Anda di halaman 1dari 6

VERIFIKASI ODF

Mengapa perlu dilakukan verifikasi ODF

Verifikasi status bebas dari buang air besar sembarangan (ODF = Open Defecation Free) penting untuk
dilakukan dalam memastikan perubahan perilaku di masyarakat benar-benar terjadi dan berkelanjutan.
Tidak sesaat pada deklarasi ODF saja, namun perubahan perilaku terjadi secara permanen hingga
menuju total sanitasi.

Apa itu verifikasi ODF


Proses verifikasi yang disampaikan dalam buku ini adalah proses memverifikasi status ODF suatu
komunitas masyarakat yang menyatakan bahwa secara kolektif mereka telah bebas dari perilaku buang
air besar sembarangan.
Adapun batasan bahwa suatu komunitas masyarakat telah dapat dikatakan ODF apabila:
1. Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban yang sehat dan membuang tinja/ kotoran
bayi hanya ke jamban yang sehat (termasuk di sekolah)
2. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar
3. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah
kejadian BAB di sembarang tempat
4. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat untuk mencapai 100% KK
mempunyai jamban sehat
5. Ada upaya atau strategi yang jelas dan tertulis untuk dapat mencapai Total Sanitasi

Siapa yang melakukan verifikasi ODF


Dalam rangka menjaga kebebasan nilai (independent) dan keobyektifan, verifikasi ini sebaiknya tidak
dilakukan oleh masyarakat pada komunitas yang mendeklarasikan ODF tersebut, namun dianjurkan
untuk meminta komunitas lain untuk melakukannya dan/atau pihak lain dari luar komunitas tersebut.
Akan semakin baik, apabila telah dapat ditetapkan suatu komposisi tim verifikasi ODF untuk setiap
tingkatan, baik komunitas (dusun), desa, ataupun kecamatan/Puskesmas.
Tim verifikasi
ODF komunitas ODF Desa ODF wilayah Puskesmas/
Kecamatan
 Masyarakat dari  Masyarakat dari  Masyarakat dari
komunitas tetangga/ komunitas tetangga/ komunitas tetangga/
terdekat terdekat terdekat
 Kader/ Bagas desa lain  Kader/ Bagas desa lain  Kader/ Bagas desa lain
 Bidan Desa  Bidan Desa lain  Bidan Desa lain
 Sanitarian setempat  Sanitarian dari wilayah  Sanitarian dari wilayah
(optional) Puskesmas lain Puskesmas lain
 Staf Kecamatan lain
 Staf kabupaten
Kapan verifikasi ODF dilakukan
Proses verifikasi ODF ini dilakukan pada saat:
 Memantau perkembangan perubahan perilaku masyarakat terkait kebiasaan BAB (monitoring
bertahap). Upaya ini sekaligus sebagai kegiatan verifikasi ODF per rumah tangga, yang digunakan
sebagai dasar verifikasi status ODF suatu komunitas.
 Ada komunitas yang menyatakan dirinya telah mencapai ODF
 Memastikan kualitas dan kesinambungan status ODF dari komunitas-komunitas yang telah ODF.
Kegiatan ini menjadi bagian strategi suatu daerah, dan dapat dilakukan sesuai kebutuhan,
misalnya rutin setiap 6 bulan atau tahunan. Ini penting dilakukan, bila mengingat ada perilaku
hidup bersih dan sehat lainnya yang perlu dicapai, yaitu perilaku cuci tangan pakai sabun,
pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair rumah tangga, dan pengelolaan
penggunaan air minum yang aman.

Bagaimana verifikasi dilakukan


1. Sebelum memulai verifikasi, dilakukan beberapa
persiapan meliputi:
 Penggandaan format yang digunakan
 Pemahaman bersama tentang isi format, yang
secara khusus dibahas 10 pertanyaan tersebut, satu
per satu.
 Cek dan re-cek data-data monitoring sebelumnya
2. Tim verifikasi dibagi menjadi kelompok-kelompok kerja/
sub-tim. Per kelompok kerja cukup terdiri dari 2 orang
dan masing-masing kelompok didampingi oleh pengantar dari masyarakat setempat.
3. Pembagian wilayah kerja; untuk
mempermudah mengidentifikasi rumah-
rumah mana yang akan diamati dan
diverifikasi oleh kelompok kerja dapat
menggunakan alat bantu peta sosial.
Pastikan bahwa mereka memegang nomor
rumah yang benar atau nama kepala
keluarga yang akan dikunjungi.
4. Biarkan semua anggota tim menyelesaikan
kunjungan rumah untuk pengamatan dan
wawancara. Jangan lupa membuat Catatan
dari setiap jamban yang diamati dan hasil
wawancara dengan Rumah Tangga
pengguna jamban.
5. Buat ringkasan hasil secara bersama-sama
menggunakan Catatan Terakhir ODF dan
Jamban Sehat.

6. Laporkan kembali ke masyarakat hal-hal


sebagai berikut:
 Jelaskan 5 kriteria ODF satu per satu,
hingga total skor.
 Jelaskan kriteria “jamban sehat” dan
“jamban TIDAK sehat” , beri contoh
jamban “tidak sehat” yang masih
ditemukan di masyarakat. Tegaskan bahwa jamban tersebut mudah rusak dan tidak bertahan
lama, yang menyebabkan masyarakat bersangkutan kehilangan status ODF-nya, dan sebaiknya
masyarakat berupaya untuk meningkatkannya menjadi “jamban sehat” dengan sesegera
mungkin.
 Jelaskan kemungkinan masyarakat dapat mendeklarasikan status ODF-nya, berdasarkan hasil
penilaian atau pengamatan. Bila belum ODF, jelaskan perubahan apa yang perlu dilakukan di
lingkungan rumah atau di sekolah. (Penting untuk disampaikan temuan-temuan lapangan yang
masih belum memenuhi kriteria)
 Berdasarkan paparan temuan lapangan, tanyakan kepada masyarakat tentang upaya dan strategi
yang dilakukan sebagai langkah perbaikan sebelum deklarasi ODF dapat dilakukan. Jadikan ini
sebagai dasar menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) mereka
 Sampaikan kepada masyarakat bahwa tim verifikasi akan kembali untuk mencek apakah telah
ada perubahan atau perbaikan yang dibuat berdasarkan RTL yang telah disusun masyarakat,
sehingga ODF dapat dideklarasikan.

Catatan tambahan: Dalam pleno pelaporan hasil, sebaiknya dapat diikuti oleh aparat
desa, tokoh masyarakat setempat, dan anggota masyarakat yang berkomitmen khususnya
yang belum berubah perilakunya. Bila memungkinkan mengajak komunitas lain untuk
mengikutinya.

Perangkat/ alat bantu untuk verifikasi ODF


Alat bantu yang dapat membantu proses verifikasi ODF antara lain:
1. Peta sosial, membantu dalam memberikan gambaran awal kondisi lapangan yang akan dicek,
seperti tata letak rumah yang akan dikunjungi dan tempat yang biasa digunakan untuk buang air
besar oleh keluarga- keluarga bersangkutan; selain itu peta sosial ini dapat membantu untuk
pembagian wilayah kerja yang akan sub-tim kunjungi.
2. Format ceklis verifikasi ODF, sebagai alat bantu dalam memfokuskan indikator apa yang akan
dicek selama kunjungan ke lapangan, termasuk format penyimpulan hasil setelah direkapitulasi
dari berbagai pengamatan sub-tim.
3. Kamera sebagai alat bantu optional, yang dapat digunakan untuk mengabadikan hal atau
momen penting yang didapat selama proses verifikasi dan dapat digunakan dalam
penyampaikan hasil pengamatan di lapangan.
LAMPIRAN
Perangkat/alat bantu verifikasi ODF
A. Lembar Pengamatan Jamban Setiap Rumah Tangga:

Catatan: Keterangan untuk setiap jamban yang diamati dapat dibuat dalam lembar tersendiri.
1
) disesuaikan dengan penomeran lokasi pada peta social, ditulis nama KK.
Untuk keperluan analisis:
No. 1, 2, 5, 6, 7 dan 10  sebagai indikator perubahan perilaku BAB di jamban
No. 3, 4, 5 dan 6  sebagai indikator jamban yang digunakan telah dikategorikan jamban sehat (improved)
No. 8 dan 9  sebagai indicator perilaku PHBS lain yaitu kebiasaan cuci tangan
B. Lembar Pengamatan Jamban Sekolah

Anda mungkin juga menyukai