitu pada suhu kamar 10oC hingga 55oC, metode ini juga masih dapat
dilakukan pada suhu tinggi asalkan benda uji masih berwujud padat.
Metode ini tidak cocok dilakukan pada suhu dingin karena serbuk
ferromagnetik akan lengket terkena embun. Warna partikel ferromagnetik
yang dipilih harus kontras terhadap benda uji. Bubuk diarahkan pada
lokasi yang diinginkan secara perlahan-lahan, sisa partikel yang berlebih
dihilangkan dengan air.
2) Metode Basah
Partikel magnetik yang digunakan dalam bentuk suspensi. Metode ini bisa
digunakan pada metode kontinyu maupun residual. Metode basah biasa
digunakan pada permukaan benda uji yang halus. Metode ini cocok
digunakan pada suhu dingin dan batas maksimalnya adalah tidak boleh
lebih dari batas akhir temperatur kamar, yaitu 55oC karena suspensi akan
mengalami penguapan jika suhu terlalu panas.
5
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
4.2.5 Teknik Inspeksi
Pemilihan teknik inspeksi partikel magnetik didasarkan pada hal-hal sebagai
berikut:
1) Kondisi Permukan Benda Uji :
- Kasar : Metode Kering
- Halus : Metode Basah
2) Partikelnya:
- Kering : Serbuk Kering
- Basah : Suspensi
3) Warna serbuk partikelnya harus kontras
6
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
Indikasi palsu adalah indikasi yang muncul akibat kurang bersihnya permukaan.
Kriteria penerimaan pada pengujian magnetic particle test menurut standard
ASME (American Society of Mechanical Engineers) Section VIII Division I edisi
2010 Mandatory Appendix 6 adalah bahwa pada proses pengujian, permukaan
material harus terbebas dri hal-hal sebagai berikut :
1) Indikasi linier yang relevan.
2) Indikasi rounded yang relevan dengan ukuran lebih besar dari 3/16 inchi
(5 mm).
3) Memiliki empat atau lebih indikasi rounded yang relevan dalam satu garis
dengan jarak 1/16 inchi (1,5 mm) atau kurang dari tepi ke tepi.
4.3 Alat
1) Sikat baja
2) Light Meter (Lux meter)
3) Magnet Yoke
4) Gauss Meter
5) Lampu 28 watt
6) Penggaris
4.4 Bahan
1) Cleaner
2) White Contrast Paint
3) Wet Particel (THF)
4) Tisu
7
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
3) Kacamata pelindung
4) Sarung tangan
8
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
beda sehingga tampak semua discontinuity yang ada pada material uji
tersebut baik crack yang ada di permukaan maupun yang sub-surface.
9
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
10
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
4.7 Hasil Pengujian
1 2 3 4 5 6 7 9 12 13
8 10 11
11
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
Tabel 4.1 Tabel Indikasi
Type of Result
Size of Defect
No Part/Item Defect Accepted Rejected
(mm)
1 L1 22 x 1 Linier -
2 L2 11 x 1 Linier -
3 L3 17 x 1 Linier -
4 L4 5x1 Linier -
5 L5 9x1 Linier -
6 L6 34 x 1 Linier -
7 L7 14 x 1 Linier -
8 L8 18 x 1 Linier -
9 L9 6x1 Linier -
10 L10 9x1 Linier -
11 L11 35 x 1 Linier -
12 L12 11 x 1 Linier -
13 L13 11 x 1 Linier -
Lighting Equipment : Lampu 18 Watt Light Meter
Light Intensity : 626 fc
4.8 Pembahasan
Dari data hasil pengujian Magnetic Particle yang telah dilakukan pada spesimen
terdapat 13 indikasi, setelah dilakukan proses evaluasi, indikasi pada spesimen
termasuk linier indication relevan dan semua indikasi yang terdapat pada
specimen ditolak (rejected) karena telah memenuhi syarat sebagai linier
indication yang relevan. Hal tersebut sesuai dengan kriteria penerimaan
pengujian menurut standar ASME Section VIII Division 1 edisi 2010.
Keterangan penolakan :
1) Indikasi L1 dengan ukuran panjang 22 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
12
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
2) Indikasi L2 dengan ukuran panjang 11 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
3) Indikasi L3 dengan ukuran panjang 17 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
4) Indikasi L4 dengan ukuran panjang 5 mm lebar 1 mm, merupakan indikasi
linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
5) Indikasi L5 dengan ukuran panjang 9 mm lebar 1 mm, merupakan indikasi
linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
6) Indikasi L6 dengan ukuran panjang 34 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
7) Indikasi L7 dengan ukuran panjang 14 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
8) Indikasi L8 dengan ukuran panjang 18 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
9) Indikasi L9 dengan ukuran panjang 6 mm lebar 1 mm, merupakan indikasi
linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
10) Indikasi L10 dengan ukuran panjang 9 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
11) Indikasi L11 dengan ukuran panjang 35 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
12) Indikasi L12 dengan ukuran panjang 22 mm lebar 11 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
13) Indikasi L13 dengan ukuran panjang 11 mm lebar 1 mm, merupakan
indikasi linier yang relevan sehingga indikasi tersebut ditolak (rejected).
4.9 Kesimpulan
Dari data hasil pengujian Magnetic Particle Test ada 13 indikasi yang
didapatkan dan semuanya berupa linier indication relevan. Tidak semua indikasi
relevan ditolak hanya dengan ukuran 1,5 mm yang diterima, sehingga benda uji
ditolak karena terdapat indikasi - indikasi yang relevan yang tidak memenuhi
kriteria penerimaan ASME Section VIII Division 1 edisi 2010.
13
POLITEKNIK D4-TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
KAPAL
NEGERI
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN ME4201A2
DAFTAR PUSTAKA
14