Anda di halaman 1dari 2

RESUME JURNAL ( TUGAS METODOLOGI INDONESIA )

Judul : Pengaruh lapisan reaksi antarmuka kontinu pada kekuatan tarik sambungan las
resistansitik antara paduan alumunium dan baja
Penulis : Nazir Taufani, Surakarta
Halaman : 1-7
Penulis : Ago Yogyandiro
-Abstrak

Sambungan paduan aluminium A5052 dengan cold-rolled baja SPCC danaustenitik stainless
steel SUS304 menggunakan las resistansi titik. Struktur mikroantarmuka diamati dengan
menggunakan mikroskop elektron scanning dankekuatan tarik sambungan dengan pengujian
tegangan melintang. Pengaruh darilapisan reaksi antarmuka pada kekuatan tarik sambungan
berdasarkan analisis permukaan patahan dan distribusi ketebalan lapisan reaksi antarmuka las
untuk dua jenis sambungan bahan yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa kekuatantarik
sambungan berhubungan dengan fraksi lapisan reaksi diskontinu

-Pendahuluan

Kebutuhan sambungan antara bahan yang berbeda sering muncul di industriotomotif, karena
memungkinkan metodologi desain multi-bahan dan biaya prosesfabrikasi pengerjaan yang
rendah. Dari sudut pandang pasokan bahan, paduanaluminium dan baja adalah bahan konstruksi
yang paling penting untuk struktur otomotif. Oleh karena itu, teknik sambungan antara paduan
aluminium dan bajasangat diperlukan. Namun, sambungan antara dua jenis bahan terdapat
beberapakesulitan, karena perbedaan sifat fisik dan termal antara paduan aluminium dan baja,
dan pembentukan hasil reaksi getas pada antarmuka las. Oleh karena itu, banyak peneliti
memiliki berusaha untuk menggabungkan material tersebutdengan menggunakan beberapa
metode pengelasan

-Metode Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tebal 1,0 mm paduanaluminium
A5052, cold-rolled baja SPCC dan austenitik stainless steel SUS304. Kombinasi bahan
A5052/SPCC, dan A5052/SUS304 yang dilas menggunakanteknik las resistansi titik dengan
pelat penutup. Kekuatan tarik dari sambungan dievaluasi dengan berbagai tebal lapisan
reaksiantarmuka, dengan mengubah arus pengelasan setiap 1 kA antara 6 dan 12 kA pada proses
pengelasan. Setelah pengelasan, spesimen dipotong melintang, dandipoles. Struktur mikro pada
antarmuka las diamati menggunakan mikroskopelektron scanning (SEM). Ketebalan lapisan
reaksi yang terbentuk padaantarmuka las diukur sebagai nilai rata-rata pada 30x30 µm SEM
diambil setiap100 µm sepanjang antarmuka. Pengujian tegangan melintang dilakukan di
bawahkecepatan 1.7x 10-3 m/s pada suhu kamar. Sambungan bahan serupa dari
paduanaluminium (A5052/A5052) juga disiapkan untuk membandingkan kekuatandengan
sambungan bahan yang berbeda A5052/SPCC dan A5052/SUS304.Paduan aluminium
ditempatkan antara kedua plat penutup ketika bahan dilas.
-Hasil dan Pembahasan

Lapisan reaksi antarmuka menunjukkan morfologi yang khas dalam arahtebal seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 2a dan b. Pada antarmukaA5052/SPCC, lapisan reaksi menunjukkan
morfologi seperti lidah berdekatandengan SPCC, sedangkan hasil reaksi seperti jarum
berorientasi pada logam dasar di sisi daerah A5052. Hal ini juga terlihat dari Gambar. 2a dan b
yang ada perbedaan yang signifikan dalam ketebalan lapisan reaksi yang terbentuk
padaantarmuka antara A5052/SPCC dan A5052/SUS304 dan lapisan reaksi
antarmukaA5052/SPCC lebih tebal dari lapisan reaksi yang terbentuk pada
antarmukaA5052/SUS304
-Kesimpulan
Pengaruh dari lapisan reaksi antarmuka pada kekuatan tarik sambungan baja/ paduan aluminium,
dengan menganalisis distribusi ketebalan lapisan reaksiantarmuka dan permukaan patahan.
Hasilnya menunjukkan bahwa kekuatan tarik sambungan baja / paduan aluminium dipengaruhi
fraksi lapisan reaksi diskontinudan sambungan baja / paduan aluminium yang kuat akan dibuat
dengan proses pengelasan yang membantu formasi lapisan reaksi diskontinu pada
antarmuka pengelasan.

Anda mungkin juga menyukai