Anda di halaman 1dari 11

BAB V

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEGIATAN

A. IMPLEMENTASI KEGIATAN

Berdasarkan hasil Loka Karya Mini I pada tanggal 21 Februari 2019

disepakati permasalahan diruang rawat penyakit dalam RSUD dr. Rasidin

Padang yaitu belum optimalnya pelaksanaan hand hygine di ruangan, belum

optimalnya pembilahan sampah infeksius dan non infeksius, belum

optimalnya penerapan keamanan obat high alert, dan belum optimalnya

pelaksanaan penerapan/pengisian discharge planning.

Berdasarkan masalah tersebut POA yang disusun yaitu melakukan

sosialisasi atau penyegaran kembali tentang pemilahan sampah dan linen

infeksius, non infeksius dan reuse, dan pemberian pendidikan kesehatan

beserta stimulasi tentang pemilahan sampah dan linen. Pelaksanaan kegiatan

dapat diuraikan sebagai berikut:

2. Masalah 2 : Belum optimalnya penerapan pemilahan sampah

menggunakan media di ruang rawat penyakit dalam RSUD Dr. Rasidin

Padang yang dilaksanakan pada tanggal (22-25 Februari 2019), dengan

rangkaian kegiatan sebagai berikut :

1) Persiapan pembuatan preplanning

Pada tanggal 22 Februari 2019kelompok melakukan persiapan

pembuatan preplanning tentang penerapan sosialisasi format pemilahan

sampah terhadap perawat dan cleaning service yang ada diruangan rawat

penyakit dalam. Pada tanggal 22Februari 2019kelompok melakukan

konsul bahan preplanning kepada pembimbing. Pada tanggal 22 Februari


2019 kelompok melakukan perbaikan preplanningdan persiapan

pensosialisasian pemilahan sampah dan linen infeksius dan

noninfeksius,persiapan alat-alat yang dilakukan oleh semua anggota

kelompok sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

2) Menerapkan pengelolaan sampah di ruangan penyakit dalam

RSUD.dr.Rasidin Padang

Pemilahan sampah dilakukan pada tanggal 22 Februari 2019

pukul 11.00 WIB, 14.00 WIB dan 21.00 WIB selama 20 menit yang

dihadiri oleh 2 orang perawat ruangan dan 1 orang cleaning

servicedengan cara melakukan pemilahan sampah reuse non

infeksius dan infeksius sesuai pada warna plastik sampahnya, dengan

penanggung jawab Putri lidia siska,S. Kep, Elvitriya Yunesty,S. Kep,

Fauzia Elita apza, S.kep, sosialisasi yang diberikan yaitu pemilahan

sampah yang sesuai pada warna plastik dan tempatnya.

3) Menerapkan pengelolaan sampah dengan rangkaian kegiatan sebagai

berikut :

Simulasi dilakukan pada tanggal 22 Februari 2019 dengan cara

menjelaskan tentang pemilahan sampahdenganpemberian pendidikan

kesehatan beserta lembar balik danleaflet sesuai dengan penempatan

sampah yang seharusnya. Sebelumnya mahasiswa memilah dulu

sampah dan linen yang ada diruanganserta menempatkan dengan

tempat yang seharusnya seperti linen yang terkena darah dimasukan

ke kantong berwarna kuning untuk infeksius, linen yang tidak

terkena darah dimasukan ke dalam kantong yang berwarna hitam non


infeksius. sampah benda tajam diletakan ke safety box, benda-benda

yang terkena cairan tubuh pasien dimasukan ke kantong yang

berwarna kuning, benda-benda yang tidak terkontaminasi oleh cairan

tubuh di masukan ke dalam kantong berwarna hitam, dan yang botol-

botol kaca dimasukan kedalam tempat sampah reuse yang berwatna

putih. Setelah mahasiswa meilah sampah, mahasiswa menstimulasi

perawat dan CStentang penempatan sampah dan linen diruangan.

Simulasi dilakukan pada setiap shif dinas pagi, siang dan malam,

ketika perawat dan CS ruangan tidak sibuk dalam rutinitas tindakan

asuhan keperawatan. Tujuan kegiatan simulasi agar perawat dan CS

dapat memahami dan mengaplikasikan penerapan pemilahan sampah

dan linen.Selama kegiatan terdapat 80% perawat mengikuti kegiatan

simulasi dan bisa untuk mencoba kembali apa yang sudah diberikan,

sesuai dengan target mahasiswa.

4) Uji coba penerapanpengelolaan sampah di ruangan penyakit dalam

RSUD.dr.Rasidin Padang

Uji coba dilakukan pada tanggal 26 Februari 2019 dengan

melihat apa yang sudah disimulasikan kepada perawat dan CS ruang

rawat Penyakit Dalam yaitu melihat tempat sampah apakah sudah

tepat dalam penempatanya. Pada saat kegiatan 20% perawat yang

masih membuang sampah tidak pada tempatnya karena tampak da

kasa bekas darah yang masih dibuang ke tempat sampah non

infeksius.
Penerapan KepatuhanPengolahan Linen dan sampah

1. Persiapan

Persiapan untuk penerapan pengolahan linen direncanakan tanggal

22 Februari 2019. Tahap persiapan dimulai dari konsultasi dengan

pembimbing klinik dan akademik mengenai rencana implementasi. Hasil

konsultasi dengan pembimbing klinik dan akademik dilakukan dengan

cara pertama mahasiswa mensosialisasikan pemilahan sampah infeksius

dan non infeksius memberikan dengan penyediaan kantong setelah itu

menerapkan pengolahan sampah,menyediakan tempat sampah khusus

botol, menilai pengetahuan dan kemampuan perawat dalam menerapkan

pengolahan sampah tempat sampah di ruangan secara berdampingan

menempatkan linen infeksius dan non infeksius pada tempatnya. Dan juga

melakukan pemilahan sampah mulai dari sampah infeksius, non infeksius,

benda tajam serta sampah reuse.

Jumlah perawat ruangan yang di implementasikan berjumlah 8

orang perawat . Implementasi dilakukan pada shif pagi, sore, dan malam

tanggal 22-24 Februari 2019.Pada saat implementasi, mahasiswa

melakukan demonstrasi langsung kepada perawat pelaksana. Selain itu

mahasiswa juga mendampingi dan mengingatkan perawat ruangan dalam

penerapan pemilahan linen infeksius, non infeksius, sampah benda

tajamsampah reuse, non infeksius, dan infeksius, kemudian mahasiswa

mengobservasi dan memberikan reward dengan pujian jika petugas telah

melakukan penerapan pengelolahan linen. Diharapkan 80% perawat dan


CS ruangan mengikuti demonstrasi sesuai dengan SOP yang telah

ditentukan.

2. Proses

Implementasi dilakukan pada tanggal 22-24 Februari 2019 dan

evaluasi dilaksanakan pada tanggal15-26Februari 2019. Pelaksanaan

pengelolahan linen dan sampah diperagakan saat jam istirahat, adapun

tahapan dari prosedur yang sesuai dengan SOP adalah :

A. Linen

1. Linen kotor terinfeksi digulung bagian yang terinfeksi kedalam , lalu

dimasukkan ke ember yang sudah diberikan kantong kuning dan label

infeksius

2. Untuk linen non infeksius digulung masukan ember yang diberi

plastik berwarna hitam bertuliskan non infeksius.

3. Linen kotor langsung diletakkan pada ember masing-masing, tidak

boleh diletakkan di lantai.

4. Serah terima linen kotor perawat dan petugas laundry.

B. Sampah

1. Sampah dipilah dari tempat sampah yang sebelumnya tergabung

antara infeksius, non infeksius dan reuse,

2. Selanjutnya tempat sampah diberi kantong plastik warna kuning untuk

infeksius, warna hitam non infeksius dan warna putih untuk reuse

3. Untuk sampah infeksius untuk sampah yang terkena cairan tubuh

pasien, sampah reuse untuk botol-botol kaca, sampah non infeksius


untuk sampah seperti bungkus makanan, serta sampah benda tajam

yaitu spuit dan jarum-jarum infus

4. Selanjutnya memberikan stimulasi kepada perawat dan CS ruangan

B. HASIL EVALUASI KEGIATAN

2. masalah 2 : Belum optimalnya penerapan pemilahan sampah

menggunakan media di ruang rawat penyakit dalam RSUD Dr.

Rasidin Padang

a. Evaluasi Struktur

1) Dari 17 orang tenaga perawat di Ruangan penyakit dalam

RSUD.dr Rasidin Padanghanya 8 orang yang mengikuti kegiatan

demonstrasi tentang pengolahan linen dan sampah.

2) Media yang digunakan sesuai dengan perencanaan pada pre

planning yaitu SOP dan lembar observasi.

3) Tempat yang digunakan sesuai dengan perencanaan pada pre

planning.

4) Waktu demonstrasi dan implementasi bisa sesuai dengan

perencanaan yaitu selama 2 hari.

b. Evaluasi Proses

1) Implementasipengelolahan linen diadakan pada hari jum’at dan

sabtutanggal 22-23Februari 2018 dan evaluasi dilakukan pada

hari Rabu Kamis tanggal 25-26 Februari 2019.

2) Kelompok telah melakukan perannya dengan baik dalam

memanajemen kegiatan sehingga kegiatan ini berlangsung

dengan lancar.
3) Tenaga perawat yang mengikuti kegiatan demonstrasi

pengelolahan linendan sampah sesuai dengan SOP yang telah

ditetapkan.

4) Jumlah perawat yang menjadi responden pre dan post sebanyak 4

orang perawat.

c. Evaluasi Hasil

Pada tahap evaluasi, diharapkan tenaga perawat di Ruangan

dapat melaksanakan implementasi pengelolahan linen dan sampah

sesuai dengan SOP dan mahasiswa dapat menilai penerapan

pengelolahan linendan sampah yang dilakukan oleh perawat. Sebelum

adanya implementasi, perawat ruangan belum maksimal dalam

menerapkan pengelolahan linendan sampah di ruangan karena masih

adanya beberapa perawat yang meletakkan linen kotor dilantai,

mencampurkan sampah infeksius, non infeksius serta benda tajam.

C. RENCANA TINDAK LANJUT

berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, berikut ini akan


disampaikan rencana tidak lanjut terkait dengan permasalahan yang
ditemukan yaitu :
2. masalah 2 : Belum optimalnya penerapan pemilahan sampah

menggunakan media di ruang rawat penyakit dalam RSUD Dr.

Rasidin Padang

Rencana tindak lanjut adalah :


a. Melanjutkan pemilahan sampah dan linen non infeksius, infeksius,
reuse
b. Memberikan stimulasi tentang sampah dan linen infeksius, non
infeksius dan reuse.
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Kepatuhan Pengolahan Sampah infeksius dan non infeksius di ruangan

Salah satu sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya pengurangan

resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, infeksi adalah invasi tubuh oleh

patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit. Rumah sakit

merupakan salah satu tempat yang paling mungkin mendapat infeksi karena

mengandung populasi mikroorganisme yang sangat tinggi dengan jenis

virulen yang mungkin telah resisten terhadap antibiotik.

Menurut Darmadi (2009) infeksi nosokomial adalah infeksi yang

didapatkan oleh pasien ketika dalam proses asuhan keperawatan atau dirawat

di rumah sakit. Suatu infeksi dikatakan didapat dari rumah sakit apabila

sebelum dirawat tidak ditemukan tanda – tanda klinis infeksi namun setelah

dirawat muncul tanda – tanda infeksi dalam waktu 3x 24 jam. Hal ini terkait

dengan kontak langsung dengan pasien, prosedur invasif, terapi yang

diberikan dan lamanya perawatan mempengaruhi terjadinya infeksi.

Salah satu media untuk penyebaran infeksi adalah tidak tepatnya

pengelolaan linen, linen merupakan istilah untuk menyebutkan seluruh

produk tekstil yang berada di rumah sakit yang meliputi alas kasur, stik laken,

sarung bantal, selimut pasien dan lain sebagainya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, sebelum intervensi didapatkan

bahwa sebanyak 20% petugas patuh dalam pengolahan linen infeksius dan

non infeksius dan setelah dilakukan desiminasi ilmu, stimulasitentang


pengolahan linen didapatkan sebanyak 80% petugas yang melakukan

pengolahan linen sesuai dengan SOP yang ditentukan.

Pada saat implementasi, mahasiswa melakukan stimulasi langsung

kepada perawat pelaksana. Selain itu mahasiswa juga mendampingi dan

mengingatkan perawat ruangan dalam penerapan pemilahan linen infeksius

dan non infeksius kemudian mahasiswa mengobservasi dan memberikan

reward dengan pujian jika petugas telah melakukan penerapan pengelolahan

linen. Diharapkan 80% perawat mengikuti demonstrasi sesuai dengan SOP

yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil implementasi di atas, direkomendasikan untuk

Kepala Ruangan untuk bisa terus memotivasi perawat ruanganagar

melakukan penerapan pemilahan linen infeksius dan non infeksius sesuai

dengan SOP yang sudah ditentukan. Kepala ruangan juga dapat mengevaluasi

langsung kepada pasien atau keluaga pasien apakah perawat ruangan sudah

menerapkan pengolahan linen dengan tepat.

B. Penerapan Pelaksanaan kepatuhan pemilahan sampah

Rumah sakit merupakan salah satu penyelenggara kegiatan pelayanan

publik. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan berpotensi untuk

menghasilkan sampah. Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia.

Sampah rumah sakit tersebut dapat berupa limbah bahan berbahaya beracun

yang karena sifat, konsentrasinya atau jumlahnya dapat membahayakan bagi

kesehatan maupun lingkungan. Sampah wajib dikelola karena setiap orang

berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat

kesehatan (UU No 25 tahun 2009). Keberhasilan pengelolaan sampah rumah


sakit, salah satunya ditentukan dari sikap. Sikap akan mempengaruhi perilaku

perawat untuk berperilaku dengan baik dan benar dalam melakukan upaya

penanganan dan pembuangan sampah tetapi masih sering ditemukan masalah

adanya percampuran antara sampah infeksius dan non infeksius yang

dilakukan oleh perawat dalam pembuangan sampah. Hal ini terjadi karena

kurangnya pengetahuan perawat tentang sampah, manfaat pemisahan jenis

sampah.

Berdasarkan hasil observasi, sebelum dilakukannya intervensi di

dapatkan sebanyak 66,67% petugas patuh melakukan pelaksanaan pemilahan

sampah medis dan non medis dan setelah dilakukannya stimulasi didapatkan

100% patuh melakukan pelaksanaan pemilahan sampah infeksius dan non

infeksius

Pelaksanaaan implementasi dilakukan pada tanggal 22-25Februari

2019 pada shift pagi, sore dan malam. Peran mahasiswa manajemen dalam

tahap ini mahasiswa melakukan stimulasi langsung kepada perawat ruangan,

kemudian mahasiswa mendampingi dan mengingatkan perawat ruangan

dalam melaksanakan pemilahan sampah infeksius, non-infeksius, dan sampah

tajam,serta reuse, kemudian mahasiswa mengobservasi perawat ruangan yang

menjadi tanggung jawab mahasiswa ketika melakukan pemilahan sampah

tanpa diingatkan terlebih dahulu. Diharapkan 80 % perawat melakukan

pemilahan sampah sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil implementasi di atas, direkomendasikan untuk

Kepala Ruangan agar mengawasi perawat ruangan dalam melakukan

pemilahan sampah infeksius dan non infeksius sesuai dengan SOP yang
sudah ditentukan. Jika dalam pengawasan Kepala Ruangan masih terdapat

perawat ruangan yang salah dalam melakukan pemilahan sampah infeksius

dan non infeksius misalnya perawat ruangan meletakkan sampah infeksius ke

sampah non infeksius maka direkomendasikan Kepala Ruangan untuk

memberikan ‘peringatan’ atau ‘teguran kepada perawat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai