Tanggal Terbit : 25 Juni 2016 Halaman : 1 dari 3 PUSKESMAS dr. Muhammad Hidayanto HALMAHERA NIP. 197407122003121004
1. Pengertian Dermatitis kontak alergi merupakan reaksi imunologis yang cenderung
melibatkan kulit sekitarnya dan dapat menyebar pada area sekitarnya. Penampilan klinis DKA dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan durasi. Pada kebanyakan kasus, erupsi akut ditandai dengan makula dan papula eritema, vesikel, atau bula, tergantung pada intensitas dari resopn alergi. Namun, dalam DKA akut di daerah tertentu dari tubuh, seperti kelopak mata, penis, dan skrotum, eritema dan edema biasanya mendominasi dibandingkan vesikel. Batas-batas dermatitis umumnya tidak tegas. DKA pada wajah dapat mengakibatkan pembengkakan periorbital yang menyerupai angioedema. Pada fase subakut, vesikel kurang menonjol, dan pengerasan kulit, skala, dan lichenifikasi dini bisa saja terjadi. Pada DKA kronis hampir semua kulit muncul scaling, lichenifikasi, dermatitis yang pecah-pecah (membentuk fisura), dengan atau tanpa papulovesikelisasi yang menyertainya. DKA tidak selalu tampak eksema, ada varian noneksema yang mencakup lichenoid kontak, eritema multiformis (EM), hipersensitivitas kontak kulit seperti selulitis, leukoderma kontak,purpura kontak, dan erythema dyschromicum perstans. Dari jumlah tersebut, varian lichenoid dan EM terlihat paling sering. Daerah kulit yang berbeda juga berbeda dalam kemudahan tersensitisasi. Tekanan, gesekan, dan keringat merupakan faktor yang tampaknya meningkatkan sensitisasi. Kelopak mata, leher, dan alat kelamin adalah salah satu daerah yang paling mudah peka, sedangkan telapak tangan, telapak kaki, dan kulit kepala lebih resisten. Pemeriksaan penunjang berupa uji tempel, uji provokasi. 2. Tujuan Prosedur ini bertujuan sebagai acuan petugas medis dan paramedis , untuk melakukan penanganan pada pelanggan dengan diagnosis dermatitis kontak alergika. 3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Halmahera Kota Semarang Nomor 440 / 1631 tentang Kebijakan dan Standar Pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 296/Menkes/SK/III/2008
tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Puskesmas Halmahera PENANGANAN DERMATITIS KONTAK ALERGI
No. Dok : RPU/SOP-30/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 25 Juni 2016 Halaman : 2 dari 3 PUSKESMAS dr. Muhammad Hidayanto HALMAHERA NIP. 197407122003121004
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 3. FKUI. 2002. Buku Ajar Kulit Kelamin. Jakarta: Universitas Indonesia 4. RSU dr. Soetomo. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kulit Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press 5. Alat dan 1. Stetoskop Bahan 2. Tensimeter 3. Termometer 4. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller 6. Prosedur 1. Petugas melakukan komunikasi dasar dengan pelanggan 2. Petugas melakukan anamnesa 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik 4. Petugas melakukan pencatatan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik di rekam medis. 5. Petugas merangkum hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pelanggan. 6. Petugas menegakkan diagnosis dermatitis kontak alergika. 7. Petugas menyiapkan kertas resep ke unit apotek. DKA: salep kortikosteroid,anti histamine dan kortikosteroid oral bila diperlukan. 8. Petugas memberi kesempatan kepada pelanggan untuk mengungkapkan apa yang belum jelas. 9. Petugas mencatat pada rekam medis dan buku registrasi harian. 10. Petugas mengakhiri penanganan pelanggan dengan komunikasi penutup dengan ramah. 7. Alur Proses 8. Unit 1. Ruang Pemeriksaan Umum Terkait 2. Ruang Pemeriksaan Lansia 3. Ruang KIA 4. Ruang Farmasi 9. Dokumen 1. Rekam Medis 2. Buku Register Harian Terkait 3. Resep Puskesmas Halmahera PENANGANAN DERMATITIS KONTAK ALERGI
No. Dok : RPU/SOP-30/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 25 Juni 2016 Halaman : 3 dari 3 PUSKESMAS dr. Muhammad Hidayanto HALMAHERA NIP. 197407122003121004