Makalah Cacing Cambuk
Makalah Cacing Cambuk
Entrobiasis relatif tidak berbahaya, jarang menimbulkan lesi yang berarti. Gejala klinis yang
menonjol disebabkan iritasi disekitar anus, perineum dan vagina oleh cacing betina gravid yang
bermigrasi kedaerah anus dan vagina sehingga menyebabkan pruritus lokal.. Oleh karena
cacing bermigrasi kedaerah anus dan menyebaban pruritus ani maka penderita menggaruk
daerah sekitar anus sehingga timbul luka garuk disekitar anus.
Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari hingga penderita terganggu tidurnya dan
menjadi lemah. Kadang-kadang cacign dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian
proksimal sampai ke lambung, esofagus dan hidung sehingga menyebabkan gangguan didaerah
tersebut. Cacing betina gravid mengembara dan dapat bersarang di vagina dan di tuba falopi
sehingga menyebabkan radang disaluran telur. Cacing sering ditemukan diapendiks tetapi
jarang menyebabkan appendisitis.
Beberapa gejala karena infeksi cacing Enterobiasis vermicularis dikemukakan oleh beberapa
penyelidik yaitu kurang nafsu makan, berat badan turun, aktifitas meninggi, enuresis, cepat
marah, gigi menggeretak, insomnia dan masturbasi, tetapi kadang sukar untuk membuktikan
hubungan sebab dengan cacing kremi.
Infeksi cacing kremi ringan–dengan hanya sejumlah kecil cacing dewasa dalam tubuh–tidak
ada gejala. Gejala-gejala muncul dengan moderat atau infeksi berat. Beberapa minggu setelah
menelan telur cacing kremi, cacing betina dewasa bermigrasi dari usus ke daerah sekitar anus,
di mana mereka bertelur. Migrasi biasanya terjadi pada malam hari. Migrasi ini menyebabkan:
Gatal-gatal di daerah anal atau vaginal
Insomnia, lekas marah dan gelisah
Gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti sebentar-sebentar sakit perut dan
mual
Gejala umum terjangkiti oleh cacing kremi biasanya pada bagian dubur terasa gatal,
berat badan penderita menurun, terkadang juga mengalami diare. Apabila gejala –
gejala tersebut sudah nampak jangan menggaruk dubur yang gatal dengan jari karena
bila lecet dapat mengakibatkan infeksi. Hindari makan – makanan berlemak, kemudian
olesi pada sekitar dubur dengan minyak zaitun atau air garam.
Gejala lainnya berupa:
Rasa gatal hebat di sekitar anus
Rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)
Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing
betina dewasa bergerak ke daerah anus dan menyimpan telurnya disana)
Nafsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang terjadi, tetapi bisa terjadi pada
infeksi yang berat)
Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa masuk ke
dalam vagina)
Kulit di sekitar anus menjadi lecet atau kasar atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).
1. Penularan dari tangan ke mulut sesudah menggaruk daerah perianal (autoinfeksi) atau
tangan dapat menyebarkan telur kepada orang lain maupun kepada diri sendiri karena
memegang benda-benda maupun pakaian yang terkontaminasi.
2. Debu merupakan sumber infeksi oleh karena mudah diterbangkan oleh angin sehingga
telur melalui debu dapat tertelan.
3. Retrofeksi melalui anus : larva dari telur yang menetas di sekitar anus kembali masuk ke
usus.
Anjing dan kucing bukan mengandung cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber infeksi
oleh karena telur dapat menempel pada bulunya. Frekuensi di Indonesia tinggi, terutama
pada anak dan lebih banyak ditemukan pada golongan ekonomi lemah. Frekuensi pada
orang kulit putih lebih tinggi darpada orang negro. Kebersihan perorangan penting untuk
pencegahan. Kuku hendaknya selain dipotong pendek, tangan dicuci sebelum makan.
Anak yang mengandung cacing kremi sebaiknya memakai celana panjang jika hendak
tidur supaya alat kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak menggaruk daerah perianal.
Makanan hendaknya dihindarkan dari debu dan tangan yang mengandung parasit.
Pakaian dan als kasur hendaknya dicuci bersih dan diganti setiap hari.
Cara terbaik untuk menghindari penyakit cacingan adalah dengan upaya pencegahan berupa
melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, karena walau bagaimanapun upaya pencegahan
lebih baik daripada pengobatan.
Menjaga kebersihan perorangan berperan penting untuk pencegahan penyakit ini, antara lain
dengan :
Kuku hendaknya selalu dipotong pendek
Tangan hendaknya selalu dicuci sebelum makan
Makanan sebaiknya dihindarkan dari debu dan tangan yang mengandung parasit
Pakaian dan alas kasur hendaknya dicuci bersih dan diganti setiap hari.
Jika salah satu anggota keluarga terinfeksi cacing kremi, sebaiknya pengobatan diberikan
kepada seluruh keluarga, agar penyebaran cacing ini dapat dihentikan secara menyeluruh.
Seluruh anggota keluarga sebaiknya diberi pengobatan bila ditemukan salah seorang anggota
mengandung cacing kremi. Obat piperazin dosis tunggal 3-4 gram (dewasa) atau 25 mg/kg
berat badan (anak-anak), sangat efektif bial diberikan pagi hari diikuti minum segelas air
sehingga obat sampai ke sekum dan kolon. Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual
dan muntah. Obat lain yang juga efektif adalah pirantel pamoat dosis 10 mg/kg berat badan
atau mebendazol dosis tunggal 100 mg atau albendazol dosis tunggal 400 mg. Mebendazol
efektif terhadap semua stadium perkembangan cacing kremi, sedangkan pirantel dan pipreazin
dosis tunggal tidak efektif terhadap stadium muda. Pengobatan sebaiknyadiulang 2-3 minggu
kemudian. Pengobatan secara periodik memberikan prognosis yang baik.
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal obat anti-parasit
mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat. Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah
harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang kepada yang
lainnya.
Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke daerah sekitar anus
sebanyak 2-3 kali/hari.
Meskipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus
dibuang ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan. Pakaian, seprei dan mainan anak
sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.
Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi
adalah:
1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
2. Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
3. Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
4. Mencuci jamban setiap hari
5. Menghindari penggarukan daerah anus karena bisa mencemari jari-jari tangan dan
setiap benda yang dipegang/disentuhnya
6. Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan mulut.