Anda di halaman 1dari 8

Analisa Data

No Tgl/Jam Data Masalah Etiologi


Pre Anestesi
1 23/ 4 /18 S : Pasien mengatakan belum Cemas Kurang
09.30 pernah dilakukan tindakan operasi pengetahuan
sebelumnya, pasien merasa cemas
dan takut menjalani operasi.
O : Pasien tampak gelisah
TD : 130/80 mmHg;
N :85 x/mnt; SpO2 : 99%;
RR : 20 x/mnt
S : pasien menyatakan nyeri pada Nyeri Agen cidera
payudara kiri. biologis
O:
P :benjolan dipayudara kiri
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : payudara kiri
S:6
T : hilang timbul

Intra Operasi Pola nafas Disfungsi


2 23/ 4 /18 S : - tidak efektif neuromuscular
10.20 O : TD : 125/79 mmHg N :80 dampak
x/mnt; SpO2 : 98%; sekunder obat
RR : 20 x/mnt general anestesi
S:- Resiko Penurunan
O: aspirasi tingkat
 Terpasang LMA no 4 kesdaran
 Pasien belum sadar
 Pasien dilakukan operasi
mastectomy

Post Anestesi
3 23/ 4 /18 S : Pasien mengatakan lemas dan Resiko Efek anestesi
11.15 mengantuk kecelakaan umum
O : Pasien post general anestesi, cidera
pasien belum sadar penuh

B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Anestesi
a. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan masalah pembiusan dan
operasi ditandai dengan pasien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan
operasi sebelumnya, pasien merasa cemas dan takut menjalani operasi. Pasien
tampak gelisah, Pasien tampak gelisah, TD : 125/79 mmHg TD : 130/80
mmHg; N :85 x/mnt; SpO2 : 99%; RR : 20 x/mnt
b. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis yang di tandai dengan pasien
menyatakan nyeri pada payudara kiri, nyeri seperti tertusuk – tusuk, nyeri
dirasakan hilang timbul, skala nyeri 6
2. Intra Anestesi
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuscular dampak
sekunder obat general anestesi ditandai dengan N :80 x/mnt; SpO2 : 98%; RR :
20 x/mnt.u
b. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran yang di
tandai dengan pasien terpasang LMA no 4, pasien belum sadar dan pasien
dilakukan tindakan mastectomy.
3. Post Anestesi
Resiko kecelakaan cidera berhubungan dengan efek anestesi umum ditandai
dengan pasien mengatakan lemas dan mengantuk, pasien post general anestesi,
pasien belum sadar penuh
C. Rencana Keperawatan

RENCANA INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Cemas Setelah dilakukan tindakan  Kaji tingkat kecemasan  Mengetahui tingkat kecemasan dapat
berhubungan keperawatan selama 15 menit  Orientasikan dengan tim menentukan tindakan keperawatan.
dengan kurang cemas pasien berkurang/hilang operasi dan kamar operasi  Pengenalan akan tim dan lingkungan
pengetahuan dengan kriteria :  Jelaskan tindakan jenis operasi mengurangi kecemasan pasien
masalah  Pasien menyatakan tahu tindakan anestesi yanga akan  Pengetahuan yang cukup tentang
pembiusan tentang proses kerja obat dilakukan tindakan pembiusan mengurangi
dan operasi anestesi  Dampingi pasien dalam kecemasan
 Pasien menyatakan siap mengurangi rasa cemas.  Pendampingan kepada pasien
dilakukan pembiusan  Ajarkan teknik relaksasi meningkatkan rasa nyaman dan aman.
 Pasien tampak tenang dan  Kolaborasi dalam pemberian  Teknik relaksasi yang benar
kooperatif obat mengurangi kecemasan pasien
 Pemberian obat yang tepat mengurangi
kecemasan pasien

Luthfa
Luthfa
Nyeri Setelah dilakukan asuhan  Lakukan pengkajian nyeri  Intervensi dapat dilakukan sesuai dengan
berhubungan keperawatan selama 15 menit, kondisi pasien
dengan agen nyeri dapat berkurang dengan  Merelaksasikan otot-otot sehingga nyeri
cidera biologis kriteria:  Ajarkan pasien terapi nafas berkurang
- Pasien mengatakan nyeri dalam.
berkurang dari skala 3 menjadi 2  Analgetik merupakan obat anti nyeri
- Ttv dalam batas normal  Kolaborasikan dengan dokter
untuk pemberian analgetik

Luthfa Luthfa

2 Pola nafas Setelah dilakukan tindakan  Jaga patensi jalan napas.  Mempertahankan keadekuatan supplay
tidak efektif keperawatan selama intra operasi  Pasang dan beri suplai oksigen
berhubungan pasien menunjukkan pola nafas oksigen yang adekuat.  Memenuhi kebutuhan oksigen paru-
dengan efektif, dengan kriteria :  Monitor perfusi jaringan paru
disfungsi  Irama napas teratur perifer.  Keadekuatan supplay oksigen ke
neuromuscular  Jalan napas pasien lancar  Monitor ritme, irama dan jaringan perifer
dampak  Tidak terjadi sianosis, usaha respirasi.  Ritme, irama dan usaha respirasi
sekunder obat saturasi 96-100%.  Monitor pola napas dan merupakan keadekuatan pernafasan
general tanda-tanda hipoventiasi.  Pola nafas adekuat dan tidak ada
anestesi hipoventilasi menunjukkan pola nafas
yang efektif
Luthfa
Luthfa
Resiko Setelah dilakukan asuhan  Atur posisi pasien  Mencegah refluk cairan lambung naik
aspirasi keperawatan selama proses dan masuk kecairan nafas
berhubungan keperawatan tidak terjadi  Mengkaji seberapa besar terjadi resiko
dengan tingkat aspirasi dengan kriteria hasil:  Pantau tanda-tanda aspirasi terhadap terjadinya aspirasi
kesadaran  Mampu menelan  Kesadaran dan status neurologis yang
 Tonus otot adekuat baik dapat mencegah aspirasi
 Jalan nafas paten  Pantau tingkat kesadaran:  Memastikan jalan nafas agar tetap paten
reflek batuk, reflek muntah,  Obat antiemetik merupakan obat anti
kemampuan menelan mual dan muntah
 Pantau status paru
 Kolaborasi pemberian
antiemetik

Luthfa Luthfa
3 Resiko Setelah dilakukan tindakan  Jaga posisi pasien immobile.  Menjaga pasien tidak jatuh
kecelakaan keperawatan selama post operasi  Cegah resiko injuri jatuh.  Mengurangi resiko yang menyebabkan
cidera pasien aman setelah pembiusan,  Pasang pengaman tempat kejadia jatuh
berhubungan dengan kriteria: tidur ketika melakukan  Menjaga pasien tetap aman saat
dengan efek  Pasien sadar setelah anestesi transportasi pasien. transportasi
anestesi selesai.  Pantau penggunaan obat  Efek samping obat anestesi umum dapat
umum  Kemampuan untuk bergerak anestesi dan efek yang timbul membuat pasien mengalami cidera bila
atau berkomunikasi. tidak dipantau
 Pasien aman tidak jatuh

Luthfa
Luthfa
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

TANGGAL DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
WAKTU KEPERAWATAN
23/ 4 /18 Cemas Pre Operasi 23/4/2018 pukul 09.40 WIB
09.30 berhubungan  Memberikan pendidikan kesehatan kepada S : Pasien mengatakan paham dan mengerti akan
dengan kurang pasien di ruang penerimaan mengenai tindakan anestesi, dan siap dilakukan tindakan
pengetahuan tindakan, jenis anestesi yang dilakukan operasi.
masalah  Mengorientasikan tim dan kamar operasi O : KU sedang kesadaran CM
pembiusan dan  Mendampingi pasien selama di ruang Pasien tampak lebih tenang, pasien kooperatif
operasi penerimaan TD: 130/80 mmHg; N: 87x/mnt; RR: 20x/mnt
 Mengajarkan tehnik relaksasi A : Cemas teratasi
 Mengkaji tingkat kecemasan pasien P : Lanjutkan intervensi pendampingan pasien di
meja operasi, pindahkan pasien dari ruang
penerimaan ke meja operasi

Luthfa
Luthfa Luthfa
Nyeri S:
berhubungan - Pasien mengatakan mengerti cara napas dalam
 Melakukan pengkajian nyeri
dengan agen Pasien mngatakan nyeri sedikit bekurang
cidera biologis  mengajarkan pasien terapi nafas dalam. setelah napas dalam
O:
- skala nyeri 4
-pasien menarik nafas dalam 3x
- Pasien tampak melakukan napas dalam
- TTV:
TD : 130/80mmHg, N: 87 x/menit, RR: 20 X/
menit
A: Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis teratasi sebagian
Luthfa P: Monitor TTV, kaji nyeri secara komprehensif

Luthfa

23/ 4 /18 Pola nafas tidak Intra Operasi 23/4/18 pukul 10.45 WIB
10.20 efektif  Melakukan jaw trust S:-
berhubungan  Memberikan O2 nasal kanul 2 l/mnt O : pasien terpasang O2 nasal kanul 2 lt/mnt,
dengan disfungsi  Memonitor perfusi jaringan perifer. cappilary refill < 2 detik, nafas spontan dan teratur,
neuromuscular  Memonitor ritme, irama dan usaha respirasi. tidak ada sianosis
dampak sekunder  Memonitor pola napas dan tanda-tanda TD: 120/76 mmHg; N: 80x/mnt; RR: 20x/mnt
obat general hipoventiasi SpO2 : 98%
anestesi A : Pola nafas tidak efektif teratasi
Luthfa P : lanjutkan intervensi jaga patensi jalan nafas
sampai dengan pasien selesai tindakan di kamar
operasi

Luthfa
Resiko aspirasi  Mengatur posisi pasien S:
berhubungan  Memantau tanda-tanda aspirasi O:
dengan penurunan  Memantau tingkat kesadaran pasien - Posisi pasien supine
tingkat kesadaran  Membersihkan jalan nafas - Tidak ada muntah
- Suara nafas bersih
- Tidak ada sekret di jalan nafas
A: Resiko Aspirasi teratasi
P: lanjutkan intervensi pantau tanda-tanda aspirasi
Luthfa
Luthfa
23/ 4 /18 Resiko kecelakaan  Menjaga posisi pasien untuk tidak banyak 23/4/18 pukul 11.20 WIB
11.15 cidera bergerak S:-
berhubungan  Memasang tanda resiko jatuh O : KU sedang kesadaran CM, pasien aman setelah
dengan efek
 Memasang pengaman tempat tidur ketika pembiusan dan tidak jatuh, skor aldrete 9
anestesi umum
melakukan transportasi pasien. TD: 120/82 mmHg; N: 80x/mnt; RR: 20x/mnt
 Memantau penggunaan obat anestesi dan SpO2 : 99%,
efek yang timbul A : Resiko kecelakaan cidera teratasi
P : Pindahkan pasien ke ruangan

Luthfa Luthfa

Anda mungkin juga menyukai