خي خصصجر
م ي سصصوُل ي ج
ه هجصص خ ن الل لصص ي
ه وُيير ج صصصجروُ ي ْشير أ يل خ ف
فاَ ي ين خ ج ن اث خيناَ ع ي ي خرج من ع يد ي
ن أب خي ي ي
ي م يي خ ج ج م خ
م
ن ب يي خمنيِ وُيب يي خن يهج خ
م خ
ي
“Akan muncul dari Aden Abyan, 12.000 orang yang menolong Allah dan Rasul-Nya.
Mereka adalah sebaik-baik orang di antaraku dan mereka.” (HR. Ahmad: 2918, 2079
dan Ath-Thabrani dalam Al-Kabir: 11029 (11/56).
حدثناَ إسحاَق الدبري أناَ عبد الرزاق أناَ منذر بن النعماَن عصصن وُهصصب
ُ سمعت رسوُل الله صلىَّ اللصه عليصه و: بن منبه عن ابن عباَس قاَل
...: سلم يقوُل
Ath-Thabrani berkata: “Telah menceritakan kepada kami Ishaq Ad-Dabari, telah
menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Mundzir bin
Nu’man dari Wahab bin Munabbih dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Aku telah mendengar
Rasulullah bersabda:…”
1
Sedangkan sanad lain yang dibawakan oleh Al-Hafizh Ibnu Adi dalam Kitab Al-Kamil
fidl Dlu’afa’ adalah dlaif (lemah) karena adanya Muhammad bin Al-Hasan bin Atasy
Ash-Shan’ani. Ia adalah matrukul hadits. (Al-Kamil fidl Dlu’afa’: 6/176).
Sehingga hadits di atas memiliki 2 sanad, yang satu shahih dan yang lainnya adalah
dla’if. Maka yang dijadikan sandaran adalah sanad yang shahih.
ُ و، وُ السند صحيح لن رجاَله ثقاَت رجاَل الشيخين غير المنصصذر هصصذا
وُ ذكره ابن حبصصاَن فصصيِ أتبصصاَع التصصاَبعين، قد وُثقه ابن معين كماَ رأيت
َ وُ قد وُثقه الماَم أحمد أيضا، ( 481 / 7 ) " من " ثقاَته
“Dan sanadnya adalah shahih karena perawinya adalah orang-orang tsiqat perawi Al-
Bukhari dan Muslim selain Mundzir ini. Dan ia (Mundzir) di-tsiqat-kan oleh Ibnu
Ma’in sebagaimana yang telah kamu lihat. Dan ia dimasukkan oleh Ibnu Hibban ke
dalam Tabi’ut Tabi’in dalam “Tsiqatnya” (7/481). Ia telah di-tsiqat-kan oleh Ahmad
pula.” (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah: 2782 (6/287)).
وُالعدن موُضع باَليمن وُيقاَل له أيضاَ عدن أبين نسب إلىَّ أبين رجصصل
من حمير لنه عدن به أي قاَم
“Aden adalah sebuah tempat di Yaman. Disebut pula Aden Abyan. Seseorang dari
Himyar dinisbatkan kepada Abyan karena ia telah “adan” (yaitu: bermukim) pada
tempat itu (yaitu Abyan).” (Al-Muhith wal Muhkam Al-A’zham: 2/18).
Dan kota Aden adalah termasuk kota pelabuhan. Al-Allamah Ibnul Atsir Al-Jazari
berkata:
2
َّ قرية على: - بوُزن أحمر- ن
ن [ أبي ي ج
ن أب خي ي ي
فيه ] من كذا وُكذا إلىَّ عد م
وُقيل هوُ اسم مدينة عدن. جاَنب البحر ناَحية اليمن
“Di dalam hadits ada lafazh (dari demikian menuju Aden Abyan). Abyan –dengan
wazan ‘ahmar’- adalah desa di tepi laut dari arah Yaman. Dan dikatakan bahwa Aden
Abyan adalah nama kota Aden.” (An-Nihayah fii Gharibil Hadits: 1/22).
Kabar Gembira
Pada asalnya jumlah (kuantitas) Ahlus Sunnah Salafiyyin adalah sangat sedikit jika
dibanding dengan jumlah pengikut sekte-sekte bid’ah seperti Rafidlah, Asy’ariyah,
Shufiyyah dan sebagainya. Dari Tsauban bahwa Rasulullah bersabda:
ةم ج
خذ يل يهج خ
م ن ي
م خ
م ي حقد يل ي ي ج
ضنرهج خ ن ع ييلىَّ ال خ ي
ري ي
ظاَه م مممتيِ ي نأ ل ف ة م خ ل ي
طاَئأ م ي يل ت ييزا ج
حتىَّ يأ خت م ي
ك مجر الل لهم وُيهج خ
م ك يذ يل م ي يِ أ خ ي ل ي ي
“Akan senantiasa muncul sebuah Thaifah (kelompok kecil) dari ummatku yang
menang di atas kebenaran. Tidak membahayakan mereka orang-orang yang
meninggalkan mereka sampai datangnya perkara Allah dalam keadaan mereka tetap
demikian.” (HR. Muslim: 3544, At-Tirmidzi: 2155, Ibnu Majah: 10).
Dan Al-Imam Ishaq bin Rahuyah pernah ditanya tentang arti “Thaifah” dalam hadits di
atas dan beliau menjawab:
سك ميينم د مت ي يدوُن الخلفْ وُسي يب خجلغُ هذا المجر إلىَّ أن يكوُن عدد ال ج فة ج
الطاَئأ ي
ِسلليصحاَبه ألفاَ فْ ي ج ي
بماَ كاَن عليه رسوُل اللله صلىَّ اللله عليه وُسلم وُأ خ
بذلك أن ل ي جخعجْيبهم ك يث خيرة ج أهل الباَطل
“Thaifah’ berjumlah kurang dari 1000 orang. Dan perkara ini akan sampai pada
kejadian yang mana jumlah orang-orang yang berpegang teguh kepada ajaran
Rasulullah dan para sahabat beliau hanya 1000 orang sebagai (hadits, pen)
penghibur agar mereka tidak tertipu dengan banyaknya jumlah orang-orang yang di
atas kebatilan.” (An-Nihayah fii Gharibil Atsar: 3/336).
Namun ketika kabar gembira itu datang maka jumlah Ahlus Sunnah Salafiyyin akan
semakin banyak sebagaimana hadits tentang munculnya 12.000 Salafiyyin dari Aden dan
juga hadits-hadits yang lainnya.
3
فيِ العماَق: أظنه قاَل
“Menurutku beliau berkata: “Di kota A’maq.” (Majma’uz Zawa’id: 10/29).
Maksud beliau adalah bahwa mereka (pasukan dari Aden) akan berangkat dan
bergabung ke kota A’maq bersama pasukan kaum muslimin untuk berperang melawan
tentara Romawi (Kristen Salibis Eropa) pada peristiwa Al-Malhamah Al-Kubra
(Pertempuran Besar) dan Penaklukan Konstantinopel pada akhir zaman sebelum
munculnya Dajjal –la’natullah alaih-.
العماَق جاَء ذكره فيِ فتح القسطنطينية قاَل فينزل الروُم باَلعماَق
وُبدابق وُلعله جاَء بلفظ الجْمع وُالمراد به العمصق وُهصيِ كصوُرة قصرب
دابق بين حلب وُانطاَكية
“Kota A’maq disebutkan dalam hadits tentang penaklukan Konstantinopel. Beliau
bersabda: “Kemudian pasukan Romawi turun di kota A’maq dan Dabiq. Dan mungkin
juga ada hadits dengan bentuk jamak dan yang dimaksud adalah Umuq. Yaitu sebuah
distrik (kota kecil) dekat kota Dabiq di antara kota Halab (Aleppo) dan kota
Anthakiah.” (Mu’jamul Buldan: 1/222).
Kota A’maq dan Aleppo adalah terletak di sebelah utara kota Damaskus. Semua kota
tersebut masuk wilayah Syam. Sedangkan kota Damaskus –yaitu daerah Ghuthah-
merupakan pusat kendali kaum muslimin dalam pertempuran ini.
4
ل ل يهيصصاَ ال خجغوُط يصص ج ط ال خمسل ممين يوُمئ مذ فصصيِ أ يطاَ ج س ي
دين يصصةس
م م
ة فمصصيِ ي قصصاَ ج
ض يج ي
س ر
خ ج خ م ي ي خ ي س م فج خ
شقج ل ل ييهاَ د م ي
م خ قاَ ج
يج ي
“Dan periode keenam adalah perdamaian antara kalian (kaum muslimin) dengan
Bani Ashfar (yaitu Romawi atau Eropa). Kemudian mereka akan berjalan (memerangi
kalian) di atas 80 ghayah.” Aku (perawi hadits) bertanya: “Apa itu ghayah?” Beliau
menjawab: “Yaitu bendera. Masing-masing bendera membawahi 12.000 pasukan.
Perkemahan kaum muslimin ketika itu adalah di sebuah tempat yang bernama
Ghuthah di kota yang bernama Damasykus.” (HR. Ahmad: 22860. Syaikh Syu’aib Al-
Arna’uth dalam Tahqiq Musnad Ahmad berkata: “Isnadnya shahih menurut kriteria
Muslim.” Dan di-shahih-kan pula oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Fadla’ilus Syam wa
Damsyiq: 30 (23))
Penulis katakan bahwa periode keenam adalah periode perdamaian antara negara-negara
kaum muslimin dengan negara-negara Kristen melalui PBB (Perserikatan Bangsa
Bangsa). Peran PBB akan segera berakhir dengan adanya Al-Malhamah Al-Kubra di atas.
Adapun peran pasukan dari Aden maka disebutkan oleh Al-Imam Abdur Razzaq Ash-
Shan’ani dalam Jami’ Ma’mar bin Rasyid:
Para perawi atsar Abdullah bin Amr di atas adalah para Imam Ahlul Hadits seperti
Abdur Razzaq Ash-Shan’ani, Ma’mar bin Rasyid Ash-Shan’ani, Ayyub As-Sakhtiyani
dan Muhammad bin Sirin. Adapun Uqbah bin Aus As-Sadusi maka ia adalah seorang
tabi’in yang di-tsiqat-kan oleh Ibnu Hibban, Al-Ijli dan Ibnu Sa’d. (Tahdzibut Tahdzib:
5
7/211). Adapun Al-Hafizh Ibnu Hajar maka beliau menilainya “shaduq”. (Taqribut
Tahdzib: 682). Maka isnad atsar di atas adalah hasan. Alhamdulillah.
Semoga Allah merahmati Al-Allamah Al-Albani yang mendhai’ifkan atsar di atas dalam
Silsilah Al-Ahadits Adl-Dlaifah karena adanya Ali bin Zaid bin Jud’an yang di-dla’if-
kan oleh banyak ulama. (Silsilah Al-Ahadits Adl-Dla’ifah: 24/379).
Penulis katakan bahwa sanad yang dilemahkan oleh Al-Allamah Al-Albani adalah milik
Al-Bazzar yaitu:
Maka Ali bin Zaid bin Jud’an yang dilemahkan oleh Al-Albani ternyata memiliki
mutaba’ah yaitu Al-Imam Muhammad bin Sirin dari Uqbah bin Aus dari Abdullah bin
Amr. Sehingga isnad atsar di atas adalah hasan. Insya Allah.
Meskipun atsar di atas hanya merupakan ucapan shahabi (yaitu Abdullah bin Amr) akan
tetapi Al-Allamah Hamud At-Tuwaijiri berkata:
وُإنمصصاَ يقصصاَل عصصن،وُله حكم الرفع؛ لنه ل دخل للرأي فصصيِ مثصصل هصصذا
ْتوُقيف
“Atsar di atas memiliki hukum hadits marfu’ (sabda Nabi secara langsung), karena
tidak ada pintu bagi ra’yu (rasio) atasnya. Atsar di atas hanyalah tauqif (berasal dari
wahyu, pen).” (Ithaful Jama’ah bimaa Ja’a fil Fitan wal Malahim wa Asyrathis Sa’ah:
1/395).
6
ففصصيِ عصصدن إخصصوُان محبصصوُن لسصصنة،َّإننيِ أحمد الله سصصبحاَنه وُتعصصاَلى
،رسوُل الله صلىَّ الله عليه وُعلىَّ آله وُسلم وُمحبصصوُن للعلصصم النصصاَفع
ِوُيعلم الله أننيِ أتمنىَّ فيِ كثير من الوُقاَت أننيِ أسكن عندهم فصصي
وُمصن أجصصل المحاَفظصة علصىَّ الصصصحة،الياَم الباَردة من أجل إفاَدتهم
))يخصصرج:وُإنناَ نستبشر بقوُل النبيِ صلىَّ الله عليه وُعلىَّ آله وُسصصلم
ِفاَ ينصروُن الله وُرسوُله هم خير من بينصصي ْمن عدن أبين اثناَ عشر أل ف
فنرجصصوُ أن يحقصصق اللصصه ذلصصك الحصصديث فصصيِ ذلصصك الشصصباَب،((وُبينهصصم
وُنحصصن، الذين أنقذهم الله سصصبحاَنه وُتعصصاَلىَّ مصصن الشصصيوُعية،المباَرك
الخ...نفرح لهم إذ أنقذهم الله من الشيوُعية
“Maka ini adalah suratku kepada saudara-saudaraku fillah Ahlus Sunnah, dari
kalangan penduduk kota Aden. Semoga Allah menjaga mereka dan melindungi
mereka dari segala keburukan dan perkara yang dibenci…
Sesungguhnya aku memuji Allah subhanahu wata’ala. Di kota Aden terdapat ikhwan-
ikhwan yang mencintai sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan mencintai
Al-Ilmu An-Nafi’ (ilmu yang bermanfaat). Dan Allah mengetahui bahwa aku
berangan-angan dalam banyak kesempatan untuk tinggal di sisi mereka di hari-hari
yang dingin dalam rangka memberikan faedah (pelajaran) kepada mereka dan juga
dalam rangka menjaga kesehatan. Dan kami bergembira dengan sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam: “Akan muncul dari Aden Abyan, 12.000 orang yang
menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka adalah sebaik-baik orang di antaraku dan
mereka.” Maka kami berharap Allah merealisasikan hadits ini pada pemuda-pemuda
yang mendapat kebaikan tersebut, yang mana Allah telah menyelamatkan mereka dari
komunisme. Dan kami bergembira untuk mereka ketika Allah menyelamatkan mereka
dari komunisme….dst.” (Tuhfatul Mujib ala As’ilatil Hadlir wal Gharib: 292-293).
Dan Alhamdulillah dakwah salafiyyah di Aden dan juga kota-kota lainnya di Yaman
semakin semarak. Para ulama dakwah salafiyyah murid-murid Al-Allamah Muqbil
memiliki markaz-markaz Sunnah termasuk di kota Aden.
Penutup
Demikianlah pujian dan rekomendasi kepada Salafiyyin Aden dari lesan Rasulullah
secara langsung. Semoga kita dijadikan oleh Allah menjadi golongan mereka atau
orang-orang yang mencintai mereka bukan malah mencela dan mentahdzir mereka.
Amien. Wallahu a’lam.
7