PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta
dan perilaku, menerima tata tertib perilaku dan memahami tata nilai perilaku
adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun
di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar
berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2014).
remaja perlu dibekali baik secara mental atau spiritual. Perkembangan pada
1
hakekatnya adalah usaha penyesuaian diri yaitu untuk secara aktif mengatasi
depresi atau stress dan mencarai jalan keluar baru dari berbagai masalah
seperti perkembangan fisik pada remaja akan diikuti oleh adanya gejolak dan
permasalahan ini dapat disebakan oleh kondisi remaja yang sedang mencari
jati diri dengan peran barunya tersebut dapat membuat dirinya labil dan
emosional bahkan dapat membuat frustasi dan depresi. ( Sarwono 2011 dalam
Safitri 2013).
sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, tidak
dapat tidur, kehilangan selera makan dan minat serta kesenangan dalam
aktivitas yang biasa dilakukan. Depresi yang dialami remaja terkait dengan
pada masa remaja tentunya akan membawa konsekuensinya yang lebih besar
yang menjadi faktor utama penyebab bunuh diri. Angka kejadian ancaman
atau tindakan bunuh diri terkait depresi pada remaja yang cukup tinggi ini
2
stress dan berfikir pesimis yang menyebabkan remaja bereaksi buruk terhadap
umur 11-13 tahun (remaja awal) lebih ringan secara bermakna dibandingkan
dengan gejala depresi pada umur 14-16 tahun (remaja menengah) dan umur
17 18 tahun (remaja akhir). Remaja awal dengan gejala depresi lebih sering
mengeluh dirinya kurang menarik dan ingin badannya turun dar pada pada
remaja akhir. Remaja dengan sosio-ekonomi lebih rendah lebih berat gejala
berat 0.4 6,4% sedang gangguan distimik adalah 1,6 8% dan gangguan
problema sekolah). Lima puluh persen populasi memiliki dua atau lebih dari
berat. Di indonesia, belum ada catatan pasti tentang jumlah remaja yang
jantung iskemik pada tahun 2020 (Lestari, 2015). Berkaitan dengan hal di
atas, untuk menghindari remaja agar tidak mengalami depresi, maka remaja
3
perlu bimbingan, topangan dan motivasi dari orang-orang terdekat terlebih
dari orang tua sendiri. Pemenuhan kebutuhan remaja inilah yang mampu
menghadapi masa depannya yang hal ini tidak terlepas dari peran orang tua
Peran orang tua dalam hal ini dapat berupa bentuk pola asuh yang
diterapkan. Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada
anak dan bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh orang tua
merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dengan anak
sosialnya. Hal ini yang paling utama dalam proses perkembangan social
adalah keluarga yaitu orang tua dan saudara kandung. Anak sebagai bagian
cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan
pola tersebut tentu akan berbeda yang mana pola asuh dapat dibagi menjadi
tiga yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan pola asuh permisif. Pola asuh
orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak
4
keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat,
dinilai dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau
tidak sadar akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-
(Andriana,2011).
Pola asuh setiap orang tua dengan orang tua yang lain pastilah berbeda
dan untuk mangasuh anak yang baik maka diperlukan gaya pengasuhan yang
baik dan benar pula. Oleh karena itu penting bagi para orang tua dan calon
orang tua untuk mengetahui pola asuh yang tepat untuk mengasuh anak di
usia remaja saat ini. Dalam pola asuh itu sendiri di bagi menjadi bermacam-
macam, beberapa di antaranya pasti sering kita jumpai tanpa di sadari atau
pola orang tua yang ideal terhadap anak dapat dilihat dari cara orang tua
mengontrol anak, cara orang tua member hukuman, cara orang tua member
hadiah, cara orang tua memerintah anak dan cara orang tua memberikan
5
Selain pola asuh, pergaulan juga memberikan kontribusi signifikan
interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu. Dapat juga oleh
manusis sebagi makhluk social yang tak lepas dari kebersamaan dengan
pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama
antar individu atu kelompok guna melakukan hal-hal yang positif. Sedangkan
pergaulan yang negative itu lebih mengaruh ke pergaulan bebas, hal itulah
yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya.
bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia
pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama
bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih
mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil,
mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu
6
yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak
Padang didapatkan 6 dari 10 anak usia remaja mengatakan bahwa orang tua
mengatakan tidak tahu apa yang dia inginkan dimasa mendatang. Fenomena
membawa rokok, tauran, berkelahi dengan teman ada siswa yang melihat
video porno disekolah, membolos dan suka melawan pada guru. Berdasarkan
A. RUMUSAN MASALAH
didapatkan rumusan masalah yaitu apakah ada hubungannya pola asuh dan
Padang.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
2.Tujuan khusus
Padang.
7
b. Diketahui distribusi frekuensi pola asuh pada siswa di SMK Negeri 5
Padang.
Negeri 5 Padang.
d. Diketahui hubungan antara pola asuh dengan tingkat depresi pada siswa
D. MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan
8
4. Bagi Responden
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak
oleh Piaget, secara psikologis masa remaja adalah usia saat individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia saat anak tidak lagi merasa di
bawah tingkat orang–orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan
yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai
merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini (Mighwar,
2006).
10
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa
memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
fisik. Pandangan ini didukung oleh Piaget yang menyatakan bahwa secara
psikologis remaja adalah suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya
berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada
perkembangan remaja :
pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara
erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi
11
erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya
kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti
dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu
memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,
pria harus membebaskan diri dari Oedipus complex (perasaan cinta pada
kawan-kawan.
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
lain.
12
e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu:
13
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
berlainan jenis.
orang tua.
14
kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh
remaja adalah:
1) Remaja laki-laki
Mimpi basah biasanya terjadi pada remaja laki-laki usia antara 10 - 15 tahun
(Sekarrini, 2012).
2) Remaja perempuan
1) Pada laki-laki tanda seksual sekunder yang terjadi yaitu perubahan suara,
15
ketiak dan sekitar kemaluan (Sarwono, 2010). Selanjutnya Muss dalam
dalam air seni, hormon ini bertanggung jawab sebagian pada pertumbuhan
tanda-tanda seksual dan bertanggung jawab penuh dalam produksi sel telur
dan spermatozoa.
5. Karakteristik Remaja
Ciri khas remaja sering disebut “storm and stress”, remaja sangat
peka, sering berubah sikap atau haluan (Sriati, 2008). Masa ini biasanya
dirasakan sebagai masa sulit, karena pada periode ini terjadi perubahan fisik
Masa remaja seringkali dikenal dengan nama mencari jati diri atau disebut
dengan identitas ego (Erikcson, dalam Ali & Asrori, 2004 Aat Sriati, 2008).
16
A. DEPRESI
1. Definisi Depresi
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri
(Kaplan, 2010).
abnormal hanya jika dalam kurun waktu yang lama (Atkinson, 2000).
Afek emosi ialah nada perasaan menyenangkan atau tidak (seperti kebanggan,
kekecewaan dan kasih sayang), yang menyertai suatu pikiran dan biasanya
17
Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih,
Kaplan, depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh
berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang
kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa
2. Penyebab depresi
depresi yaitu:
a. Faktor biologi
biogenic, didalam darah urin dan cairan serebrosspinal pada pasien gangguan
2010). Selain itu aktifitas dopamine pada depresi adalah menurun. Hal
18
Kedua penyakit tersebut disertai gejala depresi. Obat yang meningkatkan
b. Faktor genetik
antara anggota keluarga tingkat pertama dari individu yang menderita depresi
umum. Angka keselarasan sekitar 11% pada kembar dizigot dan 40% pada
c. Faktor psikososial
19
memegang peranan utama dalam depresi. Klinis lain menyatakan bahwa
bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai, atau stressor kronis
20
f. Tidur terganggu.
bertambah).
libido menurun), fariasi di urno dari suasan hati. Gejala biasanya lebih buruk
dipagi hari.
marah, frustasi, toleransi rendah, emosi meledak, menarik diri dari kegiatan
21
dengan menggunakan skala BDI akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.
BDI mengandung skala depresi yang terdiri dari 21 item. Setiap gejala
member total nilai dari 0-63, nilai yang lebih tinggi mewakili tingkat depresi
2001).
A. POLA ASUH
22
diharapkan oleh masyarakat pada umumnya. Menurut Thoha (1996) dalam
Gunarssa (2006) Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan
dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari
cara orang tua memberikan pengaturan kepada anak, cara memberikan hadiah
dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua
yang dimaksud dengan Pola Asuh Orang Tua adalah bagaimana cara
asuh orang tua adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan anak,
Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-
aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya
(orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi.
23
3) Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua mendidik anak yang
cenderung bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa atau muda, ia diberi
menghukum. Orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan
menghargai kerja keras serta usaha. Orang tua authoritarian secara jelas
masih diizinkan dan orang tua menunjukkan kehangatan serta mengasuh anak
mereka.
Pola asuh neglectful merupakan gaya pola asuh di mana mereka tidak
neglectful mungkin merasa bahwa ada hal lain dalam kehidupan orangtua
Pola asuh indulgent merupakan gaya pola asuh di mana orang tua
terlibat dengan anak mereka namun hanya memberikan hanya sedikit batasan
24
pada mereka. Orang tua yang demikian membiarkan anak-anak mereka
pemeliharaan anak didasarkan pada hasil interaksi antara dua dimensi, yaitu:
diri dan kemauan orangtua untuk menghukum anak yang tidak patuh.
Maksudnya para orang tua belajar dari metode pola pengasuhan yang
25
yang rendah.
B. PERGAULAN
1. Pengertian Pergaulan
individu lain (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001). Seperti yang dikemukakan oleh
artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan
perilaku, hobi, minat, penampilan sampai pada tingkah laku orang tersebut
Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau
kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang
negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus
dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia
26
bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia
belum tahu apakah itu baik atau tidak. Menurut Aristoteles yang menyatakan
bahwa manusia sebagi makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan
lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau
norma yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada remaja, ada
a. Kondisi fisik
tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka dambakan. Misalnya, standar
cantik adalah postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih. Namun tentu
saja tidak semua remaja memiliki kondisi fisik seideal itu. Karenanya, remaja
justru bersumber dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik.
b. Kebebasan emosional
27
Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional.
Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka sukai. Dalam masa
dewasa. Dengan demikian, jika terjadi perbedaan pendapat antara anak dan
orang tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa
lebih bijaksana. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun rasa
bersama-sama dimana orang tua dapat menempatkan diri pada situasi remaja
dan sebaliknya. Inti dari metode pemecahan konflik yang aman antara orang
c. Interaksi sosial
mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan disenangi oleh
lingkungan. Dia memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai dengan
sesungguhnya bersifat laten. Artinya harus terus digali dan terus dirangsang
agar keluar secara optimal. Kita melihat sejauh mana potensi itu ada dan
28
dapat melahirkan karya yang berarti. Dengan menerima kemampuan diri
keputusan yang tepat terhadap apa yang akan ia jalani, seperti memilih
dengan sikap positif, optimis, spontan, bahagia, serta penuh gairah dan
yang membosankan atau perjuangan yang berat dan penuh beban akan
memiliki jiwa yang sakit. Dia akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa
3. Prinsip-Prinsip Pergaulan
yang sebaiknya dijauhi. Maksudnya adalah remaja tidak boleh bebas bergaul
dengan siapa saja. Didalam bergaul kita harus selektif dalam memilih siapa
yang layak menjadi sahabat dan siapa yang selayaknya kita jahui. Lalu seperti
apakah panduan dalam memilih kawan yang selektif itu? inilah daftar orang-
pelanggaran hukum Tuhan dan hukum manusia. Misalnya ada teman yang
29
c. Sahabat atau teman yang melecehkan dan merendahkan kita,
mungkin kita pernah bertemu dengan seorang teman yang sukanya terus
kemampuan kita. Bila remaja bergaul dengan teman seperti ini bukan
yang menjadikan kita bagaikan sapi perah yang siap untuk dihisap dan
keluarga, sekolah dan agama (Pricila, dkk 2011). Didalam bergaul kita harus
selektif dalam memilih siapa yang layak menjadi sahabat dan siapa yang
selayaknya kita jahui. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar
individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif, seperti
contekan saat ujian, memberitahu kita kalau kita tidak boleh melawan guru
30
berbohong, mencuri, berantem, meminum minuman keras, merokok,
31
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Teori
(1) faktor biologi yaitu terdapat kelainan pada amin biogenic, didalam darah
urin dan cairan serebrosspinal pada pasien gangguan mood, (2) faktor gentik
kehilangan objek yang dicintai. Perubahan sikap orang tua sangat membantu
orang tua memberikan pola asuh yang baik dan benar kepada anaknya.
Peran orang tua dalam hal ini dapat berupa bentuk pola asuh yang
diterapkan. Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada
anak dan bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuh orang tua
32
merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dengan anak
interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu. Dapat juga oleh
Skema 2.1
Kerangka Teori
Remaja Pergaulan
33
B. Kerangka Konsep
secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat,
2007).d
Skema 2.2
Depresi
Pergaulan
C. Hipotesis Penelitian
Padang.
34
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
desain cross sectional study, dimana variabel independen (pola asuh dan
bersama.
1. Populasi
2. Sampel
35
N
n
1 N d 2
Keterangan:
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
N = 465
d = 0,1
maka, n = 99
1 + 99 (0,12)
= 99
1 + 99 (0,01)
= 99
1 + 0,99
= 99
1,99
= 49,74 = 50 orang
(Notoatmodjo, 2015)
36
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria ekslusi
1. Tidak hadir pada waktu penelitian karena sakit, izin, dan tanpa
keterangan
Sampel berada saat peneliti ada dan sesuai dengan kriteria penelitian.
37
Defenisi Operasional
ST : nilai 2 apabila
skor 24 -
KS : nilai 3
45
TS : nilai 4
2 P pola L Mengi 1 O
si lembar
ola asuh asuh orang tua embar kuesioner . Baik rdinal
menggunakan
orang tua adalah suatu kuesioner ≥
skala likert
proses dengan 17 median
pertanyaan
interaksi masing- 2
masing diberi
38
antara orang nilai untuk .
pertanyaan
tua dan anak, Positif Kurang
nilai 4
3 Pe Pergau L Mengi 1 O
si lembar
rgaulan lan embar kuesioner . Baik rdinal
menggunakan
merupakan kuesioner ≥
skala likert
proses dengan 5 median
pertanyaan
interaksi yang masing- 2
masing diberi
dilakukan nilai untuk .
pertanyaan
oleh individu Kurang
Positif
39
dengan : baik <
SS :
individu, median
nilai 4
dapat juga
ST :
oleh individu nilai 3
KS :
dengan
nilai 2
kelompok
TS :
nilai 1
Negat
if :
SS :
nilai 1
ST :
nilai 2
KS :
nilai 3
TS :
nilai 4
a) Jenis Data
1. Data Primer
responden tentang pola asuh, pergaulan dan tingkat depresi secara langsung
2. Data sekunder
40
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SMK Negeri 5 Padang
a) Tahap Persiapan
MERCUBAKTIJAYA Padang.
Padang.
b) Tahap Pelaksanaan
41
5) Setelah kuisoner terisi lengkap dan data terkumpul peneliti
penelitian.
oleh data tersebut, untuk dapat melakukan pengolahan data dengan baik, data
tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu, apakah sesuai dengan data yang
jawaban.
42
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
e. Tabulasi (Tabulating)
tabel
G. Analisa Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
yaitu variabel dependen dan variabel independen yang akan dilakukan secara
apabila Ha diterima jika p ≤ 0,05 maka ada hubungan, Ha ditolak jika p >
43
44