Anda di halaman 1dari 13

GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA

( GATTINDO )

ANGGARAN DASAR
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA(GATTINDO)

MUKADIMAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pekerja konstruksi selaku profesi sebagai bagian dari Masyarakat


pelaku ekonomi menyadari sepenuhnya bahwa pembangunan Bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berazaskan Pancasila dan UUD 45
adalah menjadi hak dan kewajiban seluruh lapisan masyarakat Indonesia
secara bersama–sama sesuai berbagai bidang profesi dan kepatutan akan
keilmuan masing–masing.

Hakekat Pembangunan Nasional adalah Pembangunan Manusia


Indonesia seutuhnya dengan titik berat di bidang kesejahteraan ekonomi
yang bertumpu pada pembangunan yang berkelanjutan, secara khusus
dalam bidang tenaga kerja pelaksana jasa konstruksi dituntut akan
kepatuhan dalam melaksanakan tujuan nasional.

Sebagai tenaga kerja yang menjadi pelaksana jasa konstruksi di


Indonesia yaitu tenaga kerja konstruksi perseorangan maupun yang
dipekerjakan perusahaan kontraktor Nasional dan/atau asing adalah bagian
integral dari masyarakat pada umumnya yang berpartisipasi aktif dengan
perjuangan bangsa untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur
serta merata bagi seluruh Rakyat Indonesia dalam mencapai kesejahteraan.

Bahwa oleh karena di dorong kesadaran yang mendalam akan tugas dan
tanggung jawab, maka kami atas nama profesi berkeinginan yang luhur,
menyatakan bergabung dalam satu wadah Organisasi sebagai perkumpulan
bernama ” GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA (GATTINDO)” disingkat
GATTINDO dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai
berikut :

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

ANGGARAN DASAR

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama

Organisasi ini perkumpulan bernama Gabungan Tenaga Teknik Indonesia yang


selanjutnya disingkat GATTINDO.
Pasal 2
Waktu

GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA di dirikan pada tanggal 27 Juli 2012


untuk Jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3
Tempat Kedudukan

Kedudukan Gabungan Tenaga Teknik Indonesia berpusat di Propinsi DKI Jakarta


, Ibukota Negara Republik Indonesia.
BAB II
AZAS DAN LANDASAN

Pasal 4
Azas

Gabungan Tenaga Teknik Indonesia (GATTINDO) berazaskan Pancasila

Pasal 5
Landasan

GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA(GATTINDO) berlandaskan :


1. Undang–Undang Dasar 1945 sebagai landasan Konstitusional.
2. Undang–Undang No. 1 Tahun 1987 tentang : Kamar Dagang dan Industri.
3. Undang–Undang No. 13 Tahun 1999 tentang : Ketenagakerjaan.
4. Undang–Undang No. 18 Tahun 1999 tentang : Jasa Konstruksi.

BAB III
BENTUK, SIFAT DAN FUNGSI

Pasal 6
Bentuk

Gabungan Tenaga Teknik Indonesia adalah Organisasi dan/atau


Perkumpulan berbentuk kesatuan dari Pusat dan Provinsi.

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

Pasal 7
Sifat

GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA adalah Organisasi dan/atau


Perkumpulan profesi yang menjadi wadah tenaga kerja /jasa konstruksi dalam
melakukan kegiatannya.
Pasal 8
Fungsi

GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAmempunyai fungsi sebagai :


1. Wadah pembinaan bagi peningkatan profesionalisme Perusahaan Konstruksi
Indonesia, agar berdaya saing dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
profesinya.
2. Wadah komunikasi dan konsultansi baik antar anggota, maupun antara anggota
dengan Pemerintah, antara anggota dengan Pengusaha Nasional/Asing serta Institusi
dan Organisasi lain mengenai hal–hal yang berkaitan dengan bidang usaha
pengadaan barang/jasa.
3. Wadah menyalurkan aspirasi perusahaan anggota GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIAkepada Institusi Swasta, Institusi Pemeritah baik eksekutif maupun
legislatif untuk upaya melindungi kepentingan usaha perusahaan anggota
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAdalam menghadapi hal–hal yang
berkembang di dunia /jasa konstruksi.

BAB IV TUJUAN DAN


USAHA
Pasal 9
Tujuan

1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesi, bagi kepentingan anggota


GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA(GATTINDO) sebagai pelaku–
pelaku ekonomi Nasional di bidang jasa konstruksi dengan kompetensi sebagai
tenaga terampil dan/atau ahli konstruksi, rangka mewujudkan kehidupan dunia
usaha Nasional konstruksi yang berdaya saing tinggi.
2. Membina hubungan dengan konsep dan program kemitraan yang sinergi dengan
penyedia jasa pada umumnya dan Instansi Pemerintah pada khususnya baik
ditingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3. Menghimpun dan membentuk kekuatan ekonomi secara bersama dalam profesi
tenaga kerja konstruksi sebagai tenaga terampil maupun ahli yang bersertifikat
berdasarkan kompetensi sehinga tercipta upaya saling mendukung sesama anggota.

Pasal 10
Usaha

Untuk mencapai tujuan institusi organisasi dan/atau perkumpulan maka g abungan


Tenaga Teknik Indonesia melakukan usaha–usaha sebagai berikut :
1. Menghimpun seluruh potensi profesi tenaga kerja terampil dan/atau ahli /jasa
konstruksi yang terkait
2. Mengadakan dan menyelenggarakan seminar, diskusi, studi dan pendidikan serta
pelatihan.

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

3. Mengadakan kerja sama dengan Institusi–Institusi Pemerintah maupun Swasta, baik


dari dalam maupun Luar Negeri.
4. Menyelenggarakan komunikasi, konsultansi dan asistensi kegiatan dunia usaha jasa
konstruksi.
5. Memberikan perlindungan (advokasi) Hukum dan Mediasi serta Arbitrase kepada
anggota sebagai profesi.

BAB V
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 11
Keanggotaan

Keanggotaan GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAterdiri dari :


1. Anggota Biasa yaitu profesi orang perseorangan yang bekerja dan/atau di
pekerjakan Perusahaan Swasta Asing/Nasional, Koperasi, BUMN dan BUMD
bergerak dalam bidang usaha jasa pelaksana konstruksi yang telah mendapatkan
pengesahan menurut Hukum di Negara Republik Indonesia serta memenuhi
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GABUNGAN TENAGA
TEKNIK INDONESIAyang berlaku.
2. Anggota Luar Biasa yaitu orang perseorangan yang bekerja dan/atau yang
dipekerjakan Perusahaan yang berbentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Badan Usaha Asing yang beroperasi di Indonesia dalam bidang usaha /jasa
konstruksi.
3. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa tidak boleh merangkap menjadi pengurus
pada Organisasi.

Pasal 12
Hak Anggota

1. Anggota Biasa mempunyai :


a. Hak Suara yaitu hak memilih dan hak dipilih serta hak dalam pemungutan
suara untuk mengambil keputusan.
b. Hak Bicara yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.
c. Hak untuk mengikuti kegiatan dan menikmati fasilitas Organisasi.
d. Hak mengajukan permohonan untuk mendapatkan Sertifikat sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh Organisasi dan/atau lembaga.
e. Hak membela diri.
f. Hak mendapatkan informasi, bimbingan dan perlindungan Organisasi dalam
menjalankan profesinya.
2. Anggota Luar Biasa mempunyai :
a. Hak Bicara, yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.
b. Hak untuk mengikuti kegiatan dan menikmati fasilitas Organisasi.
c. Hak mengajukan permohonan untuk mendapatkan Sertifikat sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh Organisasi.
3. Dalam menggunakan hak anggota seperti tertulis pada Ayat 1 diatas, hanya dapat
diwakilkan kepada satu orang dengan cara :
a. Secara otomatis kepada satu orang yang tertulis dalam KTA biasa yang
berlaku.

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

b. Dalam hal diwakilkan kepada orang lain harus dapat dibuktikan bahwa yang
bersangkutan adalah salah seorang untuk mewakilkannya dalam Organisasi
Gabungan Tenaga Teknik Indonesia, maka hak pimpinan yang tertinggi
menjadi gugur.

Pasal 13
Kewajiban Anggota

1. Anggota Biasa berkewajiban untuk :


a. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik Organisasi.
b. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan–peraturan
serta disiplin Organisasi.
c. Aktif melaksanakan program Organisasi.
d. Membayar iuran dan pungutan–pungutan resmi Organisasi.
2. Anggota Luar Biasa berkewajiban untuk :
a. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik Organisasi.
b. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan–
peraturan lainnya dari Organisasi.

Pasal 14
Syarat – Syarat Menjadi Anggota

Syarat–syarat menjadi anggota akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB VI
ORGANISASI
Pasal 15
Struktur Organisasi

1. GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAdi susun secara vertikal dengan


wilayah kerja sebagai berikut :
a. GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA PUSAT, meliputi seluruh
wilayah Indonesia yang di pimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
b. GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA PROVINSI, meliputi wilayah
Provinsi yang di pimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
c. Di setiap Provinsi hanya ada satu GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIA yang mana Provinsi secara langsung meliputi wilayah kerja
Kota/Kabupaten dalam Provinsi..
2. GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA di Pusat, Gabungan Tenaga
Teknik Indonesia Provinsi terikat oleh satu garis hubungan jenjang dalam
Struktur Organisasi.
3. Setiap kebijaksanaan Gabungan Tenaga Teknik Indonesia yang tingkat
Organisasinya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan kebijaksanaan
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAyang tingkat Organisasinya lebih
tinggi.
4. Gabungan Tenaga Teknik Indonesia dapat membentuk Unit Sertifikasi
Tenaga Kerja (USTK) bentukan masyarakat sesuai ketentuan yang berlaku.

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

Pasal 16
Perangkat dan Wewenang Organisasi

Perangkat dan wewenang Organisasi diatur sebagai berikut:


1. Nasional
a. Musyawarah Nasional disingkat MUNAS GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIAmerupakan dan kewenangan tertinggi GABUNGAN TENAGA
TEKNIK INDONESIA di Pusat.
b. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS Gabungan Tenaga Teknik
Indonesia, merupakan Institusi yang diselenggarakan untuk mengawasi
terlaksananya ketetapan–ketetapan MUNAS Gabungan Tenaga Teknik
Indonesia serta membantu Dewan Pimpinan Pusat GABUNGAN TENAGA
TEKNIK INDONESIAdalam memutuskan hal-hal yang tidak dapat diputuskan
sendiri serta menetapkan rencana kerja dan rencana anggaran tahunan Dewan
Pimpinan Pusat.
c. Rapat Pimpinan Nasional disingkat RAPIMNAS Gabungan Tenaga Teknik
Indonesia, merupakan Institusi yang diadakan untuk menetapkan arah
kebijaksanaan dalam menyelaraskan gerak dan langkah pada Nasional dalam
menghadapi perkembangan/situasi yang timbul dan menampung serta
menyelesaikan secara tuntas masalah–masalah Organisasi pada Nasional.
d. Dewan Pimpinan Pusat disingkat DPP GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIAmerupakan Pimpinan tertinggi GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIAdi Pusat, mewakili Organisasi baik kedalam maupun keluar dan
bertanggung jawab penuh terhadap jalannya Organisasi kepada MUNAS
Gabungan Tenaga Teknik Indonesia,
2. Provinsi.
a. Musyawarah Daerah disingkat MUSDA GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIAProvinsi, merupakan Institusi dan kewenangan tertinggi
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAdi Provinsi.
b. Rapat Kerja Daerah disingkat RAKERDA GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIAProvinsi merupakan Institusi yang diselenggarakan untuk
mengawasi terlaksanakannya ketetapan–ketetapan MUSDA GABUNGAN
TENAGA TEKNIK INDONESIAProvinsi serta membantu Dewan Pimpinan
Daerah GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAProvinsi dalam
memutuskan hal–hal yang tidak dapat diputuskan sendiri serta menetapkan
rencana kerja dan rencana anggaran tahunan Dewan Pimpinan Daerah.
c. Rapat Pimpinan Daerah disingkat RAPIMDA Gabungan Tenaga Teknik
Indonesia, merupakan Institusi yang diadakan untuk menetapkan arah
kebijaksanaan dalam menyelaraskan gerak dan langkah di Provinsi dalam
menghadapi perkembangan/situasi yang timbul dan menampung serta
menyelesaikan secara tuntas masalah–masalah Organisasi.
d. Dewan Pimpinan Daerah disingkat DPD Gabungan Tenaga Teknik
Indonesia Provinsi merupakan Pimpinan GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIAdi Provinsi mewakili Organisasi, baik ke dalam maupun keluar dan
bertanggung jawab penuh terhadap jalannya Organisasi kepada Musyawarah
Daerah Gabungan Tenaga Teknik Indonesia Provinsi dan Dewan Pimpinan
Pusat.

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

e. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dapat membentuk Koordinator Wilayah


(Korwil) yang meliputi beberapa wilayah kerja dalam 1 (satu) Provinsi

BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT ORGANISASI
Pasal 17
Musyawarah dan Rapat
Musyawarah dan Rapat–Rapat Organisasi :
1. Pusat.
a. Musyawarah Nasional disingkat MUNAS.
b. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS.
c. Rapat Pimpinan Nasional disingkat RAPIMNAS
d. Rapat Dewan Pimpinan Lengkap disingkat
Rapat DPL (Dewan Pimpinan Harian dan
Kompartemen – Kompartemen).
f. Rapat Dewan Pimpinan Harian disingkat Rapat DPH
Pusat.
2. Provinsi :
a. Musyawarah Daerah disingkat MUSDA.
b. Rapat Kerja Daerah disingkat RAKERDA.
c. Rapat Pimpinan Daerah disingkat RAPIMDA.
d. Rapat Dewan Pimpinan Lengkap disingkat
Rapat DPL (Dewan Pimpinan Harian dan Komite –
Komite).
f. Rapat Dewan Pimpinan Harian disingkat Rapat DPH
Provinsi.

Pasal 18
Musyawarah Luar Biasa

1. MUNAS/MUSDA yang diselenggarakan diluar Jadwal MUNAS/MUSDA disebut


MUNAS Luar Biasa/MUSDA Luar Biasa disingkat MUNASLUB/ MUSDALUB.
2. MUNASLUB dan MUSDALUB diselenggarakan :
Untuk meminta pertanggung jawaban DPP atau DPD mengenai pelanggaran–
pelanggaran prinsip atas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan atau
penyelewengan–penyelewengan keuangan Organisasi oleh DPP atau DPD sehingga
ketentuan–ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
keputusan– keputusan MUNAS atau MUSDA tidak terlaksana sebagaimana
mestinya.
3. MUNAS Luar Biasa dan MUSDA Luar Biasa dapat diselenggarakan atas permintaan
sekurang–kurangnya ⅔ (dua per tiga) dari Jumlah anggota dibawahnya.
4. MUSDALUB Provinsi harus mendapat persetujuan Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 19
Musyawarah Nasional Khusus
( MUNASSUS )

Musyawarah Nasional Khusus (MUNASSUS) adalah Musyawarah yang diadakan


diluar waktu penyelenggaraan MUNAS untuk menyelesaikan hal–hal Prinsip

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

Organisasi yang mendesak dan tidak dapat ditunda dan diadakan khusus hanya untuk
merubah/ menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, atas
permintaan :
1. Sekurang–kurangnya ⅔ (dua per tiga) dari jumlah DPD dari Provinsi dan atau.
2. Atas inisiatif DPH/dalam Pleno DPP

Pasal 20
Peserta Dan Wewenang Musyawarah Nasional

1. Musyawarah Nasional merupakan institusi tertinggi yang memegang kewenangan


tertinggi dan tak terbatas Organisasi, diselenggarakan oleh DPP GABUNGAN
TENAGA TEKNIK INDONESIAdan dihadiri oleh :
a. Anggota Pleno DPP sebagai peserta biasa.
b. Peserta dari DPD Provinsi sebagai peserta penuh dan peserta peninjau.
c. Para undangan sebagai undangan.
2. Ketentuan tentang jumlah peserta penuh, peserta biasa, peserta peninjau dan
undangan pada MUNAS, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib
Acara tersebut.
3. MUNAS mempunyai Wewenang :
a. Menilai, menerima atau menolak laporan pertanggung jawaban DPP.
b. Menetapkan/merubah AD dan ART.
c. Menetapkan program umum Organisasi dan Rencana Anggaran Pendapat dan
Belanja Organisasi.
d. Mengesahkan Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Tenaga Teknik Indonesia
serta Hasil Ketetapan Rapat Tim Formatur MUNAS.
e. Mengesahkan atau membatalkan sanksi yang dikenakan kepada Personalia
DPD dan/atau Anggota.
Pasal 21
Peserta Dan Wewenang MUSDA

1. Musyawarah Daerah GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA Provinsi,


diselenggarakan oleh DPD GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIAProvinsi dan dihadiri oleh :
a. DPP GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAsebagai peserta biasa.
b. Anggota/personalia Pleno DPD Gabungan Tenaga Teknik Indonesia
Indonesia Provinsi sebagai peserta biasa.
c. Peserta Musyawarah Daerah yaitu anggota biasa sebagai peserta penuh dan
yang memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) yang di keluarkan Dewan Pimpinan
Pusat.
d. Para undangan sebagai undangan dan/atau Peninjau.
2. Ketentuan tentang jumlah peserta penuh, peserta biasa dan peserta peninjau dan
undangan pada Musyawarah Daerah Gabungan Tenaga Teknik Indonesia
Indonesia Provinsi, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan Tata Tertib Acara
tersebut.
3. Musyawarah Daerah GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA Provinsi
mempunyai wewenang :
a. Menilai, menerima atau menolak laporan pertanggung jawaban DPD Asosiasi
Gabungan Tenaga Teknik Indonesia Provinsi.

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

b. Menetapkan program kerja Organisasi dan Rencana Anggaran Pendapat dan


Belanja Organisasi.
c. Mengesahkan Dewan Pimpinan Daerah Gabungan Tenaga Teknik
Indonesia dan Hasil Ketetapan Rapat Tim Formatur MUSDA.
d. Merekomendasikan untuk mengesahkan dan/atau membatalkan sanksi yang
dikenakan kepada personalia DPD dan/atau anggota yang berada di
KOTA/KAB dalam wilayah kerjanya.

Pasal 22
Peserta MUNAS Luar Biasa, MUSDA Luar Biasa dan MUNAS Khusus

Peserta MUNAS Luar Biasa dan MUSDA Luar Biasa dan MUNAS Khusus sama
dengan yang disebut dalam Pasal 20 s/d 21 Anggaran Dasar ini.

Pasal 23
Peserta Dan Wewenang Rapat Kerja

1. Peserta Rapat Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja Daerah sama dengan
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Daerah.
2. Rapat Kerja mempunyai wewenang menilai, mengembangkan dan
menyempurnakan pelaksanaan program umum, program kerja Organisasi, serta
menetapkan peraturan Organisasi.

Pasal 24
Peserta dan Wewenang Rapat Pimpinan Organisasi Dan Rapat Anggota

1. RAPIMNAS dan RAPIMDA dapat diadakan untuk :


a. Menetapkan arah kebijaksanaan dalam menyelaraskan gerak dan langkah
Organisasi pada tingkatan masing–masing dalam menghadapi perkembangan/
situasi yang timbul.
b. Menampung dan menyelesaikan secara tuntas masalah–masalah yang dihadapi
Organisasi dan anggota pada tingkatan masing–masing dalam waktu tertentu.
2. Rapat Pimpinan Organisasi tersebut pada ayat 1 pasal ini dapat diadakan setiap
waktu sesuai kebutuhan, dengan ketentuan:
a. RAPIMNAS, berdasarkan inisiatif dari DPP dan/atau adanya usulan dari ½ + 1
DPD.
b. RAPIMDA, berdasarkan inisiatif dari DPD dan/atau adanya usulan ½ + 1
Korwil Kabupaten/Kota di Provinsi yang bersangkutan.
3. Semua keputusan Rapat Pimpinan Organisasi tersebut pada ayat 1 dan ayat 2 pasal
ini merupakan keputusan Organisasi yang mengikat yang dipertanggung jawabkan
kepada Musyawarah pada tingkatan masing-masing.
4. Peserta Rapat Pimpinan Organisasi dan Rapat Anggota terdiri dari :
a. Untuk RAPIMNAS terdiri dari Dewan Pimpinan Lengkap dan Dewan
Pertimbangan DPP, serta utusan DPD.
b. Untuk RAPIMDA terdiri dari Dewan Pimpinan Lengkap dan Dewan
Pertimbangan DPD serta utusan dari Korwil Kabupaten/Kota.

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

5. Rapat Pimpinan Organisasi tersebut pada ayat 1 dan ayat 2 Pasal ini dilaksanakan
oleh dan menjadi tanggung jawab Dewan Pimpinan yang bersangkutan.
Pasal 25
Waktu Penyelenggaraan Musyawarah dan Rapat
Waktu penyelenggaraan Musyawarah dan Rapat adalah :
1. Musyawarah Nasional di singkat MUNAS, Musyawarah Daerah di singkat
MUSDA diadakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
2. Rapat Kerja Nasional di singkat RAKERNAS, Rapat Kerja Daerah di singkat
RAKERDA diadakan sekurang – kurangnya 1 (satu) kali di antara 2 (dua) MUNAS
dan MUSDA yang bersangkutan.
3. Rapat Pimpinan Nasional atau RAPIMNAS, Rapat Pimpinan Daerah atau
RAPIMDA sekurang– kurangnya 2 (dua) kali diantara 2 (dua), MUNAS dan
MUSDA yang bersangkutan; diadakan sewaktu–waktu sesuai dengan kebutuhan.
4. Rapat Dewan Pimpinan Pusat atau Rapat DPP, Rapat Dewan Pimpinan Daerah
atau Rapat DPD diadakan sewaktu–waktu sesuai dengan kebutuhan dengan
ketentuan :
a. Rapat Dewan Pimpinan Harian atau Rapat DPH diadakan sekurang–
kurangnya 2 (dua) bulan sekali.
b. Rapat Dewan Pimpinan Lengkap atau Rapat DPL diadakan sekurang–
kurangnya 4 (empat) bulan sekali.
5. Rapat Dewan Pertimbangan dan Rapat Dewan Pembina dapat diselenggarakan
setiap saat bilamana diperlukan dan dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan
Pembina dan Pertimbangan yang bersangkutan.
Pasal 26
Kuorum
1. Musyawarah dan Rapat dinyatakan mencapai Kuorum dan sah apabila dihadiri
oleh sekurang - kurangnya ½ + 1 (satu per dua ditambah satu) jumlah peserta yang
berhak hadir yang memiliki Hak Suara.
2. Bila mana Kuorum tidak tercapai, maka Musyawarah dan Rapat dapat ditunda
selama – lamanya 24 Jam.
3. Jika sesudah penundaan tersebut Jumlah Kuorum belum juga tercapai, tetapi
dihadiri oleh sekurang – kurangnya ⅓ + 1 (satu per tiga ditambah satu) jumlah
peserta yang berhak hadir yang memiliki Hak Suara, maka Musyawarah dan Rapat
tersebut dapat terus diselenggarakan dan semua keputusan yang diambil
dinyatakan sah dan mengikat.
4. Khusus untuk perubahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) atau Pembubaran Organisasi secara Nasional, Musyawarah Nasional
dinyatakan mencapai Kuorum dan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ⅔
(dua per tiga) jumlah peserta yang berhak hadir yang memiliki Hak Suara.
Pasal 27
Pengambilan Keputusan
1. Semua keputusan dalam Musyawarah dan Rapat ditetapkan atas dasar
Musyawarah atau berdasarkan suara terbanyak dari peserta yang hadir yang
memiliki Hak Suara.

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

2. Keputusan untuk maksud perubahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
Tangga (ART) diambil berdasarkan persetujuan ⅔ (dua per tiga) Kuorum pada
Musyawarah Nasional.
3. Khusus untuk maksud Pembubaran Organisasi secara Nasional, keputusan diambil
berdasarkan keputusan mutlak Kuorum pada Musyawarah Nasional Luar Biasa
diadakan untuk itu.
BAB VIII
DEWAN PEMBINA, PENASEHAT DAN PERTIMBANGAN
Pasal 28
DEWAN
Pembina

1. D e w a n Pembina terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dan/atau anggota–anggota


dan/atau institusi/Lembaga yang terkait GABUNGAN TENAGA TEKNIK
INDONESIA yang telah berjasa dalam mengembangkan Organisasi GABUNGAN
TENAGA TEKNIK INDONESIA diangkat hasil MUNAS/ MUSDA.
2. Dewan Pembina dalam hal selaku perorangan di Organisasi yang lebih tinggi tidak
dapat merangkap menjadi Anggota Dewan Pembina, Penasehat dan Pertimbangan
di Organisasi yang di bawahnya.
3. Dewan Pembina hanya terdapat di Pusat dan Daerah.
Pasal 29
DEWAN
Penasehat

1. Dewan Penasehat terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat dan/atau anggota–anggota


GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAyang telah berjasa dalam
mengembangkan Organisasi Gabungan Tenaga Teknik Indonesia, diangkat hasil
MUNAS/ MUSDA.
2. Dewan Penasehat di Organisasi yang lebih tinggi tidak dapat merangkap menjadi
Anggota Dewan Pembina, Penasehat dan Pertimbangan di Organisasi yang di
bawahnya.
3. Dewan Penasehat hanya terdapat di Pusat dan Daerah.
Pasal 30
DEWAN
Pertimbangan

1. Dewan Pertimbangan terdiri dari anggota–anggota Gabungan Tenaga Teknik


Indonesia yang telah berjasa dalam mengembangkan Organisasi Gabungan
Tenaga Teknik Indonesia, diangkat oleh Rapat Pleno DPP/DPD.
2. Yang duduk di Dewan Pertimbangan tidak diperbolehkan merangkap jabatan pada
Dewan Pimpinan di semua Tingkatan Organisasi.
3. Ketua Dewan Pertimbangan dan anggotanya di tingkat Organisasi yang lebih tinggi
dan/atau rendah tidak dapat duduk menjadi Anggota Dewan Pembina, Penasehat
yang lebih rendah.
4. Dewan Pertimbangan berwenang :
a. Memberikan pertimbangan–pertimbangan dan saran–saran kepada Dewan
Pimpinan mengenai apa saja yang menyangkut Dunia Usaha pada umumnya
dan jasa pelaksana konstruksi pada khususnya, juga bertugas menyeleksi dan
mengusulkan pada Dewan Pimpinan, siapa-siapa yang berhak mendapatkan
ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

penghargaan dari GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIAatas jasa–


jasanya kepada GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA maupun
dunia usaha jasa pelaksana konstruksi, yang disampaikan dalam rapat-rapat
organisasi di tingkatnya.
b. Melakukan pengamatan terhadap masalah–masalah Organisasi, Kelancaran
pelaksanaan–pelaksanaan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) GATTINDO dan kerjasama antar anggota dan menyampaikan hasil
pengamatan dalam bentuk saran–saran serta pertimbangan kepada Dewan
Pimpinan.
5. Ditiap–tiap tingkatan DPD, Organisasi dibentuk Dewan Pertimbangan.
a. Dewan Pertimbangan dibentuk oleh Rapat Pleno Dewan Pimpinan yang
bersangkutan dengan Surat Keputusan.
b. Dewan Pertimbangan menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan institusi
di minta maupun tidak di minta harus secara tertulis.
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 31
Sumber Dana
1. Keuangan dan sumber dana GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
diperoleh dari :
a. Uang pangkal, uang iuran dan uang blanko KTA
b. Pungutan resmi Organisasi.
c. Bantuan dan sumbangan tanpa ikatan.
d. Usaha–usaha lainnya yang sah.
2. Seluruh pemasukan dan pengeluaran dana Organisasi harus melalui mekanisme
yang diatur dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 32
Pertanggungan Jawab
1. Harus dilaporkan secara periodik atau sekurang–kurangnya 6 (enam) bulan sekali
kepada Dewan Pimpinan dibawahnya atau anggota.
2. Keuangan Organisasi harus bersifat terbuka dan akuntabel.
3. Pertanggung jawaban keuangan akhir pada Musyawarah Nasional dan Musyawarah
Daerah bersifat kolektif.
Pasal 33
Pengelolaan Harta Kekayaan Organisasi
Dewan Pimpinan disetiap tingkatan Organisasi bertanggung jawab atas
pengelolaan seluruh kekayaan Organisasi pada tingkatannya.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)
DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 34
Perubahan Anggaran Dasar (AD)

ANGGARAN DASAR-GATTINDO
GABUNGAN TENAGA TEKNIK INDONESIA
( GATTINDO )

Perubahan Anggaran Dasar (AD) Organisasi hanya dapat dilakukan oleh MUNAS atau
MUNASLUB atau MUNAS Khusus.

Pasal 35
Pembubaran Organisasi

1. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan oleh MUNAS atau MUNAS Luar
Biasa.
2. Dalam hal Organisasi di bubarkan maka segala kekayaan Organisasi, penggunaan
dan penyelesaiannya ditentukan lebih lanjut dalam MUNAS atau MUNAS Luar
Biasa tersebut.

BAB XI

PENUTUP
Pasal 36
Anggaran Rumah Tangga

Hal – hal yang belum diatur atau tidak diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar
ini.

Pasal 37
Berlakunya Anggaran Dasar

1. Anggaran Dasar ini merupakan P e n ye m p u r n a a n d a n p e r u ba h a n d a r i


A n g ga r a n D a s a r hasil keputusan Dewan Pendiri dan ditetapkan serta di syahkan
dalam MUNAS I Gabungan Tenaga Teknik Indonesia di Jakarta tanggal 1 Agustus
2012.
2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan.

ANGGARAN DASAR-GATTINDO

Anda mungkin juga menyukai