1. Pengertian Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-
paru). Radang dapat berupa hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis
berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam
2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab
lain. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna, namun pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronkitis bisa bersifat serius.
Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok,
infeksi dari polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor
keturunan dan status sosial. Bronkhitis akut adalah peradangan pada
bronkus yang disebabkan oleh infeksi saluran napas yang ditandai dengan
batuk (berdahak maupun tidak berdahak) dan berlangsung hingga 3
minggu. Bronkitis akut dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: infeksi
virus, yang paling umum influenza A dan B, parainfluenza, RSV, adenovirus,
rhinovirus dan coronavirus; infeksi bakteri, seperti yang disebabkan oleh
Mycoplasma spesies, Chlamydia pneumoniae, Streptococcus pneumoniae,
Moraxella catarrhalis, dan Haemophilus influenzae; rokok dan asap rokok;
paparan terhadap iritasi, seperti polusi, bahan kimia, dan asap tembakau,
juga dapat menyebabkan iritasi bronkial akut; bahan-bahan yang
mengeluarkan polusi; penyakit gastrofaringeal refluk-suatu kondisi dimana
asam lambung naik kembali ke saluran makan (kerongkongan); pekerja
yang tereksops dengan debu atau asap. Bronkitis akut dapat dijumpai pada
semua umur, namun paling sering didiagnosis pada anak-anak muda dari 5
tahun, sedangkan bronkitis kronis lebih umum pada orang tua dari 50
tahun.
Hasil Anamnesis
Keluhan Batuk (berdahak maupun tidak berdahak) selama 2-3 minggu.
Dahak dapat berwarna jernih, putih, kekuning-kuningan atau kehijauan.
Puskesmas Halmahera
PENANGANAN BRONKHITIS AKUT
Puskesmas Halmahera
PENANGANAN BRONKHITIS AKUT
Terapi
1. Pemberian obat antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan)
15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Kodein (obat Doveri) dapat
diberikan 10 mg, diminum 3 x/hari.
2. Pemberian ekspektoran (obat batuk pengencer dahak) yang lazim
digunakan diantaranya: GG (Glyceryl Guaiacolate), bromheksin,
ambroksol, dan lain-lain.
3. Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan
sejenisnya, digunakan jika penderita demam.
4. Bronkodilator (melonggarkan napas), diantaranya: salbutamol,
terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini
digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat
bernapas, sehingga obat ini tidak hanya untuk obat asma, tetapi
dapat juga untuk bronkitis. Efek samping obat bronkodilator perlu
diketahui pasien, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat
dingin.
5. Antibiotika hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi.
Antibiotik yang dapat diberikan antara lain: ampisilin, eritromisin,
atau spiramisin, 3 x 500 mg/hari.
2. Tujuan Prosedur ini bertujuan sebagai acuan petugas medis dan paramedis , untuk
melakukan penanganan pada pelanggan dengan diagnosis bronkitis akut.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Halmahera Kota Semarang Nomor 440 / 1631
tentang Kebijakan dan Standar Pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 296/Menkes/SK/III/2008
tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
3. Carolin. Elizabeth, J.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2002.
4. Danusantoso. Halim.Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: EGC.1998.
5. Harrison: Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13.Volume ketiga.
Puskesmas Halmahera
PENANGANAN BRONKHITIS AKUT
Jakarta.2003.
6. Nastiti, N. Rahajoe.Supriyanto, B. Bronkitis Akut dalam Buku Ajar
Respirologi Anak. Edisi Pertama, cetakan kedua. 2010. Hal: 337.
7. Snell. Richard S. Anatomi Klinik Edisi 6. Jakarta: EGC. 2006.
8. Soeparman. Waspadji, S.Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta: Penerbit
FKUI. 1998
5. Alat dan 1. Stetoskop
Bahan 2. Tensimeter
3. Termometer
4. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller
5. Nebullizer
6. Prosedur 1. Petugas melakukan komunikasi dasar dokter dan pasien
2. Petugas melakukan anamnesa
3. Petugas membuat catatan tertulis hasil wawancara pada rekam medis
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas mencatat hasil pemeriksaan fisik pada rekam medis
6. Petugas merangkum hasil wawancara dan pemeriksaan fisik
7. Petugas menyiapkan tindakan untuk melakukan nebulisasi bila
diperlukan
8. Petugas menuliskan terapi pada kertas resep
9. Petugas memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
apa yang belum jelas
10. Petugas mencatat pada Buku Register Harian.
7. Alur Proses
Puskesmas Halmahera
PENANGANAN BRONKHITIS AKUT
10. Catatan
Revisi
Puskesmas Halmahera