Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DINAS PENDIDIKAN,
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
Jalan Mayor Jenderal Sutoyo No. 69 Purworejo
Telepon (0275) - 321112, 321017 Faksimile (0275) – 322274

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN,


KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWOREJO
NOMOR : / /2019

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA SEKOLAH (RAPBS) PADA SD DAN SMP TAHUN ANGGARAN 2020
KABUPATEN PURWOREJO

KEPALA DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


KABUPATEN PURWOREJO,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan perencanaan yang baik


dan sesuai dengan kebutuhan dan memberikan akses
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk layanan
pendidikan yang bermutu di SD dan SMP Tahun Anggaran
2020;
b. Bahwa untuk mewujudkan tujuan diatas maka
dipandang perlu menyusun petunjuk teknis yang
akan memberikan gambaran secara jelas tentang
sistem, tatacara, prosedur dan jadwal Penyusunan
RAPBS;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara;
2. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang
perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standard Nasional Pendidikan;
4. Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
dengan Permendagri No. 59 Thn 2007 mengenai Perubahan
atas Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, dan terakhir dengan
Permendagri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan
kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar
Menengah;
6. Peraturan Bupati Purworejo nomor 16.A tahun 2008
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Sekolah di
Kabupaten Purworejo.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan,
Kepemudaan dan Olahraga tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Sekolah (RAPBS) pada SD dan SMP Tahun Anggaran 2020.

KEDUA : Hal-hal teknis yang menyangkut tata cara p enyusunan


Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah
(RAPBS) pada SD dan SMP Tahun Anggaran 2020 diatur
dalam lampiran Surat Keputusan ini.

KETIGA : Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya


Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2019.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : di Purworejo
pada tanggal : 17 OKtober 2019

KEPALA DINAS PENDIDIKAN,


KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
KABUPATEN PURWOREJO

SUKMO WIDI HARWANTO, SH. MM.


Pembina Utama Muda
NIP. 19670123 199303 1 004

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN,
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN
PURWOREJO
NOMOR : / /2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA
ANGGARAN BELANJA SEKOLAH PADA SD
DAN SMP TAHUN ANGGARAN 2020
KABUPATEN PURWOREJO

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN


BELANJA SEKOLAH (RAPBS) PADA SD DAN SMP TAHUN ANGGARAN 2020
KABUPATEN PURWOREJO

Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja


Sekolah pada SD dan SMP Tahun Anggaran 2020 sebagai berikut:

I. PENGERTIAN
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, yang selanjutnya disingkat
APBS adalah dokumen yang memuat rencana pendapatan, belanja dan
pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh pelaksana teknis kegiatan sekolah dalam satu tahun
pelajaran yang dibahas dan disetujui bersama oleh sekolah dan komite
sekolah dan disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan
Olahraga.
2. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, yang selanjutnya
disingkat RAPBS, adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang
berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan
sekolah serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah.
3. Program Sekolah adalah penjabaran kebijakan sekolah dalam bentuk
upaya yang berisi 1 (satu) atau lebih kegiatan dengan menggunakan
sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai
dengan Visi dan Misi Sekolah.
4. Program Tahunan adalah sejumlah rencana kerja yang dituangkan dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah yang akan dilaksanakan selama
setahun dan berdasarkan rencana kerja jangka menengah dan jangka
panjang.
5. Program Jangka Menengah Sekolah adalah Rencana Kerja Sekolah (RKS)
yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 4
(empat) tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai
dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
6. Program Jangka Panjang Sekolah adalah sejumlah rencana kerja jangka
panjang yang merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Sekolah yang
akan dicapai dalam kurun waktu 8 (delapan) tahun yang berkaitan
dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang
mendukung peningkatan mutu lulusan.
7. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh sekolah
sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan
terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik yang
berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau semua
jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
8. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas yang terukur.
9. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
10. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan
yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan
program serta kebijakan.
11. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

II. PROGRAM DAN KEGIATAN

Penetapan program dan kegiatan di sekolah harus mengacu pada


peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Sebelum
menetapkan suatu program dan kegiatan harus dilakukan Evaluasi Diri
Sekolah masing-masing. Hasil evaluasi diri yang dilakukan sekolah harus
diperbandingkan dengan standar peraturan yang berlaku, sehingga
kesenjangan yang ada dapat digunakan untuk menyusun Rencana Kerja
Sekolah maupun Rencana Kerja Tahunan.
Pada Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 berkaitan dengan rencana
kerja sekolah dan rencana kerja tahunan disampaikan bahwa :
a. Sekolah/Madrasah membuat :
1) Rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang
akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan
mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang
mendukung peningkatan mutu lulusan;
2) Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan
rencana jangka menengah.
b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan
dari komite sekolah / madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah/madrasah swasta rencana
kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah;
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang
terkait;
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan
rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah/madrasah;
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah
yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas;
e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai :
1) kesiswaan;
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;
4) sarana dan prasarana;
5) keuangan dan pembiayaan;
6) budaya dan lingkungan sekolah;
7) peran serta masyarakat dan kemitraan;
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.

Mengacu pada bidang-bidang rencana kerja tahunan Permendiknas


tersebut maka sekolah dapat menggunakannya sebagai dasar
penyusunan program.
Penyusunan Program dan Kegiatan yang dilakukan sekolah harus
mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah, namun apabila sekolah telah mencapai batas minimal
dalam pengelolaan pendidikan, maka program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan harus mengacu pada Standart Nasional Pendidikan (SNP).
Sebagai gambaran dan acuan penyusunan pelaksanaannya berikut
terlampir nama program dan kegiatan sekolah beserta aktivitas biayanya.
Untuk kegiatan yang belum terdaftar pada program dan kegiatan serta
bagan aktivitas biayanya, sekolah dapat menambahkan sesuai kondisi
masing-masing.
III. PENYUSUNAN
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Bupati Purworejo nomor 16.A
tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Sekolah di Kabupaten
Purworejo, maka agar dalam pengelolaan keuangan sekolah dilaksanakan
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien,
ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas
keadilan, kepatutan dan manfaat perlu disusun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (APBS). Sebelum Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(APBS) tersebut ditetapkan dan disahkan maka perlu adanya perencanaan
yang matang dalam penyusunannya.
Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
dibuat oleh Kepala Sekolah dan guru bersama-sama Komite Sekolah dengan
mendasarkan pada Rencana Kerja Sekolah.
RAPBS disusun menggunakan pendekatan berdasarkan prestasi kerja
dengan memperhatikan keterkaitan antara indikator kinerja, capaian atau
target kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga dan standar
pelayanan minimal.
Guna mempermudah pelaksanaan APBS maka seluruh bentuk
Pendapatan dan Belanja / pengeluaran harus dianggarkan melalui kegiatan
dalam bentuk format atau formulir Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).
Kegiatan yang ditetapkan dimaksud merupakan bagian daripada suatu
program, sehingga Program dan Kegiatan yang ditentukan harus mendukung
Visi dan Misi Sekolah, Tujuan dan Sasaran Sekolah.
RAPBS disusun menggunakan aplikasi e-RAPBS, sedangkan format-
format RKAS yang digunakan untuk penyusunan APBS adalah sebagai
berikut: (contoh format terlampir)
1. Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, (Form RKAS);
2. Rincian Anggaran Pendapatan Sekolah , (Form RKAS 1);
3. Rincian Belanja Tidak Langsung Sekolah, (Form RKAS 2.1);
4. Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung memuat Program,
Kegiatan dan jenis belanja Sekolah, (Form RKAS 2.2);
5. Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan,
(Form RKAS 2.2.1);
6. Rincian Penerimaan Pembiayaan Sekolah, (Form RKAS 3.1);
7. Rincian Pengeluaran Pembiayaan Sekolah, (Form RKAS 3.2);
8. Rekapitulasi per Sumber Dana;
9. Perubahan anggaran.

Cara Pengisian Format / Formulir

A. RKAS (Ringkasan Anggaran dan Belanja Sekolah) :


Sumber data formulir RKAS diperoleh dari peringkasan jumlah
pendapatan menurut kelompok dan jenis pendapatan yang diisi dalam
formulir RKAS 1, jumlah belanja tidak langsung menurut kelompok dan
jenis belanja yang diisi dalam formulir RKAS 2.1 dan penggabungan dari
seluruh jumlah kelompok dan jenis belanja langsung yang diisi dalam setiap
formulir RKAS 2.2.1.
1.Tahun Pelajaran diisi dengan tahun pelajaran yang direncanakan
2.Organisasi diisi dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Purworejo
3.Unit Kerja diisi nama sekolah
4.Kolom 1 (kode rekening), diisi dengan nomor kode rekening
pendapatan/nomor kode rekening belanja/nomor kode rekening
pembiayaan.
Pengisian kode rekening dimaksud secara berurutan dimulai dari kode
rekening anggaran pendapatan/belanja/pembiayaan, diikuti dengan
masing-masing kode rekening kelompok pendapatan/
belanja/pembiayaan dan diakhiri dengan kode rekening jenis
pendapatan/belanja/pembiayaan.
5.Kolom 2 (uraian), diisi dengan uraian pendapatan/belanja/ pembiayaan.
a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan,
selanjutnya diikuti dengan uraian kelompok dan setiap kelompok
diikuti dengan uraian jenis pendapatan yang dipungut atau diterima
oleh sekolah.
b. Untuk belanja diawali dengan pencantuman uraian belanja,
selanjutnya uraian belanja dikelompokkan ke dalam belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Dalam kelompok belanja tidak
langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai dengan yang tercantum
dalam formulir RKAS 2.1.
Dalam kelompok belanja langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai
dengan yang tercantum dalam formulir RKAS 2.2.1.
c. Untuk pembiayaan diawali dengan pencantuman uraian pembiayaan,
selanjutnya uraian pembiayaan dikelompokkan ke dalam penerimaan
dan pengeluaran pembiayaan.
Dalam kelompok penerimaan pembiayaan diuraikan jenis-jenis
penerimaan sesuai dengan yang tercantum dalam formulir RKAS 3.1.
Dalam kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan jenis-jenis
pengeluaran sesuai dengan yang tercantum dalam formulir RKAS 3.2.
6.Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut jenis
pendapatan dan belanja.
7.Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih
besar dari jumlah anggaran belanja.
8.Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih kecil
dari jumlah anggaran belanja, dan ditulis dalam tanda kurung.
9.Selanjutnya pada baris uraian pembiayaan neto menerangkan selisih
antara jumlah penerimaan pembiayaan dengan jumlah pengeluaran
pembiayaan yang tercantum dalam kolom 3.
10. Rencana pelaksanaan anggaran sekolah per triwulan diisi sebagai berikut:
a. Baris pendapatan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat
dipungut atau diterima setiap triwulan selama satu tahun pelajaran
yang direncanakan.
b. Baris belanja tidak langsung diisi dengan jumlah belanja tidak
langsung yang dibutuhkan setiap triwulan selama satu tahun
pelajaran yang direncanakan.
c. Baris belanja langsung diisi dengan jumlah belanja langsung yang
dibutuhkan untuk mendanai program dan kegiatan setiap triwulan
dalam tahun pelajaran yang direncanakan.
d. Baris penerimaan pembiayaan diisi dengan jumlah pembiayaan yang
direncanakan dapat diterima setiap triwulan selama satu tahun
pelajaran.
e. Baris pengeluaran pembiayaan diisi dengan jumlah pembiayaan yang
akan dikeluarkan setiap triwulan selama satu tahun pelajaran.
Kolom 7 (jumlah) diisi dengan penjumlahan dari jumlah pada kolom
3, kolom 4, kolom 5 dan kolom 6.
Pengisian setiap kolom triwulan I sampai dengan triwulan IV harus
disesuaikan dengan rencana kegiatan berdasarkan jadwal pelaksanaan
kegiatan. Oleh karena itu tidak dibenarkan pengisian jumlah setiap triwulan
dengan cara membagi 4 dari jumlah yang direncanakan dalam satu tahun
pelajaran.

1. Cara Pengisian Formulir RKAS 1


Formulir RKAS 1 sebagai formulir untuk menyusun rencana
pendapatan atau penerimaan sekolah dalam tahun pelajaran yang
direncanakan. Oleh karena itu kode rekening dan uraian nama kelompok,
jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan yang dicantumkan dalam
formulir RKAS 1 disesuaikan dengan pendapatan tertentu yang akan
dipungut atau penerimaan tertentu. Untuk memenuhi azas transparansi
dan prinsip anggaran berdasarkan rencana pendapatan yang dianggarkan,
pengisian rincian penghitungan tidak diperkenankan mencantumkan
satuan ukuran yang tidak terukur, seperti paket, pm, up, lumpsum.
1. Organisasi diisi dengan nama Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan
Olahraga Kabupaten Purworejo.
2. Unit Kerja diisi nama sekolah.
3. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun, kelompok,
dan rincian obyek pendapatan sekolah.
4. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis, obyek
dan rincian obyek pendapatan.
5. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah target dari rincian obyek
pendapatan yang direncanakan.
6. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek
yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran
berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
7. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan besarnya iuran.
8. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang direncanakan
kelompok, jenis, obyek, rincian obyek pendapatan. Jumlah pendapatan
dari setiap rincian obyek yang direncanakan seperti unit, waktu
/jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan
sebagainya.
9. Kolom 5 (tarif/harga) diisi tarif pajak / retribusi atau harga /nilai satuan
lainnya dapat berupa besarnya tingkat suku bunga, persentase bagian
laba, atau harga atas penjualan barang milik daerah yang tidak dapat
dipisahkan.
10. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang direncanakan
menurut kelompok, jenis, obyek, rincian pendapatan. Jumlah
pendapatan dari setiap rincian obyek yang dianggarkan merupakan
hasil perkalian kolom 3 dengan kolom 5.
11. Formulir RKAS 1 merupakan input data untuk menyusun formulir
RKAS.

2. Cara Pengisian Formulir RKAS 2.1


Formulir RKAS 2.1 merupakan formulir untuk menyusun rencana
kebutuhan belanja tidak langsung satuan kerja perangkat daerah dalam
tahun anggaran yang direncanakan. Pengisian jenis belanja tidak langsung
supaya mempedomani ketentuan Pasal 37 peraturan ini. Untuk memenuhi
azas transparasi dan prinsip anggaran berdasarkan prestasi kerja,
pengisian rincian penghitungan tidak diperkenankan mencantumkan
satuan ukuran yang tidak terukur, seperti paket, pm, up, lumpsum.
1. Tahun Ajaran diisi dengan tahun ajaran yang direncanakan.
2. Organisasi diisi dengan Nama Sekolah.
3. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun, kelompok,
jenis, obyek, rincian obyek belanja tidak langsung.
4. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis, obyek
dan rincian obyek belanja tidak langsung.
5. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa jumlah
orang/pegawai.
6. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek
yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun, ukuran
berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
7. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif,
harga.
8. Kolom 6 (jumlah tahun n) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah
volume dengan jumlah satuan dan harga satuan. Setiap jumlah uraian
rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek belanja. Setiap
jumlah rincian obyek pada masing-masing obyek belanja selanjutnya
dijumlahkan menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap obyek belanja
pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan menjadi
jumlah jenis belanja.
9. Kolom 7 (jumlah tahun n + 1) diisi dengan perkiraan jumlah menurut
jenis belanja untuk 1 tahun berikutnya.
10. Baris jumlah pada kolom 7 merupakan penjumlahan dari seluruh jenis
belanja tidak langsung yang tercantum dalam kolom 7.

3. Cara Pengisian Formulir RKAS 2.2.1.


Formulir RKAS 2.2.1 digunakan untuk merencanakan belanja
langsung dari setiap kegiatan yang diprogramkan. Dengan demikian apabila
dalam 1 (satu) program terdapat 1 (satu) atau lebih kegiatan maka setiap
kegiatan dituangkan dalam formulir RKAS 2.2.1 masing-masing. Pengisian
jenis belanja langsung supaya mempedomani ketentuan pasal 50 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Untuk memenuhi azas
transparansi dan prinsip anggaran berdasarkan prestasi kerja, pengisian
rincian perhitungan tidak diperkenankan mencantumkan satuan ukuran
yang tidak terukur, seperti paket, pm, up, lumpsum.
1. Tahun Pelajaran diisi Tahun Pelajaran yang direncanakan.
2. Organisasi diisi dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Purworejo.
3. Unit Kerja diisi dengan Nama Sekolah.
4. Baris kolom program diisi dengan nomor kode program dan nama
program dari kegiatan yang berkenaan. Program merupakan instrumen
kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan atau
kegiatan siswa yang dikoordinasikan pihak sekolah untuk mencapai
sasaran dan tujuan kegiatan yang ditetapkan untuk memperoleh alokasi
anggaran.
5. Baris kolom kegiatan diisi dengan kode kegiatan dan nama kegiatan
yang akan dilaksanakan. Kegiatan merupakan tindakan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan program yang direncanakan untuk
memperoleh keluaran atau hasil tertentu yang diinginkan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
6. Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama lokasi atau tempat dari
setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud
dapat berupa nama desa, kelurahan, kecamatan.
7. Baris kolom Jumlah Tahun n-1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja
kegiatan berkenaan untuk 1 (satu) tahun sebelumnya.
8. Baris kolom Jumlah Tahun n diisi dengan jumlah perkiraan belanja
kegiatan berkenaan pada tahun yang direncanakan.
9. Baris kolom Jumlah Tahun n+1 diisi dengan jumlah perkiraan belanja
kegiatan berkenaan untuk tahun berikutnya.
10. Indikator dan tolok ukur belanja langsung :
Contoh 1 :
Program : Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Kegiatan : Pembangunan Gedung Sekolah SMP
- Tolok ukur untuk capaian program : kualitas pendidikan bagi
seluruh anak usia pendidikan SMP
- Target kinerja untuk capaian program : 1000 anak didik usia SMP
- Tolok ukur untuk masukan : jumlah dana yang dibutuhkan
- Target kinerja dari tolok ukur masukan : Rp. 5 Miliar
- Target ukur untuk keluaran : tersedianya ruang belajar bagi peserta
didik SMP
- Target kinerja dari tolok ukur keluaran : 5 gedung SMP
- Tolok ukur untuk hasil : tersedianya ruang belajar yang dapat
menampung peserta didik SMP
- Target kinerja dari tolok ukur hasil : 5 gedung untuk 6000 peserta
didik atau 60 % dari target capaian program
11. Kelompok sasaran kegiatan diisi dengan penjelasan terhadap
karakteristik kelompok sasaran seperti status ekonomi dan gender.
Contoh : peserta didik usia SMP yang belum tertampung di sekolah
SMP.
12. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening, akun, kelompok,
jenis, obyek, rincian obyek belanja langsung.
13. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis, obyek
dan rincian obyek belanja langsung.
14. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa jumlah
orang/pegawai dan barang.
15. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian obyek
yang direncanakan seperti unit, waktu / jam / hari / bulan / tahun,
ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
16. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif,
harga.
17. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah satuan
dengan jumlah volume dan harga satuan. Setiap jumlah uraian rincian
obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek belanja. Setiap jumlah
rincian obyek pada masing-masing obyek belanja selanjutnya
dijumlahkan menjadi obyek belanja berkenaan. Setiap obyek belanja
pada masing-masing jenis belanja kemudian dijumlahkan menjadi
jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh jenis belanja kemudian
dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari seluruh
jenis belanja merupakan jumlah kelompok belanja Langsung yang
dituangkan dalam formulir RKAS 2.2.
18. Baris jumlah pada kolom 7 merupakan penjumlahan dari seluruh jenis
belanja Langsung yang tercantum dalam kolom 7.

4. Cara Pengisian Formulir RKAS 2.2


Formulir RKAS 2.2 merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh
program dan kegiatan sekolah yang dikutip dari setiap formulir RKAS 2.2.1
(Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan
Sekolah).
1. Tahun Pelajaran diisi dengan tahun Pelajaran yang direncanakan.
2. Organisasi diisi dengan Nama Sekolah.
3. Kolom 1 (kode program) diisi dengan nomor kode program.
4. Kolom 2 (kode kegiatan) diisi dengan nomor kode kegiatan.
5. Untuk nomor kode program dan kegiatan tersebut pada angka 5 dan 6
tersebut di atas disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
6. Kolom 3 (uraian) diisi dengan uraian nama program yang selanjutnya
diikuti penjabaran uraian kegiatan untuk mendukung terlaksananya
program dimaksud.
7. Kolom 4 (lokasi kegiatan) diisi dengan nama lokasi atau tempat setiap
kegiatan dilaksanakan. Lokasi atau tempat dimaksud dapat berupa
nama desa/kelurahan atau kecamatan.
8. Kolom 6 (Jumlah Tahun n belanja pegawai) diisi dengan jumlah belanja
pegawai per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
tahun pelajaran yang direncanakan. Jumlah belanja pegawai per
program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja pegawai
per kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud, sedangkan
untuk jumlah belanja pegawai setiap kegiatan merupakan jumlah
belanja pegawai untuk mendukung pelaksanaan masing-masing
kegiatan.
9. Kolom 7 (Jumlah Tahun n barang & jasa) diisi dengan jumlah belanja
barang dan jasa per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam tahun pelajaran yang direncanakan. Jumlah belanja barang dan
jasa per program merupakan penjumlahan dari seluruh jumlah belanja
barang dan jasa per kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud,
sedangkan untuk jumlah belanja barang dan jasa setiap kegiatan
merupakan jumlah belanja barang dan jasa untuk mendukung
pelaksanaan masing-masing kegiatan.
10.Kolom 8 (Jumlah Tahun n barang & jasa) diisi dengan jumlah belanja
modal per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun
pelajaran yang direncanakan. Jumlah belanja modal per program
merupakan penjumlahan dan seluruh jumlah belanja
modal per kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud,
sedangkan untuk jumlah belanja modal setiap kegiatan merupakan
jumlah belanja modal untuk mendukung pelaksanaan masing-masing
kegiatan.
11.Kolom 9 (jumlah Tahun-n) diisi dengan jumlah menurut program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun pelajaran yang
direncanakan. Jumlah program merupakan penjumlahan dari seluruh
jumlah kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud, sedangkan
untuk jumlah setiap kegiatan merupakan penjumlahan dari seluruh
jenis belanja untuk mendukung pelaksanaan masing-masing kegiatan.
12.Kolom 10 (jumlah Tahun n +1) diisi dengan jumlah menurut program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan 1 tahun berikutnya dari tahun
pelajaran yang direncanakan. Kolom ini diisi apabila program dan
kegiatan tersebut diselesaikan lebih dari satu tahun. Dalam hal
program dan kegiatan tersebut dalam tahun yang direncanakan
merupakan tahun terakhir maka kolom 10 tidak perlu diisi.
13.Baris jumlah pada kolom 6,7,8,9 dan kolom 10 diisi dengan
penjumlahan dari seluruh jumlah program yang tercantum dalam
kolom 6,7,8,9 dan kolom 10.

5. Cara Pengisian Formulir RKAS 3.1


Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya
termasuk sekolah, pengerjaannya dilakukan oleh satuan kerja pengelola
keuangan daerah.

6. Cara Pengisian Formulir RKAS 3.2


Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya
termasuk sekolah, pengerjaannya dilakukan oleh satuan kerja pengelola
keuangan daerah.

Urutan Penyusunan APBS


Guna mempermudah penataan, evaluasi dan pengesahan maka RAPBS
disusun urut sebagai berikut :
1. Cover APBS masing-masing sekolah
2. Lembar Pengesahan Tim peneliti APBS
3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sekolah masing-masing
4. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Penetapan APBS
5. Berita Acara Persetujuan APBS oleh Komite Sekolah
6. Data kode dan nama formulir APBS
7. Formulir RKAS
8. Formulir RKAS 1
9. Formulir RKAS 1.1, 1.2, 1.3, dst
10. Formulir RKAS 2.1
11. Formulir RKAS 2.2
12. Formulir RKAS 2.2.1.1, 2.2.1.2, 2.2.1.3., dst
13. Formulir RKAS 3.1
14. Formulir RKAS 3.2
15. Rencana penggunaan dana per jenis anggaran/sumber dana
16. Rencana penggunaan dana per triwulan
17. Daftar hadir rapat pleno bersama komite dan orang tua siswa
18. Ringkasan / notulen hasil rapat pleno pembahasan APBS

RAPBS yang ditetapkan sebelum dievaluasi dan disahkan dibuat


dalam rangkap satu dan tidak dibendel.

IV. PENETAPAN
Mengacu peraturan Bupati Purworejo nomor 16.A tahun 2008 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Sekolah Kabupaten Purworejo pasal 18
bahwa RAPBS yang telah disusun oleh Kepala Sekolah dan guru bersama-
sama Komite Sekolah dengan mendasarkan pada Rencana Kerja Sekolah
maupun Rencana Kerja Tahunan dibahas dalam forum musyawarah
sekolah dengan menghadirkan orangtua/wali murid.
Hasil pembahasan bersama yang menghadirkan orang tua / wali
murid (ringkasan hasil rapat bersama) dituangkan dalam daftar atau
notulen hasil rapat. Sedangkan kedatangan orang tua / wali murid
dibuatkan daftar hadir.
RAPBS yang telah disepakati bersama dalam forum musyawarah
sebagaimana dimaksud di atas selanjutnya ditetapkan oleh Kepala Sekolah
dengan memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah.

V. EVALUASI DAN PENGESAHAN RAPBS

RAPBS yang telah ditetapkan oleh Kepala Sekolah segera dikirimkan kepada
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten untuk
mendapatkan evaluasi dan pengesahan.
Evaluasi dan pengesahan RAPBS SD dan SMP yang telah ditetapkan oleh
Kepala Sekolah dan diketahui oleh komite sekolah disahkan oleh Kepala
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten.
Bagi Sekolah Swasta sebelum RAPBS disampaikan kepada Kepala Dinas
Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga untuk mendapatkan evaluasi dan
pengesahan, maka RAPBS tersebut disampaikan terlebih dahulu kepada
Penyelenggara Satuan Pendidikan untuk mendapat persetujuan.
Tahapan Pelaksanaan Evaluasi :
1. Pelaksanaan Evaluasi dilakukan oleh Tim yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga.
2. Hasil evaluasi oleh Tim, apabila mengharuskan adanya
penyempurnaan segera dikembalikan ke sekolah untuk diperbaiki.
3. Revisi , penyempurnaan atau perbaikan RAPBS dari sekolah segera
dikirimkan kembali ke Dinas untuk dimintakan pengesahan sebagai
APBS.
4. Tim atau pegawai yang ditunjuk untuk menandatangani pengesahan
ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga.
5. Setelah pengesahan, APBS dikembalikan ke sekolah untuk
dilaksanakan sekolah dengan mengacu pada peraturan yang berlaku
sesuai petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis masing masing sumber
dana.

Jadwal secara keseluruhan sebagai berikut :


1. Rapat Penyusunan Dan : 9 - 17 Oktober 2019
Penetapan Juknis RAPBS
2. Pelaksanaan Penjelasan : 1 – 7 November 2019
Teknis Penyusunan RAPBS

3. Penyusunan RAPBS di : 8 November s/d 8


Sekolah Desember 2019

4. Pengiriman RAPBS ke Dinas : 9 s/d 14 Desember 2019


Dikpora

5. Penelitian oleh Tim Dinas : 16 s/d 21 Desember 2019


Dikpora
6. Pengambilan RAPBS setelah : 16 s/d 23 Desember 2019
diteliti
7. Pengembalian ke Dinas : 26 s/d 28 Desember 2019
Dikpora setelah direvisi dan
ditandatangani oleh Kepala
Sekolah
8. Pengesahan oleh Tim dan : 30 Desember 2019
Kepala Dinas
9. Pengambilan APBS oleh : 2 - 15 Januari 2020
Sekolah

VI. PERUBAHAN RAPBS

Pada Peraturan Bupati Purworejo nomor 16 A Tahun 2008 Bab VII pasal
21 tentang Perubahan APBS disebutkan bahwa :
1) Perubahan APBS dapat dilakukan apabila terjadi :
a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Rencana Kerja
Sekolah;
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran
antar kegiatan dan jenis belanja;
c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya
harus digunakan dalam tahun berjalan;
d. keadaan darurat dan keadaan luar biasa.
2) Hal-hal yang menyebabkan terjadinya perubahan anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dibahas bersama dengan komite sekolah
dan dituangkan dalam Usulan Perubahan APBS.
3) Perubahan APBS hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu tahun
anggaran sekolah, kecuali dalam keadaan luar biasa dan/atau ditentukan
hal yang lainnya.
4) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu
keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran
dalam APBS mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%.
5) Pengesahan Perubahan APBS dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan,
Kepemudaan dan Olahraga setelah diteliti oleh Tim Peneliti APBS.
6) Perubahan anggaran dapat berupa penggeseran antar kegiatan, antar jenis
belanja, antar obyek belanja dan antar rincian obyek belanja.
7) Perubahan yang akan dilaksanakan harus dibahas dalam forum
musyawarah sekolah untuk mendapatkan kesepakatan bersama guru dan
komite sekolah. Hasil musyawarah dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani Kepala Sekolah, komite sekolah dan perwakilan dari guru.
8) RKAS yang mengalami perubahan dalam tahun berjalan seluruhnya harus
disalin kembali ke dalam RKAS sekolah masing-masing.
9) Dalam RKAS tersebut di atas terdapat rincian obyek pendapatan, belanja
dan pembiayaan yang mengalami penambahan atau pengurangan atas
penggeseran harus disertai dengan penjelasan latar belakang perbedaan
jumlah anggaran baik sebelum dilakukan perubahan maupun setelah
dilakukan perubahan.
10) Contoh rekap format perubahan terlampir.

VII. PELAKSANAAN APBS


Pelaksanaan program dan kegiatan yang dananya telah dianggarkan
pada APBS :
a. Dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan;
b. Dilaksanakan sesuai dengan apa yang tertuang dalam APBS;
c. Dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan pada
ketersediaan sumber daya yang ada;
d. Kepala Sekolah selaku penanggung jawab dalam melaksanakan program
dan kegiatan pada sekolah yang dipimpinnya menetapkan Pelaksana
Teknis Kegiatan yang diutamakan dari Kepala TU dan/atau Wakil Kepala
Sekolah sesuai bidang tugasnya;
e. Untuk Sekolah Dasar Pelaksana Teknis Kegiatan dapat langsung
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah;
f. Pelaksana Teknis Kegiatan sebagaimana dimaksud di atas untuk
kelancaran kegiatan dapat dibantu bendahara pembantu dan Tim/panitia
yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah;
g. Pelaksana Teknis Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah;
h. Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan
pendidik dan komite sekolah.

VIII. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Format yang digunakan untuk penyusunan APBS harus sesuai dengan


yang sudah ditentukan termasuk format baku dan terpadu atas
pelaporan pengelolaan keuangan oleh sekolah.
2. Format baku dan terpadu atas pelaporan pengelolaan keuangan oleh
sekolah dilaporkan dan dikirimkan kepada Bupati melalui Dinas
Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga setiap akhir tahun anggaran atau
setiap tanggal 31 Desember. Laporan ditandatangani oleh Kepala Sekolah
dan diketahui oleh Komite Sekolah. (Format laporan terpadu terlampir).
3. Program dan Kegiatan yang ditentukan harus mendukung Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran sekolah yang sudah ditetapkan.
4. Seluruh bentuk Pendapatan dan Belanja/pengeluaran harus dianggarkan
dalam kegiatan pada format RKAS.
5. Besaran satuan harga tidak boleh melebihi standard indek biaya yang
telah ditetapkan Bupati.
6. Pemberian honor-honor yang tidak merefleksikan kegiatan langsung
tidak diperkenankan (honor Kepala Sekolah, honor Wakil Kepala, honor
Wali Kelas, honor Komite Sekolah).
7. Kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi),
dilaksanakan dalam jam kerja, tidak dapat diberikan honor atau
tambahan penghasilan dengan nama lain.
8. Kegiatan yang merupakan tupoksi dilaksanakan di luar jam kerja,
dapat/tidaknya diberikan lembur ataupun sejenisnya mengacu pada
Juknis masing-masing pemberi dana atau sumber dana.
9. Kegiatan di luar jam sekolah yang ditetapkan yang bisa dianggarkan
untuk lembur adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah jam 14.15
WIB.
Purworejo, 17 Oktober 2019
KEPALA DINAS PENDIDIKAN,
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
KABUPATEN PURWOREJO

SUKMO WIDI HARWANTO, SH. MM.


Pembina Utama Muda
NIP. 19670123 199303 1 004

NOTA PENGAJUAN

Kepada : Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan Dan Olahraga Kab.

Purworejo

Melalui : Sekretaris Dikpora Kab. Purworejo

Dari : Subbag Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan

Perihal : Mohon tanda tangan :

Petunjuk Teknis Penyusunan APBS Tahun Anggaran 2020

Tanggal : 23 Oktober 2019

KASUBBAG PERENCANAAN,
EVALUASI DAN PELAPORAN
HENY SAFARYUNI T. SH. M.AP.
Penata Tk. I
NIP. 19740306 199803 2 011

NOTA PENGAJUAN

Kepada : Sekretaris Dikpora Kab. Purworejo

Dari : Subbag Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan

Perihal : Mohon tanda tangan :

Undangan Pelatihan Penyusunan APBS Tahun Anggaran 2020

Tanggal : 23 Oktober 2019

KASUBBAG PERENCANAAN,
EVALUASI DAN PELAPORAN

HENY SAFARYUNI T. SH. M.AP.


Penata Tk. I
NIP. 19740306 199803 2 011

Anda mungkin juga menyukai