0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan5 halaman
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah pemantauan dan pengelolaan tumbuh kembang anak secara komprehensif melalui stimulasi, deteksi penyimpangan, dan intervensi dini. Dokumen ini menjelaskan prosedur SDIDTK yang dilakukan tenaga terlatih menggunakan alat ukur dan kuesioner untuk mendeteksi kelainan dan merujuk anak ke layanan terapi jika ditemukan masalah.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
SOP-STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah pemantauan dan pengelolaan tumbuh kembang anak secara komprehensif melalui stimulasi, deteksi penyimpangan, dan intervensi dini. Dokumen ini menjelaskan prosedur SDIDTK yang dilakukan tenaga terlatih menggunakan alat ukur dan kuesioner untuk mendeteksi kelainan dan merujuk anak ke layanan terapi jika ditemukan masalah.
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah pemantauan dan pengelolaan tumbuh kembang anak secara komprehensif melalui stimulasi, deteksi penyimpangan, dan intervensi dini. Dokumen ini menjelaskan prosedur SDIDTK yang dilakukan tenaga terlatih menggunakan alat ukur dan kuesioner untuk mendeteksi kelainan dan merujuk anak ke layanan terapi jika ditemukan masalah.
UPT Puskesmas Batu FITRIATI Aji NIP. 196203171984022001 Pengertian Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah pemantauan dan pengelolaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5 tahun pertama kehidupan yang dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih SDIDTK Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan SDIDTK Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No...../SK/PKM-BA/…/… tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas Referensi Buku Pedoman SDIDTK Alat dan Bahan 1. Timbangan 2. Pengukur Tinggi Badan 3. Pita Ukur 4. Buku KIA 5. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sesuai umur anak 6. Instrumen Tes Daya Dengar (TDD) : - Instrumen TDD menurut umur anak - Gambar binatang (ayam, anjing, kucing, manusia) - Mainan (boneka, kubus, cangkir, bola) 7. Instrumen Tes Daya Lihat : - Ruangan yang bersih, tenang, penyinaran baik - 2 buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa - Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang - Alat penunjuk 8. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) 9. Check list for autism in toddlers (CHAT) 10.Check list Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Prosedur 1. Petugas memanggil balita dan orang tua masuk ke ruang periksa 2. Petugas memperkenalkan diri dan menyapa pasien dan orang tua atau keluarga yang menemani pasien 3. Petugas menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan dan mengatur posisi pasien senyaman mungkin 4. Petugas menimbang Berat Badan dan mengukur Tinggi Badan/Panjang Badan anak dan mencatat hasilnya di buku KIA 5. Petugas mengukur Lingkar Kepala Anak (LKA) dan mencatat hasilnya di buku KIA 6. Petugas melakukan skrining perkembangan anak dengan melakukan wawancara orang tua dengan menggunakan formulir kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sesuai umur anak dan mencatat hasilnya di formulir kuesioner tersebutPetugas melakukan Tes Daya Dengar (TDD) pada anak usia 0-3 tahun (lihat SOP Tes Daya Dengar) dan mencatat hasilnya di buku KIA 7. Petugas melakukan Tes Daya Lihat (TDL) pada anak usia 36-72 bulan (lihat SOP Tes Daya Lihat) dan mencatat hasilnya di buku KIA 8. Petugas melakukan deteksi dini penyimpangan mental emosional pada anak usia 36-72 bulan dengan menggunakan Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) dan mencatat hasilnya di buku KIA 9. Petugas melakukan test CHAT pada anak usia 18-36 bulan dengan menggunakan check list CHAT dan mencatat hasilnya di buku KIA 10. Petugas melakukan test GPPH pada usia 36 bulan ke atas dengan menggunakan check list GPPH dan mencatat hasilnya di buku KIA 11. Petugas merangkum seluruh hasil pemeriksaan dalam rekam medis 12. Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan pada orang tua atau keluarga pasien 13. Petugas segera merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki layanan terapi tumbuh kembang anak apabila ditemukan kelainan tumbuh kembang 14. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di buku register pasien
Bagan Alir
Hal-hal yang (-) perlu diperhatikan Unit terkait KIA, Posyandu, Poli Anak, Gizi Dokumen 1. Kohor bayi dan balita terkait 2. Buku KIA Rekamanhistori No Yang Isi Perubahan Tanggalmulai sperubahan diubah diberlakukan