A. Latar Belakang
komperhensif kepada individu, keluarga atau masyarakat yang what maupun sakit
den aktualisasi diri. Makhluk hidup dapat terns den berusaha untuk tetap bertahan
mempunyai keunggulan ruh den otak dibandingkan dengan makhluk yang lain, pun
kebutuhan yang paling dasar. Kebutuhan fisiologis Udara segar (O 2), air (H2O) den
elektrolit, makanan, pengeluaran zat sisa, tidur, istirahat, latihan, kebersihan den
apabila asupan oksigen kedalam tubuh berkurang make akan terjadi hipoksia
Efeknya pads setiap pasien harus dikaji dengan cermat. Kelebihan oksigen dapat
menimbulkan efek toksik pada paru-paru dan sistem saraf pusat atau dapat
menurunkan ventilasi, sebagai contoh pada pasien dengan penyakit paru obstruktif
1
menahun (PPOM), rangsangannya untuk pernapasan adalah penurunan oksigen dalam
darah bukan peningkatan kadar karbon dioksida (PaCO 2) yang akhimya mengarah
pada kematian akibat nekrosis Carbon Dioksida dan Asidosis (Brunner & Suddarth,
2001).
kombusi (mudah terbakar), selalu terdapat bahaya api ketika penggunaan oksigen
terapi oksigen juga potensial sebagai sumber infeksi silang bakteri dan karenanya
selang harus sering di ganti, tergantung pada kebijakan pengendalian infeksi dan jenis
dilakukan dengan hati-hati maka akan dapat mengancam jiwa (Diktat Pelatihan
therapi 02 harus diobservasi oleh perawat untuk mendeteksi adanya tanda-tanda dan
diobservasi untuk memastikan agar selang terpasang dan terfiksasi dengan baik.
Kanul nasal adalah alat sederhana yang dapat di masukkan ke dalam lubang
hidung untuk memberikan oksigen dan yang memungkinkan pasien untuk bernafas
melalui mulut atau hidungnya, alat ini tersedia untuk semua kelompok usia dan cocok
2
untuk penggunaan jangka panjang maupun pendek di rumah sakit atau di rumah.
Secara umum prosedur ini bertujuan untuk mengatasi hipoxemia atau hipoxia.
konsentrasi relatif rendah saaat kebutuhan oksigen minimal dan memberikan oksigen
yang tidak terputus saat pasien makan dan minum (Eni K, 2006).
Pasien dengan pemasang,an oksigen melalui kanul nasal akan lebih sering
akan di gunakan tidak di sterilkan atau desinfektan dengan tepat. Peningkatan jumlah
pasien dengan kerusakan daya tahan tubuh yang mengalami pnemonia yang di dapat
di rumah sakit berasal dari Basil Gram Negatif seperti klepsiella, pseudomonas,
anaerob, miko bakterium, bakteri dari spesies nokardial, klamida, jamur (Fungi) dan
agen parasitik juga dapat menyebabkan terjadinya pnemonia (Potter & Perry, 1994).
Glory Public Hospital yang ada di Inggris tergolong tinggi, yaitu berkisar 37,5% dari
keseluruhan jumlah pasien yang memerlukan perawatan. Dari jumlah itu yang
dilakukan pemasangan oksigen jenis Kanul Nasal mencapai 74,6 % dan pemasangan
oksigen melalui sungkup Oksigen (sungkup sederhana) lebih kurang 16,2 % dari
namun efek samping dari terapi oksigen juga masih dikeluhkan oleh pasien
disejumlah rumah sakit. Crhistille 1992, mengatakan dari hasil survey diperoleh
bahwa dari keseluruhan populasi pasien yang mendapat terapi oksigen, diperoleh
3
17,8% pasien mengeluh adanya efek samping dari pemakaian oksigen tersebut,
perut kembung dan 1,1% mengalami keracunan oksigen serta sebesar 2,6%
Menurut hasil observasi awal yang penulis dapatkan sebagian besar ruang
rawat inap yang menggunakan oksigen canula selalu membiarkan tabung humidifier
tetap berisi air walau saat tidak digunakan sehingga tabung tersebut menjadi kotor
Oksigen dengan Kanul Nasal di Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh”.
B. Rumusan Masalah
dalam tindakan pemasangan oksigen dengan Kanul Nasal di ruang rawat inap Rumah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi dan memperoleh gambaran pengetahuan perawat
dalam tindakan pemasangan oksigen dengan Kanul Nasal di ruang rawat inap
4
pemasangan oksigen dengan Kanul Nasal di ruang rawat inap Pelayanan
5
BAB III
A. Kerangka Kerja
tentang pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
tehradap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya) dan konsep pemasangan oksigen kanul berdasarkan teori dari Brunner &
Suddart (2001) dimana terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi
lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan dan Eni. K (2006)
mengatakan kanula nasal merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2
kontinu dengan aliran 1-6 L/mnt dengan konsentrasi O2 sama dengan kateter nasal.
Untuk lebih jelasnya kerangka konsep tersebut dapat dilihat pada skema berikut :
6
B. Pertanyaan Penelitian
1. Pertanyaan Umum
Bagaimanakah gambaran pengetahuan perawat dalam penerapan tindakan
pemasangan oksigen kanul nasal di ruang rawat inap rumah sakit Kesdam
7
BAB IV
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu hanya menggambarkan
ruang rawat inap Rumah Sakit Kesdam Tingkat III Banda Aceh tahun 2010.
8
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth (2001), Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta, EGC.
Porry Potter, (1994), Fundamental of Nursing Concept, dan Practice USA MU Sbu
Year Book.