Oleh :
Mohammad Hafid
(PT. Industrial Robotic Automation)
Aulya Yazuki Kustyawan
(Microelectronic and Embedded Systems Laboratory)
Ir. Joko Susila, M.T. Lucky P. R, S.Si., M.Si Lucky P. R, S.Si., M.Si
NIP. 196606061991021001 NIP. 1991201912058 NIP. 1991201912058
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas rahmat dan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, buku 2 Magang Industri ini dapat diselesaikan. Semoga kualitas
mahasiswa Departeme Teknik Elektro Otomasi Institut Teknologi Sepuluh
Nopember dengan adanya magang industri ini menjadi lebih baik.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
iii
4.1 Studi Literatur .......................................................................................... 16
4.1.5 Carton Sealer, Box Transfer Out Roller Conv & Stop and Go .................
4.1.6 Box Transfer Roller Conveyor, Box Decline Spiral Conveyor & Box .....
iv
5.3 Troubleshooting ....................................................................................... 45
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 4.20 Bag Chute dan Bag Bridge Belt Conveyor ……………………… 32
Gambar 4.23 Carton Sealer sampai Stop and Go Box Belt Conveyor ……........ 33
Gambar 4.24 Merging Roller Conveyor dan Incline Box Spiral Conveyor ........ 34
Gambar 5.2 Bag Chute dan Bag Bridge Belt Conveyor ……………………….. 41
Gambar 5.4 Robotic Bag Casepacker dan Bag Disusun oleh Robot ke Box …... 42
Gambar 5.6 Spiral Conveyor dan Box Transfer Roller Conveyor ………….….. 44
Gambar 5.7 Spiral Conveyor dan Box Outfeed Gravity Roller Conveyor …..… 44
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nama-Nama Mesin Robotic Bag Casepacker System 1 ……………… 3
Tabel 2.3 Lokasi dan Fungsi dari Sensor E3FB-DP22 (Omron) …….………….. 5
Tabel 2.7 Lokasi dan Fungsi dari Sensor BTF15 – BDTL – P ………………….. 8
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pendidikan di Departemen Teknik Elektro Otomasi Institut Teknologi Sepuluh
Nopember memiliki kebijakan yaitu magang industri untuk mempersiapkan
mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja. Diharapkan sebelum lulus nanti,
mahasiswa dapat mengenali struktur organisasi, jenjang karir kompetensi yang ada
pada industri. Oleh karena itu, dibuat kegiatan magang industri juga untuk
pengembangan individu ketika beradaptasi dengan lingkungan kerja.
1
beradaptasi dengan lingkungan kerja, memahami alur kerja di industri dari proses
pengelolaan manajemen, proses produksi, sampai ke proses penjualan dengan klien,
serta menambah kompetensi vokasi dibidang teknologi robotika dan otomasi.
2
BAB II
URAIAN TUGAS
2.1 Rancangan Proyek Robotic Bag Case Packer
IRA Robotic Bag Case Packer adalah sistem yang diproduksi oleh PT.
Industrial Robotic Automation untuk menata bag (kemasan tepung beras) yang
disusun secara pattern hingga 10 layer. Kategori bag adalah bag tipe tepung beras
“Bola” seberat 500 gram. Sistem yang ditugaskan kepada kami untuk dikerjakan
adalah Bag Casepacker System 1 dan Box Transfer Conveyor System. Gambar
desain keseluruhan sistem dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan nama-nama tiap
mesin tertera di Tabel 2.1.
3
13 Box Stopper (qty 1)
14 Box Marging and Turning Roller Conv. (qty 1)
15 Box Vibrating Roller Conv. (qty1)
16 Automation Carton Sealer (qty 1)
17 Box transfer Out Roller Conv. (qty 1)
4
2.2 Pengaturan Sensor
Dikarenakan saya diberi tugas oleh pembimbing lapangan sebagai wiring
(pengkabelan) di project ini saya menghubungkan sensor-sensor ke panel. Sensor
digunakan untuk mendeteksi objek yang telah ditentukan di proyek ini. Berikut
adalah jenis dan lokasi dari sensor yang saya hubungkan dapat dilihat pada Tabel
2.3, Tabel 2.4, Tabel 2.5, Tabel 2.6, Tabel 2.7.
Photosensor
5
2 Reject Mendeteksi bag
Bag yang keluar dari
merging conveyor
apakah kemasan
bag tersebut layak
di-picking (tidak
bocor) sebelum
masuk ke speeder
conveyor.
Photosensor
6
2.2.3 Photoelectric Sensor E3Z-R86
Tabel 2.5 Lokasi dan Fungsi dari Sensor E3Z-R86
No Lokasi Fungsi Gambar
1 Conveyor Mendeteksi bag mulai
Belt Area dari conveyor Incline Reflektor
(L4000 W200) s/d
Box Merging and
Turning Roller
conveyor. Dan untuk
sensor type ini perlu
ditambahkan reflektor.
Photosensor
7
2.2.5 Photoelectric Sensor BTF15 - BDTL – P
Tabel 2.7 Lokasi dan Fungsi dari Sensor BTF15 – BDTL - P
No Lokasi Fungsi Gambar
1 Carton Mendeteksi
Sealer & jika lakban atau
Erector isolasi mau
habis dan alarm
akan berbunyi
dan segera
diganti dengan
yang baru.
Photosensor
8
Tabel 2.8 Lokasi dan Fungsi dari Pneumatik
9
4 Box Terdapat 4 buah
Stopper pneumatik yang ada di
Front & ROPAC 1 yaitu 2 buah di
Back (L1) dan 2 buah di (L2),
yang berfungsi sebagai
penahan box jika 4 box
sudah masuk di TTC
conveyor placing,
setting pneumatik dapat
dilakukan dengan Pneumatik
memutar flow control
pada setiap pneumatik
Pneumatik
10
7 Vacuum Terdapat 1 pneumatik
Valve yang berfungsi sebagai
on/off vacuum pada
saat gripper posisi
picking (advance/on)
dan posisi placing
(retract/off),
pengaturan pneumatik
dapat dilakukan dengan Pneumatik
memutar flow control
pada setiap pneumatik
11
10 Pick Up Terdapat 1 pneumatik
Box yang berfungsi sebagai
aktuator untuk
pengambilan box di
magazine, pengaturan
pneumatic dapat
dilakukan dengan
memutar flow control
pada setiap pneumatik
Pneumatik
12
13 Front and Terdapat 2 pneumatik
Back yang ada di carton
Cylinder erector berfungsi
sebagai aktuator untuk
menutup lidah bawah
box sebelum dilakban
atau diisolasi,
pengaturan pneumatik
dapat dilakukan dengan
memutar flow control
pada setiap pneumatik.
Front Cylinder
Back Cylinder
13
2.4 Kontrol Motor dan Monitoring melalui HMI
Kontrol kecepatan motor dengan menggunakan inverter dari perusahaan
Schneider Electric yang kecepatannya diatur menggunakan aplikasi bernama “So
Move” yang sudah terpasang di koomputer. Untuk motor yang tidak menggunakan
inverter maka menggerakkannya menggunakan kontaktor dan juga diberikan tugas
untuk monitor plant melalui HMI. Pada HMI terdapat keterangan apabila plant
mengalami error pada bagian mesin tertentu dan juga digunakan untuk melakukan
test di tiap bagian-bagian mesin. Pada proyek ini ada dua opsi dalam melakukan
operasi mesin yaitu dengan mode “manual” dan “mode Auto”. Mode “manual”
untuk menjalankannya yaitu melalui HMI (Human Machine Interface).
14
BAB III
15
BAB IV
Main Frame adalah tempat kerangka dimana Robotic Bag Case Packer
dapat beroperasi, dapat dilihat pada Gambar 4.1. Di atas main frame terdapat Valve,
Dust Cyclone, dan Becker Vacuum Blower. Valve digunakan untuk membuka dan
menutup katup udara dari saluran Becker Vacuum Blower yang dapat menyedot
udara dari kompressor. Sedangakan fungsi dari Dust Cyclone adalah untuk
mengeluarkan debu atau butiran tepung yang terserap ketika Becker Vacuum
Blower bekerja [6].
16
Speeder Conveyor Roller Conveyor
4.1.3 Sensor
Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi besarn listrik berupa
tegangan, resistansi dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian
pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.
17
a. Sensor Fotoelektrik E3Z-R86
18
Gambar 4.4 Penjelasan dan Gambar Sensor E3Z-LL86
19
membunyikan alarm yang terpasang di mesin Carton Erector dan Carton Sealer.
Sensor ini merasakan objek yang dideteksi dengan cara Diffuse-Reflective Sensors
yaitu transmitter dan receiver berada jadi satu didalam sensor, ketika cahaya dari
transmitter mengenai objek kemudian objek memantulkan cahaya dan diterima oleh
receiver. Receiver akan mendeteksi intensitas cahaya meningkat dan peningkatan
intensitas cahaya itulah yang digunakan untuk mendeteksi objek. Sensor BTF15-
BDTL-P dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Transmitter
Receiver
20
Gambar 4.7 Sensor Fotoelektrik E3FB-DP22
Sensor lainnya yang digunakan pada proyek ini adalah Inductive Proximity
Sensor (Sensor Jarak/Kedekatan Induktif). Sensor Proximity merupakan sensor
yang digunakan untuk mendeteksi suatu obyek benda berdasarkan jarak benda
tersebut terhadap sensor [2]. Proximity sensor ini akan mendeteksi objek benda
dengan jarak yang cukup dekat berkisar 1 milimeter sampai beberapa sentimeter
dari sensor.
Prinsip sensor proximity jenis induktif ini adalah untuk mendeteksi adanya
benda logam pada jarak tertentu tanpa harus menyentuh benda tersebut. Sensor
induktif menggunakan arus induksi oleh medan magnet untuk mendeteksi benda
logam di dekatnya. Sensor induktif menggunakan coil (induktor) untuk
menghasilkan medan magnet frekuensi tinggi seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini. Jika ada benda logam di dekat medan magnet yang berubah,
arus akan mengalir dalam objek. Berikut Inductive Proximity Sensor yang
digunakan pada proyek ini.
21
a. SME-8M-DS-24V-K-0.3-M8D
Sensor ini disebut sebagai safety sensor. Safety sensor adalah sensor khusus
yang digunakan untuk keamanan sehingga tidak dapat dipasangkan dengan
sembarang I/O lainnya. Sensor ini hanya dapat dipasangkan dengan modul I/O
khusus safety yang telah disediakan masing-masing pabrikan sensor tersebut.
22
tersedia dengan sensor berkode dan aktuator untuk membantu melindungi terhadap
operator atau personel pemeliharaan yang mengalahkan saklar, membantu
meningkatkan keselamatan.
Saklar ini cocok untuk mesin di mana banyak pintu akses harus dipantau
hingga PL, SIL 3, Cat 4. Tidak memerlukan pengontrol keamanan khusus untuk
keamanan pengkodean RFID-nya sehingga dapat dihubungkan ke berbagai
pengontrol keamanan standar seperti relay keselamatan Allen-Bradley
Guardmaster, SmartGuard 600 dan Safety I / O Blocks.
Rating switch PL, SIL 3, Cat 4 dipertahankan bahkan ketika beberapa unit
terhubung secara seri. Indikator LED memberikan indikasi visual status pintu, dapat
menunjukkan ketidaksesuaian pintu dan menawarkan diagnostik untuk membantu
mengidentifikasi kesalahan. Switch dapat dihubungkan secara seri dengan
perangkat lain seperti tirai cahaya, e-stop dan interlock switch. Untuk meningkatkan
keamanan, tag RFID switch dapat dikodekan secara individual ke aktuator sehingga
tidak ada aktuator lain yang dapat digunakan dengannya. Sensa Guard 440N-
Z21SS2 dapat dilihat pada Gambar 4.9.
23
4.1.4 Aktuator Pneumatik
Aktuator (penggerak) merupakan sebuah alat yang mengubah tenaga listrik
atau fluida menjadi gerakan mekanis untuk membuka/menutup atau mengontrol
valve. Pada proyek ini menggunakan Aktuator pneumatik yang memanfaatkan
sumber angin bertekanan yang dihasilkan oleh air compressor untuk mendorong
batang silinder bergerak maju atau mundur.
Pada proyek ini menggunakan silinder kerja ganda (double acting cylinder).
Penggunaan silinder ini cukup mudah untuk diterapkan. Terdapat 2 buah saluran,
yaitu saluran masuk untuk mendorong batang piston dan saluran keluar untuk
membuat batang piston bergerak mundur. Cara kerja dari silinder ini yaitu, memberi
udara bertekanan pada salah satu dari ke dua lubang tersebut yang mana pada saat
diberi udara bertekanan pada salah satu input, maka udara tersebut akan mengisi
ruang tangki yang ada pada silinder. Setelah muatan pada tangki sudah mencukupi,
maka batang silinder akan bergerak maju maupun mundur dapat dilihat pada
Gambar 4.10.
Pada gambar diatas merupakan cara kerja dari komponen tersebut. Bisa dilihat pada
arah angin yang ada pada komponen tersebut. Terdapat dua lubang yang masing-
masing dari lubangnya memiliki fungsinya masing-masing. Pada Gambar 4.11
merupakan wujud fisik dari komponen silinder kerja ganda.
24
Gambar 4.11 Aktuator Pneumatik
25
dibutuhkan sekali proses scan dinamakan scan time. PLC yang digunakan pada
proyek ini adalah PLC produk “OMRON” tipe NX102-9000 dapat dilihat pada
Gambar 4.13 PLC pada proyek ini [3].
26
DC, kemudian dipecah lagi menjadi AC dan frekuensi, sehingga motor listrik dapat
dikontrol sesuai kecepatan yang dikehendaki. Gambar 4.14 inverter yang digunakan
pada proyek ini [5].
27
Pengkabelan Emergency Stop, Switching Off Key Release (XB4BS9442)
kondisi Normally Close dilakukan dengan menghubungkan input terminal pada
emergency switch tersebut dengan sumber tegangan 24V dari power supply
sedangkan output-nya dihubungkan ke PLC input module.
28
Lampu Indikator
Mode Auto / Manual
Pada proyek ini saya ditugaskan untuk menjadi bagian monitor, apabila
terdapat bagian mesin yang mengalami error atau tidak berfungsi. Saya dan
applicant dari PT. IRA menyelesaikan bagian yang bermasalah tersebut. Bagian
monitor diberi tugas untuk mengoperasikan HMI dan juga menjalankan mesin
melalui tombol-tombol yang ada di posisi atas dan bawah HMI. Pada Gambar 4.16
adalah tampilan HMI yang saya operasikan untuk mendeteksi error pada tiap
bagian mesin dan menyelesaikan proyek ini sehingga mesin dapat dioperasikan
otomatis tanpa ada kendala. Pesan error akan otomatis tampil di bagian atas
tampilan HMI.
Pesan error
yang muncul
29
4.4 Prosedur Kerja Mesin
4.1.1 Automati Carton Erector Machine
Carton Erector
Machine
Pneumatic
Box Pusher
Pada awal produksi dimulai, kita dapat melipat box (kotak kardus) secara
otomatis melalui Carton Erector Machine. Lalu, dilanjutkan melalui Empty Box
Roller Infeed Conveyor dan diujung konveyor terdapat sensor E3FB-DP22 Box
Pusher yang akan me-trigger sinyal agar Pneumatic Box Pusher mendorong Box
untuk masuk ke TTC Box Buffer conveyor dan TTC Box Placing conveyor
(konveyor selanjutnya). Gambar tiap bagian mesin dapat dilihat pada Gambar 4.7.
30
4.1.2 Bag Infeed Belt Conveyor
Bag Transfer
Belt Conveyor
L1 Bag Merging Bag Incline
Belt Conveyor Belt Bag Incline
L1 Conveyor L1 Belt
Conveyor L2
31
Bag
Bag
Chute Bridge Belt
Conveyor
Robot (Codian)
& Gripper
32
disiapkan 4 box/line nya dengan menggunakan 5 sensor E3Z R86 dan reflektor yang
akan mentrigger stopper front & back dan stopper gap maker. Gambar untuk
Robotic Bag Casepacker System 1 dapat dilihat pada gambar 4.21.
Box Stopper
Setelah proses picking dan placing selesai, box akan melanjutkan keluar
melalui Box Outfeed Roller Conveyor. Kemudian diarea Box Outfeed Roller
Conveyor terdapat 2 stopper disetiap line nya, yang berfungsi untuk meminimalisir
terjadinya penumpukan box di area Box Merging & Turning Roller Conveyor.
Dengan menempatkan 2 sensor E3Z-R86 plus menggunakan reflektor. Dan box
dilanjutkan lagi melalui Box Vibrating Roller Conveyor. Tiap bagian mesin dapat
dilihat pada Gambar 4.22.
33
4.1.5 Carton Sealer, Box Transfer Out Roller Conv & Stop and Go
Box Belt Conveyor
Carton Sealer
Setelah box melewati box transfer out Roller Conveyor, dapat dilihat pada
gambar 4.23 box akan masuk ke mesin Carton Sealer untuk diisolasi pada bagian
atas box. Di mesin sealer ini terdapat 1 buah photosensor BTF15-BDTL-P yang
berfungsi untuk mendeteksi jika isolasi habis. Setelah itu box dilanjutkan berjalan
melalui Box Transfer Out Roller Conveyor dan terakhir akan berhenti di Stop and
Go Box Belt Conveyor sebelum masuk di Merging Roller Conveyor.
34
Box Inclined Spiral
Conveyor
Merging Roller
Conveyor
Gambar 4.24 Merging Roller Conveyor dan Incline Box Spiral Conveyor
Dilanjutkan dari Stop and Go Box Belt Conveyor, box akan melewati
Merging Roller Conveyor terlebih dahulu. Setelahnya Box akan naik ke Box
Inclined Spiral Conveyor untuk selanjutnya dilewatkan melalui Box Transfer Roller
Conveyor yang ada di jembatan penghubung antara ruang packaging dan gudang di
PT. Padi Flour Nusantara. Agar proses lebih tergambar dapat dilihat pada Gambar
4.24.
35
4.1.6 Box Transfer Roller Conveyor, Box Decline Spiral Conveyor & Box
Outfeed Roller Conveyor
Dapat dilihat pada Gambar 4.25 box akan dijalankan melalui Box Transfer
Roller Conveyor, lalu masuk melalui Box Decline Spiral Conveyor. Setelah turun
dari Box Decline Spiral Conveyor box akan dijalankan lagi ke Box Outfeed Roller
Conveyor dan conveyor ini merupakan conveyor terakhir Box packing yang akan
langsung tertata diatas pallet, dan forklift pun siap untuk mengangkat produk
tersebut untuk ditata diwarehouse.
36
BAB V
Indikator
LED
Display Run
Time Machine
Switch Mode
Push Button Auto/Manual
Run
37
5.1.1 Flowchart Ketika Menjalankan Mesin
Pada flowchart diatas cara menjalankan mesin dengan menekan push button
“RUN”. Setelah tombol tersebut ditekan gripper akan mendeteksi apakah terdapat
bag (kemasan tepung/produk) atau tidak apabila ada robot akan menaruh bag ke
38
box (kardus yang digunakan untuk menampung kemasan produk) apabila tidak ada
Robot akan melakukan Homing yaitu kondisi dimana robot akan melakukan tes
menjalankan tiap-tiap bagian robot sejenak yang bertujuan untuk mencoba apakah
ada bagian yang mengalami kerusakan atau tidak sebelum mesin berjalan. Setelah
itu mesin berjalan.
Pada flowchart diatas cara menghentikan mesin yang sedang berjalan adalah
dengan menekan push button “STOP”. Kemudian Robot dan setiap bagian mesin
akan berhenti. Untuk menjalankannya kembali dapat dilihat pada bagian
“Flowchart Ketika Menjalankan Mesin”.
39
5.1.3 Flowchart Ketika Terjadi Error pada Mesin
Ketika mesin berjalan dan tiba-tiba terjadi error pada mesin. Robot dan mesin
akan berhenti berjalan. Kemudian tekan tombol “ACK” lalu “Alarm Reset” fungsi
tombol “Alarm Reset” digunakan untuk membersihkan pesan error di tampilan
HMI ketika terjadi error. Setelah itu mesin siap untuk dijalankan kembali.
40
6.2 Penyelesaian Proyek
Penyelesain proyek pada magang ini menghasilkan mesin yang dapat
beroperasi untuk pemindahan tepung yang sudah dikemas kedalam box (kotak
kardus) dan kemudian box yang sudah ditutup dengan cara diisolasi dipindahkan
dari ruangan packaging ke gudang PT. Padi Flour Nusantara. Mesin yang sudah
selesai dipasang dan siap digunakan untuk proses produksi. Bagian awal proyek ini
dimulai dari Bag Chute yang berfungsi untuk memindahkan kemasan tepung yang
sudah dikemas dari YM Packaging (perusahaan lain) ke Bag Bridge Belt Conveyor
PT. IRA. Bag Chute berjumlah 4 (empat) yang akan melintasi line 1 dan line 2 Bag
Bridge Belt Conveyor. Bag Chute 1 dan 2 akan melintasi line 1 Bag Bridge Belt
Conveyor dan Bag Chute 3 dan 4 akan melintasi line 2 Bag Bridge Belt Conveyor.
Bag Bridge Belt Conveyor akan tersambung dengan Speeder Conveyor Line 1 dan
2 yang akan memindahkan Bag (kemasan tepung) ke Vane Conveyor. Gambar 5.2
adalah gambar Bag Chute dan Bag Bridger Belt Conveyor.
Kemudian box yang belum dilipat akan dilipat secara otomatis oleh Carton
Erector Machine yang gambarnya dapat dilihat di Gambar 5.3. Kemudian Box
melalui Empty Box Infeed Roller Conveyor dan didorong oleh Pneumatic Box
41
Pusher menuju ke TTC Box Placing Conveyor. Kepanjangan dari TTC adalah table
top chain. Pada TTC Box Placing Conveyor apabila terdeteksi sensor sudah ada
empat box melewati konveyor maka akan berhenti berjalan sejenak dan pneumatic
Box Centering dan Gap Maker akan menahan box. Hal tersebut berfungsi agar
penempatan bag (kemasan tepung) ke dalam box yang dilakukan oleh Robotic Bag
Case Packer sesuai dengan posisi yang diinginkan.
Ada dua istilah dalam operasi Robotic Bag Case Packer yaitu Picking dan
Placing. Picking adalah ketika robot melakukan pengambilan bag yang ada di Vane
Conveyor. Sedangkan Placing adalah ketika robot melakukan penempatan bag ke
dalam box. Didalam satu box terdapat dua puluh bag yang ditumpuk sebanyak lima
lapisan. Berikut adalah gambar dari Robotic Bag Case Packer dan hasil tumpukan
bag didalam box yang disusun oleh robot. Ditunjukkan pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4 Robotic Bag Case Packer dan Bag Disusun oleh Robot ke Box
42
Setelah Robotic Bag Case Packer selesai menyusun dua puluh bag ke dalam
box. Kemudian konveyor akan menggerakkan box ke Box Outfeed Roller Conveyor
setelah itu melewati mesin yang bernama Carton Sealer yang digunakan untuk
mengisolasi bagian atas dari box. Ketika box sudah selesai terisolasi akan
digerakkan menuju Stop & Go Belt Conveyor.
Pada Stop & Go Belt Conveyor terdapat pneumatik yang digunakan untuk
menghentikan box-box yang telah diisolasi agar pada saat melewati Spiral
Conveyor tidak terlalu dekat jarak antar box-nya. Spiral Conveyor adalah konveyor
yang melengkung digunakan untuk memindahkan box dari ruang packaging ke
jembatan penghubung antara ruang packaging dengan gudang PT. Padi Flour
Nusantara dokumentasi dapat dilihat pada Gambar 5.5. Pada jembatan tersebut juga
terdapat konveyor yang diberi nama Box Transfer Roller Conveyor, konveyornya
digerakkan dengan kontaktor jadi kecepatannya tidak bisa diatur. Dapat dilihat pada
Gambar 5.6..
43
Gambar 5.6 Spiral Conveyor dan Box Transfer Roller Conveyor
Box setelah melewati Box Transfer Roller Conveyor akan melalui Spiral
Conveyor yang berada di Gudang PT. Padi Flour Nusasntara. Kemudian melalui
Box Outfeed Gravity Roller Conveyor pada konveyor tersebut terdapat tempat
untuk pekerja memindahkan box ke pallet. Mesin Robotic Bag Case Packer buatan
PT. IRA ini mampu menghasilkan 500 box dalam satu jam. Pada Gambar 5.7
adalah gambar Spiral Conveyor dan Box Outfeed Gravity Roller Conveyor.
Gambar 5.7 Spiral Conveyor dan Box Outfeed Gravity Roller Conveyor
44
Dibawah ini pada Gambar 5.8 adalah kondisi gudang ketika beberapa box telah
diletakkan di pallet dan ketika penempatan box di Shuttle Rack Area.
6.3 Troubleshooting
Ketika mesin dijalankan pesan error akan muncul di tampilan menu “Alarm”
di HMI jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh mesin atau manusia. Fungsi
Troubleshooting ini solusi bagian mana saja yang terjadi error untuk segera diatasi.
Pada tabel 5.1 terdapat cara untuk mengatasinya dan dimana komponen bermasalah
yang menyebabkan terjadinya error pada mesin.
45
Error Emergency Cek dan release tombol Tombol emergency
3
Panel emergency pada main panel stop
46
Error Motor Cek conveyor, motor, sensor Motor, sensor dan
13
Dispenser dan kontaktor infeed conveyor kontaktor
Error Motor Right Cek conveyor, motor, sensor Motor, sensor dan
20 Angle 1
dan kontaktor infeed conveyor kontaktor
Dispenser
Error Motor Right Cek conveyor, motor, sensor Motor, sensor dan
21
Angle 2 Line 1 dan kontaktor infeed conveyor kontaktor
Error Motor Right Cek conveyor, motor, sensor Motor, sensor dan
22
Angle 3 Line 2 dan kontaktor infeed conveyor kontaktor
47
Cek pneumatic dan sensor
Error Pneumatic Pneumatic dan
23 Right Angle 1 reedswitch right angle 1
sensor
Dispenser Retract dispenser retract
48
Cek conveyor, motor, sensor
Error Motor Bag Motor, sensor dan
31 Incline Belt dan inverter incline belt
inverter
Conveyor conveyor
49
Error Pneumatic Cek pneumatic dan sensor
Stopper Picking Pneumatic dan
39 reedswitch stopper picking
Conveyor sensor
Advanced conveyor advanced
50
Cek pneumatic dan sensor
Error Pneumatic Pneumatic dan
49 Stopper Placing reedswitch stopper placing
sensor
Advanced Line 2 advanced line 2
51
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari kegiatan magang industri yang telah dilaksanakan di PT. Industrial
Robotic Automation (IRA) yang dilakukan selama 7 bulan. Pelaksanaan magang
industri yang dilakukan penulis menarik beberapa kesimpulan antara lain.
6.2 Saran
a. Semoga pihak industri lebih memperhatikan mahasiswa yang sedang
melaksanakan magang industri dalam hal pembimbingan laporan akhir
magang.
b. Semoga Departemen Teknik Elektro Otomasi lebih meningkatkan
pembelajaran tentang dunia industri khususnya dalam hal otomasi
mengingat perkembangan teknologi di bidang industri otomasi semakin
cepat.
c. PT. Industrial Robotic Automation diharapkan memperhatikan standar
regulasi dan keselamatan kerja pekerjanya ketika bekerja di workshop PT.
IRA.
52
6.3 Kontak Perusahaan
Alamat PT. Industrial Robotic Automation (IRA)
Jl. Raya Bringin No 32, Bringin, Sambikerep, Surabaya, 60218.
Nomer kontak
Phone : +62 (31)745 1001
Website
http://www.irarobotics.com
53
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anisa, Nadia. 2013. “Sensor Fotoelektrik”.
https://www.scribd.com/doc/168553849/Sensor-Fotoelektrik diakses pada
5 Februari 2020 pukul 15.08 WIB.
[2] Budis. 2015.”Prinsip Kerja Sensor Induktif Proximity”. http://www.info-
elektro.com/2015/05/prinsip-kerja-sensor-induktif-proximity.html diakses
pada 5 Februari 2020 pukul 15.14 WIB.
[3] Omron.“NX1datasheet”.
http://www.ia.omron.com/products/family/3705/download/catalog.html
diakses pada 5 Februari pukul 21.45 WIB.
[4] Omron.“E3FB-DP22”. https://industrial.omron.eu/en/products/E3FB-
DP22 diakses pada 5 Februari 2020 pukul 22.30 WIB.
[5] Schneider Electric.“ATV320U07N4B”.
https://www.se.com/id/en/product/ATV320U07N4B/variable-speed-
drive%2C-atv320%2C-0.75-kw%2C-380%E2%80%A6500-v%2C-3-
phases%2C-book/ diakses pada 5 Februari 2020 pukul 21.00 WIB.
[6] Tjokrowibowo, Herman. 2019. “User Manual Book: Robotic Bag Case
Packer (IRA – ROPAC01 002-3004-001)”. Surabaya: PT. Industrial
Robotic Automation.
[7] Zona Elektro. 2014.“Motor Listrik”. http://zonaelektro.net/motor-listrik/
diakses pada 3 Februari 2020 pukul 18.00 WIB.
54