Anda di halaman 1dari 6

REFORMA AGRARIA DAN PENATAAN RUANG YANG BERKEADILAN

Lia Safitri

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Email : liasafitri81@gmail.com

Pendahuluan

Dalam konteks ini keadilan agraria hanya dapat dicapai melalui agenda reforma
agraria (RA) yang merupakan upaya penataan ulang atau restrukturisasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya agraria secara berkeadilan dan
mengatasi ketimpangan. Dalam RPJM Nasional 2015-2019 disebutkan secara jelas bahwa
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dilakukan melalui penyediaan tanah objek RA
sekurang-kurangnya 9 juta ha yang selanjutnya akan diredistribusikan pada rakyat dan
petani yang tidak memiliki tanah. Sejumlah 4,5 juta ha berasal dari legalisasi aset dan 4,5
juta ha yang lain merupakan objek redistribusi tanah (0,4 juta ha dari tanah telantar dan
HGU yang habis masa berlakunya dan 4,1 juta ha berasal dari pelepasan kawasan hutan).
Persoalannya hingga saat ini belum ada komitmen yang kuat dan bersama-sama dari
kementerian/lembaga yang terkait dengan agenda RA.

Ruang adalah tempat yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk
lain hidup melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,


pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional


yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Keadilan Agraria

Mendengar atau membaca tentang reforma keadilan agraria sungguh terlintas


bahwa pertanahan di Indonesia sangatlah baik yang kita ambil dari amanat dari konstitusi
yang menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat hingga
saat ini masih menunjukkan slogan yang mempunyai arti ketimpangan penguasaan dan
konflik atau masalah tanah dan sumberdaya agraria masih tinggi, petani termarjinalkan dan
keadilan agraria masih sekadar harapan.

Reforma agraria adalah penataan kembali struktur


penguasaan,pemilikian,penggunaan dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui
penataan asset.

Dalam konteks ini keadilan agraria hanya dapat dicapai melalui agenda reforma
agraria (RA) yang merupakan upaya penataan ulang atau restrukturisasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya agraria secara berkeadilan dan
mengatasi ketimpangan. Dalam RPJM Nasional 2015-2019 disebutkan secara jelas bahwa
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dilakukan melalui penyediaan tanah objek RA
sekurang-kurangnya 9 juta ha yang selanjutnya akan diredistribusikan pada rakyat dan
petani yang tidak memiliki tanah. Sejumlah 4,5 juta ha berasal dari legalisasi aset dan 4,5
juta ha yang lain merupakan objek redistribusi tanah (0,4 juta ha dari tanah telantar dan
HGU yang habis masa berlakunya dan 4,1 juta ha berasal dari pelepasan kawasan hutan).
Persoalannya hingga saat ini belum ada komitmen yang kuat dan bersama-sama dari
kementerian/lembaga yang terkait dengan agenda RA.

Langkah maju telah dilakukan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Sejak
tahun kementerian ini lalu telah berupaya menyiapkan dasar hukum operasionalisasi RA
dalam bentuk Raperpres. Ditengah berprosesnya Raperpres RA, Kantor Staf Presiden
(KSP) juga menunjukkan komitmen kuatnya. Dengan pertimbangan bahwa RA merupakan
agenda prioritas nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017, maka KSP
membentuk Tim Kerja Reforma Agraria. Tugas utama Tim ini adalah menyusun strategi
nasional pelaksanaan RA Tahun 2016-2019; (2) menyusun persiapan dan perencanaan
pelaksanaan RA dengan berkoordinasi dengan kementerian terkait.

Agenda-agenda di atas masih sebatas pada agenda keadilan agraria, belum


menyentuh dan terintegrasi dengan keadilan penataan ruang. Padahal untuk mewujudkan
keadilan agraria dan penataan ruang diperlukan agenda bersama dan terintegrasi.
Utamanya dalam kebijakan penguasaan dan pemilikan tanah serta kebijakan pemanfaatan
ruang.
Penataan Ruang yang Berkeadilan

Ruang adalah tempat atau wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
Pola ruang di distribusikan dan diperuntukan ruang dalam sebuah atau suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung atau perlindungan dan peruntukan ruang
untuk fungsi budi daya.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang dan pemanfaatan tata
ruang,
Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan pembinaan.
Pelaksanaan penataan ruang juga mengupayakan pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
Pengawasan penataan ruang juga berupaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat
diwujudkan.
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan atau mencapai struktur
ruang.
Pemanfaatan ruang juga berupaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya.
Pengendalian pemanfaatan ruang juga berupaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,


pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional


yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional dengan :

 Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

 Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

 Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap


lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Hal tersebut di atas telah digariskan dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
KESIMPULAN

Dari paparan di atas dapat kita simpulkan bahwa reforma agraria adalah penataan
kembali atau penataan ulang kepemilikan,kegunaan dan kita juga memerlukan penataan
ruangan yang berkeadilan(adil) yakni kita harus adil kepada masyarakat tentang pertanahan
dan penataan ruangan untuk di gunakan sebaik mungkin oleh pemilik.Penyelenggaraan
penataan ruang pun ada nya kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan,
dan pengawasan penataanruang.

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional


yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.Dan ada nya perwujudan pelindungan
fungsi ruang dan pencegahan dampak negative baik di lingkungan sekitar dan sebagai
nya,terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan,dan
terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya dengan
sumber daya manusia.Pola ruang juga di distribusikan dan di peruntukan ruang dalam suatu
wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budi daya. Ruang juga tempat yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk
lain hidup melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Dan langkah maju juga telah dilakukan oleh Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN.Sejak tahun kementerian lalu telah berupaya menyiapkan dasar hukum
operasionalisasi RA dalam bentuk Raperpres.

Ditengah berprosesnya Raperpres RA Kantor Staf Presiden (KSP) juga


menunjukkan komitmen kuatnya mengenai Agraria. Dengan pertimbangan bahwa RA
merupakan agenda prioritas nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017,
maka KSP membentuk Tim Kerja Reforma Agraria. Tugas utama Tim adalah menyusun
atau merencanakan strategi nasional pelaksanaan RA Tahun 2016-2019; (2) menyusun dan
mempersiapkan perencanaan dan pelaksanaan RA dengan berkoordinasi dengan
kementerian terkait.

Reforma agraria dan penataan ruang yang berkeadilan juga bermaksud untuk
menjadikan pertanahan di kelola sebaik mungkin oleh pemilik dan penataan ruang yang
tertata baik dari ada yang di sekitar maupun dari sebagainya.Penataan ruang.

Sebagai Mahasiswa Indonesia kita bisa menyimpulkan bahwa kita sebagai generasi
muda bangsa Indonesia harus mengetahui dan memahami tentang reforma agraria dan
penataan ruang yang berkeadilan,kita dapat mengambil dari kata adil yaitu harus bijak
dalam menanggapi sesuatu ataupun kondisi yang mengenai ataupun berkaitan dengan
reforma pertanahan kepemilikan kegunaan dan pemanfaatan baik itu penataan ruangan
yang berkeadilan.

Sebagai Mahasiswa jangan hanya tinggal diam mengenai tentang pertanahan yang
ada di Indonesia,marilah bersama-sama bergerak untuk menjadikan Indonesia menjadi
negara yang lebih baik lagi dan termasuk penataan ruangan yang berkeadilan,Mahasiswa
harus bergerak lebih cepat dan tepat karena jika tidak mahasiswa siapa lagi yang akan
membangun Indonesia apalagi kita sedang di era revolusi 4.0.
(Dr Sutaryono. Dosen pada Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) dan
Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi UGM. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian
Kedaulatan Rakyat, Sabtu 24 September 2016)
BIODATA

Nama : Lia Safitri

Tempat dan Tanggal Lahir : Halong, 08 Januari 2000

Lembaga/Kampus : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Alamat : Sengkotek,Loa Janan Ilir,Samarinda,Kal-Tim

Telp : 085248415095

Email : liasafitri81@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai