dan Pembangunan
34 Comments
24 Votes
Pengantar
Sebagaimana telah dinyatakan oleh Comte, sosiologi dibedakan menjadi sosiologi statik dan
sosiologi dinamik. Walaupun kajian sosiologi di sekolah menengah lebih menekankan segi-
segi statika, seperti pada pokok bahasan struktur sosial, kelompok dan kelas sosial, institusi,
nilai dan norma, dan sebagainya, tetapi sebenarnya juga telah menyentuh aspek-aspek
dinamik atau perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat, seperti hubungan dan
dinamika kelompok sosial dalam masyarakat majemuk dan mobilotas sosial, sertu tentu saja
kajian spesifik tentang perubahan sosial, modernisasi, dan pembangunan.
Secara singkat dapat dibedakan bahwa, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi
pada struktur dan proses sosial (konfigurasi dan hubungan di antara unsur-unsur
sosial), sedangkan perubahan kebudayaan terjadi pada struktur kebudayaan (nilai/idea, pola
bertindak, dan artefak).
Lepas dari beda sudut pandang tentang ruang lingkup perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan, yang lebih penting diketahui adalah hubungan di antara keduanya.
Pernahkan Anda membayangkan, perubahan interaksi sosial dari bersifat otoriter menjadi
ekualiter apakah mungkin terjadi apabila tidak didahului oleh adanya perubahan nilai-nilai
berkenaan dengan tanggapan orang terhadap orang lain dari yang bersifat vertikal (feodal)
menjadi horizontal (demokratis)?Kemudian apa yang terjadi apabila dalam masyarakat terjadi
perubahan-perubahan unsur kebudayaan seperti seni tari, seni musik, dan seterusnya, apakah
akan mempengaruhi unsur-unsur sosial? Bandingkan dengan ketika suatu negara mengubah
undang-undang dasarnya, apakah akan diikuti oleh perubahan-perubahan pada struktur dan
proses sosial?
Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik semacam kesimpulan bahwa perubahan sosial selalu
diawali oleh perubahan kebudayaan. Tetapi tidak semua perubahan unsur kebudayaan diikuti
oleh perubahan sosial, hanya perubahan-perubahan unsur kebudayaan yang fundamental saja
yang diikuti oleh perubahan sosial. Misalnya perubahan undang-undang dasar. Perubahan
unsur-unsur seni tidak akan diikuti oleh perubahan sosial, karena tidak bersifat fundamental.
Perubahan sosial dapat diketahui bahwa telah terjadi dalam masyarakat dengan
membandingkan keadaan pada dua atau lebih rentang waktu yang berbeda. Misalnya struktur
masyarakat Indonesia pada masa pra kemerdekaan, setelah merdeka, orde lama, orde baru,
reformasi, dst.
Yang harus dipahami adalah bahwa suatu hal baru yang sekarang ini bersifat radikal,
mungkin saja beberapa tahun mendatang akan menjadi konvensional, dan beberapa tahun lagi
akan menjadi tradisional.
Bahwa perubahan sosial dapat dipastikan terjadi dalam masyarakat, karena adanya ciri-ciri
sebagai berikut.
Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang, setiap masyarakat pasti berubah,
hanya ada yang cepat dan ada yang lambat
Perubahan yang terjadi pada lembaga sosial tertentu akan diikuti perubahan pada
lembaga lain
Perubahan sosial yang cepat akan mengakibatkan disorganisasi sosial
Disorganisasi sosial akan diikuti oleh reorganisasi melalui berbagai adaptasi dan
akomodasi
Perubahan tidak dapat dibatasi hanya pada bidang kebendaan atau spiritual saja,
keduanya akan kait-mengkait
Tipologi perubahan
Perubahan siklus
Perubahan-perubahan berpola siklus diterangkan antara lain oleh Arnold Toynbe, Oswald
Spengler, dan Vilfredo Pareto, bahwa masyarakat berkembang laksana suatu roda,
kadangkala naik ke atas, kadang kala turun ke bawah. Spengler dalam bukunya The Decline
of The West menyatakan bahwa kebudayaan tumbuh, berkembang dan pudar laksana
perjalanan gelombang yang muncul mendadak, berkembang, kemudian lenyap
Perubahan linier
Perubahan berpola linier dianut oleh Comte, Spencer, Durkheim, Weber, Parsons,
dst., bahwa kemajuan progresif masyarakat mengikuti suatu jalan yang linier, dari suatu
kondisi ke kondisi lain, misalnya dari tradisional menjadi modern, dari agraris ke industria,
atau sebagaimana yang dikemukakan oleh Alvin Tofler bahwa masyarakat akan bergerak dari
masyarakat gelombang I yang agraris, menuju ke gelombang II yang industrial, dan akhirnya
gelombang III masyarakat informasi, dan sebagainya.
Evolusi merupakan perubahan yang berangsung secara lambat. Menurut uniliniar theory of
evolution , evolusi berlangsung melalui tahap-tahap evolusi tertentu, menurut universal
theory of evolution, perubahan yang terjadi secara lambat dan mengikuti garis evolusi
tertentu, sedangkan menurut multilineal theory of evolution, perubahan evolusi tidak
mengikuti tahap atau garis evolusi tertentu, karena perubahan pada suatu unsur dapat
mengakibatkan perubahan pada unsur lain, sehingga bersifat multilineal.
Revolusi dapat berlangsung dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun kebudayaan.
Dalam kehidupan politik, revolusi politik terjadi apabila: (1) ada keinginan umum, (2) ada
pemimpin, (3) pemimpin tadi dapat menampung aspirasi, (4) pemimpin tadi dapat
menunjukkan tujuan yang konkrit maupun yang abstrak paska revolusi, dan (5) ada
momentum yang tepat. Dapat dibayangkan, Revolusi Indonesia pada 17 Agustus 1945, dapat
terjadi karena adanya momentum yang tepat, pembomam Hiroshima dan Nagasaki yang
membuat Jepang lumpuh.
David Mc Clelland menyebut faktor hasrat meraih prestasi (n-Ach = need for achievement)
sebagai faktor perubahan, sedangkan Alvin Betrand menyebut faktor komunikasi sebagai
faktor perubahan yang penting.
Apabila dibedakan menurut asal faktor, maka faktor-faktor penyebab perubahan dapat
dibedakan antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Faktor-faktor eksternal, atau faktor-faktor yang beasal dari luar masyarakat, dapat berupa:
(1) pengaruh kebudayaan masyarakat lain, yang meliputi proses-proses difusi (penyebaran
unsur kebudayaan), akulturasi (kontak kebudayaan), dan asimilasi (perkawinan budaya),
(2) perang dengan negara atau masyarakat lain, dan (3) perubahan lingkungan alam,
misalnya disebabkan oleh bendana.
Sedangkan faktor-faktir yang bersifat nonmaterial, meliputi: (1) ilmu pengetahuan, dan (2)
ide-ide atau pemikiran baru, ideologi, dan nilai-nilai lain yang hidup dalam masyarakat.
Max Weber menyatakan bahwa industrialisasi dan modernisasi di Eropa Barat pada abad ke-
19 bersumber pada pandangan hidup agama Kristen Protestan (baca: Weber dalam The
Protestan Ethic and The Spirit of Capitalism). Robert N. Bellah mengkaji tentang pengaruh
agama Tokugawa terhadap perkembangan Jepang yg menghasilkan Restorasi Meiji. Ajaran
Tokugawa: tentang bekerja keras dan menghindari pemborosan waktu, hidup hemat, serta
jujur.
Di samping dikenal adanya faktor penyebab perubahan, berikut diidentifikasi tentang faktor-
faktor pendorong dan penghambat perubahan.
Modernisasi merupakan proses menjadi modern. Istilah modern berasal dari kata modo yang
artinya yang kini. Sehingga, modernisasi dapat diartikan sebagai cara hidup yang sesuai
dengan situasi yang kini ada, atau konteks masa sekarang. Apabila cara hidup suatu
masyarakat seperti yang diwariskan oleh nenek-moyang atau generasi pendahulunya,
masyarakat tersebut disebut masyarakat tradisional. Istilah tradisi berasal dari kata traditum
yang artinya warisan.
Menurut Samuel Huntington proses modernisasi mengandung beberapa ciri pokok sebagai
berikut:
Alex Inkeles dan David Smith mengemukakan ciri-ciri individu modern, sebagai berikut:
1. Memiliki alam pikiran (state of mind) yang terbuka terhadap pengalaman baru
2. Memiliki kesanggupan membentuk dan menghargai opini
3. Berorientasi ke depan
4. Melakukan perencanaan
5. Percaya terhadap ilmu pengetahuan
6. Memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu dapat diperhitungkan
7. Menghargai orang lain karena prestasinya
8. Memiliki perhatian terhadap persoalan politik masyarakat
9. Mengejar fakta dan informasi
Menjadi modern identik dengan menjadi kota atau menjadi industri. Sehingga perubahan dari
tradisional ke modern, akan identik dengan peubahan dari situasi desa menjadi kota, dan
perubahan dari kehidupan agraris ke industri.
Talcott Parson menyebut variable-variabel yang berubah dalam perubahan itu, yaitu
PEMBANGUNAN
1. Merupakan perubahan untuk mewujudkan suatu kondisi kehidupan yang lebih baik
dari yang sekarang
2. Meliputi seluruh aspek kehidupan: fisik, sosial, ekonomi, politik maupun kebudayaan
3. Kuantitatif dan kualitatif
4. Secara sadar dilakukan
5. Menggunakan perencanaan (social planning)
6. Menghasilkan perubahan sosial dan kebudayaan
7. Dalam prosesnya memerlukan perubahan sosial dan kebudayaan
8. Bermuara pada kondisi ideal (maka pembangunan merupakan proses yang tidak
pernah selesai)
KONSEP TENTANG NEGARA BERKEMBANG
Dulu pernah disebut “backward nations” dengan ciri: (1) kemelaratan kronis, (2) kemelaratan
tersebut bukan karena tiadanya SDA, tetapi teknik produksi yg usang.
Istilah tersebut dinilai merendahkan dan tidak menghargai martabat bangsa-bangsa yang
dimaksud, kemudian disebut “underdeveloped” atau “lower developed countries” (LDC),
yg dihadapkan dng developed atau more developed countries (MDC). Istilah diperbarui
menjadi ”developing countries”= negara-negara sedang berkembang. Dalam Konferensi Asia
Afrika (Bandung, 1955), sebutan tersebut diubah menjadi “Negara-negara Selatan”. Di lain
pihak adalah Negara-negara Utara. Latar belakang istilah ini adalah bahwa kenyataan
sebagian besar negara-negara yang dimaksud berada di belahan bumi selatan, walaupun tidak
semuanya. Australia meskipun berada di belahan bumi selatan, tetapi tidak termasuk
kelompok negara-negara ini.
Sebutan yang lain: DUNIA KETIGA. Sisi lain: DUNIA PERTAMA dan KEDUA. Dunia
pertama adalah negara-negara maju, sedangkan dunia kedua adalah negara-negara sosialis di
Eropa Timur.
MACAM-MACAM KEMISKINAN
Menurut jenisnya:
1. Absolut (mutlak)
2. Relatif (nisbi)
3. Subjektif
Menurut penyebabnya:
1. Kemiskinan struktural
2. Kemiskinan kultural
3. Kemiskinan Natural
Penjelasan:
Kemiskinan Absolut
Ketika sumber daya ekonomi seseorang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya
yang paling dasar. Patokannya adalah Garis Kemiskinan.
Garis Kemiskinan
Tentang garis kemiskinan Prof. Sayogya, menggunakan ukuran tingkat konsumsi yang
ekuivalen dengan 240 kg beras/kapita/tahun di desa, atau 360 kg beras/kapita/tahun di kota.
Atau dapat juga menggunakan Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) yang ukurannya adalah
kemampuan suatu keluarga memenuhi sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako). Wujud
real KFM adalah ditetapkannya Upah Minimum Propinsi (UMP) yang sebelumnya disebut
sebagai UMR (Upah Minimum Regional). Sebagai gambaran, pada tahun 2010 ini Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia menyepakati bahwa UMP Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar
Rp802.000/pekerja/bulan, dengan asumsi seorang pekerja menanggung beban seorang isteri
dan dua orang anak.
Kemiskinan Relatif
Kemiskinan subjektif
Kemiskinan natural
Kemiskinan natural merupakan kemiskinan yang bersumber atau disebabkan oleh karenanya
minimnya sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kemiskinan Kultural
Kemiskinan yang disebabkan oleh sikap hidup masyarakat yang diwarnai oleh The culture of
Poverty (kebudayaan kemiskinan).
Pengertian budaya miskin (cultur of poverty) yang dikemukakan Oscar Lewis digunakan
berbagai pihak sebagai rujukan untuk merumuskan pengertian kemiskinan kultural, sebagai
kemiskinan yang diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya suatu daerah tertentu yang
membelenggu seseorang tetap melekat dengan indikator kemiskinan, seperti
1) sikap malas dan rendahnya etos kerja serta sikap pasrah menerima nasib
Kemiskinan struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang ditengarai disebabkan oleh kondisi struktur
atau tatanan kehidupan yang tidak menguntungkan, bukan oleh sebab-sebab atau faktor-
faktor yang alami atau faktor-faktor pribadi dari orang miskin itu sendiri, melainkan oleh
sebab tatanan sosial yang tidak adil.
Tatanan yang tidak adil ini menyebabkan banyak masyarakat gagal untuk mengakses sumber-
sumber yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya maupun untuk meningkatkan
kualitas kehidupannya.
Misalnya persoalan, mengapa seseorang menjadi penganggur. Sama sekali tidak disebabkan
oleh sebab-sebab atau faktor-faktor yang bersifat individual, melainkan:
Dampak perubahan
Globalisasi
Memudarnya batas-batas fisik/geografik maupun politik dalam masyarakat dunia, sehingga
interaksi dan komunikasi sosial di antara orang-orang dapat berlangsung tanpa hambatan-
hambatan yang bersifat geografik maupun politik.
Hal positif yang dapat diambil dari globalisasi adalah berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, karena arus informasi dan alih teknologi dapat berlangsung tanpa batas.
HAM
Demokratisasi
Modernisasi
Modernisasi merupakan proses menjadi modern. Istilah modern berasal dari kata modo yang
artinya yang kini. Sehingga, modernisasi dapat diartikan sebagai cara hidup yang sesuai
dengan situasi yang kini ada, atau konteks masa sekarang. Apabila cara hidup suatu
masyarakat seperti yang diwariskan oleh nenek-moyang atau generasi pendahulunya,
masyarakat tersebut disebut masyarakat tradisional. Istilah tradisi berasal dari kata traditum
yang artinya warisan. Tekanan pengertian modernisasi adalah pada teknologi dan organisasi
sosial.