Anda di halaman 1dari 14

CASE REPORT

BLIGHTED OVUM

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Disusun oleh:

Pembimbing:
dr.Yulice Soraya, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2020
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
• Nama : Mrs.X
• Umur : 21 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan

II. Anamnesis
 Keluhan Utama : Spotting
 Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang wanita berusia 21 tahun datang bersama dengan seuaminya


dengan keluhan spotting (tampak beberapa tetes darah ketika sedang
berkemih. Tidak ada nyeri saat buang air kecil, tidak ada emesis gravidarum.
(Pasien hanya muntah sekali pada tanggal 26 September 2016, curiga
diakibatkan infeksi saluran kemih). Periode mens terakhir pasien adalah
tanggal 19 September 2016, kemudian dilakukan test kehamilan pada tanggal
31 Oktober dengan hasil positif lemah.
.
 Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien menderita urinary infection dan sudah dirawat sebulan yang lalu. Hasil
kultur berupa e.coli.
- Riwayat TB (-)
- Riwayat Chikungunya (-)

 Riwayat penggunaan Obat


- Pasien mengkonsumsi obat untuk urinary infection berupa Chloromycetin selama
1 minggu. Kemudian berhenti setelah hasil tes kehamilan positif lemah.

 Riwayat sosial
- Bukan pernikahan dengan kerabat dekat
- Tidak sedang dalam pemeriksaan genetic maupun konseling.

 Riwayat Pemeriksaan Fisik

- Payudara lembut keduanya, puting retraksi


- TB: 149 cm; BB: 46.9 kg- 31 oct 2016;
- BMI : 22.5 (normal)
- HPHT : 19-09-2016
- HTP :
USG : Hasil : indikasi terdapat kantung kehamilan berusia 4
minggu. Sac (+),
- Preliminary diagnosis : normal pregnancy (G1P0A0), missed abortion ?

 Riwayat Obstetrik
- Anak I : Hamil ini.
 Management /Treatment
 Pengulangan tes kehamilan: teteskan 2 tetes urin pada pregnancy kit
indicator. Tunggu sampai terlihat garis merah muncul pada sisi kontrol
dan kemudian tunggu selama 5 menit sampai garis sisi tes muncul. Garis
pada sisi tes lebih merah dibandingkan dengan pemeriksaan sebelumnya
namun tidak semerah garis pada sisi kontrol.
 Pengulangan tes urin rutin, yang hasilnya tidak ada sel darah merah, 4-6
pus cells (pada saat pasien menderita urinary infection terdapat 18-20
pus cells)
Laporan hasil Urin: volume-10 ml, Ph-asam, albumin-nil, sugar-nil,
color-kuning pucat dan jernih, sel epitel – (++), RBC-nil, crystal- 1
kalsium oksalat.
 Advis untuk mekakukan pengulangan USG pada 14 November 2016
untuk memastikan denyut jantung bayi. (8 minggu)
 Advis dan megedukasi pasien untuk melakukan massaging pada
payudara supaya tidak terjadi retraksi puting dan menyarankan untuk
melakukan bed rest.
 Serta melakukan konsultasi dengan dr Saroj Menon (Ob & Gyn) pada
tanggal 15 november 2016. Jika USG pada tanggal 14 November
mengkonfirmasi adanya fetus, makan akan dilakukan test lainnya (HIV,
HsAg). Bila tidak maka akan diedukasi untuk dilakukan D/C (dilatation/
curettage)
 Melanjutkan mengkonsumsi asam folat 5 mg, 1 tab.
 Tunggu 1-3 kali siklus mentruasi reguler sebelum mencoba hamil lagi.

Management/ teratment pada Blighted ovum memiliki beberapa cara:


a. Expectan management : tunggu hinggal jaringan
menghilang dengan sendirinya bila ada perdarahan
atau tunggu selama 9 minggu untuk melihat apakah
ada janin yang terbentuk di kantung kehamilan
b. Medical treatment : dengan memberikan misoprostol.
Namun membutuhkan beberapa hari sampai jaringan
bisa keluar dan mungkin akan terjadi perdarahan
sebagai efek sampingnya.
c. Surgical Treatment : adalah dilakukannya dilatasi dan
kuretase. Prosedur ini dilakukan degan cara
mendilatasi serviks dan mengeluarkan jaringan yang
ada di uterus. Kemudian sampel jaringannya dapat
dianalisis oleh ahli patologi anatomi untuk
mengkonfirmasi penyebab terjadinya keguguran.
 Follow Up
- Dilatasi dan kuret dilakukan setelah 2 hari oleh dokter (Ob & Gyn) setelah USG
pada tanggal 14 November 2106 menunjukkan Blighted Ovum pada usia
kehamilan 8 minggu.
-
- Pada 31 Mei 2017 dilakukan follow up pada pasien. Pasien sedang hamil 3
bulan, dengan berat badan 50 kg. Dan mengkonsumsi asam folat seperti pada
kehamilan pertama.

 Evaluasi

Diagnosa ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala, tes kehamilan dan dikonfirmasi
oleh pemeriksaan USG.
- Tanda dan gejala klinis: Keram perut, spotting maupun perdarahan dai vagina dan
periode menstruasi yang lebih berat dari biasanya.
- Tes kehamilan dapat dilakukan dengan urin maupun serum. Terdapat peningkatan
hCGpada serum dan urin. Biasanya indikator kehamilan menunjukkan positif yang
lemah, (warna yang timbul pada alat tes kehamilan biasanya pink, tidak merah)
- Pemeriksaan USG secara transabdominal maupun transvaginal yang menunjukkan
kantung gestasional tanpa embrio mengkonfirmasi diagnosa Blighted ovum.
Kriteria dari USG untuk diagnosanya adalah:
• Sebuah kehamilan dinilah anembrionik apabila pada USG transvaginal
tampak kantung dengan mean gestasional sac diameter (MGD) lebih
dari 25 mm dan tidak ada yolk sac, atau MGD lebih dari 25 mm
dengan tidak adanya embrio.
- USG transabdominal tanpa pemeriksaan transvaginal mungkin cukup untuk
mendiagnosa kegagalan pada awal kehamilan ketika embrio memiliki crown-rump
length 15 mm atau lebih, dan tidak terlihat aktivitas jantungnya.

Ada juga kriteria diagnosa lain untuk mengkonfirmasi USG. Menurut dari
Encyclopedia of Medical Imaging, kriteria untuk mendiagnoda Blighted ovum
adalah:
- Gagal untuk mengidentifikasi embrio di kantung kehamilan yang berukuran 20
mm dengan USG transabdominal.
- Gagal untuk menidentifikasi embrio di kantung kehamilan yang berukuran 18 mm
atau lebih dengan USG transvaginal
- Gagal untuk mengidentifikasi yolk sac di kantung kehamilan yang berukuran 13
mm atau lebih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Blighted Ovum


Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan
hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang
mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat
menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara
mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan
baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.6

Blighted Ovum
Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum
yang telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak
berkembang. Sel berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak
membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam
trimester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya.6

2.2.1 Etiologi

Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan


penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita
mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh
berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak akan
berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh
pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang
buruk.6,7
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam
proses pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan
streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak
terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti
adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum.
Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena
kualitas sperma atau ovum menjadi turun.7

2.2.2 Patofisiologi

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma.
Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma
tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang
berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam
rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung
telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat
hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan
munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan
menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik
test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon
HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai
hormon kehamilan.

2.2.3 Gejala dan Tanda


Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala
dan tanda-tanda mungkin termasuk :
 Periode menstruasi terlambat
 Kram perut
 Minor vagina atau bercak perdarahan
 Tes kehamilan positif pada saat gejala
 Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul
keluhan perdarahan
 Hampir sama dengan kehamilan normal

2.2.4 Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan saat
kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter
kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga
bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya
kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin.
Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila pada
kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak
dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning telur.
Gambar : Blighted Ovum

Gambar : Kehamilan Normal

2.2.5 Pencegahan
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa
pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika
terjadi keguguran berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering
merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali
pada wanita.6,8
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan
beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH,
imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita
penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan
pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun,
menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik,
memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup
sehat.
2.2.6 Penatalaksanaan
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya
adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil
kuretase akan dianalis untuk memastikan apa penyebab blighted ovum
lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka maka dapat
diobati agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika penyebabnya
antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak
dapat hamil sungguhan. Penyebab blighted ovum yang dapat diobati
jarang ditemukan, namun masih dapat diupayakan jika kemungkinan
penyebabnya diketahui. Sebagai contoh, tingkat hormon yang rendah
mungkin jarang menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini,
pil hormon seperti progesteron dapat bekerja. Namun efek samping
dari pemakaian hormon adalah sakit kepala, perubahan suasana hati,
dan lain-lain. Jika terjadi kematian telur di awal kehamilan secara
berulang, maka pembuahan buatan mungkin efektif dalam
memproduksi kehamilan. Dalam hal ini perlu donor sperma atau ovum
untuk memiliki anak. Akan tetapi, pembuahan buatan itu mahal dan
tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran kembar seringkali lebih
tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah pilihan lain bagi
banyak pasangan.
Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol,
setelah terjadi dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase.
DAFTAR PUSTAKA

1. Winkjosastro, H : Ilmu Kebidanan edisi ketiga cetakan keempat. Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. 1999; 302-312.
2. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ. In: William’s Obstetrics. Ed 21.
The Mc Graw-Hill Companies. New York, 2001
3. Saifuddin AB, dkk. Dalam : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Edisi pertama cetakan kedua. JNPKKR-POGI
-Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2002
4. Mansjoer A, dkk. Kelainan Dalam Kehamilan. Dalam : Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi ketiga. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta, 2001; 260-265.
5. Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.
http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted
%20ovum.pdf
6. Tripthi M Mathew, et al. 2018. To Goulash or Not to Goulash: A Case Report on
Blighted Ovum.

Anda mungkin juga menyukai