No.Dok : RPU/SOP-32/2016
Puskesmas Halmahera
PENANGANAN DIABETES MELITUS TIPE 2
No.Dok : RPU/SOP-32/2016
Pemeriksaan laboratorium
1. Gula Darah Puasa
2. Gula Darah 2 jam Post Prandial
3. HbA1C
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa:
1. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa plasma
sewaktu ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L). ATAU
2. Gejala Klasik DM+ Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. ATAU
3. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa
terganggu(TTGO)> 200 mg/dL (11.1 mmol/L) TTGO dilakukan
dengan standard WHO, menggunakan beban glukosa anhidrus 75
gram yang dilarutkan dalam air. ATAU
4. HbA1C
Penentuan diagnosis DM berdasarkan HbA1C ≥ 6.5 % belum dapat
digunakan secara nasional di Indonesia, mengingat standarisasi
pemeriksaan yang masih belum baik.
2. Tujuan Prosedur ini bertujuan sebagai acuan petugas medis dan paramedis , untuk
melakukan penanganan pada pelanggan dengan diabetes mellitus tipe 2.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Halmahera Kota Semarang Nomor 440 / 632
tentang Kebijakan dan Standar Pelayanan Ruang Pemeriksaan Umum.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 296/Menkes/SK/III/2008
tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5. Alat dan 1. Stetoskop
Bahan 2. Tensimeter
3. Termometer
4. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller
Puskesmas Halmahera
PENANGANAN DIABETES MELITUS TIPE 2
No.Dok : RPU/SOP-32/2016
Puskesmas Halmahera
PENANGANAN DIABETES MELITUS TIPE 2
No.Dok : RPU/SOP-32/2016
10. Catatan
Revisi
Puskesmas Halmahera