Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KONTROL PROSES WASTE WATER TREATMENT

PT DENSO INDONESIA

BEKASI

Disusun sebagai
Salah satu syarat kelulusan
Tahun Pelajaran 2016/2017

OLEH:
Alya Adianta
NIS:148380

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN R.I.


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMTI
YOGYAKARTA
2016

i
SURAT PENGANTAR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh:

PT DENSO INDONESIA

Jl. Kalimantan Blok E1-2, Kw Industri MM2100, Cikarang Barat, Bekasi

Pada tanggal: Desember 2016

Mengetahui Menyetujui
HRD, Pembimbing,

Joko Sutoro Z. Deny Firmansyah

HR Section Manager Waste Water Treatment

iii
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PKL

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh :

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMTI YOGYAKARTA

Jalan Kusumanegara No.03, Yogyakarta, Indonesia

Pada tanggal : Januari 2016

Mengetahui Menyetujui
Kepala Sekolah, Pembimbing,

Dra. Tri Ernawati, M.Si Adi Kuncoro


NIP. 19580421 199103 2 001 NIP. 19850729 200911 1 002

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam terkirim kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabat-NYA, sehingga Laporan Magang Industri
di PT Denso Indonesia dapat terselesaikan.

Penyusunan Laporan Magang Industri di PT Denso Indonesia merupakan


salah satu syarat mengikuti ujian akhir tahun pelajaran 2016/2017 di Sekolah
Menengah Kejuruan SMTI Yogyakarta. Dalam penulisan laporan ini, penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, belum tentu laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Tri Ernawati, M.Si selaku kepala Sekolah Menengah Kejuruan


SMTI Yogyakarta.
2. Bapak Hartoyo selaku pemimpin perusahaan PT Denso Indonesia
Bekasi.
3. Bapak Joko Sutoro, selaku HR Section Manager PT Denso Indonesia
Bekasi.
4. Bapak Agustino Kurniawan, selaku HRD PT Denso Indonesia Bekasi.
5. Bapak Eddy Machmud selaku Manager Department Facility.
6. Bapak Denny Firmansyah selaku Waste Water Treatment Handling.
7. Bapak Junaibut dan Bapak Muktar selaku pempimbing lapangan yang
telah banyak memberikan bimbingan serta saran yang membantu penulis
selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
8. Bapak Adi Kuncoro selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL)
di Sekolah Menengah Kejuruan SMTI Yogyakarta yang telah
memberikan petunjuk dalam penyusunan laporan ini.
9. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Denso Indonesia khususnya
Department Facility yang telah memberi bantuan serta bimbingan dalam
melaksanakan Praktek Kerja Industri (PKL).

vi
10. Orang tua dan keluarga atas doa, dukungan, dan semangat yang
diberikan kepada penulis.
11. Dan semua pihak yang membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.

Penyusun berharap atas saran dan kritikan yang membangun demi


kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT
membalas segala kebaikan kepada seluruh pihak yang membantu dalam
penyelesaian laporan ini. Akhir kata, Terima Kasih dan penyusun berharap agar
laporan prakerin ini dapat berguna dimasa yang akan datang.

Bekasi, Oktober 2016

Penyusun

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
SURAT PENGANTAR PKL ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PKL ....................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
INTISARI....................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Tujuan PKL......................................... 1


B. Tujuan PKL ......................................................................... 2
C. Ruang Lingkup Perusahaan................................................. 4
D. Sistematika Pengumpulan Data .......................................... 5

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan ................................................................ 6


B. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................... 7
C. Filosofi, Visi, dan Misi Perusahaan .................................... 9
D. Kebijakan Mutu Perusahaan ............................................... 9
E. Lokasi Perusahaan/Intansi ................................................ 10
F. Struktur Organisasi dan Personal ...................................... 11
G. Tata Tertib Perusahaan ..................................................... 12

BAB III PELAKSANAAN PKL

A. Dasar Teori Limbah .......................................................... 14


B. Bahan Baku Pengolahan .................................................. 19
C. Peralatan yang digunakan ................................................ 21

viii
D. Prosedur Waste Water Treatment .................................... 24
E. Data Percobaan ................................................................. 29

BAB IV PEMBAHASAN

A. Proses Waste Water Treatment ......................................... 34


B. Proses Pengolahan Limbah Sludge (Lumpur)...................35
C. Analisa Parameter Air Hasil Proses WWT ....................... 35

BAB V PENUTUP

A. . Kesimpulan ...................................................................... 40
B. Saran-saran ...................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel1. Perkembangan PT Denso Indonesia .................................................... 7

Tabel2. Hasil Proses Waste Water Treatment Bulan Oktober 2016 ............... 29

Tabel3. Hasil Proses Waste Water Treatment Bulan November 2016 ........... 30

Tabel4. Pengecekan Parameter Air Hasil Proses WWT Bulan Oktober ........ 32

Tabel5. Pengecekan Parameter Air Hasil Proses WWT Bulan November ..... 33
Tabel6. Perbandingan Hasil dengan Standar MM2100, Keputusan

Negara Lingkungan Hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 dan SK

Gubernur Jawa Barat No. 66 Thn 1999 .......................................................... 36

Tabel7. Fluktuasi Nilai Parameter Limbah Cair Hasil Proses WWT ............. 44

Tabel8. Rekapitulasi Monitoring Parameter Limbah ...................................... 45

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Struktur Organisasi Facility Department ....................................... 12

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Diagram Alir Waste Water Treatment ........................................................ 43

Fluktuasi Nilai Parameter Limbah Cair Hasil Proses WWT ...................... 44

Rekapitulasi Monitoring Parameter ............................................................ 45

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No.66


Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair ............................................ 46

Lembar Kegiatan Harian ............................................................................ 47

xii
INTISARI
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan tentang
proses pengolahan limbah, tidak hanya itu magang juga bertujuan untuk
mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya di PT Denso Indonesia. Pelaksaaan
magang industry dilakukan pada tanggal 3 Oktober s.d 31 November 2016 di PT
Denso Indonesia.
Selama 2 bulan ditempatkan pada bagian Waste Water Treatment
“Facility”. Tugas kesehariannya yaitu Kontrol Proses Waste Water Treatment,
melakukan Analisa Parameter air limbah hasil proses WWT, dan menjalankan
Alat Filter Press.Waste Water Treatment bertujuan untuk mengolah limbah cair
yang berupa campuran Oil & Fat Normal dan Campuran Oil & Fat Renewal. Air
limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran
MM2100. Kawasan MM2100 memiliki kebijakan bahwa air limbah yang dibuang
oleh perusahaan harus memenuhi syarat parameter yang telah ditentukan.
Parameer tersebut yaitu : pH(5 – 9), TDS(<4000), H2S(<0,1), COD(<500),
Flouride(<3). Dari proses pengolahan limbah cair tersebut, Waste Water
Treatment juga menghasilkan limbah lain berupa lumpur (sludge) hasil dari
pengendapan dan pemisahan Oil & Fat dari air yang diproses. Limbah lumpur
tersebut juga diolah terlebih dahulu menggunakan alat filter press sebelum
dikirim ke pihak khusus yang sudah memiliki izin dari pemerintah untuk
mengolah limbah sludge.
Pengoperasian WWT ini biasanya dilakukan secara manual maupun
automatis. Setiap proses pengolahannya, limbah cair dari proses produksi masuk
ke bak input berdasarkan jenisnya lalu limbah cair tersebut melewati
seperangkat alat proses pengolahan limbah yang pada akhirnya air hasil
pengolahan tersebut akan ditampung pada Tangki T-901. Setelah itu hasil yang
diperoleh dicek langsung dengan menganalisis parameter – parameter yang ada
di PT Denso Indonesia. Diagram alir proses pengolahan limbah cair WWT PT
Denso Indonesia terdapat pada lampiran.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan SMTI Yogyakarta merupakan
lembaga pendidikan yang akan mencetak tenaga terampil dan ahli dalam
berbagai bidang teknologi industri. Salah satu pengalaman yang berharga
dan merupakan ciri khas pendidikan ini adalah adanya program kurikulum
sekolah Praktik Kerja Lapangan (Magang).
Di era globalisasi ini, industry di Indonesia berkembang pesat,
mulai dari industry rumah tangga ke industri yang besar.Maka dari itu
diperlukan tenaga-tenaga professional dibidangnya. Agar tenaga
professional dapat terwujud, salah satu cara adalah dengan melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan(Magang).
Arti penting Praktik Kerja Lapangan (Magang) bagi siswa pada
umumnya merupakan kegiatan dalam usaha menambah pengalaman
kepada siswa sebagai calon tenaga professional dan juga merupakan syarat
kelulusan di Sekolah Menengah Teknologi Industri sehingga harus
ditempuh oleh setiap siswa.
Setelah selesai, siswa juga dituntut untuk membuat laporan
mengenai seluruh kegiatan dan data-data yang diperoleh selama Praktik
Kerja Lapangan (Magang).

1
2

B. Tujuan
Adapun tujuan dari Magang Industri ini adalah:
1. Latihan Kerja
Dengan Praktik Kerja Lapangan(Magang) siswa dilatih bekerja
sesuai jam kerja di Perusahaan/instansi. Siswa diharap dapat
berperan sebagai pekerja yang bertanggungjawab dibidangnya.
a. Bidang Keahlian : Kimia
b. Program Keahlian : Kimia Industri
2. Latihan Penyesuaian Lingkungan Kerja
Selama Praktik Kerja Lapangan (Magang) siswa akanberinteraksi
langsungdengan pimpinan maupun karyawan, sehingga
mempunyai pengalaman dalam hal bekerja sama dengan rekan
kerja.
3. Latihan Kedisplinan Sebagai Karyawan
a. Praktik Kerja Lapangan (Magang) merupakan wahana
pengenalan dan latihan mematuhi tata tertib atau peraturan
yang berlaku di Perusahaan/Industri.
b. Jika terjadi pelanggaran terhadap tata tertib/peraturan, dimohon
Perusahaan/Instansi memberikan teguran, sanki atau tindakan
lainnya serta mencantumkan hal tersebut dalam lembar
penilaian, sehingga sekolah dapat memberikan pembinaan lebih
lanjut.
4. Melihat, mengamati, memahami, mempraktikkan, mengaplikasikan
dasar-dasar analisis kimia di Perusahaan serta dapat memecahkan
suatu masalah di Perusahaan tempat melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (Magang).
Selain itu siswa diharapkan dapat :
a. Meningkatkan kemampuan siswa terhadap kondisi nyata
perusahaan di bidang Research and Development yang meliputi
proses analisis produk, pengendalian mutu produk, sistem
Kesehatan Keselamatan Kerja serta bidang manajemen yang
3

meliputi Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen


Kualitas, Pemasaran, dan Sistem informasi manajemen.
b. Menambah wawasan tentang informasi serta melatih pola pikir
siswa untuk dapat menggali permasalahan, yang kemudian
akan dianalisa dan dicari penyelesaian secara integral
komprehensif.
c. Memperluas wawasan umum siswa tentang orientasi
pengembangan teknologi dimasa yang akan datang sehingga
diharapkan dapat menyadari realitas yang ada antara teori yang
diberikan dibangku sekolah dengan tugas yang dihadapi
dilapangan.
d. Memberikan solusi terhadap masalah yang ada di tempat.
5. Latihan Penyusunan Laporan
Semua data yang diperoleh selama Praktik Kerja Lapangan
(Magang) diolah dan dituangkan dalam laporan kerja atau
karyailmiah, dengan tujuan:
a. Siswa memiliki keterampilan dalam hal menulis
laporan.
b. Melatih siswa menuangkan bahasa laporan secara
tertulis.
c. Melatih siswa bertanggungjawab terhadap apa yang
dikerjakannya.
Dalam hal ini siswa diberi tugas:
1) Membuat laporan kegiatan harian dan Lembar Kerja
selama Praktik Kerja Lapangan (Magang) dengan
pengesahan pembimbing dari Perusahaan/Instansi.
2) Membuat Laporan Praktik Kerja Lapangan
(Magang) atas nama perorangan yang diahkan oleh
pihak Perusahaan/Instansi.
4

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam laporan ini adalah:
1. Aspek Kontrol Proses Waste Water Treatment
2. Aspek Analisa Parameter Air Hasil Proses WWT
3. Aspek Pengolahan Limbah Sludge (Lumpur)
4. Aspek Maintenance Proses

D. Waktu dan Pelaksanaan Magang Industri


Tanggal : 3 Oktober 2016 – 30 November 2016
Tempat : PT Denso Indonesia

E. Metodologi
Pada magang ini metode yang digunakan daam memperoleh data adalah
dengan cara :
1. Observasi
Merupakan pengamatan dan pancatatan secara sistematis mengenai
fenomena-fenomena yang diteliti.
Dalam penelitian hal-hal yang diamati adalah proses reaksi dalam
suatu proses.
2. Wawancara
Merupakan wawancara kedua orang atau lebih untk memperoleh
informasi atau data penelitian.
Dalam penelitian ini responden yang diwawancarai adalah :
a. Assistance Section Manager bagian Facility
b. Karyawan PT Denso Indonesia
3. Eksperimen
Adalah melakukan percobaan atau analisa langsung terhadap proses
pengolahan limbah di Perusahaan.
4. Study literature
Adalah penggunaan buku panduan atau buku laporan yang digunakan
sebagai acuan penyusunan laporan Magang Industri ini.
5

F. Sitematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan meliputi :
1. Pendahuluan
Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang, tujuan Magang Industri,
ruang lingkup, waktu dan tempat pelaksanaan Magang Industri,
sistematika pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan.
2. Gambaran Umum Perusahaan
Pada gambaran umum perusahaan mengulas tentang sejarah
perkembangan perusahaan dan struktur oranisasi.
3. Proses Pengolahan Limbah bagian ini menjelaskan tentang bagaimana
limbah dari pabrik dapat diolah sehingga memenuhi standar baku mutu
yang sudah ditentkan oleh pemerintah.
4. Penutup
Pada bagian ini diberikan kesimpulan-kesimpulan dan saran selama
melaksanakan Magang Industri, mengenai apa yang harus ditingkatkan
dan dipertahankan oleh PT Denso Indonesia
5. Daftar Pustaka
Mencantumkan beberapa sumber yang digunakan sebaga literature
pembuatan laporan Magang Industri.
6. Lampiran
Tambahan data maupun informasi yang belum dilukiskan di dalam isi
laporan dan dilampirkan di bagian akhir laporan.
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN/INSTANSI

A. Profil Perusahaan

PT DENSO INDONESIA merupakan perusahaan joint venture


antara DENSO CORPORATION dan PT Astra International di dalam
grup PT Astra Otoparts Tbk., yang bergerak dibidang manufaktur
komponen otomotif, dengan produknya seperti Spark Plug, Car/Bus/Truck
AC, Radiator, Filter, Magneto, dan lain-lain.
Berdiri tahun 1975 di Sunter, Jakarta Utara, kini sudah berkembang
menjadi sebuah Group Company yang dinamai DENSO INDONESIA
GROUP dengan jumlah total karyawannya di awal tahun 2015 sudah
mencapai 6100 karyawan.

Dalam operasionalnya sehari-hari, PT Denso Indonesia kini


berkembang menjadi sebuah grup perusahaan yang bernama Denso
Indonesia Group. Dalam operasional hariannya, grup ini membagi diri
menjadi 4 perusahaan berbeda, yaitu PT Denso Indonesia, PT Denso Sales
Indonesia, PT TD Automotive Compressor Indonesia, dan PT Hamaden
Indonesia Manufacturing. Selain di Sunter, sekarang grup ini juga
berlokasi di Kawasan M2100 Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

DENSO INDONESIA GROUP terdiri dari 4 perusahaan, yakni :

1. PT DENSO INDONESIA
2. PT DENSO SALES INDONESIA
3. PT HAMADEN INDONESIA MANUFACTURING
4. PT TD AUTOMOTIVE COMPRESSOR INDONESIA

Sesuai dengan salah satu pilar yang ada dalam DENSO Spirit, PT
DENSO INDONESIA selalu mengutamakan kualitas dan kepuasan
pelanggan dalam setiap produknya. Selain itu, produk DENSO juga

6
7

memperhatikan kelestarian dan keramahan lingkungan. Produk DENSO


selain didistribusikan di dalam negeri, juga diekspor. Adapun tujuan
Ekspornya mencakup benua Asia, Australia, Eropa bahkan Amerika.

B. Sejarah Singkat Perusahaan


PT.Denso Indonesia adalah sebuah PMA (Penanam Modal Asing )
yang merupakan usaha patungan Jepang dan Indonesia yang berpotensi
dalam pembuatan suku cabang kendaraa seperti : Pendingin Udara , Busi
dan sebagainya.
Sejarah Berdirinya PT. Denso Indonesia berawal pada November
1973 merupakan persetujuan dari BKPM, bulan Desember 1973
perstujuan kerjasama antara perusahaan swasta Jepang dan Indonesia,
bulan Desember 1973 persetujuan presiden, bulan Februari 1975 dengan
modal awal US$ 5.650.000,- dan memiliki dua buah pabrik di Sunter,
Jakarta Utara seluas 37.848 m2 dan di Bekasi seluas 100.000 m2 dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 1523 orang. Pada bulan Juni 1976
konstruksi diresmikan, bulan April 1977 konstruksi siap.
PT. Denso Indonesia telah menerima penghargaan sebagai
penyelamat lingkungan oleh Pemerintah DKI Jakarta pada tahun 1985 saat
memperluas bidang usahanya.
Denso adalah merek intenasional sehingga produknya dibuat
banyak negara hubungan setiap kantor cabangnya sangat erat dan saling
mendukung. Hal ini sangat penting untuk memberikan pelayanan yang
lengkap dan menjangkau konsumennya diseluruh dunia.
Secara rincian berdirinya PT Denso Indonesia akan
dipaparkan,menurut bulan dan tahun perkembangannya, yaitu sebagai
berikut :
Tabel2. Perkembangan PT Denso Indonesia
November 1973 Persetujuan BKPM
Desember 1973 Persetujuan Kerja Sama
November 1974 Persetujuan Presiden
8

Februari 1975 Ijin dari Menteri Perindustrian


Mei 1975 Berdirinya Perusahaan
Juni 1976 Konstruksi diresmikan
April 1977 Konstruksi Telah Siap
Februari 1978 Produksi Radiator dan Pendingin Udara
Juni 1979 Produksi Busi dan Penyimpanan (Filter)
Udara
Januari 1988 Produksi Sistem Pendingin Udara (AC)
Bus , Unit Pergerakkan Motor (Stater),
Unit Pengatur Arus (Alternator)
April 1988 Produksi Tabung Cadangan Air Radiator
Juni 1988 Produksi Air Pencuci Kaca (Washing Tank
, Klakson, Penyaring (Filter) Bahan Bakar
November 1991 Produksi Kompersor
Agustus 1995 Awal Pembangunan Pabrik Cibitung
Juni 1996 Penyelesaian Konstruksi
Juli 1996 Produksi Dimulai
Mei 1997 Mendirikan PT..HAMADEN INDONESIA
Juli 1998 Mendapatkan Sertifikat ISO 9001 (Qualit
Managemnt System )
Desember 1998 Mendapatkan Setifikat ISO 14001 (Sistem
Manajemen Lingkungan )
Juli 1999 Produksi Idle Speed Control Valve
Juni 2000 Mendapatkan Sertifikat QS 9001
2004 Berubah Dari PT DENSO INDONESIA
CORPORATION Menjadi PT DENSO
INDONESIA
November 2004 Mendirikan DENSO SALES INDONESIA
Agustus 2008 Ekspansi Pabrik ke Cibitung
9

Selain memiliki jaringan di Indonesia dan Jepang, Denso juga


meliputi Amerika, Eropa, Australia, Thailand, Filipina, Malaysia dan
masih banyak lagi serta kantor-kantor pemasaran terbesar diseluruh dunia.
PT. Denso Indonesia juga merupakan salah satu dari Component
Group milik Astra International, Inc. Pada saat ini telah memproduksi 13
macam Produk, yaitu : Radiator, Tank, Washer tank, AC mobil, AC bus,
Air Filter, Fuel Filter, Stater Alternator, Horn dan Compresor AC.

C. Filosofi , Visi dan Misi Perusahaan


1. Filosofi
a. Menjadi milik bangsa yang sangat bermanfaat bagi bangsa dan
negara
b. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan
c. Saling menghargai dan membina kerja sama
d. Berusaha mencapai yang terbaik
2. Visi
“ Consideration and Fulfillment”
3. Misi
“Contributing to a better world by creating value together with a vision
for future”

D. Kebijakan Mutu PT. Denso Indonesia


Untuk meningkatkan produktifitas dan semangat kerja para
karyawannya, PT. Denso Indonesia memiliki beberapa motto dan slogan
yang merupakan semangat besar Denso untuk memberikan yang terbaik
kepada para pelanggannya, motto-motto dan slogan-slogan tersebut
dikenal sebagai kebijakan mutu diantaranya sebagai berikut :
10

Kebijakan Mutu

1. “Tsukuranai”, mencegah terjadinya barang cacat


2. “Nagasanai”, mencegah terjadinya perpindahan barang cacat
3. “Yokotenkai”, berbagai pengalaman untuk mencegah terjadinya barang
cacat
Slogan Perusahaan

“Kami membuat produk Denso terbaik di ASEAN”

Slogan Kualitas

1. Patuh terhadap slogan kerja


2. Lapor kepada atasan bila ada kondisi abnormal
3. Lupa dan ragu dapat membuat barang cacat
4. Cegah mengalirnya barang cacat
5. Jangan pakai barang yang tidak bermutu

E. Lokasi Perusahaan/Instansi
1. Head office
Jl. Gaya Motor I No. 6 Sunter II, Tanjung Priok, Jakarta 14330,
Indonesia.
2. Factory
PT Denso Indonesia
Jl Kalimantan Blok E1-2, Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat,
Bekasi 17520
Telp:(021) 8980303, Fax:(021) 8980605
3. Denso 3rd Plant
Jl. Selayar III Blok K2, Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat,
Bekasi 17845, Jawa Barat, Indonesia.
11

F. Struktur Organisasi PT Denso Indonesia

Organisasi PT. Denso Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden


Direktur dan seorang Wakil Presiden Direktur. Melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dibantu oleh beberapa direktur seperti tertera dibawah
ini :

a. Direktur Keuangan : 1) Manager keuangan

b. Direktur Pemasaran : 1) Manager Pemasaran

c. Direktur Produksi : 1) Manager Produksi

2) Manager Pembelian

3) Manager Utility

d. Direktur Operasional: 1) Manager Personalia

2) Manager EDP

Khususnya Manager Produksi membawahi beberapa manager seksi


untuk jelasnya dapat dilihat pada struktur organisasi PT. Denso Indonesia
(terlampir).

Untuk operasional di factory Bekasi, dilaksanakan oleh general


manager yang membawahi beberapa seksi, yaitu :

a. Seksi compressor
b. Seksi CAR AC
c. Produksi control
d. Distributor
e. General affair
f. Maintenance
12

G. STRUKTUR ORGANISASI FACILITY DERPARTEMENT

DIRECTUR

ASISTANT GENERAL
MANAGER

SECTION MANAGER

ASISTANT SECTION ASISTANT SECTION


MANAGER MANAGER

SUPERVISOR

BUILD & STRUC FAC SUPPORT PLANT OPERTION A

WWT PLANT OPERTION B

ADMINISTRATION

Gambar1. Stuktur Organisasi Facility Department

H. Tata Tertib PT DENSO INDONESIA

Demi kelancaran dan ketertiban di dalam bekerja maka setiap


karyawan PT. DENSO INDONESIA wajib mematuhi semua peraturan dan
tata tertib yang telah ditetapkan dan berlaku di perusahaan, baik itu tata
tertib umum maupun tata tertib dalam bekerja. Adapun tata tertib dan
disiplin kerja yang telah ditetapkan perusahaan antara lain adalah sebagai
berikut :
13

a. Pekerja wajib mentaati semua ketentuan mengenai tata tertib.


b. Pekerja wajib mentaati perintah atasannya, sejauh perintah tersebut
diberikan dengan sah.
c. Pekerja wajib menjaga ketertiban, kebersihan dan keserasian di lingkungan
perusahaan.
d. Pekerja wajib hadir tepat waktu ditempat kerja pada hari kerja kecuali
mempunyai alasan yang sah untuk tidak hadir, jika tidak hadir tanpa alasan
yang sah dianggap mangkir dan dapat dikenakan sanksi berupa
pemotongan hak cuti dan atau surat peringatan.
e. Pekerja dilarang memanipulasi dan menggunakan fasilitas perusahaan
untuk kepentingan pribadi atau kelompok lain diluar kepentingan
perusahaan.
f. Pekerja harus mengenakan tanda pengenal perusahaan bila berada dalam
lingkungan perusahaan.
g. Pekerja wajib melakukan absensi pada saat masuk dan saat pulang kerja di
tempat-tempat yang ditetapkan oleh perusahaan.
h. Pekerja harus siap ditempat kerjanya 5 menit sebelum saat dimulainya jam
kerja.
i. Pekerja wajib merapikan dan mengamankan tempat kerjanya sebelum
meninggalkan tempat kerjanya tersebut.
j. Pada jam istirahat, kegiatan kerja dihentikan dan pekerja diberi
kesempatan beristirahat. Waktu istirahat tersebut dapat digunakan untuk
makan atau beribadah di tempat yang disediakan untuk maksud tersebut.
k. Pekerja wajib menggunakan alat-alat pelindung kerja, bila ketentuannya
harus demikian.
l. Pekerja wajib mematuhi peraturan-peraturan lain yang tidak tercantum
dalam ketentuan-ketentuan tersebut diatas.
BAB III

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

(WASTE WATER TREATMENT)

A. Dasar Teori
1. Pengertian Air Limbah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82


tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan
yang berwjud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga
(domestik) maupun industri (industri). Berikut merupakan definisi air
limbah dari berbagai sumber, sbb :

a. Limbah cair atau air buangan ( waste water ) dalah cairan buangan
yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri
maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

b. Kombinasi dari cairan atau air yang membawa buangan dari


perumahan, institusi, komersial, dan industri bersama dengan air
tanah, air permukaan, dan air hujan.

c. Kotoran dari masyarakat dan rumah tangga, industri, air


tanah/permukaan serta buangan lainnya (kotoran umum).

d. Cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan,


perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan
biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan/kehidupan manusia serta mengganggu
kelestarian lingkungan hidup.

14
15

e. Semua air/szat cair yang tidak lagi dipergunakan, sekalipun


kualitasnya mungkin baik.

2. Jenis Limbah Cair

a. Limbah cair industri


Limbah cair industri adalah buangan hasil proses/sisa dari
suatu kegiatan/usaha yang berwujud cair dimana kehadirannya
pada suatu saat dan tempat tidak dikehendaki lingkungannya
karena tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga cenderung untuk
dibuang. (Asmadi,2012)

b. Limbah Cair Domestik


Limbah cair domestik adalah hasil buangan dari
perumahan, bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana
sejenisnya. volume limbah cair dari daerah perumahan bervariasi,
dari 200 sampai 400 liter per orang per hari, tergantung pada tipe
rumah. Aliran terbesar berasal dari rumah keluarga tunggal yang
mempunyai beberapa kamar mandi, mesin cuci otomatis, dan
peralatan lain yang menggunakan air. Angka volume limbah cair
sebesar 400 liter/orang/hari bisa digunakan untuk limbah cair dari
perumahan dan perdagangan, ditambah dengan rembesan air tanah.

3. Karakteristik Limbah

Dalam menentukan karakteristik limbah maka ada tiga jenis sifat yang
harus diketahui yaitu :
a. Sifat Fisik
Sifat fisik suatu limbah ditentukan berdasarkan jumlah
padatan terlarut, tersuspensi dan total padatan, alkalinitas,
kekeruhan, warna, salinitas, daya hantar listrik, bau dan
16

temperature. Sifat fisik ini beberapa diantaranya dapat dikenali


secara visual tapi untuk mengetahui secara pasti maka digunakan
analis laboratorium.
b. Sifat Biologis
Bahan-bahan organik dalam air terdiri dari berbagai macam
senyawaan. Protein adalah salah satu senyawa kimia organik yang
membentuk rantai kompleks, mudah terurai menjadi senyawa-
senyawa lain seperti asam amino. Bahan yang mudah larut dalam
air akan terurai menjadi enzim dan bakteri tertentu. Bahan ragi
akan terfermentasi menghasilkan alkohol. Pati sukar larut dalam
air, akan tetapi dapat diubah menjadi gula oleh aktifitas
mikrobiologi. Bahan-bahan ini dalam limbah akan diubah oleh
mikroorganisme menjadi senyawa kimia yang sedrehana seperti
karbon dioksida dan air serta amoniak. ( Ginting,2006 )

c. Sifat Kimia
Karakteristik kimia air limbah ditentukan oleh BOD, COD,
dan logam-logam berat yang terkandung dalam air limbah.
1) BOD
Pemeriksaan BOD dalam limbah didasarkan atas reaksi oksidasi
zat-zat organis denga oksigen dalam air dimana proses tersebut
dapat berlangsung karena ada sejumlah bakteri. Diperhitungkan
selama dua hari reaksi lebih dari sebagian reaksi telah tercapai.
BOD adalah kebutuhan oksigen bagi sejumlah bakteri untuk
menguraikan ( mengoksidasikan ) semua zat-zat organic yang
terlarut maupun sebagai tersuspensi dalam air menjadi bahan
organic yang lebih sederhana. Nilai ini hanya merupakan jumlah
bahan organik yang dikonsumsi bakteri. Penguraian zat-zat organis
ini terjadi secara alami. Aktifnya bakteri-bakteri menguraikan
bahan-bahan organik bersamaan dengannya habis pula terkonsumsi
oksigen.
17

2) COD
Pengukuran kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk lain
pengukuran kebutuhan oksigen dalam limbah. Metode ini lebih
singkat waktunya dibandingkan dengan analisa BOD. Pengukuran
ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia dimana senyawa-
senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak dipecah secra
biokimia. Adanya racun atau logam tertentu dalam limbah
pertumbuhan bakteri akan terhalang dan pengukuran BOD menjadi
tidak realistis. Untuk mengatasinya lebih tepat menggunakan
analisa COD. COD adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat-zat anorganis dan organis sebagaiman pada
BOD. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat
anorganik.

3) Methan
Gas methan terbentuk akibat penguraian zat-zat organik dalam
kondisi anaerob pada air limbah. Gas ini dihasilkan lumpur yang
membusuk pada dasar kolam, tidak berdebu, tidak berwarna dan
mudah terbakar. Methan juga ditemukan pada rawa-rawa dan
sawah.

4) Keasaman air
Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman ditetapkan
berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air.
Air buangan yang mempunyai pH tinggi atau rendah menjadikan
air steril dan sebagai akibatnya membunuh mikroorganisme air
yang diperlukan untuk keperluan biota teetentu. Limbah air dengan
keasaman tinggi bersumber dari buangan yang mengandung asam
seperti air pembilas pada pabrik pembuatan kawat atau seng.
18

5) Alkalinitas
Tinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan air senyawa
karbonat,garam-garam hidrokisda, magnesium dan natrium dalam
air. Tingginya kandungan zat tersebut mengakibatkan kesadahan
dalam air. Semakin tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air
berbuih.

6) Lemak dan minyak


Kandungan lemak dan minyak yang terdapat dalam limbah
bersumber dari industri yang mengolah bahan baku mengandung
minyak bersumber dari proses klasifikasi dan proses perebusan.
Limbah ini membuat lapisan pada permukaan air sehingga
membentuk selaput.

7) Oksigen terlarut
Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD.
Semakin tinggi BOD semakin rendah oksigenterlarut. Keadaan
oksigen terlarut dalam air dapat menunjukkan tanda-tanda
kehidupan ikan dan biota dalam perairan. Semakin banyak
ganggang dalam air semakin tinggi kandungan oksigennya.

8) Logam-logam berat dan beracun


Logam berat pada umumnya adalah metal-metal seperti copper,
selter pada cadmium, air raksa, lead, chromium, iron dan nikel.
Metal lain yang juga termasuk metal berat adalah arsen, selenium,
cobalt, mangan, dan aluminium. Logam-logam ini dalam
konsentrasi tertentu membahayakan bagi manusia.
19

B. Bahan Proses Pengolahan Limbah WWT


1. Oil & Fat Renewal
Oil & Fat Renewal adalah air limbah yang berasal dari proses Die
Casting Compressor. Air limbah ini memiliki viskositas yang tinggi,
mengandung kadar oli 6000mg/l, dan memiliki nilai pH 8-12. Rata –
rata setiap harinya ada 14m3 volume Oil & Fat Renewal yang masuk
ke proses pengolahan limbah Waste Water Treatment.

2. Oil & Fat Normal


Oil & Fat Normal adalah air limbah yang berasal dari proses
Ultrasonic for flux M/C, Leaktest M/C, dan Washing flux M/C. Air
limbah ini memiliki viskositas yang rendah, mengandung kadar oli
200mg/l, memiliki nilai pH 8-9, dan mengandung kadar COD
400mg/l. Selain untuk diolah, air limbah Oil & Fat Normal ini juga
berfungsi sebagai campuran untuk pengolahan air limbah Oil & Fat
Renewal.

3. Asam Sulfat (H2SO4)


Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat.
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Pada proses Waste
Water Treatment asam sulfat digunakan sebagai pengatur pH yang
berfungsi untuk menurunkan pH air limbah yang diproses.

4. Natrium Hidroksida (NaOH)


Natrium Hidroksida (NaOH) senyawa bersifat basa anorganik.
Soda api larut dalam air, ethanol, dan methanol. Soda api mudah
mencair pada udara terbuka, karena memiliki sifat yang higroskopis,
dan mampu menurunkan kelembaban udara, serta mengadsorbsi
karbon dioksida (CO2) dari udara. NaOH yang digunakan pada proses
WWT merupakan NaOH cair dengan konsentrasi tinggi. Pada proses
20

Waste Water Treatment NaOH digunakan sebagai pengatur pH yang


berfungsi untuk menaikkan nilai pH air limbah yang diproses.

5. Poly Alumunium Chloride (PAC)


PAC adalah jenis bahan kimia yang fungsinya sama seperti tawas,
dimana PAC akan membentuk flokulasi dan partikel di dalam air, dan
mengikat kotoran untuk dibawa mengendap di dasar kolam/tangki.
Fungsi PAC pada proses WWT yaitu sebagai pengikat dan
penggumpal Oil yang masih terkandung dalam dalam air.

6. Polimer
Polimer merupakan suatu makromolekul atau disebut juga molekul
raksasa yang tersusun atas beberapa monomer (molekul-molukul kecil
yang sederhana). Molekul kecil/monomer yang menyusun polimer
dapat berupa senyawa berikatan rangkap maupun senyawa yang
memiliki gugus fungsional. Pada proses Waste Water Treatment
polimer digunakan untuk mengikat gumpalan – gumpalan Oil dan
molekul – molekul padat yang terkandung dalam air.

7. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and
temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak
zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas
dan banyak macam molekul organik. Pada proses Waste Water
Treatment air digunakan untuk campuran ketika terjadi proses yang
abnormal dan digunakan sebagai pembersih pada alat – alat proses.
21

8. Udara
Pada proses Waste Water Treatment udara adalah suatu bahan yang
sangat penting, karena banyak alat pada proses WWT yang tenaga
penggeraknya berasal dari udara bertekanan. Suplai udara untuk
proses WWT berasal dari Blower Room yang kemudian disalurkan ke
instalasi – instalasi alat yang membutuhkan suplai udara.

C. Peralatan yang digunakan


1. Oil & Fat Renewal Tank (T-101)
Oil & Fat Renewal Tank adalah tangki dengan kapasias 50m3 yang
berfungsi menampung limbah Oil & Fat Renewal sebelum dipompa ke
proses pengolahan lebih lanjut.
2. Oil & Fat Normal Tank (T-201)
Oil & Fat Normall Tank adalah tangki dengan kapasias 10m3 yang
berfungsi menampung limbah Oil & Fat Normal dan recycle dari
sebagian air hasil proses.
3. pH Control & Oil Separator (T-102)
Alat yang digunakan untuk tempat penurunan pH (pengasaman)
dengan bantuan H2SO4 dan untuk pemisahan antara air dan oli yang
tercampur dengan air tersebut. Tangki ini memiliki kapasitas maksimal
10m3.
4. pH Control Tank (T-202)
Tangki yang digunakan untuk pencampuran antara Oil & Fat
Normal dengan Oil & Fat Renewal. Selain itu di tangki ini juga
berfungsi unuk mengatur nilai pH supaya berada pada nilai 5,5 – 9
dengan bantuan NaOH dan H2SO4. Tangki ini memiliki kapasitas
1,6m3.
22

5. pH Control Tank (T-203)


pH control tank ini berfungsi sebagai tempat untuk mengatur nilai
pH supaya berada pada nilai 5,5 – 9 dengan bantuan NaOH dan
H2SO4. Tangki ini memiliki kapasitas 1,6m3.
6. Coagulation Tank (T-204)
Coagulation tank berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
penggumpalan partikel – partikel halus yang tidak dapat diendapkan
secara gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa
diendapkan dengan jalan menambahkan larutan polimer.
7. High Floater Tank (T-205)
High Floater Tank adalah tangki yang berfungsi untuk tempat
aerasi (pengalian udara) supaya terbentuk gelembung – gelembung dan
partikel padat tersapu kepermukaan, kemudian partikel tersebut akan
disapu ke sludge tank mengunakan baling – baling penyapu.
8. Treated Water Tank (T-206)
Treated Water Tank adalah tangki yang berfungsi sebagai
penampung air hasil proses pada High Floater Tank. Pada tangki ini
sudah tidak terdapat lapisan oli di permukaan air limbah.
9. pH Control Tank (T-408)
pH control tank ini berfungsi sebagai tempat untuk mengatur nilai
pH supaya berada pada nilai 5,5 – 9 dengan bantuan NaOH dan
H2SO4. Selain itu di tangki ini juga terjadi penambahan PAC yang
berfungsi untuk menjernihkan air. Tangki ini memiliki kapasitas
1,6m3.
10. pH Control Tank (T-409)
pH control tank ini berfungsi sebagai tempat untuk mengatur nilai
pH supaya berada pada nilai 5,5 – 9 dengan bantuan NaOH dan
H2SO4. Tangki ini memiliki kapasitas 1,6m3.
11. Coagulation Tank (T-2410)
Coagulation tank berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
penggumpalan partikel – partikel halus yang tidak dapat diendapkan
23

secara gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga bisa


diendapkan dengan jalan menambahkan larutan polimer. Tangki ini
memiliki kapasitas 1,6m3.
12. Settling Tank (T-411)
Settling Tank adalah tempat terjadinya pengendapat air limbah
yang telah bereaksi dengan PAC dan Polimer. Gumpalan yang ikut
terawa oleh air akan turun ke dasar tangki dan terjadi pengendapan.
Jadi settling tank ini menampung endapan lumpur dan juga air
sebelum dipompa ke proses tahap berikutnya. Tangki ini memiliki
kapasitas 47m3.
13. Sludge Tank
Sludge Tank merupakan tangki untuk menampung endapan lumpur
yang mengandung Oil dari Settling Tank dan High Floater Tank.
14. Filter Press
Filter Press adalah alat yang digunakan untuk mengolah limbah
sludge yang tertampung pada Sludge Tank. Prinsip kerja alat ini yaitu
lumpur dialirkan kedalam sekat – sekat filter lalu diberi tekanan 500
Pa dan dialirkan udara untuk memadatkan lumpur dan mengeringkan
limbah lumpur tersebut.
15. Dual Media Filter
Alat ini berupa tabung tertutup dengan 3 lapisan filter di dalamnya.
Lapisan paling bawah berupa filter dengan bentuk menyerupai ijuk,
filter tengah berupa susunan batu – batu khusus, dan yang paling atas
adalah pasir silica. Alat ini berfungsi menyaring air dari Settling Tank
supaya hasilnya lebih jernih. Dual media filter ini memiliki kapasitas
proses 12m3.
16. Neutralization Tank
Tangki ini berfungsi sebagai tempat untuk mengatur nilai pH
supaya berada pada nilai 6 – 9 dengan bantuan NaOH dan H2SO4.
Tangki ini memiliki kapasitas 2,5m3.
24

17. Treated Water Tank (T-901)


Tangki ini merupakan tempat penampungan akhir air hasil proses
Waste Water Treatment. Terdapat 3 tangki penampungan akhir yaitu
T-901 A, T-901 B, dan T-901 B. Pada tangki ini, air hasil proses dicek
parameternya sebelum air dibuang ke MM2100 (apabila hasil
parameter memenuhi standar)
18. Blower & Kompresor
Alat ini berfungsi sebagai penyuplai udara untuk seluruh instalasi
WWT yang membutuhkan tekanan udara.
19. Panel Conrol
Alat ini berfungsi sebagai pengatur proses WWT. Panel untuk
menjalankan seluruh instalasi proses WWT maupun untuk
menghentikan proses.
20. Spectroquant Colorimeter Move 100
Alat ini digunakan untuk pengecekan parameter nilai H2S, COD,
dan nilai Fluor pada air hasil proses WWT.
21. pH meter dan TDS meter
Alat ini digunakan untuk pengecekan parameter nilai pH, suhu, dan
nilai TDS ada air hasil proses WWT.

D. Proses Waste Water Treatment


1. Proses Pengolahan Limbah Oil and Fat
a. Melakukan pengecekkan pada T-101 harus berisi air limbah
renewal minimal 3m3 dan T-201 minimal berisi air limbah normal
minimal 10m3.
b. Menjalankan blower & kompresor dengan menekan tombol start
di Blower Room.
c. Menjalankan Filter Discharge Line & Oil Waste Line dengan
menekan tombol start di Control Room.
d. Menghidupkan pompa untuk mengalirkan air limbah (Normal :
Menjalankan Batch Waste Treated P-102 pada Local Panel 02 ;
25

Renewal : Menjalakan Oil & Fat Normal P-201 pada Local Panel
01
e. Mengatur aliran air limbah yang akan masuk ke proses WWT
dengan mengatur bukaan valve. ( Normal : 1 m3/h dan Renewal :
5 m3/h)
f. Mengalirkan Polimer dengan menekan tombol start pada Local
Panel 09 ( Polimer Pump A & Polimer Pump C)
g. Mengalirkan PAC dengan cara menekan tombol start pada Local
Panel 09 pada bagian PAC Pump C
h. Melakukan pengecekan pada proses lapangan untuk memastikan
bahwa PAC dan Polimer sudah mengalir.
i. Pada Local Panel 06A diatur dengan aturan :
1) pH Control Tank Agitator : Auto
2) Coagulation Tank Agitator : Auto
3) Settling Tank Reducer : Auto
4) Drain Pump : Auto
j. Pada Local Panel 06B diatur dengan aturan :
1) High Floater Tank Reducer : Auto
2) High Pressure Pump : Auto
3) Neutralization Tank Agitator : Auto
k. Membuka valve aerasi pada High Floater Tank
l. Menjalankan Dual Media Filter dengan menekan tombol start di
Conrol Room dan menghidupkan pompa
m. Membuka valve pengisian pada Tangki 901 A/B/C dan
menghidupkan pompa pengisian tangki tersebut.
n. Menunggu pengisian Tangki 901 (Penampung air hasil proses)
hingga penuh.
o. Melakukan pengecekan parameter air limbah hasil proses pada
tangki 901 A/B/C
p. Mengalirkan (membuang) air limbah hasil proses ke saluran
MM2100
26

1) Prosedur pembuangan :
a) Memastikan hasil pengecekan parameter memenuhi
standar pemerintah.
b) Membuka valve pembuangan ke saluran MM2100 dan
valve saluran untuk recycle.
c) Menjalankan pompa output dengan menekan tombol start
pada panel kontrol.
d) Menunggu hingga air pada Tangki 901 telah habis
terpompa (2-3 jam)
e) Mematikan pompa output Tangki 901.
f) Menutup valve pembuangan ke MM2100 dan valve
recycle.
2. Pengolahan Limbah Sludge (Lumpur)
a. Memasang jumbo bag pada bagian output sludge hasil filter press.
b. Menonaktifkan tombol Emergency Stop.
c. Mengatur waktu proses,
1) Feed Pump 1 : 0,7 Hours
2) Feed Pump 2 : 0,7 Hours
3) Squuezing : 0,7 Hours
4) Blowing : 0,7 Hours
d. Memastikan Shifter telah mencapai limit switch.
e. Menjalankan Hidraulic Ram dengan cara memutar switch ke arah
REV.
f. Memutar switch Filtration ke arah Auto dan menjalankannya
dengan menekan tombol start.
g. Menunggu proses Filter Press ±3jam dan alarm akan berbunyi.
h. Mematikan alarm dengan menekan tombol Alarm Reset.
i. Membuka Drip Tray dengan memutar switch ke arah Open.
j. Memutar switch Hidraulic Ram ke arah FRD untuk
membuka/menghentikan proses pengepresan.
27

k. Memutar switch Shifter ke arah SIN dan menjalankannya dengan


menekan tombol start sampai shifter mencapai limit switch.
l. Memutar switch Shifter ke arah CON dan menjalankanya dengan
menekan tombol start.
m. Shifter akan bergerak untuk membuka media filter satu persatu.
n. Selama shifter membuka media filter, sludge hasil filter press
yang menempel di media filter dijatuhkan ke saluran output
menggunakan sekop kusus.
o. Memastikan semua sludge hasil filter press masuk ke jumbo bag.
p. Menonaktifkan Drip Tray, Shifter, Hidraulic Ram, dan Feed
Pump dengan cara memutar tombol switch ke arah OFF
kemudian menekan tombol Emergency Stop.
3. Pengecekan Parameter Air Limbah Hasil Proses WWT
a. Pengeceken Nilai pH
1) Mengambil air hasil proses pada tangki 901 A/B/C
menggunakan gayung
2) Memasukkan 100 ml air hasil proses tersebut kedalam gelas
beaker
3) Memasukkan elektroda sensor pH meter ke dalam gelas beaker
4) Menyalakan pH meter
5) Melihat hasil pengukuran di layar
6) Mencatat hasil pengukuran
7) Membersihkan sensor pH meter menggunakan aquades dan
dilap dengan tisu

b. Pengukuran Nilai TDS


1) Memasukkan 250 ml air yang akan diuji ke dalam gelas ukur
2) Memastikan TDS meter dalam kondisi baik
3) Membesihkan sensor TDS meter mengunakan aquades
4) Memasikan TDS meter dalam kondisi bersih dan kering
5) Memastikan angka di layar TDS meter di angka nol (0)
28

6) Memasukkan TDS meter ke dalam gelas beaker yang berisi air


hasil proses
7) Melihat hasil pengukuran pada layar TDS meter
8) Mencatat hasil pengukuran
9) Membersihkan sensor TDS meter menggunakan auquades

c. Pengukuran Nilai Flouride (F)


1) Memasukkan 5 ml air yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
2) Menambahkan reagen F-1K sebanyak 1 sendok takar ke dalam
tabung reaksi
3) Tabung reaksi dikocok hingga semua larutan dalam tabung
tercampur merata
4) Memasukkan tabung reaksi ke dalam alat Spectroquant
Colorimeter Move 100
5) Menekan kode untuk pengukuran flouride (Shift+222)
6) Melihat hasil pengukuran pada layar dan mencatatnya

d. Pengukuran Nilai COD (Chemical Oxyde Demand)


1) Mengambil reagen COD 114541
2) Memasukkan 5ml air yang akan diuji ke dalam reagen
3) Reagen dikocok hingga larutan d dalamnya tercampur merata
4) Memasukkan reagen ke dalam oven
5) Menyalakan oven dengan mengatur suhu 1500 C selama 2 jam
6) Mengeluarkan reagen dari dalam oven dan ditempatkan ada
tempat terbuka hingga suhu reagen sesuai dengan suhu ruangan
7) Memasukkan reagen ke dalam alat Spectroquant Colorimeter
Move 100
8) Menekan kode untuk pengukuran COD (Shift+163)
9) Melihat hasil pengukuran pada layar
10) Mencatat hasil pengukuran
29

e. Pengukuran Nilai H2S


1) Mengambil reagen S-1
2) Meuangkan 1 tetes reagen S-1 ke dalam tabung reaksi
3) Mengambil reagen S-2
4) Meuangkan 5 tetes reagen S-2 ke dalam tabung reaksi
5) Mengambil reagen S-3
6) Meuangkan 5 tetes reagen S-3 ke dalam tabung reaksi
7) Memasukkan 10 ml air yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
8) Mengaduk larutan tersebut supaya tercampur merata
9) Memasukkan gelas reaksi tersebut ke dalam alat Spectroquant
Colorimeter Move 100
10) Menekan kode untuk pengukuran H2S (Shift+450)
11) Melihat hasil pengukuran pada layar
12) Mencatat hasil pengukuran

E. Data Percobaan
1. Hasil Waste Water Treatment Bulan Oktober 2016

JULAH
TANGGAL LAMA
NO PEMAKAIAN CHEMICAL AIR YANG
PROSES PROSES
DIPROSES

NaOH H2SO4 POLYMER PAC

1 1 – 10 - 2016

2 2 – 10 – 2016

3 3 - 10 – 2016 19 H - - 3200 L 190 L 70 M3

4 4 - 10 – 2016 19 H - - 3400 L 170 L 95 M3

5 5 - 10 – 2016 19 H 50 L - 3200 L 190 L 85 M3

6 6 - 10 – 2016 19 H - - 3300 L 200 L 100 M3

7 7 - 10 – 2016 8H - - 1700 L 90 L 20 M3

8 8 - 10 – 2016 4H - - 200 L 20 L -

9 9 – 10 – 2016
30

10 10 - 10 – 2016 19 H 60 L 30 L 3200 L 180 L 55 M3

11 11 - 10 – 2016 19 H - - 3200 L 190 L 80 M3

12 12 - 10 – 2016 19 H 20 L 3500 L 170 L 110 M3

13 13 - 10 – 2016 19 H - 50 L 3500 L 190 L 90 M3

14 14 - 10 – 2016 16 H 20 L - 3000 L 160 L 85 M3

15 15– 10 – 2016

16 16– 10 – 2016

17 17 - 10 – 2016 19 H 5L - 3400 L 190 L 110 M3

18 18 - 10 – 2016 19 H - - 3500 L 200 L 80 M3

19 19 - 10 – 2016 16 H 15 L 50 L 3000 L 150 L 75 M3

20 20 - 10 – 2016 16 H 10 L - 3000 L 180 L 80 M3

21 21 - 10 – 2016 17 H 50 L - 3100 L 180 L 90 M3

22 22 - 10 – 2016 8H - 20 L 1500 L 70 L 20 M3

23 23 - 10 - 2016

24 24 - 10 – 2016 19 H 50 L 30 L 3000 L 180 L 95 M3

25 25 - 10 - 2016 19 H 20 L - 2900 L 170 L 80 M3

26 26 - 10 - 2016 19 H - - 2800 L 150 L 80 M3

27 27 - 10 - 2016 16 H - - 2700 L 150 L 80 M3

28 28 - 10 - 2016 16 H - - 190 L 55 M3

29 29 - 10- 2016

30 30 - 10 - 2016 8H 5L 10 L 1500 L 70 L 40 M3

31 31 - 10 - 2016

TOTAL 305 L 190 L 61.800 L 3.630 L 1.675 M3

2. Hasil Waste Water Treatment Bulan November 2016

PEMAKAIAN CHEMICAL JULAH


TANGGAL LAMA
NO AIR YANG
PROSES PROSES NaOH H2SO4 POLYMER PAC
DIPROSES
1 1 - 11 - 2016 19 H 20 L 40 L 3000 L 180 L 100 M3

2 2 - 11 - 2016 19 H 10 L 50 L 3000 L 190 80 M3

3 3 - 11 - 2016 17 H - - 3000 L 180 L 80 M3


31

4 4 - 11 - 2016 16 H 50 L - 3200 L 160 L 65 M3

5 5 - 11 - 2016

6 6 - 11 - 2016

7 7 - 11 - 2016 19 H 60 L 50 L 2800 L 190 L 80 M3

8 8 - 11 - 2016 19 H 10 L 50 L 3100 L 150 L 60 M3

9 9 - 11 - 2016 16 H - - 3000 L 160 L 95 M3

10 10 - 11 - 2016 16 H 10 L 2900 L 160 L 80 M3

11 11 - 11 - 2016 16 H 10 L - 2500 L 150 L 70 M3

12 12 - 11 - 2016

13 13 - 11 - 2016

14 14 - 11 - 2016 19 H 30 L 50 L 2700 L 190 L 120 M3

15 15 - 11 - 2016 19 H 20 L 20 L 2700 L 190 L 80 M3

16 16 - 11 - 2016 16 H 25 L 30 L 2400 L 160 L 40 M3

17 17 - 11 - 2016 19 H 50 L - 2800 L 190 L 100 M3

18 18 - 11 - 2016 16 H - - 3000 L 120 L 115 M3

19 19 - 11 - 2016

20 20 - 11 - 2016

21 21 - 11 - 2016 19 H - 20 L 2900 L 100 L 70 M3

22 22 – 11 - 2016 19 H - - 3100 L 180 L 95 M3

23 23 - 11 - 2016 16 H - - 3000 L 170 L 90 M3

24 24 – 11- 2016 16 H 40 L 50 L 2800 L 170 L 70 M3

25 25 – 11 - 2016 16 H 10 L 10 L 2900 L 150 L 70 M3

26 26 - 11- 2016

27 27 - 11 - 2016 8H - - 1600 L 80 L 45 M3

28 28 - 11 - 2016 19 H - - 2900 L 180 L 85 M3

29 29 - 11 - 2016

30 30 - 11 - 2016

TOTAL 335 L 380 L 59.300 L 3.220 L 1.690 M3


32

3. Hasil Pengecekan Parameter Air Hasil Proses WWT Bulan Oktober

H2S Fluoride TDS COD


Tanggal pH
(mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l)
1 Okt 2016
2 Okt 2016
3 Okt 2016 - - - - -
4 Okt 2016 - - - - -
5 Okt 2016 8,14 0,03 1,48 576 70
6 Okt 2016 8,01 0,04 1,48 576 124
7 Okt 216 7,98 0,02 1,51 556 52
8 Okt 2016
9 Okt 2016
10 Okt 2016 6,65 0,02 1,80 549 50
11 Okt 2016 7,78 0,02 1,30 587 50
12 Okt 2016 7,46 0,03 1,25 551 113
13 Okt 2016 7,64 0,03 1,43 499 97
14 Okt 2016 7,58 0,02 1,15 504 55
15 Okt 2016
16 Okt 2016
17 Okt 2016 7,76 0,04 1,75 562 60
18 Okt 2016 7,90 0,01 1,75 587 75
19 Okt 2016 7,92 0,02 1,46 541 87
20 Okt 2016 7,90 0,02 1,74 500 53
21 Okt 2016 7,94 0,07 1,69 506 58
22 Okt 2016 8,01 0,04 1,65 451 57
23 Okt 2016
24 Okt 2016 8,12 0,05 1,44 541 85
25 Okt 2016 8,18 0,02 1,27 547 75
26 Okt 2016 - - - - -
27 Okt 2016 8,05 0,03 1,33 525 68
28 Okt 2016 8,06 0,06 1,58 526 56
29 Okt 2016
30 Okt 2016
31 Okt 2016 8,11 0,04 1,51 566 60
Rata - Rata 7,85 0,03 1,52 539 71
33

4. Hasil Pengecekan Parameter Air Hasil Proses WWT Bulan November

H2S Fluoride TDS COD


Tanggal pH
(mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l)
1 Nov 2016 8,06 0,06 1,57 534 50
2 Nov 2016 8,00 0,05 1,61 523 72
3 Nov 2016 8,04 0,06 1,49 513 102
4 Nov 2016 7,92 0,02 1,38 537 52
5 Nov 2016
6 Nov 2016
7 Nov 216 8,03 0,01 1,56 554 60
8 Nov 2016 8,00 0,05 1,30 555 55
9 Nov 2016 - - - - -
10 Nov 2016 7,96 0,03 1,23 517 63
11 Nov 2016 7,96 0,04 1,38 499 50
12 Nov 2016
13 Nov 2016
14 Nov 2016 - - - - -
15 Nov 2016 8,10 0,01 1,46 501 65
16 Nov 2016 8,00 0,02 1,69 508 59
17 Nov 2016 8,11 0,02 1,79 480 50
18 Nov 2016 8,15 0,01 1,56 535 50
19 Nov 2016
20 Nov 2016
21 Nov 2016 8,05 0,02 1,68 507 65
22 Nov 2016 8,45 0,01 1,89 470 57
23 Nov 2016 8,30 0,02 1,75 434 57
24 Nov 2016 8,25 0,03 1,55 464 63
25 Nov 2016 8,05 0,02 1,35 535 58
26 Nov 2016
27 Nov 2016
28 Nov 2016 6,98 0,02 1,18 537 59
29 Nov 2016 6,85 0,03 1,29 481 71
30 Nov 2016 6,78 0,06 1,38 518 134
Rata - Rata 7,90 0,03 1,50 510 65
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Proses Waste Water Treatment

Ada 2 jenis air limbah yang dihasilkan oleh PT Denso Indonesia.


Yang pertama yaitu air limbah Oil and Fat Normal, limbah ini berasal
dari proses Ultrasonic for flux, Leaktest, Washing flux, air buangan dari
sisa pembersihan alat, pengepelan lantai, pencucian, dan air buangan dari
dalam factory. Air limbah Oil and Fat Normal ini memiliki tingkat nilai
keasaman (pH) 8 – 9, mengandung minyak (oil) 200 mg/l, dan
mengandung nilai COD sebesar 400 mg/l. Yang kedua yaitu air limbah Oil
and Fat Renewal, limbah ini berasal dari proses Die Casting dengan
volume 14000 liter/hari. Air limbah Oil and Fat Renewal ini memiliki
nilai pH 8 – 12 dan mengandung minyak (oil) sebanyak 6000mg/l. Bila
dibandingkan, air limbah Oil and Fat Renewal membutuhkan proses
pengolahan lebih panjang bila dibanding air limbah Oil and Fat Normal.
Hal ini dikarenakan air limbah Oil and Fat Renewal mengandung banyak
oli dan memiliki viskositas yang tinggi. Tetapi kedua jenis air limbah ini
diolah secara bersama pada proses Waste Water Treatment. Hal ini juga
dilakukan karena air limbah Oil and Fat Normal bisa digunakan sebagai
campuran untuk menurunkan viskositas dari air limbah Oil and Fat
Renewal.

Pada proses awal Waste Water Treatment air limbah renewal


mengalami proses pemisahan antara Oil dan Fat menggunakan alat Oil
Skimer. Karena massa jenis Oli lebih kecil dari massa jenis air maka oli
akan berada di atas lapisan air, hal ini memudahkan untuk proses
pemisahan antara oli dan air limbah. Oli yang ada dipermukaan akan
diangkut oleh belt pada oil skimer dan terbawa ke atas sebelum
tertampung pada tangki penampung oli sementara. Setelah tangki
penampung oli penuh, maka oli dipindahkan ke dalam drum dan bisa

34
35

untuk dijual karena oli ini masih memiliki viskositas yang baik untuk
pelumasan. Lalu air limbah yang mengandung Fat akan dipompa ke dalam
seperator tank. Separator tank ini merupakan tangki untuk menampung
sementara air limbah Fat sebelum masuk ke proses pencampuran dengan
air limbah Oil and Fat Normal.

B. Proses Pengolahan Limbah Sludge


Pada proses pengolahan limbah sludge ini feed berasal dari Settling
Tank. Lumpur yang berada di dasar tangki akan dipompa ke alat Filter
Press. Fungsi dari filter press ini yaitu sebagai pemadat saya lumpur yang
masih banyak mengandung air bisa dipadatkan menjadi bentuk seperti
pelet. Di PT Denso Indonesia hanya mampu mengolah sludge dengan
memadatkannya saja, belum bisa mengolah limbah sludge lebih lanjut
dikarenakan belum adanya alat khusus unuk pengolahan sludge ini.
Setelah sludge menjadi padatan – padatan karena diolah Filter Press, hasil
tersebuut akan ditampung ke dalam jumbo bag. Selanjutnya limbah yang
tertampung di jumbo bag akan dikirim ke PPLI atau Horas Miduk yang
sudah memiliki izin dari pemerintah sebagai perusahan penolah limbah
sludge.

C. Analisa Parameter Air Hasil Proses WWT


Sampel yang diuji adalah sampel akhir dari proses pengolahan limbah
cair yang berasal dari proses produksi yang dilakukan oleh PT Denso
Indonesia Bekasi. Analisa ini dilakukan paa saat setiap sistem proses
pengolahan limbah diaktifkan dan standarnya mengacu kepada MM2100,
Keputusan Negara Lingkungan Hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 dan
SK Gubernur Jawa Barat No. 66 Thn 1999 (Lampiran 4).
36

Tabel.6 Perbandingan Hasil dengan Standar MM2100, Keputusan


Negara Lingkungan Hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 dan
SK Gubernur Jawa Barat No. 66 Thn 1999
Rerata hasil
Parameter MM2100 MENLH SK GUB
yang diperoleh
pH 7,88 5.5-9.5 6-9 6-9
H2S 0,03 0.10 0.05 0.10
Fluoride 1,52 3 2.00 3
TDS 539 4000 2000 4000
COD 71 500 500 500

Limbah cair yang dihasilkan PT Denso Indonesia Bekasi berdasarkan


Tabel.00 Perbandingan Hasil dengan Standar MM2100, Keputusan Negara
Lingkungan Hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 dan SK Gubernur Jawa
Barat No. 66 Thn 1999, telah memenuhi 5 syarat standar pengujian yang
ditetapkan tersebut. Nilai pH, Sulfida(H2S), Fluoride, TDS, dan COD
hasilnya masih dibawah standar yang ditetapkan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa pengolahan limbah cair di PT Denso Indonesia ini
sudah bagus dan konsisten.
Nilai pH air mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air
dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan.
Adapun kadar pH yang baik dari air limbah adalah kadar dimana masih
memungkinkan kehidupan biolois di dalam air berjalan dengan baik. Pada
umumnya Ph air berkisar antara 5-9, karena pada pH ini kemungkinan
adanya kehidupan yang besar. Rerata nilai pH yang dihasilkan oleh PT
Denso Indonesia berada pada kisaran normal, yaitu sebesar 7,88 yang
berarti telah memenuhi standar MM2100, Keputusan Negara Lingkungan
Hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 dan SK Gubernur Jawa Barat No. 66
Thn 1999. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat pengolahan pertama
air limbah sudah mengalami proses penetralan terlebih dahulu dengan
penambahan larutan NaOH dan H2SO4, selain itu juga terjadi penetralan
37

di akhir proses pada Neutralization Tank (T-415). Hasil yang diperoleh


pada bulan Oktober 2016 menunjukkan hasil yang stabil atau masih dalam
batas normalnya. Supaya hasil yang didapat bisa tetap stabil setiap 1
minggu sekali dilakukan maintenance sensor pH dengan cara dilakukan
pembersihan pada elektroda pH.
Rerata nilai Fluoride yang diperoleh PT Denso Indonesia Bekasi Plant
yaitu sebesar 1,51 mg/l , hasil tersebut masih dibaawah ambang batas dari
semua Standar baku yang ditetapkan dan begitu pun hasil yang diperoleh
pada Tabel 2 Fluktuasi nilai maksimum dan minimum parameter limbah
cair di PT Denso Indonesia Bekasi Plant (Lampiran 2). Peningkatan nilai
fluor ini dapat disebabkan karena oli yang tidak terproses atau oli tidak
tersaring tetapi langsung masuk ke dalam High Floater sehinggaoli
mengendap yang mengakibatkan kadar fluornya tinggi serta dapat pula
terjadi karena adanya kerusakan pada Dual Media Filter yang tidak
sempurna dalam menyaring.
Nilai padatan terlarut (TDS) dari pengolahan limbah cair yang
diperoleh di PT Denso Indonesia Bekasi Plant, yaitu sebesar 539 mg/l.
Hasil ini masih jauh dari standar MM2100, Keputusan Negara Lingkungan
Hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 dan SK Gubernur Jawa Barat No. 66
Thn 1999. Standar yang ditetapkan oleh kawasan MM2100 dan SK
Gubernur Jawa Barat No. 66 Thn 1999 lebih tinggi dari yang ditetapkan
oleh MENLH yaitu sebesar 4000 mg/l, hal ini dikarenakan adanya
kebijakan pemerintah untuk menaikkan standar baku tersebut untuk sebuah
kawasan industri yang melalui kebutusan standar kawasan MM2100.
Berdasarkan fluktuasinya, Total Padatan Terlarut atau Total Disssolve
Solid (TDS) yang diperoleh pada kedua bulan tersebut menunjukan hasil
yang diharapkan karena masih jauh dari nilai ambang batasnya yaitu
sebesar 4000 mg/l. Tinggi rendahnya padatan terlarut dalam air dapat
dipengaruhi dari proses pengolahannya, yaitu pada proses pengendapan
padatan yang trkandung dalam air limbah belum mengendap sempurana
atau sudah mengendap semua, oleh karena itu dilakukan penambahan
38

polimer supaya padatannya mengendap sempurna. Hal ini menunjukan


pada parameter TDS, air limbah PT Denso Indonesia Bekasi Plant dalam
keadaan baik sehingga dapat dibuang ke kawasan MM2100 (kawasan
dengan luas 2100 hektar) dan sekaligus tidak akan mencemari lingkungan
dan kehidupan mahkluk hidup perairan karena zat-zat yang terlarut dalam
air akan dapat menghalangi jalannya cahaya matahari ke dalam badan air,
sehingga akan menghambat proses fotosintesis. Fungsi fotosintesis itu
sendiri adalah untuk merubah gas CO2 yang terkandung dalam air menjadi
O2 yang sangat dibutuhkan dalam suatu sistem perairan. Adapun
reaksinya:
n CO2 + nH2O + Energi (CH2O)n + n O2

Jika fotosintesis terhambat maka jumlah oksigen dalam air akan


berkurang dan akan menghalangi pertumbuhan mahkluk hidup perairan itu
sendiri. Endapan yang terjadi akan mengalami dekomposi dan dapat
menimbulkan bau busuk serta menurnkan kualitas dari badan air, selain itu
juga endapan padatan akan membentuk kerak dan korosi.

Nilai rerata sulfida yang terdeteksi di laboratorium PT Denso


Indonesia Bekasi Plant yaitu sebesar 0,03 mg/l. Nilai ini masih tetap
dibawah ambang batasnya walaupun standaryang ditetapkan MENLH
lebih rendah yaitu 0.05 mg/l. Berdasarkan fluktuasinya, fluktuasi sulfida
yang diperoleh pada bulan Oktober dan November tersebut masih tetap
berada dibawah batas normal yaitu sebesar 0,1 mg/l. Peningkatan nilai
sulfida basanya disebabkan oleh banyaknya lumpur atau sludge yang
mengendap anaerobik oleh organisme yang diketahui secara kolektif
sebagai bakteri pereduksi sulfur merupakan bakteri obligat anaerob yang
menggunakan H2 atau zat organik sebagai donor elektron
(chemolithotrophic). Kelompok organisme pereduksi ini secara generik
diberi nama awal dengan “desulfo”, dimana SO42- sebagai akseptor
elektron. Menurut Mills (2002) bakteri tersebut berasal dari genus
Desulfovibrio dan Desulfotomaculum yang merupakan organisme
39

heteroropik yang mengandung sulfat, tiosulfat (S2O32-) dan sulfit (SO32-)


atauion yang mengandung sulfur tereduksi sebagai akseptor elektron
dalam proses metabolisme, berdasarkan hal tersebut nilai sulfida dapat
berfluktuasi.

Chemical oxygen demand atau kebutuhan oksigen kimia adalah


jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada didalam air
dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Dalam hal ini bahan buangan
oeganik akan dioksidasi oleh kalium bichromat menjadi gas CO2 dan H2O
serta sejumlah ion chrom. Kalium bichromat atau K2Cr2O7 digunakan
sebagai sumber oksigen. Oksidasi terhadap bahan buangan organic akan
mengikuti reaksi berikut ini :
CaHbOc + Cr2O7 2- + H+ CO2 + H2O + Cr3+
Nilai rerata Chemical Oxyde Demand (COD) yang diperoleh PT
Denso Indonesia Bekasi Plant yaitu sebesar 71 mg/l, hasil tersebut masih
dibawah ambang batas dari semua Standar baku yang ditetapkan dan
begitu pun hasil yang diperoleh pada Tabel 2 Fluktuasi nilai maksimum
dan minimum parameter limbah cair di PT Denso Indonesia Bekasi Plant
(Lampiran 2). Chemical oxygen demand adalah jumlah oksigen yang
diperlukan agar bahan buangan yang ada didalam air dapat teroksidasi.
Kandungan COD ini sangatlah berbahaya apabila melebihi ambang batas
standar, karena dapat merusak lingkungan. Warna larutan air lingkungan
yang mengandung bahan buangan organik sebelum reaksi oksidasi adalah
kuning. Setelah reaksi oksidasi selesai maka akan berubah menjadi hijau.
Jumlah oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap bahan
buangan organik sama dengan jumlah kalium bichromat yang dipakai pada
reaksi tersebut diatas. Makin banyak kalium bichromat yang dipakai pada
reaksi oksidasi berarti makin banyak oksigen yang diperlukan. Ini berarti
bahwa air lingkungan makin banyak tercemar oleh bahan buangan organik.
Dengan demikian maka seberapa jauh tingkat pencemaran lingkungan
dapat ditentukan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. PT Denso Indonesia merupakan industri pembuatan suku cadang
kendaraan bermotor (otomotif) seperti system pendingin udara
mobil dan bus, busi, penyaring, radiator dan lain sebagainya.
2. PT Denso Indonesia memiliki Unit Pengolahan Limbah dengan
nama Waste Water Treatment yang terdiri dari Ruang Blower,
Ruang Kontrol, Laboratorium, dan Seperangkat alat proses WWT.
3. Instalasi pengolahan limbah PT Denso Indonesia menghasilkan
buangan air limbah yang masih berada dalam kisaran normal (tidak
melebihi baku mutu yang ditetapkan pemerintah).
4. Parameter standar yang harus dipenuhi dalam pengolahan limbah
yaitu pH (5.5-9.5), H2S (<0.1), Fluoride (<3), TDS (<4000), dan
COD (<500).
5. Rerata hasil pengecekan parameter air limbah hasil proses selama
bulan Oktober dan November yaitu:
a. pH : 7,88
b. Sulfida (H2S) : 0,03 mg/l
c. Fluooride : 1,52 mg/l
d. Total Dissolve Solid (TDS) : 539 mg/l
e. Chemical Oxyde Demand (COD) : 71 mg/l
6. Jumlah air limbah yang dibuang ke kawasan MM2100 oleh PT
Denso Indonesia pada bulan Oktober dan November yaitu 3365 M3
7. Jumlah pemakaian chemical PT Denso Indonesia untuk melakukan
pengolahan limbah pada bulan Oktober dan November yaitu :
a. Natrium Hiroksida (NaOH) : 640 Liter
b. Asam Sulfat (H2SO4) : 570 Liter
c. Poly Alumunium Chloride (PAC) : 6850 Liter
d. Polimer : 121100 Liter

40
41

B. Saran
Untuk Perusahaan :
1. Semoga kegiatan PKL di PT Denso Indonesia akan dilaksanakan
lagi di tahun-tahun berikutnya.
2. PT Denso Indonesia sabaiknya melakukan presentasi tentang
perusahaan (PT Denso Indonesia) kepada siswa-siswa PKL agar
para siswa lebih bisa mengerti tentang PT Denso Indonesia.
3. Di dalam pengoperasian Waste Water Treatment diharapkan bagi
analis ataupun operator memakai peralatan safety seperti memakai
masker tabung, sarung tangan, jas laboratorium, dan helm atau
topi.
4. Kedisiplinan dari pekerja perlu ditingkatkan, seperti tidak makan di
dalam laboratorium.

Untuk Sekolah :

1. Sebaiknya jurnal laporan sehari hari dibuat dalam bentuk buku agar
lebih mudah dalam pengisian.
2. Sebaiknya pihak sekolah memperhatikan pemberian waktu PKL
untuk siswa, agar bisa berkonsentrasi penuh untuk persiapan ujian
nasional dan ujian – ujian sekolah lainnya.
42

DAFTAR PUSTAKA

Smallcrab. 2015. Air Limbah dan Pengolahannya.


http://www.smallcrab.com/kesehatan/629-air-limbah-dan-pengelolaannya.
Tanggal Akses 23 Oktober 2016

Unang Zainurry, Ade. 2007. Laporan Praktik Kerja Lapangan Analisis Parameter
Suhu, TDS, pH, Krom, Sulfida, dan Fluor. Bogor
43

LAMPIRAN

Lamiran 1 Diagram Alir Proses Waste Water Treatment

H2SO4
Oil&Fat Renewal pH Control Tank
Oil & Fat Normal
Tank-102 Tank-102 T-409
5 𝑚3 /h 1 𝑚3 /h NaOH

Coagulation Tank Polimer


pH Control & Oil T-410
H2SO4
Sparator Tank
T-102
Setling Tank
T-411

Treated Water Tank


NaOH pH Control Tank H2SO4
T-412
T-202

Sludge
Dual Media Filter
NaOH Tank
pH Control Tank T-413 A/B
T-203
H2SO4

Treated Water Tank


Filter
Polimer Coagulation Tank T-414
Press
T-204
H2SO4
Neutralization Tank
T-415
High Floater Tank Drying NaOH
T-205 Process

Treated Water Tank


T-416
Treated Water Tank
T-206 Sludge Will be
proceed to Treated Water
PPLI/ETI
NaOH Check Tank T-901
pH Control Tank PAC

T-408
H2SO4 Waste Water to
MM2100
44

Lampiran 2 Fluktuasi Nilai Parameter Limbah Cair Hasil Proses WWT

Tabel7 Fluktuasi Nilai Parameter Limbah Cair Hasil Proses WWT

Bulan Bulan
Evaluasi
No Parameter BML Oktober November Keterangan
Max Min Max Min Okt Nov
1 pH 5,5 – 9,5 8,18 6,65 8,45 6,78 O O OK
2 H2S
0,1 0,07 0,01 0,06 0,01 O O OK
(mg/l)
3 Fluor
3 1,80 1,15 1,89 1,23 O O OK
(mg/l)
4 TDS
4000 587 451 555 434 O O OK
(mg/l)
5 COD
500 124 50 134 50 O O OK
(mg/l)
Keterangan : BML (Baku Mutu Limbah) MM2100
O = Baik, Semua min dan max memenuhi BML
X = Buruk, Salah satu min atau max tidak memenuhi BML
45

Lampiran 3 Rekapitulasi Monitoring Parameter Limbah

Tabel8 Rekapitulasi Monitoring Parameter Limbah

Rerata Bulan Rerata Bulan


Parameter Rerata Hasil
Oktober November
pH 7,85 7,90 7,88
H2S (mg/l) 0,03 0,03 0,03
Fluor (mg/l) 1,52 1,50 1,51
TDS (mg/l) 539 510 525
COD (mg/l) 71 65 68
46

Lampiran 4 Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No.66


Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair untuk Kegiatan Industri di Jawa
Barat

Baku Mutu Limbah Cair


NO Parameter Satuan
Gol I Gol II
A FISIKA
0C
1 Temperatur 38 40
2 Zat padat terlarut (TDS) mg/l 2000 4000
3 Zat padat tersuspensi (TSS) mg/l 200 400
B KIMIA
1 pH - 6-9 6-9
2 Besi terlarut (Fe) mg/l 5 10
3 Mangan Terlarut (Mn) mg/l 2 5
4 Tembaga (Cu) mg/l 2 3
5 Seng (Zn) mg/l 5 10
6 Krom Hexavalen (Cr6+) mg/l 0.1 0.5
7 Krom Total (Cr3+) mg/l 0.5 1
8 Kadnium (Cd) mg/l 0,05 0.1
9 Raksa (Hg) mg/l 0.002 0.005
10 Timbal (Pb) mg/l 0.1 1
11 Stanum (Sn) mg/l 2 3
12 Arsen (As) mg/l 0.1 0.5
13 Selenium (Se) mg/l 0.05 0.5
14 Nikel (Ni) mg/l 0.02 0.5
15 Sianida (CN) mg/l 0.05 0.5
16 Sulfida (H2S) mg/l 0.05 0.1
17 Fluoride (F) mg/l 2 3
18 Klorin Bebas (Cl2) mg/l 1 2
19 Amoniak Bebas (NH3N) mg/l 1 5
20 Nitrat (NO3) mg/l 20 30
21 Nitrit (NO2) mg/l 1 2
22 Kebutuhan Oksigen Biologis mg/l 50 150
23 Kebutuhan Oksigen Kimia mg/l 100 300
24 Senyawa Aktif Biru Metilen mg/l 5 30
25 Fenol mg/l 0.5 1
26 Minyak/Lemak mg/l 5 10

Anda mungkin juga menyukai