Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat kelahiran, sejumlah adaptasi psikologis mulai terjadi pada tubuh

bayi baru lahir. Karena perubahan bayi memerlukan pemantauan ketat untuk

menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya

diluar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan

kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil, diantaranya adalah perawatan

tali pusat (Patricia, 2006).

Setelah bayi dilahirkan, tali pusat dipotong karena sudah tidak lagi berfungsi

sebagai alat penghantar makanan. Pangkal tali pusat yang berwarna putih, bening,

dan mengkilat baru putus setelah bayi berusia sekitar 1 sampai 3 minggu. Biasanya

tali pusat yang belum putus akan membuat bayi rewel karena tidak nyaman. Bayi

merasa sakit bila tali pusatnya yang masih lembap itu tersentuh. Karena itu, tali pusat

perlu mendapat perawatan (Sinsin, 2008).

Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak yang

baik pada bayi yaitu tali pusat akan lepas pada hari ke – 5 dan hari ke – 7 tanpa ada

komplikasi, sedangkan dampak dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah

bayi akan mengalami penyakit Tetanus neonatorum yang dapat mengakibatkan

kematian (Depkes, 2007)

Tetanus pada bayi yang baru lahir disebabkan kuman Clostridium tetani.

Biasanya terjadi pada bayi berusia kurang satu bulan akibat pemotongan tali pusat

1
2

tidak bersih. Selain itu, tetanus dapat disebabkan tali pusat yang diberi macam-

macam ramuan. Ibu yang tidak mendapat suntikan tetanus toksoid lengkap sewaktu

hamil akan membuat ibu dan bayi berisiko terserang kuman tetanus (Sinsin, 2008).

Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian dari

imunisasi DPT. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi dapat terus dilanjutkan

walaupun telah dewasa. Dianjurkan setiap interval 5 tahun: 25, 30, 35 dst. Wanita

hamil sebaiknya diimunisasi juga dan melahirkan ditempat yang terjaga

kebersihannya. Mencegah tetanus malalui vaksinasi jauh lebih baik dari pada

mengobatinya ( Piter, 2010)

Ibu hamil yang mempunyai faktor kekebalan terhadap tetanus dapat

membantu mencegah kejadian tetanus neonatorum pada bayi baru lahir. Antibodi

terhadap tetanus dari ibu hamil dapat disalurkan pada bayi melalui darah, seterusnya

menurunkan risiko infeksi Clostridium tetani. Sebagian besar bayi yang terkena

tetanus neonatorum biasanya lahir dari ibu yang tidak pernah mendapatkan imunisasi

TT (Chin, 2000).

Kasus tetanus neonatorum pada tahun 2007 banyak terjadi di negara

Kamboja. Indonesia menempati urutan ke lima dari delapan negara ASEAN

dengan jumlah sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (Depkes RI, 2008)

Data dari Dinkes provinsi NAD (2005) didapatkan jumlah kasus penyakit

tetanus neonatorum di Aceh berjumlah 298 dari umur 0-14 tahun. Kasus ini termasuk

dalam sepuluh besar penyakit yang sering terjadi di provinsi NAD.

Menurut data dari poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya perbulan berjumlah rata-rata 32 ibu

primigravida. Namun dari hasil wawancara kepada sepuluh orang ibu primigravida

ternyata sepuluh ibu primigravida mengatakan tidak begitu paham tentang perawatan
3

tali pusat. Ibu primigravida mengatakan hanya merawat tali pusat dengan

menggunakan bahan-bahan tradisional yang dibuat sendiri dan yang kita ketahui

belum pasti untuk kebersihannya.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik melakukan

penelitian mengenai “gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah

Aceh Tahun 2011 agar dapat mengurangi angka terjadinya infeksi tali pusat pada bayi

baru lahir.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah “Bagaimanakah

pengetahuan Ibu primigravida tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di

poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2011“

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengetahuan Ibu primigravida tentang perawatan tali pusat pada bayi

baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun

2011.

.2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengetahuan Ibu primigravida tentang pengertian perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2011.


4

b. Mengetahui pengetahuan Ibu primigravida tentang tujuan perawatan tali pusat

pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah

Aceh Tahun 2011.

c. Mengetahui pengetahuan Ibu primigravida tentang cara perawatan tali pusat

pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah

Aceh Tahun 2011.

d. Mengetahui pengetahuan Ibu primigravida tentang akibat perawatan tali pusat

pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah

Aceh Tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman peneliti serta dapat

dijadikan dasar dalam melakukan penelitian bagi peneliti dimasa yang akan

datang.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah bahan

bacaan bagi mahasiswa / mahasiswi Akademi Keperawatan Akper Kesdam IM

Banda Aceh untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Ibu Primigravida

Mengurangi angka terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru lahir dan

menggambarkan pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan tali pusat


5

4. Bagi Lahan / Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu

primigravida tentang pentingnya perawatan tali pusat.

5. Bagi peneliti lain

Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian yang lebih mendalam tentang

perawatan tali pusat.


6

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

penginderaan manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoadmodjo,2003).

Teori lain menyebutkan pengetahuan sikap mental seseorang dalam

hubungannya dengan objek tertentuyang disadarinya sebagai ada atau terjadi dan

mengandung kebenaran sebagaimana adanya (Keraf dan Dua, 2001).

1. Tingkat pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Modifikasi teori Bloom dalam Notoatmodjo (2005), pengetahuan yang

dicakup dalam domain kognitif (merupakan salah satu domain / kawasan perilaku)

mempunyai enam tingkatan meliputi :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
7

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Compretesion)

Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan menyusun formulasi baru dan

formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek


8

2. Proses adopsi prilaku

Penelitian Rogers (1974) di dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan

bahwa penerima perilaku baru atau adaptasi perilaku melalui proses seperti ini di

dasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang proses, maka perilaku tersebut

akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tersebut itu tidak

disadari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Soemanto (1998) dalam Yulia (2006), tingkat pengetahuan seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia (secara umum semakin tua usia

pengetahuan akan semakin baik), jenis kelamin (jenis kelamin menentukan

spesikafikasi terhadap keahlian tertentu), tingkat pendidikan (semakin tinggi

pendidikan akan semakin baik pemahaman) dan masa kerja atau pengalaman

(lingkungan kerja akan menambah pengetahuan dari pengalaman yang didapatkan).

Menurut Notoatmodjo (2003) faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri

dari dua yaitu:

a. Faktor internal

1. Pendidikan

Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan prilaku

pengajaran, sehingga pendidikan itu perlu mempertimbangkan umur (proses

perkembangan) dan hubungan dengan proses belajar, tingkat pendidikan juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih

mudah menerima ide-ide dan teknologi yang baru.

Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam menentukan kualitas

manusia. Dengan pendidikan, manusia di anggap akan memperoleh pengetahuan


9

dan implikasinya. Semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin

berkualitas,perubahan yang cepat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi sangat di butuhkan orang yang berpengetahuan. Orang tersebut akan

semakin mudah untuk menerima dan akan cenderung mendapatkan informasi baik

dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan.

2. Umur

Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan

baru, pada masa ini merupakan usia reproduktif, masa bermasalah, masa

keterampilan, social, masa komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan

nilai, masa dengan penyesuaian dengan hidup baru, masa kreatif. Pada dewasa ini

di tandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental, semakin

bertambah umur seseorang keinginan pengetahuan tentang kesehatan. Umur yang

lebih cepat menerima pengetahuan adalah 18-40 tahun.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan, diperbuat, dikerjakan, dan

merupakan tugas kewajiban. Bekerja juga merupakan kegiatan yang menyita

waktu.

4. Ekonomi

Ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi dan

pemakaian barang serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian dan

perdagangan.
10

b. Faktor Eksternal

1. Sumber Informasi

Informasi yang di peroleh dari berbagai informasi akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi, maka ia

akan cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Sumber informasi

adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi

yang merangsang pikiran dan keamanan.

2. Lingkungan

Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruh yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok. Lingkungan

alam maupun lingkungan asal seperti keluarga, teman, guru, dan masyarakat yang

mempengaruhi secara langsung maupun secara tidak langsung.

B. Konsep Ibu Primigravida

1. Pengertian

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana terjadi pembuhaan ovum oleh

spermatozoa yang kemudian mengalami nidasi pada uterus dan berkembang

sampai janin lahir, dimana lamanya hamil normal 37-32 minggu dihitung dari hari

pertama haid terakhir (Wiknjosastro, 2005).

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana terjadi pembuhaan ovum oleh

spermatozoa yang kemudian mengalami nidasi pada uterus dan berkembang

sampai janin lahir, dimana lamanya hamil normal 37-32 minggu dihitung dari hari

pertama haid terakhir (Wiknjosastro, 2005).


11

Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka

berbagi pengalaman kepada orang lain.Ia merenungkan mimpi tidurnya, angan-

angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek, peristiwa,konsep abstrak,

seperti kematian,kehidupan,keberhasilan dan kebahagiaan.Selama kehamilan

berlangsung terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang

terkadang tampak bekaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi (

Kusmiyati, 2009).

a. Adaptasi Fisiologis

Perubahan anotomi dan fisiologis pada perempuan hamil sebagian besar sudah

terjadi segera setelah fertilisasi dan uterus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan

perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah

bahwahampir semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil

setelah proses persalinan dan menyusui selesai (Prawirohardjo, 2008).

1) Perubahan fisiologis dan system reproduksi

Menurut Salmah (2006), perubahan fisiologis pada sistem reproduksi

meliputi:

a) Uterus

Uterus berkembang sampai ke xifisternum.Pengurangan tinggi fundus

uteri dikenal dengan istilah lightening, terjadi pada beberapa bulan terakhir

kehamilan, pada saat fetus turun ke bagian bawah uterus. Hal ini bertujuan

untuk membuat jaringan pelvik menjadi lebih lunak,dengan tonus uterus yang

baik, dengan formasi yang baru dari segmen bawah rahim.


12

b) Serviks

Serviks mengandung lebih banyak jaringan serabut dan sedikit jaringan

otot di bandingkan bagian uterus, yang juga memperlihatkan dominasi pada

bagian fundus dari kontraksi uterus. Serviks juga berfungsi sebagai barier

yang efektif terhadap infeksi saat kehamilan.

c) Vagina

Estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epitalium. Lapisan

otot mengalami hipertrofi dan kapasitas vagina mengalami tekanan. Hal ini

selalu berubah disekeliling yang berhubungan dengan jaringan yang kearah

vagina menjadi lebih elastis

2) Perubahan pada sistem kardivaskuler

a) Hemodilusi

Volume darah selama kehamilan akan meningkat sebanyak kurang

lebih 40-50% untuk memenuhi kebutuhan bagi sirkulasi plasenta.Volume

plasenta meningkat lebih banyak dari pada volume darah merah (yang

peningkatannya hanya sekitar 30%) karena itu, terjadi keadaan hemodilusi

dengan penurunan hemoglobin hingga mencapai sekitar 80%dari nilai

normalnya (Farrer, 2001).

b) Tekanan darah

Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume darah.

Jantung hanya memompa dengan kekuatan yang lebih besar, khususnya pada

saat menjelang aterm, sehingga terjadi sedikit dilatasi dinding pembuluh darah

yang akan mengimbangi peningkatan kekuatan dari jantung (Farrer, 2001).


13

c) Daya pembekuan darah

Daya pembekuan atau koagubilitas mengalami sedikit peningkatan

selama kehamilan jika koagubilitas ini tidak berhasil ditingkatkan, maka pada

saat melairkan akan terdapat ancaman perdarahan yang hebat (Farrer, 2001).

3) Perubahan pada sistem respiratorius

Uterus yang membesar akan mendorong diafragma ke atas sehingga

mengubah bentuk toraks namun tidak mengurangi kapasitas paru. Frekuensi

respirasi meningkat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen yang diperlukan

keadaan ini dapat menimbulkan sedikit hiperventilasi (Farrer,2001).

4) Perubahan pada sistem urinarius

Perubahan pada traktus urinarius disebabkan oleh faktor hormonal dan

mekanis. Perubahan ini menimbulkan permasalahan urinarius. Meskipun aliran

darah ke ginjal meningkat, urin tambahan tidak diproduksi karena terjadinya

peningkatan retensi natriumdan air (Farrer, 2001).

5) Perubahan pada system pencernaan

Fungsi saluran cerna selama hamil menunjukan gambaran yang sangat

menarik. Nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi hati berubah

dan absorpsi nutrient meningkat. Usus besar bergeser kearah lateral atas dan

posterior. Aktivitas veristaltik menurun. Akibatnya, bising usus menghilang dan

konstipasi, mual serta muntah umumnya terjadi (Bobak, 2005).


14

6) Perubahan pada metabolisme

Tubuh wanita hamil yang sehat akan bekerja dengan efisiensi maksimal. Laju

metabolil basal pada wanita tersebut adalah 15-25% lebih tinggi daripada nilai

normalnya dalam paruh kedua kehamilan , sehingga masukan diet bagi wanita

tersebut harus cukup untuk mengatasi aktivitas fisiologis tambahan.

(Farrer,2001).

7) Perubahan pada kulit

Kelenjar hipofisis anterior yang dirangsang oleh kadar estrogen yang tinggi

akan meningkatkan sekresi hormon MSH. Akibat yang di timbulkan oleh

peningkatan kadar MSH bervariasi menurut warna kulit alami wanita

tersebutpigmentasi yang lebih gelap terjadi pada putting dan areola

mammae,wajah,garis tenngah abdomen (Farrer,2001).

8) Perubahan payudara

Perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi di

sebabkanoleh peningkatan kadar estrogen,progesteron,laktogen plasenta dan

prolaktin. Stimulasi normonal menimbulkan proliferasi jaringan, dilatasi

pemuluh darah dan perubahan sekretorik (Bobak,2005)

9) Perubahan pada traktus alimentarius

Perubahan pada traktus alimentrius juga I sebabkan oleh hormonal dan

mekanis (Farrer, 2001), seperti :

1) Morning sicknees
15

Nause ( mual) atau vomitus (muntah)yang terjadi dalam bulan awal

kehamilan (biasanya hanya pada saat bangun tidur ) sering dijumpai dan

biasanya ringan.Maka morning sickness ini di anggap sebagai keadaan

abnormal (Farrer, 2001).

2) Reflek asam lambung

Refluks asam lamung di sebabkan oleh regurgitasi si lambung kedalam

esophagus bagian bawah.Progesteron menyebabkan reaksi sfingter kardiak

pada lambung dan mengurangi motilitas lambung sehingga memperlambat

pengosongan lambung (Farrer,2001).

3) Konstipasi

Sekresi kelenjar hipofise umumnya menurun, dan penurunan ini

selanjutnnya akan meningkatkan sekresi semua kelenjar endokrin. Kadar

hormone hipofisis prolaktin meningkat secara berangsur-angsur menjelang

akhir kehamila, namun fungsi prolaktin dalam memicu laktasi di supresi

sampai sesudah plasenta di lahirkan dan kadar estrogen menurun

(Farrer,2001).

4) Penambahan berat badan

Peningkatan berat badan ibu normalnya sama dengan 25% dari berat badan

sebelum hamil. Peningkatan yang utama terjadi pada paruh kedua kehamilan.

Pada wanita dengan ukuran tubuh rata-rata, rincian penambahan berat


16

badannya sampai kehamilan aterm. Penambahan total rata-rata selama

kehamilan normal berkisar antara 11 dan 12 kilogram (Farrer,2001).

10) Sistem neurologi

Hanya sedikit yang di ketahui tentang perubahan fungsi system neurologi

selama masa hamil, selain perubahan-perubahan neurohormonal

hipotalamikhipofisis. Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat

menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular (Bobak,2005).

2. Masa Kehamilan

Menurut Wirakusumah ( 2010 ), berdasarkan usia kehamilan, masa kehamilan

dibagi menjadi tiga trimester yaitu :

a. Trimester I ( Usia kandungan 1-3 bulan ).

Pada trimester ini ibu sering merasakan gejala pusing, mual (nausea), muntah

(vomitas) dan terkadang muntah berat (hiper emesi gravidan), perasaan lesu dan

lelah, serta hilang nafsu makan (anoreksia). Dalam keadaan ini sering terjadi

penurunan berat badan beberapa kilogram.

b. Trimester II ( 4-6 bulan)

Pada trimester ini pertumbuhan janin mulai pesat. Nafsu makan mulai

meningkat. Dengan demikian, diperlukan makanan yang lebih ekstra untuk

memenuhi nutrisi. Gejala seperti mual dan kelelahan akan menghilang. Gejala lain

lebih terlihat perubahan pada tubuh ibu hamil sekarang. Perut akan membesar

sebagai tanda bayi terus tumbuh. Sebelum trimester ini berakhir, Ibu hamil akan

merasakan bayinya mulai bergerak.


17

c. Trimester III (7-9 bulan)

Pada trimester III ini beberapa ketidak nyamanan yang sudah pernah ibu hamil

rasakan pada trimester kedua akan berlanjut. Selain itu, banyak ibu hamil merasakan

kesulitan dalam bernapas dan mengakibatkan ibu hamil jadi sering buang air kecil..

Hal ini disebabkan karena bayi semakin besar dan memberikan tekanan lebih pada

organ tubuh.

3. Ibu Primigravida

Primigravida adalah Kehamilan pertama yang merupakan pengalaman baru yang

dapat menjadi faktor yang menimbulkan stres bagi suami istri. Beberapa stressor ada

yang dapat diduga dam ada yang tidak dapat diduga atau tidak terantisipasi misalnya

komplikasi persalinan. Persulitan menurut adaptasi fisika, psikologis dan sosial dari

kedua pasangan (Endjun, 2002)

Primigravida adalah Wanita yang baru hamil untuk pertama kalinya, seorang ibu

primigravida biasanya mendapatkan kesulitan dalam mengenali perubahan-perubahan

yang terjadi dalam tubuhnya yang menyebabkan ketidaknyamanan selama

kehamilannya berlangsung. Hal ini mempengaruhi psikologis ibu karena kurangnya

pengetahuan ibu hamil menyebabkan ibu primigravida tidak tahu cara mengatasi

ketidaknyamanan yang ibu rasakan (Ulfah, 2009)

Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka

berbagi pengalaman kepada orang lain. Selama kehamilan berlangsung terdapat

rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak bekaitan erat

dengan perubahan biologis yang sedang terjadi ( Kusmiyati, 2009).


18

Kehamilan yang pertama adalah suatu yang sangat penting bagi perempuan

dibandingkan dengan kehamilan kedua dan ketiga atau seterusnya. Kehamilan

pertama, biasanya peremuan banyak mengalami kekhawatiran, takut bercampur was-

was, juga bahagia. Kecemasan ibu yang sedang hamil biasanya sekitar hamilnya,

masa kelahiran, capeknya. Juga bahagia ketika para tetangga dan kawan memberikan

ucapan selamat dan doa atas kehamilannya (Al-Atiq,2007).

4. Peran Ibu Primigravida Dalam Perawatan Tali Pusat.

Ibu primigravida mempunyai peranan penting dalami perawatan tali pusat

dengan mengikuti penyuluhan tentang perawatan tali pusat dan melakukan

pencegahan agar tali pusat tidak terinfeksi penyakit tetanus neonatorum yaitu dengan

cara pemberian Imunisasi TT sebanyak 3 x berturut – turut pada trimester ke – 3

kehamilan (BKKBN, 2005).

C. Konsep Perawatan Tali Pusat

1. Pengertian

Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang

menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat dirawat

dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan akan terhindar dari infeksi tali pusat

(IKA, 2005).

Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat

yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, dan kemudian tali pusat dirawat

dalam keadaan steril, bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat (Rahma, 2009).
19

Perawatan tali pusat adalah perawatan yang dilakukan untuk mencegah

terjadinya perdarahan, infeksi dengan cara membersihkan luka. Dikatakan saluran

kehidupan karena saluran ini yang selama 9 bulan 10 hari menyuplay zat-zat gizi dan

oksigen ke janin. Sisa tali pusat yang menempel diperut bayi akan mongering dan

biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu (Saifuddin, 2001)

2. Tujuan perawatan tali pusat

Tujuan perawatan tali pusat untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada

bayi baru lahir, sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga

tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi (Saipuddin, 2001).

Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit

tetanus pada bayi baru lahir, mempercepat proses pengeringan tali pusat,

mempercepat terlepasnya tali pusat, penyakit ini disebabkan karena masuknya spora

kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril, obat – obatan,

bubuk atau daun – daun yang ditaburkan ketali pusat sehingga dapat mengakibatkan

infeksi (Rahma, 2011).

Tujuan dari perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan

meningkatkan pemisahan tali pusat dari perut. Dalam upaya untuk mencegah infeksi

dan mempercepat pemisahan, banyak zat yang berbeda dan kebiasaan-kebiuasaan

yang telah digunakan untuk perawatan tali pusat ini. Hanya dari beberapa

penggunaannya yang telah dipelajari dengan baik. Zat-zat seperti triple dye, alkohol

dan larutan chlorhexidine sepintas lalu dianggap mencegah infeksi namun ditemukan

belum bekerja dengan baik. Selain itu, ketika para ibu merawat bayi mereka di dalam
20

kamar mereka daripada di dalam ruang perawatan, tingkat infeksi tali pusat terendah

terjadi (Hasselquist, 2006)

3. Cara Perawatan Tali pusat

Menurut Eveline (2010) ada beberapa langkah – langkah perawatan tali pusat

yang harus diketahui oleh ibu untuk mencegah terjadinya infeksi Tetanus

Neonatorum yaitu :

a. Alat dan bahan

1) Paket kain kasa beralkohol biosa juga kain kasa biasa yang kemudian

dibasahi alcohol

2) Cotton bud atau kapas bulat-bulat

3) Alcohol

4) Plester khusus bayi atau gurita khusus bayi

b. Prosedur Pelaksanaan

1) Usai dimandikan, bukalah dengan hati-hati pembungkus talu pusatnya

2) Bersihkan decara perlahan daerah sekitar tali pusat dengan cotton bud atau

kapas bulat-bulat yang telah dibasahi alcohol.

3) Bukalah kain kasa beralkohol lalu lipat tiga agar lebarnya sama dengan

panjang tali pusat

4) Selipkan kain kasa yang telah dilipat itu dibawah tali pusat bayi lalu lilitkan

mengelilingi tali pusatnya hingga semua bagian tertutup rapi ( usahakan

jangan terlalu ketat melilitnya).

5) Ikat ujung-ujung kain kasa tadi dengan ikatan yang tidak terlalu kencang

6) Lipat tali pusat yang telah tertutup kain kasa itu ke arah atas
21

7) Tutup dengan menempelkan plester khusus bayi pada perutnya. Bisa juga

langsung ditutup dengan gurita bayi

Menurut Priyono ( 2010 ), prosedur yang tepat dalam melakukan perawatan

tali pusat antara lain :

1) Cuci tangan dengan bersih

2) Ambil kapas bult yang teah diolesi alkoohol 70%, bersihkan sisa tali pusat

terutama pangkalnya ( yang menempel pada perut), lakukan dengan hati –

hati apalagi jika pusat berwarna merah.

3) Jika anda memiliki jepitan khusus dari plastik untuk “ Memegang” ujung tali

pusat. Usahakan seluruh permukaan hingga pangkalnya tertutup perban.

4) Rendam perban/kasa steril dalam alkohol 70%, Lalu bungkus sisa tali pusat.

Usahakan seluruh permukaan hingga pangkalnya tertutup perban.

5) Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas.

Pastikan tidak terlalu ketat agar bayi tidak kesakitan.

6) Jika ada, boleh lilitkan sofratul sebelum melilitkan perban agar benang kasa

tidak menempel pada luka.

7) Kenakan gurita bayi untuk menahan agar perban tetap pada tempatnya.

8) Jika area ini bernanah atau berwarna merah, segera hubungi dokter.

4. Akibat perawatan tali pusat

Apabila tali pusat dirawat dengan baik, bayi akan sehat dengan kondisi tali

pusat bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusat pupus lebih cepat yaitu antara

hari ke 5-7 tanpa ada komplikasi (IKA, 2005).


22

Apabila tali pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-kuman bisa masuk

sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan penyakit Tetanus Neunatorum. Penyakit

ini adalah salah satu pentebab kematian bayi yang terbesar di Asia Tenggara dengan

jumlah 220.000 kematian bayi, sebab masih banyak masyrakat yang belum mengerti

tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan benar (Depkes RI, 2005).

Tetanus Neunatorum adalah infeksi yang disebabkan oleh clostridim tetani

yang masuk melalui tali pusat bayi sewaktu proses pertolongan persalinan bayi baru

lahir (Depkes RI, 2005)

Tanda dan gejala penyakit Tetanus Neunatorum adalah :

a. Bayi yang semula menetek dengan baik tiba-tiba tidak bisa.

b. Mulut mencucut seperti ikan

c. Kejang-kejang, terutama bila disentuh, terkena sinar, atau mendengar

suara keras.

Tindakan pencegahan penyakit Tetanus Neunatorum adalah :

a. Ibu pada waktu hamil mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali,

sehingga ibu dan bayi kebal terhadap tetanus.

b. Pemotongan tali pusat dengan alat yang sudah direbus.

c. Peralatan tali pusat yang bersih sampai lepas.


23

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2003 ). Kerangka konsep penelitian ini menggunakan

konsep sistem yang terdiri dari standar masukan ( input ), standar proses, dan

standar keluar (output )

Input dalam penelitian ini adalah ibu primigravida di poli kebidanan rumah

sakit ibu dan anak Pemerintah Aceh. Proses yang dimaksud adalah pengetahuan ibu

primigravida tentang perawatan tali pusat meliputi pengertian, tujuan, cara dan akibat.

Sedangkan yang menjadi output dalam penelitian ini adalah hasil yang berupa tinggi

dan rendah

Maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Input Proses Output

Ibu primigravida Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang: Tinggi


di poli
kebidanan 1. Pengertian Perawatan Tali pusat.
2. Tujuan Perawatan Tali pusat
3. Cara Perawatan Tali pusat Rendah
4. Akibat Perawatan Tali pusat

Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian.


24

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual, maka yang menjadi pertanyaan penelitian

adalah :

1. Variabel

Bagaimanakah pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan tali pusat

pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah

Aceh Tahun 2011

2. Sub variabel

a. Bagaimanakah pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian perawatan

tali pusat pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2011

b. Bagaimanakah pengetahuan ibu primigravida tentang tujuan perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2011

c. Bagaimanakah pengetahuan ibu primigravida tentang cara perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2011

d. Bagaimanakah pengetahuan ibu primigravida tentang akibat perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2011


25

C. Definisi operasional

Alat Skala
NO Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur Ukur
1. pengetahuan Adalah segala sesuatu Angket. Angket dalam bentuk Ordinal  Tinggi,
Ibu yang diketahui ibu skala Guttman dengan 20 bila x ≥
primigravid primigravida tentang item pernyataan dengan 15,90
a tentang perawatan tali pusat pernyataan positif nilai ya  Rendah,
perawatan meliputi pengertian, 1dan Nilai tidak 0 dan bila x <
tali pusat tujuan, cara dan dampak pernyataan negatif nilai 15,90
perawatan tali pusat ya 0 dan nilai tidak 1.

Sub Alat Skala


NO Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Variabel Ukur Ukur
A Pengertian Adalah segala sesuatu Angket Angket dalam bentuk Ordinal  Tinggi,
perawatan yang diketahui ibu skala Guttman dengan 5 bila x ≥
tali pusat primigravida tentang item pernyataan (1 s/d 5 ) 4,28
definisi perawatan tali dengan pernyataan positif  Rendah,
pusat nilai ya 1dan Nilai tidak 0 bila x <
. dan pernyataan negatif 4,28
nilai ya 0 dan nilai tidak
1.
B tujuan Adalah segala sesuatu Angket Angket dalam bentuk Ordinal  Tinggi,
perawatan yang diketahui ibu skala Guttman dengan 5 bila x ≥
tali pusat primigravida tentang item pernyataan ( 5 s/d 4,09
manfaat perawatan tali 10) dengan pernyataan Rendah,
pusat. positif nilai ya 1dan Nilai bila x <
tidak 0 dan pernyataan 4,09
negatif nilai ya 0 dan nilai
tidak 1.
C Cara Adalah segala sesuatu Angket Angket dalam bentuk Ordinal  Tinggi,
perawatan yang diketahui skala Guttman dengan 6 bila x ≥
tali pusat ibu primigravida item pernyataan ( 11s/d 4,03
tentang pelaksanaan 16 ) dengan pernyataan  Rendah,
perawatan tali pusat. positif nilai ya 1dan Nilai bila x <
tidak 0 dan pernyataan 4,03
negatif nilai ya 0 dan nilai
tidak 1.
D Akibat Adalah segala sesuatu Angket Angket dalam bentuk Ordinal  Tinggi,
perawatan yang diketahui ibu skala Guttman dengan 4 bila x ≥
tali pusat primigravida tentang item pernyataan ( 17 s/d 3,5
keuntungan dan 20 ) dengan pernyataan  Rendah,
kerugian dari perawatan positif nilai ya 1dan Nilai bila x
tali pusat tidak 0 dan pernyataan <3,5
negatif nilai ya 0 dan nilai
tidak 1.

Tabel 3.1 Definisi Operasional


26

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu mendeskripsikan

(memaparkan) tentang gambaran atau peristiwa yang terjadi pada masa kini yang

dilakukan secara sistematis ( Notoatmodjo, 2005 ).

Penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan Ibu primigravida tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di poli kebidanan RSIA Pemerintah Aceh

Tahun 2011 (Data Sekunder, 2011)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Notoatmodjo ( 2005 ), populasi adalah keseluruhan objek penelitian

atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu primigravida di poli

kebidanan rumah sakit ibu dan anak Pemerintah Aceh yang berjumlah rata-rata 32

ibu primigravida perbulan yang peneliti peroleh pada saat survey awal di poli

kebidanan rumah sakit ibu dan anak Pemerintah Aceh Tahun 2011 (Data skunder

Mei 2011).

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo ( 2005 ), sampel adalah sebagian yang diambil dari

keseluruhan objek yang diteliti Penelitian ini menggunakan teknik total sampling,
27

yaitu seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai sampel penelitian yang berjumlah

32 orang, data ini peneliti peroleh pada saat survey awal di poli kebidanan RSIA

Pemerintah Aceh Tahun 2011.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah

Aceh karena merupakan rumah sakit yang paling sering dikunjungi oleh ibu

hamil sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 15-19 Juli 2011.

D. Alat Pengukuran Data

Alat pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dalam

bentuk skala skala guttman yang terdiri dari :

1. Bagian A merupakan data demografi yang meliputi kode responden, tanggal

pengisian, umur, alamat, pendidikan terakhir.

2. Bagian B merupakan lembar angket dalam bentuk skala guttman yang terdiri

dari 20 item pernyataan yang berhubungan dengan perawatan tali pusat pada

bayi baru lahir yang terbagi dalam 4 sub variabel antara lain :

a) Untuk mengukur sub variabel pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir terdiri dari 5 item pernyataan yaitu
28

no. 1, 2, 3, 4, 5, dengan pernyataan positif no. 1, 2, 3, 4, dan pernyataan negatif

no. 5 dengan nilai untuk pernyataan positif jika ya 1 dan tidak 0 , pernyataan

negatif jika nilai ya 0 dan tidak 1.

b) Untuk mengukur sub variabel pengetahuan ibu primigravida tentang tujuan

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir terdiri dari 5 item pernyataan yaitu

no. 6, 7, 8, 9, 10 dengan pernyataan positif no.6, 7, 8, 9 dan pernyataan negatif

no. 10 dengan nilai untuk pernyataan positif jika ya 1 dan tidak 0 , pernyataan

negatif jika nilai ya 0 dan tidak 1.

c) Untuk mengukur sub variabel pengetahuan ibu primigravida tentang cara

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir yang terdiri dari 6 item pernyataan

yaitu no.11, 12, 13, 14, 15, 16 dengan pernyataan positif no.11,12, 13, 14, 15,

dan pernyataan negatif no. 16 dengan nilai untuk pernyataan positif jika ya 1

dan tidak 0 , pernyataan negatif jika nilai ya 0 dan tidak 1.

d) Untuk mengukur sub variabel pengetahuan ibu primigravida tentang akibat

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir yang terdiri dari 4 item pernyataan

yaitu no. 17,18, 19, 20 dengan pernyataan positif no.17, 18, 19 dan pernyataan

negatif no. 20 dengan nilai untuk pernyataan positif jika ya 1 dan tidak 0 ,

pernyataan negatif jika nilai ya 0 dan tidak 1.


29

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk prosedur dalam pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara

bertahap, yaitu :

1. Tahap Persiapan

Dilakukan sesuai dengan prosedur administrasi yang berlaku,

yaitu memperoleh izin untuk dilakukannya penelitian dari Direktur Akademi

Keperawatan Kesdam IM Banda Aceh, kemudian meminta izin dari Kepala poli

kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh demi kelancaran dan

keberhasilan penelitian ini.

2. Tahap Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan izin dari Direktur Akademi Keperawatan Kesdam IM

Banda Aceh, dan izin dari poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah

Aceh kemudian peneliti mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan tersebut

adalah data primer dengan menggunakan angket dalam bentuk skala Guttman yang

telah disusun untuk mengetahui informasi yang ingin diketahui sesuai dengan

tujuan peneliti. Peneliti memberitahukan maksud dan tujuan dari penelitian ini

kepada responden selanjutnya peneliti memberikan lembaran permohonan menjadi

responden. Setiap ibu primigravida yang setuju menjadi responden

menandatangani lembaran persetujuan menjadi responden. Peneliti menjelaskan

tata cara pengisian angket, peneliti kemudian memberikan lembaran angket dan

responden mengisikan jawaban dari angket yang telah dibagikan, kemudian

peneliti mengumpulkan kembali untuk diteliti kelengkapannya. Selama


30

pengumpulan data, peneliti tetap mendampingi responden selama pengisian angket

dan menjawab pertanyaan responden terhadap hal-hal yang kurang jelas serta tidak

memberikan pendapat atau mempengaruhi responden.

F. Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data langkah selanjutnya yang

harus dilakukan oleh peneliti adalah pengolahan data secara manual dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Editing

Melakukan pengecekan terhadap data yang telah terkumpul yang meliputi

kelengkapan identitas dan jawaban yang diberikan oleh responden dan

mengkoreksi kesalahan kesalahan dalam pengisian, pada saat mendapatkan data

kuesioner yang tidak lengkap peneliti langsung menanyakan kepada responden.

Hasil dari pengecekan tidak didapatkan kesalahan pada pengisian kuisioner.

2. Coding

Memberikan kode berupa nomor yang dimulai dari 01 sampai 32, hal ini

dilakukan untuk menghindari kesalahan dan memudahkan pengolahan data.

3. Transfering

Kuisioner yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai dari responden

pertama ( 01 ) hingga responden yang terakhir ( 32 ) untuk dimasukkan kedalam

tabel sesuai dengan sub variabel yang diteliti yaitu tentang pengetahuan ibu
31

primigravida tentang perawatan tali pusat meliputi pengertian, tujuan, cara dan

akibat perawatan tali pusat .

4. Tabulating

Mengelompokkan data sesuai dengan kategori yang telah dibuat berdasarkan

variabel dan subvariabel. Selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi

frekuensi untuk menghitung nilai total pada setiap kolom dari tabel yang berisi

data dari hasil penelitian.

G. Analisa Data

Analisa data univariat menggunakan teknik statistik deskriptif dalam

bentuk persentase untuk masing-masing sub variabel dengan terlebih dahulu

menggunakan jenjang ordinal ( Notoatmodjo, 2005 ).

Untuk menentukan nilai rata-rata x dengan menggunakan rumus :

Σx
x=
n

Keterangan :

x = Means ( rata-rata )

Σx = Total nilai

n = Jumlah sampel

Hasil pengumpulan data diolah dengan menggunakan acuan patokan.

Apabila ya diberi nilai 1 dan bila tidak diberi nilai 0 dengan kategori tingkat

pengetahuan ditentukan sebagai berikut :


32

1. Tinggi, bila x ≥ 15,90.

2. Rendah, bila x < 15,90.

Setelah semua data terkategori peneliti mentabulasikan dan melakukan

analisa dengan menggunakan uji persentase sederhana yaitu dengan

menggunakan rumus ( Budiarto, 2002 ).

fi x 100%
P=
n

Keterangan :

P = Persentase

fi = Frekuensi teramati

n = Jumlah sampel

100% = Bilangan tetap


33

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai tanggal 15 Juli s/d 19 Juli 2011 di

Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh pada 32 orang ibu

primigravida dengan total sampling yang telah ditetapkan dengan menggunakan alat

ukur kuesioner dalam bentuk skala Gutmann 20 item pernyataan. Pada saat penelitian

ini peneliti dibantu oleh satu orang enumerator. Dalam kuisioner tersebut mengukur

tentang subvariabel diantaranya pengertian, tujuan, cara dan dampak perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir. Peneliti mendampingi responden pada saat pengisian

kuisioner dan menjelaskan isi pernyataan yang kurang jelas. Dibawah ini adalah

tabel-tabel distribusi frekuensi hasil penelitian yang berjudul pengetahuan ibu

primigravida tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2011, maka diperoleh hasil

sebagai berikut :

1. Data Demografi

a. Umur
b. Pekerjaan
c. Pendidikan Terakhir
d. Usia kehamilan
34

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Ibu primigravida Berdasarkan Umur, pekerjaan,
pendidikan terakhir dan usia kehamilan di Poli Kebidanan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh
Tahun 2011 ( n = 32 )
No Identitas Frekuensi Persentase (%)

1 Umur
1. < 20 tahun 0 0%
2. 20-35 tahun 32 100%
3. ≥ 35 tahun 0 0%
Jumlah 32 100%
2 Pekerjaan
1. Bekerja 3 9,38%
2. Tidak bekerja 29 90,62%
Jumlah 32 100 %
3 Pendidikan terakhir
1. Pendidikan dasar 5 15,63%
2. Pendidikan menengah 23 71,87%
3. Pendidikan Tinggi 4 12,50%
Jumlah 32 100 %
4Usia kehamilan
1. Trimester I ( 1-3 bulan ) 8 25%
2. Trimester II ( 4-6 bulan) 7 21,88%
3. Trimester III ( 7-9 bulan ) 17 53,12%
Jumlah 32 100 %

Sumber : Data Primer ( Diolah, Juli 2011 ).

Berdasarkan tabel 5.1 diatas didapatkan distribusi frekuensi umur ibu

primigravida di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh

Tahun 2011 semua responden berumur 20-35 tahun sebanyak 32 orang (100

%), Distribusi frekuensi pekerjaan mayoritas adalah tidak bekerja sebanyak 29

orang (90,62 %), hasil distribusi frekuensi pendidikan terakhir rata rata adalah
35

SMA sebanyak 23 orang (71,87%), distribusi frekuensi usia kehamilan

mayoritas adalah trimester III sebanyak 17 orang (53,12%).

2. Hasil Pengumpulan Data.

Data mentah mengenai Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perawatan

Tali Pusat di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh

dapat dilihat pada lampiran tabel rekapitulasi jawaban ( lihat lampiran 5 ).

Dalam pengolahan hasil penyebaran kuisioner pada 32 orang responden untuk

Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perawatan Tali Pusat di Poli Kebidanan

Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh, peneliti menampilkan tabel

distribusi frekuensi yang sekaligus mengkategorikan pengetahuan pengertian,

tujuan, cara dan akibat perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dalam kategori

tinggi dan rendah.

a. Pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan tali pusat pada bayi


baru lahir di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2011.

Hasil penelitian secara umum pengetahuan Ibu primigravida tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu

dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2011 didapatkan hasil pengumpulan data

dengan total nilai (∑x) = 509 dan rata-rata (x) = 15,90. Selanjutnya nilai

responden dikategori pada kriteria tinggi apabila nilai x ≥ 15,90 dan kategori

rendah apabila nilai x < 15.90 Hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :


36

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu primigravida Tentang Perawatan Tali
Pusat pada Bayi Baru Lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit
Ibu dan Anak Pemerintah Aceh
Tahun 2011 ( n = 32 )

No Kategori Frekuensi ( f ) Persentase ( %


1 Tinggi 23 71,88 %
2 Rendah 9 28,12 %
Jumlah 32 100 %
Sumber : Data Primer ( Diolah, Juli 2011 ).

Berdasarkan tabel 5.2 diatas didapatkan bahwa distribusi frekuensi

pengetahuan Ibu primigravida tentang perawatan tali pusat pada bayi baru

lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun

2011 berada pada kategori pengetahuan tinggi yaitu 23 orang ( 71,88 % ).

Sedangkan secara khusus untuk setiap subvariabel hasil penelitian adalah

sebagai berikut :

1) Pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian perawatan tali pusat


pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh Tahun 2011

Hasil penelitian pengetahuan Ibu primigravida tentang pengertian

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu

dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2011 didapatkan hasil pengumpulan data

dengan total nilai (∑x) = 137 dan rata-rata ( x ) = 4,28. Selanjutnya nilai

responden dikategori pada kriteria tinggi apabila nilai x ≥ 4,28 dan kategori

rendah apabila nilai x < 4,28. Hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat

pada tabel dibawah ini


37

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu primigravida Tentang
Pengertian Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir
di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah AcehTahun 2011 ( n = 32 )

No Kategori Frekuensi ( f ) Persentase ( %


1 Tinggi 18 56,25 %
2 Rendah 14 43,75 %
Jumlah 32 100 %
Sumber : Data Primer ( Diolah, Juli 2011 ).

Berdasarkan tabel 5.3 diatas didapatkan bahwa distribusi frekuensi

pengetahuan Ibu primigravida tentang pengertian perawatan tali pusat pada

bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah

Aceh Tahun 2011 rata-rata berada pada kategori pengetahuan tinggi yaitu 18

orang (56,25%)

2) Pengetahuan ibu primigravida tentang tujuan perawatan tali pusat


pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh Tahun 2011

Hasil penelitian Pengetahuan Ibu primigravida tentang tujuan

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu

dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2011 didapatkan hasil pengumpulan data

dengan total nilai (∑x) = 131 dan rata-rata ( x ) = 4,09. Selanjutnya nilai

responden dikategori pada kriteria tinggi apabila nilai x ≥ 4,09 dan kategori

rendah apabila nilai x < 4,09. Hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :


38

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu primigravida Tentang Tujuan
Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di Poli Kebidanan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh
Tahun 2011 ( n = 32 )

No Kategori Frekuensi ( f ) Persentase ( %


1 Tinggi 13 40,63 %
2 Rendah 19 59,37 %
Jumlah 32 100 %
Sumber : Data Primer ( Diolah, Juli 2011 ).

Berdasarkan tabel 5.4 diatas didapatkan hasil bahwa distribusi

frekuensi pengetahuan Ibu primigravida tentang tujuan perawatan tali pusat

pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2011 berada pada kategori pengetahuan rendah

yaitu 19 orang ( 59,37 %).

3) Pengetahuan ibu primigravida tentang Cara perawatan tali pusat pada


bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh Tahun 2011

Hasil penelitian pengetahuan Ibu primigravida tentang cara perawatan

tali pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2011 didapatkan hasil pengumpulan data dengan

total nilai (∑x)= 129 dan rata-rata (x) = 4,03. Selanjutnya nilai responden

dikategori pada kriteria tinggi apabila nilai x ≥ 4,03 dan kategori rendah

apabila nilai x < 4,03. Hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :
39

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu primigravida Tentang Cara
Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di Poli Kebidanan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh
Tahun 2011 ( n = 32 )

No Kategori Frekuensi ( f ) Persentase ( %


1 Tinggi 8 25 %
2 Rendah 24 75 %
Jumlah 32 100 %
Sumber : Data Primer ( Diolah, Juli 2011 ).

Berdasarkan tabel 5.5 diatas didapatkan data bahwa distribusi

frekuensi pengetahuan Ibu primigravida tentang cara perawatan tali pusat

pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2011 berada pada kategori pengetahuan rendah

yaitu 24 orang (75 %).

4) Pengetahuan ibu primigravida tentang akibat perawatan tali pusat


pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh Tahun 2011

Hasil penelitian pengetahuan Ibu primigravida tentang dampak

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu

dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2011 didapatkan hasil pengumpulan data

dengan total nilai (∑x)= 112 dan rata-rata ( x ) = 3,50. Selanjutnya nilai

responden dikategori pada kriteria tinggi apabila nilai x ≥ 3,50 dan kategori

rendah apabila nilai x < 3,50. Hasil pengkategorian tersebut dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :


40

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu primigravida Tentang Akibat
Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir di Poli Kebidanan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh
Tahun 2011 ( n = 32 )

No Kategori Frekuensi ( f ) Persentase ( %


1 Tinggi 17 53,13 %
2 Rendah 15 46,87 %
Jumlah 32 100 %
Sumber : Data Primer ( Diolah, Juli 2011 ).

Berdasarkan tabel 5.6 diatas didapatkan bahwa distribusi frekuensi

pengetahuan Ibu primigravida tentang akibat perawatan tali pusat pada bayi

baru lahir di poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh

Tahun 2011 berada pada kategori pengetahuan tinggi yaitu 17 orang

(53,13%).

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang telah

didapatkan serta dianalisa berdasarkan konsep teoritis yang ada mengenai

pengetahuan secara umum dan khusus meliputi pengertian, tujuan, cara dan akibat

perawatan tali pusat di poli kebidanan rumah sakit ibu dan anak pemerintah aceh

tahun 2011, sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu primigravida secara umum tentang perawatan tali


pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 yang di peroleh dari 32

responden, didapatkan bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang


41

perawatan tali pusat berada pada kategori tinggi yaitu 23 orang ( 71,88 % ).

Keadaan ini menunjukkan bahwa kemampuan ibu primigravida untuk

mengetahui pengertian, tujuan, cara dan dampak perawatan tali pusat pada

bayi baru lahir di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh Tahun 2011

sudah dalam kategori tinggi.

Hasil penelitian ini seperti yang pernah di lakukan oleh Maop (2008)

dengan judul Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan tali Pusat Pada Bayi baru

lahir di Kelurahan Muara Pinang Kota Sibolga Tahun 2008 dimana jumlah

responden 30 orang menunjukan rata-rata pengetahuan Ibu tentang Perawatan

tali Pusat Pada Bayi baru lahir berada pada kategori tinggi sebanyak 21 orang

(70 %), sedangkan pada kategori rendah sebanyak 12 orang (30%). Hal ini

disebabkan karena faktor informasi dimana di Kelurahan Muara Pinang Kota

Sibolga sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang perawatan tali pusat

pada bayi baru lahir.

Menurut asumsi peneliti tingginya pengetahuan ibu primigravida

tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di karenakan oleh faktor

informasi yang didukung oleh seringnya ibu primigravida memeriksakan

kehamilannya sehingga memudahkan dalam menerima informasi baik

langsung maupun tidak langsung.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Notoadmotjo (2003) bahwa

informasi yang di peroleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi, maka ia akan


42

cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Sumber informasi adalah

segala sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi yang

merangsang pikiran dan keamanan. Informasi yang diperoleh

baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media

massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.

Setelah bayi dilahirkan, tali pusat dipotong karena sudah tidak lagi

berfungsi sebagai alat penghantar makanan. Pangkal tali pusat yang berwarna

putih, bening, dan mengkilat baru putus setelah bayi berusia sekitar 1 sampai

3 minggu. Biasanya tali pusat yang belum putus akan membuat bayi rewel

karena tidak nyaman. Bayi merasa sakit bila tali pusatnya yang masih lembap

itu tersentuh. Karena itu, tali pusat perlu mendapat perawatan (Sinsin, 2008).

Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang

menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat

dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan akan terhindar dari

infeksi tali pusat (IKA, 2005).

a) Pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian perawatan tali


pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan
Anak Pemerintah Aceh

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.3 dapat

dilihat bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian perawatan


43

tali pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan

Anak Pemerintah Aceh dilihat dari distribusi frekuensi yang paling

banyak adalah kategori pengetahuan tinggi yaitu 18 orang (56,25%).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maop

(2008) dengan judul Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan tali Pusat Pada

Bayi baru lahir di Kelurahan Muara Pinang Kota Sibolga Tahun 2008

dengan jumlah responden 30 orang berada pada kategori tinggi sebanyak

25 orang (83,33 %), sedangkan pada kategori rendah sebanyak 5 orang

(16,67 %). Hal ini disebabkan karena faktor informasi dimana di

Kelurahan Muara Pinang Kota Sibolga sudah pernah mendapatkan

penyuluhan tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.

Menurut asumsi peneliti tingginya pengetahuan ibu primigravida

tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dipengaruhi oleh faktor

pendidikan dimana mayoritas responden berpendidikan menengah

(SMA).

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Notoadmotjo (2003) bahwa

pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan prilaku

pengajaran, sehingga pendidikan itu perlu mempertimbangkan umur

(proses perkembangan) dan hubungan dengan proses belajar, tingkat

pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi

yang baru. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam menentukan


44

kualitas manusia. Dengan pendidikan, manusia di anggap akan

memperoleh pengetahuan dan implikasinya. Semakin tinggi pendidikan

hidup manusia akan semakin berkualitas, perubahan yang cepat dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat di butuhkan orang

yang berpengetahuan. Orang tersebut akan semakin mudah untuk

menerima dan akan cenderung mendapatkan informasi baik dari orang

lain maupun dari media massa.

Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat

yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian

tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan akan

terhindar dari infeksi tali pusat (IKA, 2005).

Perawatan tali pusat adalah perawatan yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya perdarahan, infeksi dengan cara membersihkan luka.

Dikatakan saluran kehidupan karena saluran ini yang selama 9 bulan 10

hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali pusat yang

menempel diperut bayi akan mengering dan biasanya akan terlepas

sendiri dalam waktu 1-3 minggu (Saifuddin, 2001)

b) Pengetahuan ibu primigravida tentang tujuan perawatan tali pusat


pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.4 dapat

dilihat bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang tujuan perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
45

Pemerintah Aceh dilihat dari distribusi frekuensi adalah kategori rendah

yaitu 19 orang (59,37).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setya

(2010) dengan penelitian yang berjudul pengetahuan ibu nifas tentang

perawatan tali pusat pada bayi baru lahir di Puskesmas Cipanas kabupaten

Cianjur Tahun (2010) dengan jumlah responden 30 orang menunjukan

rata-rata pengetahuan ibu nifas tentang tujuan perawatan tali pusat berada

pada kategori rendah sebanyak 16 orang (53,33 %), sedangkan pada

kategori tinggi sebanyak 14 orang (46,67 %). Hal ini disebabkan karena

ibu nifas di wilayah tersebut belum pernah mendapatkan informasi

tentang perawatan tali pusat.

Menurut asumsi peneliti rendahnya pengetahuan ibu primigravida

tentang tujuan perawatan tali pusat di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu

dan Anak Pemerintah Aceh dipengaruhi oleh faktor kurangnya

pengalaman, dimana semua responden ( 100 % ) belum pernah

mempunyai anak.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Notoadmotjo (2007) bahwa

pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengalaman seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan

yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar


46

bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas

pengalaman seseorang, maka akan semakin tinggi pengetahuan dan

trampil melakukan pekerjaan serta semakin sempurna pola berpikirnya

dalam melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya

penyakit tetanus pada bayi baru lahir, mempercepat proses pengeringan

tali pusat, mempercepat terlepasnya tali pusat, penyakit ini disebabkan

karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat,

baik dari alat steril, obat–obatan, bubuk atau daun–daun yang ditaburkan

ketali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Rahma, 2011).

Tujuan dari perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi

dan meningkatkan pemisahan tali pusat dari perut. Dalam upaya untuk

mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan, banyak zat yang berbeda

dan kebiasaan-kebiasaan yang telah digunakan untuk perawatan tali pusat

ini. Hanya dari beberapa penggunaannya yang telah dipelajari dengan

baik. Zat-zat seperti triple dye, alkohol dan larutan chlorhexidine sepintas

lalu dianggap mencegah infeksi namun ditemukan belum bekerja dengan

baik. Selain itu, ketika para ibu merawat bayi mereka di dalam kamar

mereka daripada di dalam ruang perawatan, tingkat infeksi tali pusat

terendah terjadi (Hasselquist, 2006)


47

c) Pengetahuan ibu primigravida tentang cara perawatan tali pusat


pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.5 dapat

dilihat bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang cara perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh dilihat dari distribusi frekuensi yang paling banyak

adalah kategori pengetahuan rendah yaitu 24 orang (75 %).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Risma (2009) dengan judul pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang cara

perawatan tali pusat di klinik Permata Desa Sidodadi Kecamatan Air Batu

dengan jumlah responden 30 orang menunjukan rata-rata pengetahuan ibu

hamil tentang cara perawatan tali pusat berada pada kategori rendah

sebanyak 23 orang (76,67 %), sedangkan pada kategori tinggi sebanyak 7

orang (23,33 %). Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan

dimana rata-rata responden berpendidikan SD.

Menurut asumsi peneliti rendahnya pengetahuan ibu primigravida

tentang cara perawatan tali pusat dipengaruhi oleh faktor kurangnya

pengalaman, dimana semua responden belum pernah melihat atau

melakukan perawatan tali pusat karena ini merupakan kehamilan pertama

bagi responden.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Notoadmotjo (2007) bahwa

pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk


48

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengalaman seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan

yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar

bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas

pengalaman seseorang, maka akan semakin tinggi pengetahuan dan

trampil melakukan pekerjaan serta semakin sempurna pola berpikirnya

dalam melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Menurut Eveline (2010) perawatan tali pusat yang harus

diketahui oleh ibu untuk mencegah terjadinya infeksi Tetanus

Neonatorum yaitu usai dimandikan, bukalah dengan hati-hati

pembungkus talu pusatnya, bersihkan secara perlahan daerah sekitar tali

pusat dengan cotton bud atau kapas bulat-bulat yang telah dibasahi

alcohol, Selipkan kain kasa yang telah dilipat itu dibawah tali pusat bayi

lalu lilitkan mengelilingi tali pusatnya hingga semua bagian tertutup rapi,

Tutup dengan menempelkan plester khusus bayi pada perutnya.

d) Pengetahuan ibu primigravida tentang akibat perawatan tali pusat


pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.6 dapat

dilihat bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang akibat perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
49

Pemerintah Aceh dilihat dari distribusi frekuensi adalah kategori tinggi

yaitu 17 orang (53,13%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh Sulistya (2004) dengan judul pengetahuan ibu hamil tentang

perawatan tali pusat di Puskesmas Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya

dengan jumlah responden 40 orang menunjukan rata-rata pengetahuan ibu

hamil tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir berada pada

kategori tinggi sebanyak 28 orang (70 %), sedangkan pada kategori

rendah sebanyak 12 orang (30 %). Faktor yang menyebabkan

pengetahuan ibu hamil tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir

berada pada kategori tinggi menurut Sulistya dipengaruhi oleh faktor

pendidikan dimana rata-rata responden berpendidikan S1.

Menurut asumsi peneliti tingginya pengetahuan ibu primigravida

tentang akibat perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dipengaruhi oleh

faktor lingkungan dan pendidikan, dimana responden pernah mendengar

tentang perawatan tali pusat dari orang-orang disekitarnya dan didukung

oleh tingkat pendidikan responden yang rata-rata berpendidikan

menengah ( SMA ).

Hal ini seperti yang di kemukakan oleh Notoadmotjo (2003)

bahwa lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan berpengaruh yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

prilaku orang atau kelompok. Lingkungan alam maupun lingkungan asal


50

seperti keluarga, teman, guru, dan masyarakat yang mempengaruhi secara

langsung maupun secara tidak langsung. Notoadmojo juga mengatakan

pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Seseorang

dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya.

Apabila tali pusat dirawat dengan baik, bayi akan sehat dengan

kondisi tali pusat bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusat pupus

lebih cepat yaitu antara hari ke 5-7 tanpa ada komplikasi (IKA, 2005).

Apabila tali pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-kuman bisa

masuk sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan penyakit Tetanus

Neunatorum. Penyakit ini adalah salah satu penyebab kematian bayi yang

terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah 220.000 kematian bayi, sebab

masih banyak masyrakat yang belum mengerti tentang cara perawatan tali

pusat yang baik dan benar (Dinkes RI, 2005)


51

C. Keterbatasan Penelitian

Menurut Burn dan Grove (1991) dalam Nursalam (2001), keterbatasan

adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian yang di hadapi peneliti.

Keterbatasan adalah sesuatu hal yang terpaksa tidak terpenuhi ( tidak dapat

dilakukan) karena situasi dan kondisi yang ada bukan karena kemalasan peneliti,

ketiadaan dana, atau sempitnya waktu. Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat

keterbatasan yaitu penelitian ini hanya bersifat deskriftif saja bukan eksperimen,

tetapi hasil yang diperoleh sudah cukup untuk dijadikan sebagai dasar teori bagi

peneliti selanjutnya.
52

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Poli Kebidanan Rumah Sakit

Ibu dan Anak Pemerintah Aceh pada tanggal 15 – 19 Juli 2011, dari 32 responden

dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan tali

pusat pada bayi baru lahir di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh Tahun 2011 berada pada kategori pengetahuan tinggi yaitu 23

orang ( 71,88 % ). Sedangkan secara khusus untuk setiap subvariabel hasil

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian perawatan tali pusat pada

bayi baru lahir berada pada kategori pengetahuan tinggi yaitu 18 orang

(56,25%).

2. Pengetahuan ibu primigravida tentang tujuan perawatan tali pusat pada bayi

baru lahir berada pada kategori pengetahuan rendah yaitu 19 orang

(59,37%).

3. Pengetahuan ibu primigravida tentang cara perawatan tali pusat pada bayi

baru lahir berada pada kategori pengetahuan tinggi sebanyak 24 orang

(75%).
53

4. Pengetahuan ibu primigravida tentang dampak perawatan tali pusat pada

bayi baru lahir berada pada kategori pengetahuan tinggi yaitu 17 orang

(53,13%).

B. Saran

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

dan pengalaman peneliti serta dapat dijadikan dasar dalam melakukan

penelitian bagi peneliti dimasa yang akan datang.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah bahan

bacaan bagi mahasiswa / mahasiswi Akademi Keperawatan Akper Kesdam IM

Banda Aceh untuk penelitian selanjutnya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi ibu primigravida

dalam mengurangi angka terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru lahir.

4. Diharapkan kepada pihak poli kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh agar dapat memberikan masukan dalam perencanaan upaya

peningkatan pengetahuan tentang perawatan tali pusat.

5. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat agar dapat melanjutkan

penelitian yang lebih mendalam tentang persepsi ibu primigravida tentang

perawatan tali pusat.

Anda mungkin juga menyukai